siapa?

Rai membelalakkan matanya "reinkarnasi?"

"ya orang saat ini pasti akan menganggapnya kebohongan, tapi tidak kusangka orang yang sudah tau sihir pun masih menganggapnya bohong" timpal Eujin

"tunggu.. ini serius?"

Eujin hanya mengangguk malas "apa seharusnya aku tidak bilang ya? aku jadi tidak tahu mana yang benar dan salah setelah kehilangan mereka"

"yang kaya itu juga ada ya?" tanyanya serius

ia menganggukinya lagi "tentu?! aku buktinya"

"iya juga"

"padahal aku yakin kamu belum paham" ucap Eujin

Rai memukul Eujin pelan "tentu, aku inikan bukan warga zaman mu

"tapi tadi kamu bilang mereka mati, itu artinya bukan hanya mytress kan?"

Eujin mengangguk tipis "mungkin ada sekitar 2 orang lagi selain Myth"

"apa mereka juga sama seperti Myth yang mengorbankan dirinya untukmu?"

Eujin pergi beranjak keluar "ya kira-kira seperti itu"

"heh jangan ninggalin tamu sendirian dikamar"

"aku mau pergi sama bunda"

Rai mengaktifkan teleport nya "SIGH.. yaudah nitip salam buat bunda" jawabnya pasrah

"yaaa" Eujin pergi turun menghampiri bundanya

...

"Jin, Rai lagi diatas?"

"nggak tadi cuman telepon, dia juga tadi nitip salam buat bunda"

"iya, jawab aja kata bunda main kerumah"

"iya Bun, bunda udah selesai?" Eujin berjalan masuk ke bagasinya

"bentar lagi"

sambil menunggu bundanya yang sedang bersiap, Eujin memanaskan mobilnya

"ayo takut kesiangan, ntar ayah pulang gak ada makanan"

padahal bunda yang lama, "iya bun"

Eujin menjalankan mobilnya menuju supermarket

...

"Jin liat, kayaknya anak itu di bully ya" bunda menunjuk pada kumpulan anak-anak yang sedang berkelahi 1 lawan 3

Eujin melirik pada mereka "mungkin iya"

salah satu dari pembully itu ada anak yang menarik perhatianku, sayangnya aku lagi bareng bunda, ucapnya dalam hati

ia terus melaju tanpa memperdulikan anak-anak itu

...

setelah sudah di dalam supermarket bunda memberikan selembar kertas catatan belanja "Jin kamu tolong ambil ini ya, kalo udah langsung aja ke bunda lagi"

"iya bun"

ia pun pergi mengambil barang yang tertulis di kertas..

namun tidak lama setelah ia selesai mengambil barang yang ditulis oleh bundanya, saat Eujin menatap keluar ia melihat ada Mana yang menyebar "ini bukan Mana ku atau Rai"

Eujin berlari memberikan belanjaannya pada bunda, "ada apa Jin?" bunda terkejut

"bunda Eujin boleh pergi duluan gak? ada sesuatu yang gawat"

"gawat? iya gapapa, biar nanti bunda pulang pake taxi"

"makasih bunda" Jin cepat-cepat menyusul mengikuti Mana itu, sebelum Mana-nya menghilang

"bisa gawat kalo misalkan dia ini salah satu dari keturunan temanku yang sedang menerima sihir, dia bisa mati"

Tin..tin.. ia menerobos banyak lalu lintas

Eujin tidak bisa teleport dengan dua alasan, dia sedang bersama bunda dan juga karna memang teleport tidak bisa diaktifkan tanpa tahu kemana tujuannya

namun ternyata Mana itu berakhir di rumah sakit, ia pun segera masuk ke dalam ruang ugd, Mana nya terasa baru, aku yakin dia sedang di UGD

memasuki ruang tunggu ugd disana Eujin melihat ada satu anak yang tadi di bully, jangan-jangan Mana ini milik anak yang tadi menarik perhatianku, pikirnya

"eh kamu itu anak yang tadi di pukulin kan?"

anak itu menengok "kakak siapa?"

"aku Eujin, jadi iya atau bukan?"

"i..ya aku tadi aku sempet berantem sama anak yang sekarang sedang di dalam" anak itu menunjuk ruang ugd

"namamu? lalu nama anak yang di dalam siapa?"

anak itu menjawab ragu "aku Ciel lalu dia Archos"

"Archos eliard?" tanya Eujin

"kakak tau? jangan-jangan kakak ini kakaknya Archos?"

Eujin menganggukinya "bisa dibilang kaya gitu"

firasat ku benar, dia eliard. tidak kusangka Mana-nya bisa menyebar sampai seperti ini, gimana kalo Mana ini di ketahui 'orang itu'

"kak...?"

"maaf aku melamun" ia tersadar dari lamunannya

"gapapa, kakak pasti khawatir" ucapnya dengan tersenyum tulus

dia kayaknya anak baik "kamu bisa ceritain masalahnya?"

"apa gapapa kak?"

