Sandiwara Seharusnya kau paham

.

.

.

Sandiwara Seharusnya kau Paham

.

.

.

Sesampainya Lisa di restoran tempatnya bekerja kembali, Ia sudah berhadapan dengan Managernya, Beliau tampak marah Air wajahnya juga tak bisa di tebak menatap Lisa tajam.

Mau bagaimana lagi, Memang benar kenyataannya Jika Lisa bersalah, Pergi tiba-tiba tanpa Izin terlebih dahulu padanya. Lisa akan terima konsekuensinya dari sang Meneger.

" Pak." Lisa menunduk, Dirinya bernapas pasrah.

Doni Hanya berkacak pinggang, Ia menggeleng kepalanya pelan.

" Memang kau dari mana Lisa, Saya mendapat laporan dari teman-temanmu jika kau pergi tanpa izin dengan mereka."Kata Manager Dodi, Ia masih bertanya pelan namun sedikit tegas.

" Maaf pak Saya salah." Lisa merasa bersalah, Memang tak seharusnya dirinya tak punya tanggung jawab. Tapi mau bagaimana lagi, Di kabari jika ayahnya kritis saat itu langsung membuatnya panik sampai tak ingat apapun lagi.

" Enak saja maaf-maaf, Jangan begitu dong Lisa. Kamu niat bekerja tidak sih di sini."Sentak Dodi.

Saat bentakana itu terdengar Lisa sedikit memejamkan matanya, Bukan dirinya takut namun suara Dodi terdengar begitu nyaring sampai-sampai mengiungkan gendang telinganya.

" Mau kau saya pecat Lisa." Ujar Dodi lagi.

Lisa mengangkat wajahnya, ia menatap Dodi dengan raut terkejut."Jangan dong pak, Saya benar-benar butuh pekerjaan ini, Maafkan saya ya pak, Saya janji tidak akan ulangi lagi kesalahan saya." Kata Lisa dia begitu berharap Dodi memaafkan dirinya.

Dodi hanya menggeleng kepalanya, Dia melengos begitu saja dari hadapan Lisa tanpa menjawab apapun lagi.

Lisa bernapas panjang, Para pegawai di sana juga ada yang berbisik-bisik membicarakan dirinya. Namun, Bagi Lisa itu masa bodo, Mereka mau membicarakan baik atau buruk tentangnya, Dirinya sama sekali tidak perduli.

" Lis kamu gak papa." Tanya Jamal, Teman satu propesi Lisa.

" Gak papa mal, Hanya sedikit Khawatir kalau pak Dodi memecat aku tadi." Jawab Lisa, Ia sedikit tersenyum kecil pada Jamal.

" Memang kamu dari mana Lis?"Tanya Jamal.

" Aku dari Rumah Sakit, Aku di kabari bahwa Bapaku kritis, Tapi sekarang sudah tidak lagi kok." Jelas Lisa.

" Sabar ya Lis, Semoga bapak mu cepat sembuh." Kata Jamal.

" Terimakasih ya Jamal."

" Yaudah gih cepat kamu ganti baju kan dari Rumah sakit, Kita lumayan sibuk Hari ini."

" Oke." Di tangan Lisa memang ia sudah memegang pakaian ganti.

Lisa segera pergi ke ruangan Karyawan, ia membersihkan dirinya juga mengganti pakaian kerjanya. Lisa juga membenarkan letak make upnya, Meski ia hanya pakai Sunscreen saja dan sedikit pawder tapi kerapihan tetap ia jaga.

Saat ia keluar dari ruangan Karyawan Lisa di kagetkan dengan keberadaan pak Dodi yang sudah berdiri mematung disana.

" Astaga mau apa lagi manusia ini." Lisa membatin.

" Pak Dodi, Ada apa lagi pak?" Tanya Lisa.

Dodi melenguh lemah, Tatapan sangar yang tadi di perlihatkan sudah tidak ada lagi, Ia menatap Lisa sejuk. Perlu di ketahui, Dodi memang masih lajang, Ia juga mempunyai pekerjaan yang gajihnya lumayan Oke, dia tampan dan bentuk badannya bagus. Karyawan di sana juga banyak yang kagum dan terpesona oleh dirinya, Terkecuali Lisa, Hanya dia yang bersikap biasa saja. Lisa memang memiliki kekasih hati, Mereka bahkan sudah berpacaran sejak lama, Sejak duduk di bangku SMA, menjaga Hati kekasihnya itu sudah menjadi tugas Lisa.

