Aku begitu lelah malam ini, pertemuan mengejutkan dengan pria utusan Black Alliance mau tidak mau membuatku harus memikirkan keselamatan pengikut ku. Mereka bisa saja memanfaatkan Jonathan, Manuela, atau Laura untuk menekan ku.
Ku putuskan melakukan teleportasi untuk segera kembali ke rumah. Rasanya ingin sekali merebahkan tubuh lelahku ke atas ranjang empuk. Dengan sekejap mata aku kembali ke kamarku. Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian aku pun beristirahat.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
" Mikhaela.... Mikhaela....ikuti aku..."
suara itu kembali hadir entah memanggil siapa, aku berada di sebuah Padang rumput yang sangat luas. Beberapa tanaman tampak aneh di mataku, mereka seolah menari dengan gemulai mengikuti alunan harpa yang sayup-sayup terdengar.
" Dimana ini...." gumamku
" Mikhaela...kemarilah....mendekatlah.."
suara itu semakin jelas, seorang wanita memanggilku itu terdengar jelas dari suaranya yang lembut. Aku berjalan mengikuti jejak bunga yang entah bagaimana tumbuh di depanku. Sampai bunga itu berhenti pada sebuah batu besar dimana seorang wanita sedang memainkan harpa nya.
Wanita itu cantik sekali dengan rambut tergerai lurus sempurna berwarna keperakan. Ia mengenakan Tiara kecil dari bunga-bunga liar. keningnya terdapat tanda yang sama seperti pada pria dalam mimpiku yang lalu.
Wanita itu tersenyum padaku dan menghentikan permainan harpa nya.
" Kemarilah.... Mikhaela...." katanya sambil mengulurkan tangannya pada ku
" Aku bukan Mikhaela nona....Elijah itu namaku..." sahut ku padanya
Wanita itu tersenyum, ia berjalan semakin mendekat padaku. Ia membelai wajahku dan memberi sebuah tanda pada kening ku.
" Kau akan mengetahui pada waktunya nanti...tetaplah menjadi dirimu yang sebenarnya.."
Ia membuka genggaman tangannya, sebuah kalung dengan liontin kristal berada ditangannya. Wanita itu mengalungkannya padaku.
" Kalung ini akan melindungimu sementara sebelum waktunya tiba..."
" Apa maksudmu....dan siapa namamu...?" tanyaku penasaran
" Ariana....kau bisa memanggilku Ariana..."
Seketika suasana menjadi berkabut memenuhi tempat itu membuatku tak bisa melihat apa pun. Aku hanya merasakan terbang dan melayang. Dan terbangun dari tidurku.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Aku kembali dari mimpiku...mimpi yang aneh. Jam menunjukkan pukul Enam pagi sudah waktunya bagiku bersiap untuk membuka toko. Perlahan aku berjalan menuju kamar mandi, betapa terkejutnya diriku mendapati kalung kristal telah tergantung di leherku.
" Apa ini....ini bukan mimpi....ya Tuhan...?" gumamku
Ku lepaskan kalung kristal dari leherku, kuamati dengan hati berdebar sebar. Sungguh aku masih belum bisa mempercayai apa yang terjadi. Kristal itu berpendar mengeluarkan cahaya kebiruan saat jemariku menyentuhnya. Menimbulkan hawa hangat di sekelilingku.
" Elijah....kau di dalam....apa kau sudah bangun..?" suara Laura terdengar dari luar kamarku
pendaran cahaya dari kristal itu meredup seketika dan suasana menjadi normal kembali.
" Yaaa...aku akan keluar setelah mandi....kau tunggulah di luar dulu..." jawabku
Kuletakkan kalung kristal itu di meja rias dan aku pun bergegas mandi. Tak lama kemudian aku pun keluar dari kamarku dan menemukan pemandangan tak biasanya. Semua perabotan telah tertata dengan rapi sesuai pemanfaatannya dan lebih mengejutkan lagi Laura tiba-tiba memercikkan aku dengan air
" Apa yang kau lakukan Laura...ini membuatku basah...?" keluhku pada Laura
" Ssst...jangan bergerak Eli...its holy water..."
" Holy water....untuk apa...aku tidak mengerti..."
" Tentu saja melindungi mu Elijah...baiklah selesai...ayo kita pergi ke toko..."
