Misi Pertama Gagal!

"Huaaaaaa...!!!" Nakula dan Sadewa terperanjat mendengar suara resleting tenda yang tiba-tiba terbuka, mereka berteriak dan saling merangkul satu sama lainnya.

" Kak Kula sama Kak Dewa takut gelap yah?" Laluna memasuki tenda yang ditempati keduanya, dia meletakkan lampu lentera di pengait yang ada ditengah ujung atas tenda tersebut.

" I...iya Na " Sadewa tidak bisa menyembunyikan ketakutan nya, keringat dingin mengucur dari keningnya. Mukanya pias!

" Nih minum dulu ka, ini air jahe " Aurora memberikan termos kecil kepada Sadewa, Nakula masih memejamkan matanya.

" Kak...woi! udah terang ini..." Aurora menggoyangkan bahu Nakula. Pria itu pelan-pelan membuka matanya dan menarik nafas lega.

" Kenapa gak bilang takut sama gelap? tau gitu kan kita gak ngajak kemping, mending nginep aja di villa tadi " Aurora memandangi keduanya, Nakula dan Sadewa akhirnya berbagi cerita dengan kedua gadis incaran mereka.

" Sorry...." Nakula dan Sadewa mengusap kepalanya, mereka mengakui kesalahan yang sudah mereka lakukan. Toh ini adalah usaha mereka untuk mendapatkan cinta dari para gadis yang mereka cintai, jadi menurut mereka berkorban untuk itu adalah hal yang wajar.

" Gimana kalo besok pagi-pagi banget kita pulang, terus kita terusin acara hangout bareng kita dengan cara lain " Nakula mengedipkan matanya kepada Sadewa.

" Kalian pasti suka " Sadewa menimpali, dia paham maksud kedipan mata saudara kembarnya itu.

Keesokan harinya sesuai dengan janji Nakula dan Sadewa mereka turun gunung pagi-pagi sekali, agar bisa sampai di ibu kota lebih cepat. Ternyata waktu yang ditempuh tidak selama ketika mereka datang ketempat itu, lebih cepat satu jam malah.

Sesampainya di villa, mereka menolak ajakan sarapan dari mang ujang. Untung saja sang istri belum sempat menyediakan sarapan untuk mereka jika sudah maka sudah bisa dipastikan mereka akan terlambat sampai di ibukota.

Sampai di Jakarta, Nakula mengarahkan laju mobil ke kediamannya.

" Ayok sini..." Nakula tidak membawa Aurora dan Laluna masuk melewati pintu depan rumahnya, tetapi mereka mengajaknya berkeliling lewat samping rumah.

Sadewa memencet tombol-tombol ketika mereka sampai dipintu bangunan yang lebih mirip dengan hangar pesawat itu, hanya ukurannya yang lebih kecil.

" Oke...Kita sudah sam....Lah, kemana mereka?" Nakula mencari keberadaan dua gadis kembar yang tadi berada dibelakang mereka.

" Kak Kula ini pistol jenis apa??" Aurora mengacungkan senjata api yang dipegangnya

" Eeeettt dah bocah " Nakula menyapu wajahnya, Sadewa menggelengkan kepalanya

" Lo nyadar gak si La, mereka kayak nemuin berlian sekarung pas dibawa kesini.." Sadewa tergelak, akhirnya mereka menemukan kesamaan!

" Lo ada ide gak buat Minggu depan Wa? " Nakula memainkan alisnya

" Bokap ngeluarin bazoka loh " Keduanya tertawa.

Bodo amat urusan yang laennya yang penting kita udah nemu titik terang buat dapetin hati mereka...Sorry yah Langit...

Nakula dan Sadewa mulai mengajari mereka bagaimana merakit dan memakai senjata api, tentu nya mereka mengajarkan nya dari tahap yang paling dasar yakni menggunakan senjata api yang kecil.

Kedua pria itu suka dengan antusiasme yang diperlihatkan oleh wanita nya masing-masing, apalagi disaat mereka begitu serius nya memerhatikan bagaimana merakit sebuah senjata. Wajah mereka terlihat sangat lucu.

Keributan terjadi ketika keduanya diminta untuk menembakkan senjata ke arah target, bukan teriakan ketika bunyi suara terdengar seperti layaknya gadis pada umumnya, tetapi ketika target berhasil mereka tembak tepat pada sasarannya.

" Yeeee....Gue berhasil nembak ditengah!! " Aurora girang sampai loncat-loncat dan tanpa dia sadari dia memeluk Nakula saking gemasnya.

Jantung...Sabar yah, jangan copot please...Gue hepi banget dipelukin cewek gue....

