BAB.3

Ruangan elegan namun terkesan sederhana dikelilingi rak bersusun ribuan buku di dalamnya. Menjadi latar belakang seorang pria yang tengah sibuk dengan komputernya.

Kriing. Kriing

Dering ponsel menghentikan kegiatannya, dia berjalan ke arah kaca besar dan menjawab telepon sambil memandangi keindahan pantai dari kejauhan.

"Ya."

Edgar menjawab singkat dengan suara yang berat. Terdengar suara dari seberang ponsel yang melaporkan secara rinci dan detail hasil dari tugasnya. Mendekati akhir pembicaraan.

"Dan tuan muda, kami tidak dapat menemukan informasi mengenai nona Rossi, biodatanya diamankan oleh kode khusus."

"Apa itu adalah kode yang dibuat oleh pak tua itu?" Edgar bertanya kesal.

"Sepertinya benar tuan, itu adalah kode yang dibuat oleh Mr.hans dan tuan besar."

Edgar mematikan panggilan itu, melempar ponselnya. Menendang vas indah besar yang berada di samping kakinya.

Prang. Pecah. Berantakan.

"Mereka ikut campur lagi, apa sebenarnya yang mereka inginkan."

Edgar menghela nafas menahan kemarahannya.

Dia kembali duduk di kursi kerjanya empuk itu. Sambil berpikir serius tentang masalah yang terjadi.

"Aku harus menemukannya sebelum Mike kembali kesini."

Edgar berusaha memikirkan berbagai macam cara. Mike adalah pamannya, adik dari ayahnya. Dia ingin menjatuhkan kepemimpinan Edgar. Sudah banyak cara kotor yang dia lakukan. namun Edgar selalu bisa mengatasinya.

Dan sekarang Edgar masih dalam pencarian untuk menemukan wanitanya, tapi apa yang dilakukannya selama ini sia sia. Tak membuahkan hasil.

Seketika Edgar langsung teringat pada Rossi, wanita yang bercinta dengannya tadi malam.

'Mungkin aku bisa memanfaatkannya,' pikir Edgar.

Edgar keluar dari ruangannya dengan begitu berambisi. Langkahnya terhenti melihat sesosok wanita yang tengah tertidur dipojokkan lorong. Masih memakai pakaian tipis yang diberikan padanya tadi pagi.

"Apa dia begitu bodoh, tertidur disini."

Edgar mendekatinya. Tatapan matanya terhenti menatap wajah Rossi yang tengah terlelap. Membelai wajah mulus rossi. Seketika dia teringat pada wanita yang selama ini dia cari. Olivia.

***

Edgar adalah lulusan dari universitas top dunia di Amerika serikat. Ia mampu menyelesaikan kuliah nya lebih awal. Dan memulai bisnis pertamanya di paris. Saat itulah dia bertemu dengan seorang mahasiswi jurusan modeling di salah satu universitas yang dia kunjungi.

Suara rem decitan mobil menyatu dengan teriakan seorang mahasiswi yang sudah tergeletak di depan sebuah mobil silver mengkilap. Membuat banyak orang berkerumun untuk menyaksikan apa yang terjadi.

Seorang mahasiswi lain dengan pakaian kasual, dengan rambut terikat dan memakai jepit rambut. Berlari di antara kerumunan dan mendekati seorang wanita cantik berambut pendek yang sudah terduduk di depan mobil itu.

"Jane, apa yang terjadi?"

Olivia langsung menghampirinya.

Jane Gabriela adalah sahabat olivia selama di kampus dengan jurusan yang sama. Biasanya mereka selalu bersama. Namun pagi itu Olivia terlambat bangun dan menyuruh Jane untuk pergi duluan ke kampus.

Jane hanya mengeluh menahan sakit. seorang lelaki tinggi dan sedikit berkumis keluar dari mobil itu untuk menyelesaikan permasalahannya. Namun bagi olivia tidaklah semudah itu. Jane terluka. Mereka cukup lama berdebat. Membuat pria yang berada didalam mobil menjadi kesal. Keluar dari dalam mobil.

