Misi Pertama 2

" Kak Dewa sama kak Kula yakin gak mau istirahat dulu?? Masih satu jam lagi loh perjalanan kita " Aurora melihat wajah kami yang mulai terlihat pucat. Kami memang sudah sangat lelah saat ini, ini adalah perjalanan hiking pertama kami.

" Udah Ra, mending istirahat dulu aja sekalian kita juga istirahat dulu deh " Luna menurunkan ranselnya. Dia mengeluarkan kursi lipat kecil dari dalam ranselnya dan menduduki nya.

Whatt??!! Kursi lipat kecil?? Emang itu tas beratnya segimana si?? Kok si kunyuk Nakula gak ngasih tau musti bawa begituan...

" Huh...hah...." Nakula dan aku membuang nafas kami dengan kasar keudara, berharap jantung kami yang masih dah dag dig dug der ini segera mereda. Kami merebahkan tubuh kami di rerumputan dibawah pohon pinus.

" Masih jauh yah Ra?" Nakula melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Untuk kali ini aku setuju dengan tindakan nya, aku juga ingin segera mencapai puncak dari perjalanan kami. Rasanya badan ini sudah remuk!

" Bentar lagi kita sampai kok ka, percaya deh...Kak Kula sama kak Dewa gak bakalan nyesel " Antusias yang ditunjukkan oleh Aurora meyakinkan kami untuk tetap melanjutkan perjalanan ini.

" Oke...Bentar lagi kita jalan lagi aja yah...Kak Kula penasaran nih sama tempatnya..."

Lima menit kami meredakan irama jantung kami yang sempat berdegup kencang akibat jalanan menanjak yang kami tempuh, dan benar saja setelah lima belas menit kami pun mencapai puncak. Sayang disana telah diselimuti oleh kabut tebal hingga kami tidak bisa melihat pemandangan yang Aurora dan Laluna katakan secara langsung.

" Mending kita buat tenda dulu deh, takutnya ujan " Laluna dan Aurora menurunkan tas carier nya dan mengeluarkan peralatan tenda nya, kami pun sama.

Aku dan Nakula berbagi tugas dalam mendirikan tenda kami, sialnya kami lupa pipa penyangga mana yang harus dipasang disebelah mana walhasil meski sudah bersusah payah dan dengan penuh perdebatan sengit, tenda kami ambruk untuk kesekian kalinya. Dan yang lebih memalukan nya lagi adalah ketika tanpa kami sadari sepasang netra tengah memperhatikan kami selama itu.

" Sini kak kita pasangin " Laluna mengambil alih pekerjaan kami dibantu oleh Aurora

Dan pemirsa, dengan cekatan mereka memasang tenda kami hanya dalam waktu kurang dari 10 menit!

Muka gue mau ditaro dimana ini!!!

" Waaahhh ...Keren kalian!" Si kunyuk Nakula tanpa punya malu apa memang dia lagi menyembunyikan rasa malunya yah itu bilang kayak gitu...Mana sambil tepuk tangan lagi terus diakhiri dengan acungan dua jempol nya yang kriting itu.

Gue tampol juga nih mahluk! Kagak ada malu-malu nya dia...Yang ada malu-maluin!!

" Kak Kula sama Aurora nyari kayu bakar yah, aku sama kak Dewa siapin bahan makanan buat nanti "

" Oke na..Beres...!" Tersungging senyuman nan indah diwajah si kunyuk itu.

I**ni namanya pucuk dicinta ulam pun tiba..ahiww! Kapan lagi kan bisa berduaan sama bebeb aku.

Tiga puluh menit berlalu tapi Nakula dan Aurora belum juga balik, rasa khawatir mulai tumbuh pada diri kami yang sudah dari tadi selesai menyiapkan semua bahan makanan untuk kami santap sore menjelang malam ini.

" Kak...Kita susulin aja apa yah, kok perasaan aku gak enak yah " Aku langsung mengiyakan ajakan Laluna karena memang dari sepuluh menit yang lalu rasa khawatir ini sudah menyeruak.

Kami berjalan mengikuti arah kemana mereka pergi sebelum nya tetapi sampai sepuluh menit kami mencari, keberadaan mereka belum juga menemukan titik terang.

" Nakula....!!! Aurora....!!! "

" Raaa... Aurora!!! Kak Kula....!!! Kalian dimana???"

Sambil berjalan kami terus memanggil mereka, tiba-tiba samar-samar kami mendengar suara Aurora berteriak.

" Na...!! Laluna!! Sebelah sini!! Kak Kula jatoh!! " Aku dan Laluna berlari menghampiri arah sumber suara, sesampainya disana kami melihat Nakula sedang meringis sambil duduk dengan kaki di selonjorkan dan Aurora sedang membalut kakinya dengan kain bandana yang dia kenakan.

