Setelah membereskan semua barang yang di bawa mama Meri mengajak Vio untuk berkeliling desa untuk mengenal tetangga, suasana sekaligus mencari sekolah baru buat Vio nantinya .
''Mah, apakah disini kita akan aman ?'' tergurat rasa takut di wajah Vio .
''Insyaallah aman sayang .'' ucap mama Meri
''Nanti Vio bersekolah dimana, mah ?''
''Mama cari tau dulu ya, kita cari yang deket agar Vio tidak terlalu cape berjalan kaki. '' penutup obrolan terakhir antara ibu dan anak .
Vio berjalan menyusuri jalan setapak dengan penuh hati-hati .
Vio tidak menyangka bahwa kehidupannya berubah drastis setelah kepergian papa Dito .
Ada rasa marah dalam benak anak polos itu .
''Kenapa Tuhan menghukum Vio dengan cara seperti ini, bukan kah Vio tidak pernah nakal Tuhan ?!'' tanpa terasa air mata itu menetes mulai membasahi pipinya .
Vio tidak tega saat melihat mamanya masih saja sibuk bicara dengan warga setempat untuk menanyakan sekolah terdekat dan pekerjaan di daerah sini .
Terus memandang ke arah mama Meri, Vio mengulas senyum diwajahnya lalu menghapus sisa air mata di sudut matanya .
Vio tidak mau kalau mama Meri sampai melihat nya menangis, Vio takut akan menambah beban pikiran mama Meri .
.
.
.
.
Sudah menjelang sore Vio dan mama Meri pun bergegas pulang, setelah mendaftarkan sekolah untuk anaknya .
Melewati jalan demi jalan dengan bergandengan tangan, dua orang yang sedang memulai hidup baru terlihat bahagia meski mereka tidak berlimpah harta maupun fasilitas lagi dalam kehidupannya .
Satu hal yang masih mereka syukuri adalah saling menguatkan satu sama lain .
Tujuan mama Meri cuma Vio, untuk Vio bahagia .
Vio dan mama Meri pun sampai di depan rumahnya .
Mereka saling pandang mengisyaratkan pertanyaan di pikiran masing-masing, siapa nenek tua yang ada di hadapannya saat ini .
''Mah, siapa ?'' suara Vio terdengar takut .
''Mama juga tidak tau, yaa sudah yuk kita masuk dan bertanya langsung .'' ucap mama Meri menenangkan Vio .
Mama Meri menghampiri nenek tua itu dengan senyum tulus di wajahnya .
''Nenek sedang mencari siapa ?''
''Kalian !'' jawab singkat nenek tua itu .
''Maaf ada keperluan apa mencari kami, nek ?'' mama Meri mulai penasaran dengan kehadirannya .
''Saya harap kalian cepet pergi dari sini .'' suara nenek tua memerintah .
Vio langsung takut, suara itu ...
Suara itu ....
Suara yang pernah Vio dengar dalam mimpinya, suara yang begitu menyeramkan membuat bulu kudu Vio meremang ketakutan .
Mama Meri pun menyadari bahwa anaknya sedang merasa ketakutan, di raihnya tubuh Vio yang langsung di dekap erat oleh mama Meri .
Usapan lembut membelai rambut Vio hanya untuk memberi ketenangan pada anak itu .
''Tidak apa-apa sayang ada mama .'' ucap mama Meri sambil terus memeluk putri kecilnya .
''Vio takut mah... '' suara Vio terdengar lemah .
Mama Meri pun lantas menyuruh Vio untuk masuk kedalam lebih dulu .
.
.
.
.
Mama Meri menghampiri kembali nenek tua itu setelah mengantar Vio masuk ke kamar mereka . Dengan pandangan aneh dan mata tajam seperti menuntut si pemilik untuk mengikuti maunya .
''Maaf nek, kami baru pindah hari ini dengan berat hati saya menolak meninggalkan desa ini .'' ucap tegas mama Meri .
''Baik kalau itu keputusan kalian, kalian akan menyesal telah mengabaikan perintah ku .'' suara itu suara yang mengerikan yang pernah di dengar oleh mama Meri sepanjang hidupnya .
Nenek tua pun pergi meninggalkan mereka dengan tatapan tajam dan wajah yang tidak bisa terbaca oleh mama Meri .
Sungguh kejadian yang tidak terduga .
Mama Meri terus memandang punggung nenek tua itu yang makin lama makin jauh dari jangkauan matanya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Zenun
sedikit saran kakak, tanda titiknya jangan dipisihkan oleh spasi😁
2022-11-20
0