"kenapa Risa belum bisa nerima aku pa, padahal aku sayang sama dia" ucap Renata dengan air mata palsunya.
"Ini semua salah papa, anak itu semakin menjadi saat tau aku menikah lagi, Rena sebaiknya kamu istirahat dikamar"
"Rena pergilah ke kamar... mama akan bicara sama papamu" ucap Heny.
"baik ma..."
Di dalam kamarnya Risa menangis sejadi jadinya, semenjak meninggalnya sang mama, Papanya berubah apa lagi saat sudah memiliki keluarga baru pikir Risa.
Risa seolah tidak memiliki siapapun, orang yang di anggapnya bisa ada untuknya, kini sudah tidak bisa diharapkan.
Padahal Dimas sang papa sangat menyayangi Risa melebihi apapun, hanya saja dia tidak ingin dibilang pilih kasih. Karena Renata dan Heny sudah menjadi tanggung jawabnya juga.
"Kenapa mama ninggalin Risa, papa udah gak sayang Risa ma. Papa lebih sayang anak tirinya dari pada Risa," tangisnya pecah saat itu juga.
Bayangan masa lalu bersama keluarga yang utuh dan bahagia terlintas di dalam otaknya.
Dimana sang papa selalu memanjakannya dan selalu memberikan kasih sayang yang begitu besar padanya.
Di ruang tamu papa Risa dan juga Heny masih duduk terdiam.
"Apa yang papa lakuin udah bener, jangan menyesali perbuatan papa pada Risa,"
"Diam, aku tidak suruh kamu bicara." kata papa Dimas pada istrinya.
"Sampai kapan pa? Sampai kapan kamu mau bersikap acuh sama aku. Aku istri kamu bukan patung" ucap Heny yang sudah tidak tahan lagi dengan perilaku suaminya.
"Kamu sudah tau kan, dari awal aku gak bakal bisa mencintai kamu seperti mamanya Risa. Citra adalah satu satunya wanita yang aku cintai sampai aku mati" ucap Dimas menatap nyalang pada Heny.
"Bagaimana mungkin kamu mencintai orang yang sudah meninggal Dimas, aku sudah berbaik hati ikut membersarkan anakmu dan juga membagi cintaku pada Risa ,apa itu tidak berarti apa apa di mata kamu?" Heny menatap tajam Dimas yang enggan untuk meliriknya.
Dari dulu Dimas tidak bisa mencintai istri ke2 nya itu, ia sengaja menikah lagi karena memikirkan Risa yang harus mendapatkan kasih sayang seorang ibu, dulu mamanya menjodohkan dengan Heny yang juga seorang janda yang memiliki anak yaitu Renata.
"Jangan pernah kamu bilang memberikan cinta pada putriku, bahkan aku tau semua yang kamu lakukan pada Risa. Kamu selalu lebih menyayangi Rena dibandingkan Risa putriku. Sedangkan aku selalu berusaha bersikap adil pada anak kamu. Kamu selalu membuat Risa merasa tidak di perdulikan oleh ku. Dulu aku selalu diam ,sekarang tidak akan lagi, putriku berhak bahagia" ucap Dimas berteriak pada Heny.
Tanpa mereka sadari, Renata yang tidak benar benar masuk ke kamarnya mendengar semua pertengkaran papa dan mamanya. Rena berfikir jika semua ini di sebabkan oleh Risa.
Rasa bencinya pada Risa semakin besar, dan juga rasa iri yang semakin merasuki Rena.
Gak... Risa gak boleh bahagia, papa hanya milikku bukan milik Risa./batin Renata
Rena mengepalkan tangannya begitu kuat, Rasa iri dan juga tamak akan harta membuatnya lupa siapa dulu dirinya, bagaimana derajatnya di naikan oleh keluarga Risa.
***
Pagi pagi Risa sudah bersiap untuk berangkat ke kantor, dengan stelan formal, sengaja Risa berangkat begitu pagi karena tidak ingin bertemu dengan papa dan juga mama tirinya itu.
beberapa menit Risa sudah sampai dengan menggunakan taksi, dengan berlari kecil namun cepat, memasuki area kantor dan langsung menuju meja kerjanya.
Kantor masih begitu sepi karena masih jam 7 pagi, sedangkan Risa seharusnya masuk kerja jam 8 pagi.
"Ada waktu sejam untuk istirahat, mending aku tidur sebentar, semalam aku kurang tidur karena memikirkan hal yang begitu rumit" gumam Risa.
Risa akhirnya memutuskan untuk istirahat sebentar, namun entah karena terlalu mengantuk atau kelelahan hingga kebablasan.