" Eh...Maaf kak " Aurora bersemu, dia menghampiri Laluna yang juga melakukan hal yang sama saking bahagianya. Ketika mereka mendekat keluar lah teriakan bahagia mereka, suaranya sampai memenuhi ruangan! Untung saja ruangan itu kedap suara.

Sementara dua pria kembar itu sedang sibuk memegangi dadanya yang masih berdegup kencang.

" Kak...Kita pulang yah, udah sore ini... Takutnya mami sama papi khawatir " Pinta Laluna kepada Sadewa. Setelah puas seharian memainkan senjata mereka akhirnya lelah juga.

" Oke ..tapi kita mampir dulu beli makanan yah, tadi gak sempet beli oleh-oleh buat mami sama papi kalian soalnya " Sadewa meraih kunci mobilnya, mereka semua mengikuti nya untuk keluar dari ruangan besar itu.

" Oia...baiknya jangan dulu bilang sama papi dan mami kalian yah, apalagi Abang kalian..." Nakula menghentikan langkahnya

" Kenapa kak?" Tanya Aurora

" Takutnya mereka belum siap dengan kabar nya, itu aja...Nanti malah jadi khawatir " Sadewa menyetujui

" Anggap saja ini rahasia kecil kita...Oke?" Nakula mengedipkan matanya. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh abangnya ketika tahu kedua adik kembarnya senang memainkan senjata milik mereka.

( Reaksi Langit ada di Novel Gadis Tomboy Kesayangan Sang Baret Merah sesi 2 yah 😘 )

.

.

.

" Makasih banyak nak Nakula, nak Sadewa.... Oleh-olehnya banyak banget ini..." Mami Axel senang sekali menerima oleh-oleh dari calon menantu-menantunya. Gak tanggung-tanggung Nakula dan Sadewa membawa sepuluh keresek berisikan berbagai camilan dari yang ringan hingga yang berat.

Nyenengin calon mertua kan?? kapan lagi coba...

" Maaf tante, kita kesorean pulangnya " Nakula terlihat sungkan, takut juga dia kalau mami Axel tidak mengijinkan mereka untuk mengajak anak-anaknya lagi kan?

" Gak apa-apa, yang penting kalian sampe dengan selamat... Makasih yah udah jagain anak-anak Tante..." Axel menciumi pipi kanan dan kiri keduanya

" Maaf lho kalo mereka merepotkan kalian "

" Engga kok tan " Sadewa nyengir, dia mengelus belakang rambutnya.

" Oia tan, sebelum kami pulang... Minggu depan boleh yah ngajak Aurora sama Laluna lagi? Kami ada acara launching produk...Deket kok tan lokasi nya..." Nakula terlihat lebih serius. Kalau sudah seperti ini terlihat aura kedewasaan darinya.

" Iya...Nanti tante bilangin sama papinya "

Mami matre ih...baru dikasih begituan aja langsung kerayu gitu...

" Ra... menurut Lo gimana ka Nakula?" Aurora dan Laluna sekarang sudah berada dikamarnya, mereka tengah membereskan barang-barang yang kemarin mereka bawa untuk pergi ke Puncak.

" Menurut Lo kak Sadewa gimana? Laluna menjawab pertanyaan saudarinya dengan sebuah pertanyaan yang sama.

Mereka menjatuhkan diri mereka diatas tempat tidur.

" Kak Kula cakep sih, kak Dewa juga...mereka mirip "

" Ya iya lah Ra mereka mirip, sama-sama kembar sama kita gimana sih?"

" Tapi mereka gak nyerah yah sama usaha mereka, padahal kita udah mati-matian nolak dari dulu " Aurora masih ingat ketika keduanya bersikap super jutek kepada kedua pria yang dikiranya cowok playboy itu saking gantengnya.

" Iya...mana dulu ngajakin mulu ke mall, ya kali kita disamain sama cewek-ceweknya dulu yang doyan kesana...idih" Laluna bergidik. Mereka bukannya anti ke mall atau ke salon, tapi kalau setiap saat pergi kesana itu buat apa kalau hanya akan membuang waktu mereka dengan percuma kan??

.

.

.

To be continued 😉

Hai kakak-kakak terimakasih udah meninggalkan jejak kalian disini yah 😘

Happy reading 🤗

Happy weekend 🤗😘

Terpopuler

Comments

yetiku86

yetiku86

aq mampir disini Mom, berharap ada lanjutan dr langit juga 🤭

2022-03-15

0

Kanjeng Ribet

Kanjeng Ribet

memang gk da tandingannya kluarga Galaxy mah... 😍

2021-11-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!