Pria itu muncul dengan kacamata hitam, membuat mata para gadis di kerumunan menatapnya terpesona. Termasuk Olivia. Sebelum ia mengalihkan kembali pandangannya pada Jane. Namun itu tak menyulutkan niat nya untuk meminta pertanggung jawaban pada orang itu.

"Menyelesaikan gadis kecil ini saja kau tidak becus," ketus pria itu.

Lelaki yang sedari tadi berada disana menunduk dan mengundurkan diri mundur dibelakangnya. Pria itu menatap jengkel gadis mungil yang tingginya hanya setinggi bahunya.

"Apa yang kau inginkan? Uang?" Edgar membuka kacamata hitamnya.

Dia menunduk, mendekatkan wajahnya pada Olivia. Mata mereka bertatapan. Olivia melangkah mundur dirinya. Menjauh dari pria itu.

"Oh tuan yang terhormat, bukankah kau sebaiknya membawa temanku ke rumah sakit?" Olivia menatap balik mata pria itu.

Pria itu menaikkan alisnya dan menyeringai.

"Bodoh." Edgar menjentikkan jari nya pada kening Olivia.

Ia memasang kembali kacamatanya, berbalik dan berbisik pada bawahannya sebelum kembali ke mobil. Dia melajukan mobilnya sendiri melewati kerumunan massa.

"Hei?!" Olivia bersorak padanya.

Terlihat dari kata spion gadis itu tengah mengutuknya. Membuat Edgar tertawa melihat tingkah Olivia yang begitu menggemaskan. Masih pagi dia sudah mendapatkan tontonan yang bagus.

Seiring berjalannya waktu, mereka sering bertemu. Di kampus, di pusat perbelanjaan. Bahkan saat rekreasi liburan pun mereka masih dapat bertemu. Mereka sering bertengkar untuk hal yang tidak jelas, hingga menjadi lebih dekat. Semakin dekat. Hingga saat kelulusan Olivia. Mereka berencana untuk menghabiskan malam bersama.

Di Bawah menara tinggi yang menawan dengan cahaya lampu yang meneranginya. Eiffel. Sepasang kekasih yang begitu bahagia berjalan ke sana kemari. Olivia menarik tangan Edgar. Mereka menyelip di kerumunan mencari posisi yang pas untuk menikmati malam indah itu.

Berpegangan tangan sambil melihat langit indah yang sudah dipenuhi kembang api berwarna warni. Suasana yang diinginkan Edgar untuk melamar kekasihnya itu.

Tepat saat Edgar mengeluarkan cincin berlian berukiran huruf O di baliknya, sesuatu yang tajam mendarat di lehernya. Membuat penglihatannya menjadi kabur dan tangan mereka terpisah, kemudian tak sadarkan diri.

Tepat 1 hari 2 malam, Edgar terbangun dengan jarum infus tertancap di tangannya. Ia sudah berada di kamarnya. Tentu saja tak ada kekasihnya olivia. Dia langsung berlari mencabut jarum itu keluar dari ruangan itu. Disambut oleh ayah dan ibunya dan beberapa pelayannya.

Terlihat jelas dari wajah ibunya, ia sangat mencemaskan putranya itu.Tangan Edgar berdarah karena infus yang dicabutnya. Namun Edgar tak mengindahkannya. Dia hanya memikirkan Olivia.

"Dimana Olivia?" Tanya edgar.

Tak ada satupun yang menjawab pertanyaannya. Hening. Ayah dan ibunya saling bertatapan. Menarik nafas panjang dan menarik Edgar kembali ke kamarnya. Menjelaskan setiap detail situasi yang terjadi malam itu.

Dari saat itu, Edgar terpisah dengan Olivia. Tak bisa menemukannya. Ia berusaha untuk mencari tahu keberadaan kekasihnya itu. Berbagai macam cara yang dia coba, namun tak membuahkan hasil sedikitpun.

Biodata mengenai Olivia tak bisa dijangkau nya. Keamanannya dibuat oleh Mr. Hans, sahabat ayahnya. Di dunia mafia. Belum ada seorangpun yang bisa memecahkan keamanan yang buat oleh Mr. Hans.