Lardo datang di dampingi Juan asisten pribadi nya. Sorot matanya menangkup seorang wanita yang sedang begitu pulas di meja depan ruang Ceo, siapa lagi kalau bukan Risa, Sang sekretaris baru.
Lardo paling tidak suka jika ada karyawan yang begitu malas saat bekerja.
"Bangunkan dia, dan suruh ke ruanganku" ucap Lardo dingin.
"Baik pak,"
Lardo melangkah ke meja besar kebanggaan milkiknya, sambil tersenyum sinis.
"Nona Risa.. Bangunlah," panggil Juan berusaha membangunkan Risa.
"Nona Risa, kamu bisa dipecat jika seperti ini di depan pak Lardo, cepat bangun," ucap Juan lagi berusaha membuat Risa agar terbangun.
Enghhhh...
Risa perlahan membuka matanya, dan mengerjapkan beberapa kali.
Risa belum menyadari jika ada yang berdiri di depan meja kerjanya.
"Sangat nyenyak tidur anda nona? siap siap anda di pecat dengan pak Lardo, sekarang cepat ke ruangannya," ucap Juan dengan tegas.
Risa melebarkan matanya, dengan mulut menganga tak percaya. Di lihat jam sudah menuju pukul 08.30, itu tandanya ia tertidur cukup lama.
Astaga, apa yang harus gue lakuin sekarang. Matilah gue di amuk pak Lardo. /Risa
***
Di sisi lain Rena adalah seorang anak yang begitu manja dan senang bergaul dengan orang orang yang terbilang hidup mewah atau kaya.
Ia selalu menghabiskan waktu di sebuah club malam bersama teman dan juga pacarnya saat ini bernama Alex.
Bahkan mereka sering menghabiskan waktu bersama di sebuah hotel mewah seperti saat ini. Pagi pagi Rena datang menemui
Alex dan meminta di pesankan kamar hotel.
"Apa kamu senang beby?" tanya Alex dengan senyum yang penuh arti
"Aku sangat senang sayang, terimakasih. Kamu selalu ada untukku"
"Tapi itu tidak gratis, aku ingin timbal baliknya," ucap Alex mengusap pelan bibir Rena.
Seakan mengerti apa yang diinginkan kekasihnya, Rena langsung tersenyum dan mengalungkan tangannya di leher Alex.
Dan terjadilah apa yang sering mereka lakukan di dalam hotel mewah tersebut di pagi hari.
***
"Apa kamu pikir ini rumahmu? Kamu tidur begitu pulas di jam kerja, jika tidak ingin bekerja, silahkan tulis surat pengunduran ke pihak HRD." kata Lardo dengan begitu marah.
Risa menjadi panik... Mendengar surat pengunduran diri membuatnya takut.
"Maafkan saya pak, saya salah. Kedepannya saya berjanji tidak akan melakukan hal seperti itu lagi, tolong beri saya kesempatan." ucap Risa menunduk memohon maaf dengan tulus.
"Jika kamu melakukannya?" tanya Lardo.
"Jika saya melakukannya, saya akan keluar dari perusahaan tanpa anda minta pak" ucap Risa dengan gugup.
"Gajimu dipotong 50%, sekarang keluar dari ruanganku," ucap lardo.
"Baik pa, terimakasih." kata Risa langsung keluar dari ruangan Lardo.
Risa langsung terduduk lemas di kursinya. Tidak masalah jika gajinya harus di potong ,asalkan ia masih bekerja di sini pikirnya.
Tanpa menyadari jika Juan datang untuk menemui Lardo.
"Apa anda sudah di pecat?" tanya Juan.
"Tidak pak, hanya saja gaji saya di potong oleh pak Lardo untuk bulan ini," kata Risa, Menundukkan kepalanya.
Juan dan Lardo sama sama terkenal cuek di kantor. Bahkan Juan selalu berkata jujur dan itu membuat orang bisa sakit hati atas perkataannya.
Hah, yang bener. Kenapa Lardo gak pecat wanita ini ya, tidak seperti biasanya. /Juan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
ᴮᵀ⃝🚸ℳ꯭𝒾ᷨ𝓈ͦ𝓈ͭ 𝓀𝒽꯭𝒶𝓃꯭͠🐲
semangat adikku yg cantik 😘😘😘😘
2021-09-28
3
🍀ʀaʀa
next thor...
2021-09-27
3
Sh❤️≛ᔆᣖᣔᣘᐪᣔ
dah boom like, Wahyu. semangat ya
2021-09-27
5