" Bantu angkat kak, kita bawa ke kemah biar aku sama Laluna yang membawa ranting kayunya " Pinta Aurora, dia dan saudara kembarnya lalu mengambil ranting pohon yang sudah berhasil mereka kumpulkan sebelumnya.

Sesampainya di kemah, Nakula aku dudukkan di depan tenda dan melepaskan sepatunya. Tak lama Laluna menghampiri kami dengan satu botol sejenis minyak ditangannya. Dia memintaku untuk memegang tubuh Nakula.

" Pegangin ka..." Pelan dia mengoleskan minyak itu di kaki si kunyuk yang dari tadi tidak henti-hentinya meringis.

" Eeehhh....Mau diapain itu Na?!"

" Tarik nafas ka...Lemesin yah kakinya " Sambil dia mengajak Kula berbicara dengan lihai dia membenarkan posisi tumit Nakula yang terkilir.

" Aaaaaaahhh...!! " Pekikan yang dia lontarkan dari mulutnya memang cuma segitu, tapi dia memaki tanpa suara setelah nya

Anj**k...Sakit gilaaaaaa....!!!!

" Coba berdiri ka " Pinta Laluna, lalu aku membantu Nakula berdiri dan ajaibnya setelah dia menapakkan kakinya di tanah dia bisa langsung berjalan kembali.

" Eh....Udah ilang sakit nya Na, makasih ya "

Si kunyuk dasar...Tadi aja haduh halah haduh halah... sekarang bisa-bisanya dia cengar-cengir gitu, sama bebep gue lagi!

" Heh..! Kontrol tuh mata sama bibir!" Aku menarik si kunyuk yang sok ganteng ini kedalam tenda

" Apaan sih lo..! Aku membekap mulutnya

" Lo gimana sih?? Ingat misi kita malam ini nyuk, seharusnya kita yang melindungi mereka bukan malah sebaliknya! gimana sih lo!" Setengah berbisik aku mengingatkan saudara kembar ku ini. Dia menepuk keningnya.

" Kak Kula, kak Dewa....ini makanannya udah siap!" Laluna ku memanggil setelah lama kami asik berdebat didalam tenda, Giliran aku yang menepuk keningku.

" Haassshhh....Kita lupa bantuin mereka lagi!"

" Iya Na, bentar kita kesana !" Nakula menyahutinya lalu dia mengusap wajahnya kasar.

" Maafkan kami yah, tadi gak sempet bantuin kalian bikin makanan " Aku menggaruk kepalaku meski tak gatal sama sekali.

" Gak apa ka..Kak Kula sama kak Dewa kan harus istirahat dulu....Nih ka makanannya, diambil sendiri aja yah.." Aurora menyodorkan beberapa jenis makanan yang sudah dimasaknya dengan Laluna

" Kita gak tau kakak suka apa gak sama makanannya " Laluna menimpali.

Malam semakin larut ketika kami menikmati hangatnya api unggun setelah bersantap malam bersama malam itu, Nakula memperlihatkan kebolehannya memainkan ukulele dan kami bernyanyi bersama.

" Yah...ujan, kita masuk aja yuk..." Laluna segera memindahkan kursi lipat nya sementara Aurora memindahkan peralatan minum kami.

" Oke...Sampai jumpa besok pagi yah, selamat malam Aurora, Laluna " Kami melangkah memasuki tenda kami yang posisinya bersebelahan dengan tenda yang mereka tempati. Sesuai dengan perintah om Jendral mereka harus menjaga kami selama disini.

Kami buktikan om...Kami yang akan menjaga anak-anak om...!

" Tarik nafas La...Tarik nafas...Gue juga takut...ayo atur nafas bareng-bareng..." Kami berdua berpegangan tangan, dari kecil kami sangat takut akan gelap!

Sreeettt!!!

" Huaaaaaaa....!!!!!!"

.

.

.

To be continued 😉

Hai kakak-kakak...Maafkan lama baru nulis lagi novelnya.

Tipis-tipis dulu ya...

Happy reading 🤗

Terpopuler

Comments

Eny Si Unyil

Eny Si Unyil

Ngakak thor 😂😂😂

2022-01-23

0

Kanjeng Ribet

Kanjeng Ribet

ngakaakkk... anak mall diajakin naek gunung... bengek lah tu napas... 😂😂😂😂

2021-11-24

3

Anna Mutia Feranita

Anna Mutia Feranita

ngakak terbahak bahak akyu.... 😁😁🤣🤣🤣

2021-11-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!