Yang membuat Edgar penasaran, kenapa mereka mengamankan identitas gadis itu. Ada apa sebenarnya. Sejak saat itu dia terus berusaha mencari dan memecahkan kode itu. Tak berhasil.

Tak berselang beberapa hari. Edgar dipilih menjadi penerus bisnis ayahnya sekaligus menjadi ketua "Eagle" mafia. Setelah urusan nya selesai dia berencana untuk kembali ke kota S tempat kelahirannya dan kekasihnya, berharap menemukan Olivia disana.

Edgar tumbuh menjadi pria yang sukses di usia mudanya. Bergelut di dunia mafia, dan menjadi salah satu kekuatan mafia yang ditakuti. Pencarian informasi mengenai olivia, tidak membuahkan hasil apa pun. Menjadikannya pria yang emosional dan tidak membuka hatinya pada wanita manapun.

****

Edgar menggendong Rossi perlahan, tak ingin membangunkan wanita itu. Membaringkannya di tempat tidur. Edgar tak rela meninggalkan wanita itu. Dia merasakan kehangatan di dekatnya. Dia merindukan Olivia. Edgar terduduk di sudut tempat tidur. Melamun.

Menatap Rossi dengan penuh cinta, berharap itu adalah Olivia. Wanita yang sangat dirindukannya.

'Betapa bahagianya aku jika Olivia disini sekarang.'

Edgar membelai pipi merah Rossi dengan lembut. Hingga deringan ponsel menghentikan kegiatannya.

Terdengar suara terburu buru dari seberang telepon.

"Tuan, tuan besar menyuruh Anda segera ke markas sekarang."

"Ya."

Edgar mengakhiri panggilan itu, mengambil jas nya kemudian dengan cepat meninggalkan rumah besar itu. Dia mengendarai mobil sport hitam di jalanan kota dengan kecepatan sedang.

Dia menekan tombol di mobilnya menelpon ke mansion nya, terdengar nada sambung.

"Jaga dia baik baik, siapkan yang dia butuhkan. Jangan sampai dia kabur."

Edgar langsung mengakhiri panggilan itu tanpa mengetahui respon dari lawan bicaranya itu. Ya penerima telepon pasti menurutinya.

Edgar kembali fokus ke jalanan, dan mempercepat kecepatan mobilnya. Menyalip satu persatu kendaraan yang berada di depannya. Mulai memasuki kawasan sepi di ujung kota yang hanya dikelilingi oleh pepohonan rimbun. Edgar memarkirkan mobilnya di depan bangunan yang terlihat begitu lusuh.

Ia memasuki bangunan itu melewati pintu besi yang sedikit berkarat. Berderit. Dindingnya sudah dipenuhi oleh tumbuhan liar menjalar. Dia terus berjalan beberapa langkah ke dalam. Tepat di ujung lorong. Edgar memberikan sidik jarinya di atas finger print yang terpasang disana. Perlahan besi yang kokoh dipenuhi rumput menjalar di permukaannya bergerak ke samping menjadi sebuah pintu.

Bertuliskan kata "Eagle" di setiap sudut , Edgar disambut dengan hormat. Terdengar bunyi senapan disana sini. Besi yang bergesekan. Dentuman demi dentuman. Terdengar sibuk. Edgar terus melanjutkan langkahnya, menaiki sebuah lift bawah tanah dan turun ke bawah.

Terdengar sedikit bisik bisik percakapan dari lift berdinding kawat berbentuk persegi yang hampir sampai di dasar itu.

--***

Terpopuler

Comments

Alya Yuni

Alya Yuni

Hade Rossi kna jebak dsar si Rossi bukannya menjga diri mlhan kna jebak mkanya jdi prmpuan jngn minum smbrngn ap lgi kau ada musuh di blkangmu pasti bnyk cara menjtuhknmu dsar permpuan bodoh knpa ya sllu orng pintar tpi syngnya di bidohi

2022-10-02

2

dhapz H

dhapz H

rencana seorng mafia

2022-03-22

0

Vivian lopez

Vivian lopez

kalo bener dia Olivia emang di oplas ato gimana kog gak kenal?

2021-11-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!