"ceritain aja" jawab eujin sambil tersenyum

"aku awalnya hanya menegur teman-temannya, mereka itu sering membully anak-anak lain, tapi ternyata mereka tidak terima dengan teguranku, lalu mereka mengajak ku ke tempat tadi

dia juga memihak pada temannya yang salah dan ikut memukuliku seperti yang kau lihat, padahal aku tau pasti Archos itu anak baik"

Ciel berhenti cerita

"kenapa berenti ceritanya? kenapa dia bisa masuk ugd kaya gitu?" apa lagi dengan Mana yang menyebar kaya gitu, pasti dia sedang terluka parah

"jadi.. tadi saat mereka memukuliku, tiba-tiba ada motor yang melaju kencang ke arah Tian salah satu teman Archos lalu saat motor itu sudah didepannya, Tian menarik Archos yang kebetulan ada disampingnya

Archos tertabrak dan terluka parah, namun mereka hanya melihatnya ketakutan dan kabur ntah kemana, aku yang menyaksikan itu segera menelpon ambulan"

"jadi itu ya penyebabnya" jawab Eujin

harusnya tadi aku tidak mengabaikan mereka, gimana kalo kehidupan kali aku tidak bisa menemui eliard, lagi-lagi aku bertindak bodoh

"ARGGHHHH" Eujin mengacak-acak rambutnya

Ciel menatap Eujin khawatir "kak? gapapa?"

"nggak kok, makasih karna sudah langsung menghubungi ambulan saat itu"

"i..iya itu bukan masalah"

...

ceklek.. suara pintu UGD terbuka

"disini ada walinya?" tanya seorang dokter yang keluar dari UGD

Eujin berdiri "saya dok"

"baik kak, sepertinya ada beberapa tulang yang bergeser dan luka-luka di beberapa tempat..."

Eujin mengangguk paham "apa dia harus dirawat inap?"

"benar kak, untuk sementara lebih baik dia di rawat inap disini"

"baik dok terimakasih, apa saya boleh melihat kedalam?"

"silahkan, saya pergi dulu"

"baik dok" Eujin tersenyum, "Ciel ayo masuk" panggilnya pelan

Ciel berdiri "aku juga masuk kak?"

"tentu kamu kan yang nolong dia"

ia menolak di sebut sebagai seseorang yang telah menolong Archos

"terserah tapi ayo masuk" karna kelamaan Eujin menarik lengan Ciel

"baik" jawab Ciel terkejut karena lengannya ditarik

ceklek.. Eujin dan Ciel masuk kedalam UGD

Archos yang sedang berbaring menatap mereka lalu mengalihkan tatapannya lagi "kenapa?"

"kenapa apanya?" Eujin menyauti pertanyaan itu

"aku tidak bicara padamu"

Eujin tersenyum "keren juga anak SMA sekarang tidak bicara dengan bahasa gaul"

"kamu bicara seperti orang tua" jawab dia seadanya

ya jiwaku memang tua si..tapi aku tetap kesal, "mungkin"

"Ciel apa aku boleh bicara dulu berdua dengan dia" tanya Eujin

"gapapa si tapi kenapa tadi mengajak ku masuk?"

"formalitas" Eujin tersenyum

mendengar itu Archos berusaha menahan tawanya

"iya aku keluar"

ceklek.. pintu tertutup lagi

"apa kita kenal? kenapa kamu bertingkah sebagai waliku"

"tidak tapi aku mengenal orang yang mengenalmu" Eujin duduk di sebelahnya

"siapa? bocah Ciel itu?"

bocah? padahal dia juga bocah, "bukan, aku mengenalmu dari keluargamu"

"keluarga? aku bahkan tidak punya orang tua" jawabnya tenang

tidak punya orang tua? apa dia dibuang?

"ahh itu, memang usia mu berapa sekarang?"

"17" jawabnya singkat

"kamu akan mengetahuinya sendiri"

Archos tidak memperhatikannya "lalu kamu hanya ingin bicara itu?"

"tidak, aku juga mau menanyakan keadaanmu, aku sedikit malu kalau ada temanmu"

"dia bukan temanku"

Eujin menyeringai "lalu temanmu itu yang menjadikanmu tameng?"

tidak ada jawaban dari Archos, "kamu buruk juga ya dalam cari teman"

"BERISIK" Archos menatap Eujin tajam

"maaf-maaf, kalo gitu gimana keadaanmu?"

"aku baik-baik saja"

"gitu ya, kalau begitu aku juga pergi dulu" Eujin berjalan keluar ruangan

Archos tidak menjawab apapun

ceklek.. Eujin menutup pinty lalu bersandar di pintu itu setelah menutupnya

"buruk dalam mencari teman?! bodoh jangan bilang itu pada orang lain" kamu lebih buruk

ia mengatakan itu lalu terduduk di depan pintu itu, menahan tangisnya

"kak kenapa?"

Eujin melirik ke sumber suara "Ciel ya, kalo mau masuk, masuk aja"

"aku pulang duluan"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!