" Oke sepertinya hadiah ini cocok untuk mereka Wa.." Nakula telah memberikan sebuah sentuhan akhir pada karya yang telah berhasil mereka ciptakan.
Mereka memutuskan untuk merancang sebuah jam tangan pintar yang didalamnya terdapat aplikasi untuk mengetahui titik lokasi si pemakai, aplikasi telepon seluler yang otomatis akan tersambung ketika si penerima menyentuh bagian tubuh nya dan jangan lupa jam tangan tersebut selain bentuk nya keren dan banyak fungsi juga tahan air hingga kedalaman 500 meter dibawah laut.
Pada akhirnya mereka membuat alat ini karena peristiwa yang terjadi ketika Nakula dan Sadewa mengajak gadis kembar pujaan hatinya ke pulau kosong milik pribadi untuk mencoba senjata baru yang akan diluncurkan oleh perusahaan milik keluarga nya.
Flashback on
Setelah meminta ijin terlebih dahulu seminggu sebelum acara diselenggarakan, akhirnya pada hari Minggu pagi mereka menjemput Aurora dan Laluna dikediaman nya.
Dan setelah drama perpisahan antara papi serta mami dan kedua anak gadisnya juga setelah mendengarkan wejangan panjang dari calon mertua, pada akhirnya mereka berhasil membawa pergi kedua anak gadisnya untuk melanjutkan misi berikut nya Misi ke dua dari uncle G kuadrat untuk menaklukkan hati kedua gadis pujaan hatinya.
" Kak Kula, tempat nya masih jauh kah?" Aurora yang tadinya terlihat begitu antusias perlahan terlihat bosan karena mereka tak kunjung tiba di lokasi.
" Sebentar lagi kita sampai Ra, tuh udah keliatan pulau nya " Nakula menunjukkan telunjuknya ke arah depan dimana sebuah pulau mulai terlihat lebih jelas disana.
" Yeaaay.... Akhirnya kita sampai juga!" Pekik Aurora. Gadis itu mengacungkan kepalan tangannya keudara.
Sementara para pengawal terlihat tersenyum kearah gadis itu.
" Laluna mana kak?" Aurora tidak melihat saudari kembarnya itu saat Sadewa menghampiri mereka.
" Luna masih tidur, biarin aja "
" Nanti kakak bangunin kalo udah sampe " Lanjutnya saat mengetahui Aurora akan membangunkannya
" Semalam dia begadang ngerjain tugas sih kak, gegara pas Jumat kemarin dia kena hukuman padahal dia sama sekali gak melakukan kesalahan " Aurora tiba-tiba terlihat kesal
" Loh... Memangnya ada masalah apa dikampus? Kok sampe Luna yang kena hukuman nya ?" Sadewa mengerutkan keningnya
" Itu kak ada cewek yang ngiri sama Luna, terus dia bikin gara-gara "
" Dia naro handphone nya sendiri didalam tas Luna, gak tau deh kapan dia naronya pokoknya tiba-tiba dosen bagian kemahasiswaan dateng terus meriksa tas kita "
" Aku sama Luna bahkan gak tau hari itu ada kejadian apa, soalnya pas istirahat itu kita berdua ke taman buat nerima telpon dari bang Langit "
" Terus? Masalah nya udah selesai?" Nakula akhirnya nimbrung.
" Udah, mau gak mau Luna harus terima hukuman nulis esai karena gak ada saksi lain selain aku yang yang bisa membela dia " Aurora memajukan bibirnya beberapa senti, itu terlihat menggemaskan dimata Nakula.
" Memangnya kamu gak bantuin pas kerjain esai nya?" Tanya Sadewa
" Mana boleh sama Luna, belom apa-apa dia udah wanti-wanti gak boleh bantuin "
" Ya udah..Gak boleh ngambek lagi, sekarang kita akan bersenang-senang seharian oke ?" Nakula mengelus bahu gadisnya itu. Sebenarnya dia sangat ingin memeluk nya, tetapi dia tidak mau melakukan hal itu sebelum Aurora benar-benar menerima dirinya sebagai kekasih nya.
" Kita udah sampe "
Nahkoda kapal mendekatkan kapal yacht di dermaga kecil di pulau tersebut lalu menurunkan jangkar kapal dan mengaitkan tali pada sebongkah besi diatas dermaga.
" Kalian duluan, aku bangunin Laluna dulu " Sadewa menuruni anak tangga menuju dek lantai satu dimana Laluna tengah tertidur diatas sofa dengan lelapnya.
" Na...Luna...Kita udah sampai na " Sadewa menepuk pelan bahu Laluna agar gadis itu membukakan matanya. Tetapi sang putri tidur tidak juga membuka matanya, dia tetap asik di alam mimpinya.
