Pergi

Beberapa hari telah di lalui oleh Vio dan mama Meri, tiba waktunya untuk mereka pergi meninggalkan rumah yang penuh dengan kenangan itu .

Rumah itu sudah terjual sekitar 2hari yang lalu, oleh salah satu kerabat dekat papa Dito .

Mereka hanya sekedar membantu untuk meringankan beban Vio dan mama Meri, sebenarnya mereka sudah menawarkan untuk tetap tinggal disini, dirumah ini dengan uang sewa murah perbulannya .

Namun mama Meri tetap pada pendirinya, tidak ingin di belas kasih oleh orang lain sekalipun itu kerabat dari suaminya .

Mama Meri pun pamit dengan kerabat suaminya itu .

Hanya ucapan terimakasih yang terlontar dari mulut mama Meri, yang nyaris terdengar menyedihkan . Vio pun mendekap kuat mamanya hanya sekedar memberi energi .

''Mah, jangan menangis lagi Vio tidak mau mama sedih bukankah mama bilang kalau kita akan lebih bahagia nantinya ? .'' suara lugu Vio membuat senyum di wajah mama Meri .

''Iyaa Vio maafkan mama ya .'' mama Meri masih menatap lekat rumah itu, semua kenangan muncul bersamaan .

''Hayoo mah mobilnya sudah datang .'' ucap Vio bersemangat di hadapan mamanya .

.

.

.

.

Menuju kontrakan baru di desa terpencil, daerah Cianjur .

Lumayan memakan waktu yang lama membuat Vio tidak nyaman dengan posisi tidur yang meringkuk di bangku belakang mobil .

Udara yang sejuk terasa menyejukkan jiwa .

Angin yang sepoi-sepoi membuat mama Meri merasa damai, ada perasaan nyaman sekaligus tenang dengan tempat yang akan di tinggalinya nanti bersama anaknya Vio .

Hutang yang di bebankan oleh papa Dito membuat mama Meri tidak bisa membeli rumah yang layak untuk Vio .

Sisa penjualan rumah hanya cukup untuk membayar kontrakan selama setahun dan juga keperluan makan sehari-hari .

Mama Meri sudah bisa bernafas lega untuk setahun ke depan tidak memikirkan biaya bayar kontrakan dan keperluan Vio dan dirinya .

Tapi itu tidak bisa berlangsung lama, perasaan cemas muncul seketika .

''Apa yang harus aku lakukan mas, kenapa kamu bisa berbuat seperti ini sama kita ? ini membuat aku harus cepat-cepat mencari pekerjaan untuk membiayai kehidupan kami selanjutnya .'' mama Meri bermonolog sendiri dengan dirinya .

Akhirnya sampai .

Mama Meri langsung membangunkan vio yang masih saja berada dalam mimpi .

''Vio bangun, nak !'' usapan lembut tangan mama Meri membuat Vio membuka matanya .

''Iya mah, apa sudah sampai ? kenapa lama sekali. '' si mulut cerewet mulai banyak mengeluh .

''hayoo turun, kamu pasti suka rumahnya .'' senyum mengembang di wajah mama Meri .

''Siap ratu .'' ucap Vio dengan kedipan mata centilnya .

Dasar anak bawel .

''Syukurlah, setidaknya kehadiran Vio bisa membuat aku selalu terhibur .'' mama Meri pun lekas membantu mengangkat barang-barangnya kedalam rumah super kecil itu .

Disini, ditempat ini mama Meri dan Vio akan memulai kehidupan baru tanpa fasilitas lengkap seperti di rumahnya yang dulu.

Semuanya serba di lakukan manual .

Mulai dari kamar yang hanya ada satu dengan kasur lantai menjadi alasnya, ruang tamu yang hanya cukup di duduki oleh lima orang tamu (jika ada kunjungan, itu juga) ! . Serta kamar mandi di luar rumah .

Vio pun di buat takjub dengan bentuk rumahnya, khayalan nya langsung buyar dibawa angin .

Muka cemberut Vio menghiasi wajah cantiknya .

.

.

.

.

Mulai protes .

''Mama kenapa seperti ini rumah kita ? ''

''Memangnya kenapa, kamu tidak suka dengan rumah ini ? '' tanya balik mama Meri setelah mendengar keluhan anaknya itu .

''Yaa sudahlah, tidak apa .'' ucap Vio langsung berlalu begitu saja meninggalkan mama Meri yang di buat senyum oleh tingkahnya .

🌼

🌼

🌼

🌼

Yuk simak kelanjutanya .... 🤗🤍

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!