"Risa.... Papa tidak pernah mengajarkan kamu bersikap kurang ajar sama orang tua" ucap papa Risa.
"Papa kenapa sih pa, kenapa papa selalu bela mereka dari pada aku anak kandung papa, kenapa papa seolah tutup mata buatku pa, kenapa papa gak pernah belain Risa, apa dimata papa Risa masih anak papa seperti dulu? Risa yakin, Jika papa tau mana yang benar dan mana yang salah.
Risa capek pa, Risa merasa kalau Risa sendiri, semenjak kepergian mama dan papa menikah lagi, papa seolah lupa masih ada Risa anak papa, tapi papa cuma melihat mereka"
Tidak bisa menahan tangisannya, Risa terisak mengeluarkan semua yang ia rasakan, yang ia ingin sampaikan sedari dulu kepada papanya.
Kehidupan Risa di luar terlihat baik baik saja, namun tidak ada yang tahu seperti apa kehidupan sebenarnya.
Risa tidak pernah mau urusan keluarga diketahui orang lain, hanya Oliv, Gio dan Suci sahabatnya yang tau semuanya.
"Kamu jangan kurang ajar sama papa kamu Risa, ingat tanpa papamu, kamu tidak akan bisa seperti sekarang" ucap mama tirinya.
"Hahaha... Semua yang aku capai bukan karena papa, tapi karena kerja kerasku dari SMA, aku bekerja sendiri, mengumpulkan uang untuk kuliahku, bahkan aku tidak menerima uang sepeserpun, semuanya hanya kalian berikan pada anak kesayangan kalian, aku hanya numpang, bahkan untuk makan pun kalian tidak pernah mau memanggilku" ucap keras Risa.
"Stop Risa... Apa yang kamu katakan, papa selalu memberikanmu uang bulanan, untuk biaya sekolahmu untuk uang jajanmu, papa tidak pernah melupakan kamu" ucap Dimas
Heny dibuat takut, keringat dingin sudah membasahi tubuhnya. semua akan terbongkar saat ini. semua yang dia lakukan pada Risa.
gimana ini, aku tidak ingin pergi dari Dimas. /Heny
"Benarkah? Tapi maaf, aku tidak pernah menerima semuanya, terimakasih jika anda memang memberikan semua itu padaku, mulai sekarang tidak perlu lagi, aku lelah berada disini, aku ingin hidup jauh dari kalian semua, aku lelah untuk terus berjuang untuk membuat papa melihatku" Risa pergi menuju kamarnya dengan rasa kecewa, dan menangis sesegukan.
Dimas merasa bersalah pada anak kandungnya itu, putri yang ia jaga sedari dalam kandungan bersama alm istri tercintanya, kini begitu kecewa dan benci padanya.
Dimas langsung menatap Heny dengan tajam, ia yakin bahwa istrinya dalang dari semua ini, uang yang ia titipkan untuk Risa ada di Heny, jika anaknya tidak pernah menerima uang itu, lalu kemana dibawa oleh Heny.
"kamu kemanakan semua uang untuk putriku, kenapa kamu tidak memberikan Risa, aku papa yang jahat dimata putriku sekarang ,semua karena kamu" teriak Dimas.
"A... Aku" Heny merasa gugup, karena tidak bisa menjawabnya, uang yang di berikan untuk Risa sudah habis untuk keperluan pribadinya dan Rena putrinya.
"Jawab aku Heny..." teriak Dimas lagi.
sudah tidak bisa mengelak lagi, akhirnya Heny berkata jujur pada sang suami.
"AKU HABISKAN, KAU PUAS"
Plak....
Sebuah tamparan keras di dapat oleh Heny, dan itu di lakukan oleh Dimas sang suami.
Rena terkejut melihat papa yang sudah di anggapnya seperti ayah kandung menampar mama di depan matanya sendiri.
"Kenapa kamu lakukan itu hen, kamu tau betul kenapa aku menikah sama kamu, itu semua karena Risa, aku tidak ingin dia kehilangan sosok mama, tapi kamu justru membuat putriku menderita"
Heny menyentuh pipinya yang terasa perih dan sudah memerah.
"Aku tidak bisa, Risa adalah anak mantan istrimu, aku tidak bisa menyayangi dia seperti anakku, aku tidak bisa" teriak Heny dengan air mata bercucuran.
"Tidak bisa? Lalu apa yang aku lakukan selama bertahun tahun ini, menyayangi putrimu, memanjakan putrimu yang bahkan itu adalah anakmu bersama pria lain, dasar bodoh" Dimas mengepalkan tangannya dengan kuat.
Dimas benar benar sudah tidak bisa menahan emosinya lagi, dirinya selalu mengira bahwa Heny akan memperlakukan anaknya seperti ia memperlakukan Renata, tapi tau taunya berbanding terbalik.
Risa keluar dengan membawa sebuah koper, lelah menjalani kehidupan seperti ini, lelah melihat papanya seperti orang asing.
"Risa... Kamu mau kemana sayang" Dimas tidak ingin melihat putrinya pergi dari rumah, ia ingin memperbaiki semuanya.
Sayang? Kata itu sudah sangat lama Risa tidak mendengarnya, sekarang papanya memanggilnya sayang seperti dulu.
Kenapa? Kenapa baru sekarang./Risa
"Papa mohon, maafin papa" Dimas menangis memeluk putrinya, rasa bersalah semakin terasa.