Apa gue gendong aja yah ?
Secepat kilat Sadewa meraih tubuh Laluna dan membawanya dalam gendongan tangannya untuk menyusul Nakula dan Aurora yang sudah terlebih dahulu sampai di lokasi.
Ringan ternyata...
" Loh kak...Luna belum bangun juga?" Aurora terkejut melihat kedatangan Sadewa sambil membopong tubuh saudari kembarnya.
" Susah banguninnya " Dengan sangat hati-hati Sadewa menaruh tubuh Laluna diatas kursi panjang yang sudah tersedia didalam tenda sarnafil.
" Iisshh....Dasar kebo " Aurora mencubit pipi Laluna berharap agar gadis itu segera terbangun. Ajaib nya Laluna hanya menggeliat lalu kembali ke posisi tidurnya.
" Udah biarin aja Ra, ntar juga bangun sendiri " Pinta Sadewa
" Kita mulai aja dulu yok " Lanjut Nakula
Tak lama kemudian dua pasang pengawal menggotong sebuah kotak besar berwarna hijau tua dan meletakkan nya diatas meja yang cukup besar didalam tenda dihadapan Nakula dan Sadewa.
Mereka lalu membuka kotak tersebut dengan menekan beberapa tombol kecil yang ada disana.
Ceklek
Kotak itu terbuka dengan sendirinya setelah mereka menekan tombol kode untuk membuka kunci kedua kotak besar tersebut.
" Ada lagi yang bisa kami bantu tuan muda?"
" Pulau sudah dipastikan kosong yah pa?" Tanya Nakula memastikan
" Sudah tuan " Pria itu membungkukkan badannya
" Oke... Sebentar lagi kami akan mulai " Lanjutnya.
Nakula memberikan sebuah jumpsuit hijau untuk Aurora serta sebuah kaus tangan dan sebuah peredam suara yang harus dipakai gadis itu ditelinga nya tak ketinggalan sepatu taktikal berwarna hitam yang harus dia kenakan juga ketika akan mencoba alat baru yang dibawa oleh sepasang pengawal tadi.
" Pakai dulu Ra bajunya, abis tuh kita baru mulai " pinta Nakula. Diapun bersama Sadewa memakai pakaian itu untuk melapisi pakaian yang telah mereka kenakan sebelumnya, tak lupa memasang sarung tangan dan peredam suara ditelinga mereka serta memakai sepatu taktikal mengganti kan sepatu kets yang mereka gunakan sebelumnya.
" Whooaaa....Kereeennn!!! " Aurora memekik kecil melihat senjata baru yang akan mereka coba.
" Eh Ra, tolong pakein itu juga ke Laluna takut nya dia terkejut nanti " Sadewa menunjuk tumpukan baju beserta alat lainnya yang ada diatas meja.
" Oke bentar ka, tapi bantuin yah "
Setelah perjuangan keras Sadewa dan perjuangan ringan Aurora, mereka akhirnya berhasil memakai kan peralatan yang sama dengan yang mereka pakai ke tubuh Laluna. Gadis itu masih saja terlelap selama mereka memakaikan alat-alat itu ke tubuhnya.
Sebelum memulai Nakula dan Sadewa memberikan arahan terlebih dahulu kepada Aurora, posisi tubuh yang baik serta cara memegang alat yang benar agar tubuhnya tidak ikut terpental nantinya.
Sreeeetttt ....
BUMMMMM!!!!!
Sreeeetttt......
BUMMMM....!!!
Bunyi dentuman keras itu akan memekakkan telinga bagi siapapun yang mendengarnya dan getaran hebat yang dihasilkan nya pun akan terasa guncangan nya.
" Yeaaayyyy! Berhasil! " Aurora meloncat-loncat ketika dia berhasil meluncurkan bazoka itu meski dia hanya nyaris saja mengenai sasaran nya.
Merasakan getaran ditubuhnya, gadis itu terbangun dari tidurnya seketika.
" Aaaaaaahhh....!!! Gempa bumi ! " Setengah sadar Laluna beranjak dari tidurnya dan langsung lari keluar tenda tanpa tahu arah tujuannya.
" Nona...!! Jangan lari kearah sana! "
.
.
.
To be continued 😉
Hai kakak-kakak terimakasih udah berkunjung di novel baruku ini yah 😘
Jangan lupa untuk meninggalkan jejak kalian disini yah 😘🤗
Terimakasih
Happy reading 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Kanjeng Ribet
umur segitu aq msh maen gundu, lompat karet, engklek, petak umpet pokoke maenan jaman baheula... lah mereka... maen bazoka... belajar perang brooohh.... 🤨
2021-11-24
1
Tarina fadila
aduh kl mrk jdi nikah seru ya
2021-10-11
0