" Lis, Aku harap kau tak tersinggung dengan kemarahan ku tadi." Kata Dodi, Saat ini ia berkata sangat lembut Sekali, Lisa pun heran di buatnya.

" Tidak apa-apa kok pak, Saya mengerti toh memang saya salah." Jawab Lisa.

" Saya melakukan semua itu hanya sandiwara, Seharusnya kau paham, Saya hanya tidak ingin di bilang tidak adil oleh karyawan yang lainnya jika saya tidak memarahi kamu." Kata Dodi menjelaskan inti nya pada Lisa.

Lisa menautkan Halisnya Heran, Ia hanya diam tak menjawab, Tak mengerti dengan maksud menegernya itu. memangnya kenapa jika managernya itu beneran marah atau tidak, Toh memang kenyataannya Lisa memang bersalah.

"Lis jangan sungkan ya sama aku." Ujar Dodi lagi.

Lisa Semakin tak mengerti, dia menjadi kikuk sendiri. Lisa tersenyum kecil dan menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

" Memang saya salah pak, Tidak masalah jika bapak beneran marah." Jawab Lisa.

" Kalau begitu Lisa duluan ya pak, Sepertinya teman-teman Lisa kewalahan di sana." Lisa berlalu dari Hadapan Dodi dengan masih bertanya-tanya. Ada apa dengan managernya kali ini.

Sekembalinya Lisa, Ia melakukan tugasnya seperti biasa, Melayani pelanggan dengan begitu ramah. Senyumnya juga nampak tak pernah surut. Para gegawai lelaki di sana juga tampak selalu mengagumi semangat Lisa. Sesuatu contoh manusia yang selalu ceria, Meski beban di pundaknya mungkin terasa berat. Lisa begitu mampu mengerjakan apapun dan membuat para pelanggan nyaman ketika di layani olehnya.

Tepat jam Enam sore, Lisa pulang. Lisa memang mengambil Jatah kerja hanya di siang hari saja, Ia meminta agar tak kebagian sip. Karena Lisa punya pekerjaan Lain di malam Harinya.

Masa bodo jika Orang lain menganggapnya adalah robot hidup, Dalam Hidupnya kali ini Hanya uang yang harus di kumpulkan, Demi pengobatan ayahnya. Lisa puntang panting harus mendapatkan Uang yang banyak.

Malam Harinya tepat jam delapan malam Lisa kembali bekerja di sebuah Club malam, Menjadi pelayan juga di sana, Ia hanya menjadi pelayan memberikan minuman juga membersihkan meja, Namun itu terhitung lumayan, Karena dia di gajih setiap malam tiga ratus ribu, Itu sudah sangat untung buat Lisa sebagai tambahan.

Lisa akan bekerja sampai jam dua malam, Setelah itu dirinya pulang untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah, Lisa bisa tertidur meski hanya beberapa jam saja.

Begitu lah roda kehidupannya berputar, manusia seperti Lisa hampir tidak punya waktu untuk bermain, jalan-jalan bersama kekasih atau sekedar menonton Film di bioskop. Tapi Lisa tidak Iri dengan kehidupan orang lain, Baginya Ayahlah no satu, Dia akan berjuang semaksimal mungkin demi pengobatan Ayahnya.

Jam dua dini Hari itu, Lisa berjalan seorang diri sambil menenteng nasi goreng untuk dirinya makan. Ia membeli nasi goreng itu dari abang-abang langganannya yang jualan sampe pagi.

" Lumayan buat ngisi perut nih."Gumam Lisa dalam hati.

Lisa teringat akan kekasih hatinya, Ia belum sempat mengabari dimas. Lisa meregoh ponselnya mengirim sesuatu pada Dimas.

" Sayang, Sudah tidur? Maaf seharian ini aku kerja tak sempat menghubungimu.

Lisa mengirim kan pesan itu pada kekasihnya.

" Besok saja lah aku berkunjung ke tempatnya, Sebelum aku berangkat Kerja. Kasihan Dimas, Aku semakin mengabaikannya saja." Gumam Lisa, Sedikit ada rasa sesal dalam hatinya karena terlalu sibuk sampai melupakan keberadaan Dimas.

.

.

...****************...

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

anak yang berbakti, semoga memperoleh ganjaran yang setimpal atas pengorbanan mu, Lisa

2022-01-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!