Risa merasa bingung, apa yang terjadi saat ia pergi ke kamarnya, kenapa Heny menangis, kenapa Rena juga menangis.
"Papa janji, papa akan menyayangi kamu seperti dulu, kita bahagia berdua sayang"
"Berdua.." lirih Riaa, menatap kedua mata papanya dengan sayu lalu tersenyum getir.
"Papa akan menceraikan Heny, papa salah menikahinya, maafkan papa, kamu menderita karena papa"
"Apa maksud kamu Dimas, aku mohon jangan ceraikan aku" tangis Heny pecah kembali saat mendengar kata perceraian dari mulut suaminya.
"Pa... Rena gak mau pisah sama papa, Rena sayang papa" ucap Renata ingin memeluk Dimas, dengan cepat Dimas mengangkat tangannya ,memberi tanda jika ia tidak ingin di sentuh oleh Renata.
hati Rena begitu sakit, dulu Dimas begitu senang jika mendapatkan pelukannya.
"Dim, tolong jangan ceraikan aku, aku janji akan menyayangi Risa seperti anak kandungku, aku janji dim" Heny merasa menyesal, karena keegoisannya ,rumah tangga yang ia bina cukup lama hancur.
Rena mendengar itu merasa tidak senang, kenapa mamanya bicara hal menjijikan sepertu itu.
"Pa, aku mohon maafkan aku... Aku menyesal" Heny berlutut di kaki Dimas, memohon maaf kepada suaminya itu.
Risa merasa iba melihat mama tirinya menangis dan duduk meraung meminta maaf.
Mungkin ia harus mengalahkan dendam dan amarahnya... Dia tidak mau jika papanya harus hidup sendiri.
"Pa... Maafkan tante Heny, Risa gak mau papa menjadi duda lagi, gpp Risa gak tinggal di rumah ini, tapi Risa janji, akan sering pulang nemuin papa, tante Heny mencintai papa dengan tulus, Heny yakin itu"
"Risa... " Heny langsung memeluk kaki putri tirinya dengan erat. "Maafkan mama sayang, maaf" dengan tulus Heny meminta maaf pada anak tirinya itu.
Sedangkan Renata tidak suka melihat pemandangan di depan matanya, ia pergi ke dalam kamar dan menangis.
"Gue gak akan biarin mama baik sama Risa, gue gak mau semuanya kembali sama anak pembawa sial itu, gak... Itu gak akan pernah terjadi" gumam Rena.
"Papa mohon jangan pergi, jangan tinggalkan rumah ini sayang, papa mohon"
***
Pagi pagi sekali Risa masih tertidur pulas di dalam kamarnya, semalam Risa tidak jadi untuk keluar rumah, karena permohonan sang papa, ia harap semua akan baik baik saja sekarang.
Risa membuka matanya perlahan, sinar mentari begitu terang, membuat wajahnya silau.
"Sudah bangun..., mandilah, mama sudah menyiapkan sarapan pagi untukmu sebelum berangkat kerja" ucap Heny, ia tersenyum tulus. Senyum yang belum pernah Risa lihat sebelumnya.
"I....iya tante, terimaksih" ucap Risa gugup.
"Mama... Bukan tante" ucap Heny sambil membereskan tempat tidur dinda.
"I...iya mama"
"Kamu mandi dulu, biar mama yang bereskan, nanti kamu terlambat kerja"
Lagi lagi Risa merasa terhenyuh mendengar perhatian Heny, karena ini baru pertama kalinya Heny begitu terlihat seperti sosok alm mamanya dulu, baik ,lembut dan perhatian.
Sebuah senyum terbit di wajah Risa, ia turun dari ranjang dan langsung memeluk Heny dan menangis
"Terimakasih ma, terimakasih sudah mau berubah"
Heny ikut menangis dan membalas pelukan Risa, tekadnya sudah bulat untuk menjaga rumah tangganya dan anak anaknya agar baik baik saja.
"Sana mandi, papamu sudah nunggu kita, mama ke kamar siska dulu" mengusap lembut rambut Risa.
"Iya ma"
Heny lanjut masuk ke kamar anak kandungnya Renata, anak yang selalu ia manja sedari dulu.
Rena masih tertidur pulas, begitulah kehidupan Rena, bermanja dan menghabiskan uang untuk berkumpul dan belanja pakaian.
"Renata bangun yuk, kita sarapan pagi sama papa, kamu juga harus kerja kan bantuin papa di perusahaan" ucap Heny
"Ngantuk ma, Rena gak ke kantor ajalah, males" sahutnya
"Rena, mama gak pernah ajarin kamu bermalasan kayak gini, kamu itu harus bantuin papa kamu, jangan maunya habisin uang, contohlah adik kamu Risa, dia kerja sendiri, punya penghasilan sendiri"
Risa emosi mendengar mamanya mulai membandingkan dengan Risa.
inilah yang Rena takutkan jika mamanya berubah baik. semua kasih sayang sang mama akan hilang.
"Kok mama bandingin aku sama Risa sih, mama lebih suka sama dia dari pada anak kandung mama sendiri, lagian aku sama dia beda ma, jauhh" ucap Rena dengan sombong.
Tidak terima jika mamanya sudah mulai menerima Risa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Putraa Siktuss
anak pembwa sial
cuih
kau yg pembwwa sial dsar parasit
2021-11-06
2
Nanik Setiawati
mama tiri
2021-10-23
2
Eni Trisnawati Mmhe Winvan
iiiiiiiiih dadar renata males n manja
2021-10-18
1