Aku hanya menggelengkan kepalaku melihat tingkah Laura. Kami pun segera berjalan menuju toko ku jaraknya cukup sepuluh menit saja dari rumahku. Kulihat Jonathan sedang membersihkan kaca-kaca jendela dan Manuela yang menyiapkan bahan-bahan untukku.
" Pagiii....Jo...Manuela..." sapa ku pada mereka diiringi dengan Laura
" Kalian sudah sarapan..." tanyaku pada mereka
" Kami menunggumu Elijah...bagaimana kalau kita sarapan bersama di sini..." tanya Manuela
" Hhmm ....baiklah....tolong siapkan...Laura kau bisa membantu Manuela..." kataku pada Laura
Aku menuju meja tempat kasir dan membuka laci dibawah mesin uang. Aku mencari sebuah buku ku yang tertinggal semalam, tapi aku tidak menemukannya disana.
" Jonathan...apa kau lihat buku ku..?"
" Buku....aaah....buku catatan bulan baru...?" tanya nya
" Ya....aku tidak menemukannya disini...dimana aku menyimpannya..."
Aku masih berusaha menemukannya saat Jonathan mendekatiku,
" Aku melihatnya kemarin disini...kenapa tidak ada.." kata Jonathan sambil membantu mencarinya
Tiba-tiba Flick muncul di depanku,
" Kau mencari ini Eli...aku menemukannya di atas meja pelanggan kemarin..." kata Flick sambil menyerahkan sebuah buku dengan ikatan pita kecil di sampingnya.
" Meja pelanggan...aneh...seingatku aku tidak pernah meletakkannya disana..." gumamku sendiri
" Mungkin kau lupa Eli..." sahut Jonathan
" Ya mungkin saja.."
Aku akan beranjak pergi ketika Flick menarik ujung kemejaku,
" Aku sudah mendengarnya Eli... Black Alliance..." kata Flick
" Uhm...kau sudah dengar...tenanglah...aku akan mencari cara untuk menghalangi mereka..." kataku
" Mereka bukan orang sembarangan Eli... berhati-hati lah menghadapinya..." kata Flick mengingatkanku
" Uhm...aku tahu Flick... tenanglah....bulan baru terjadi sekitar empat bulan lagi...masih ada waktu merencanakan siasat kita..." kataku
" Elijah...Flick...ayo kita makan..." seru Manuela dari arah belakang.
Aku segera berjalan menuju meja tempat kami akan sarapan bersama. Kami menikmati sarapan seperti biasa, sesuatu sebenarnya sedang mengusik pikiranku hingga aku pun memilih diam dan mendengarkan mereka berbicara disela sarapan kami.
" Apa semuanya baik-baik saja Eli...kau sedikit diam hari ini...?" tanya Jonathan padaku
" Hhmm ....semuanya baik-baik saja..." jawabku
Flick menatap tajam padaku, aku tahu dia mengerti apa yang kupikir kan.
Pintu kaca toko berdecit, seseorang tampaknya tak sabar untuk menjadi pengunjung Magic Cakes.
Manuela beranjak dari tempatnya dan pergi melihat siapa yang datang. Aku tidak tertarik untuk melihatnya dan tetap melanjutkan sarapanku. Kudengar beberapa orang berbicara termasuk Manuela, sesaat kemudian seseorang menepuk bahuku
" Elijah...."
suaranya sedikit serak, ketika mendengarnya aku sudah tahu jika itu milik Nenek Edwina.
Aku berbalik dan menemukannya telah berada di sebelahku,
" Lama tidak berjumpa....sayang...." sapa Nenek Edwina padaku
" Nyonya Edwina....waaah....kejutan untukku...apa kabarmu Nyonya...?" tanyaku dengan sopan
" Aku baik-baik saja Elijah....kau lama tidak berkunjung ke rumahku....aku sangat merindukanmu...."
" Maafkan aku Nyonya....aku terlalu sibuk di toko....mungkin lusa akau akan menyempatkan datang...." kataku berusaha menyenangkannya
Nenek Edwina adalah salah satu tetanggaku rumahnya cukup dekat dengan rumahku. Ia termasuk pelanggan pertamaku saat aku membuka Magic Cakes. Usianya sudah cukup tua sekitar 70 tahunan.
" Aku akan menunggumu Elijah....ini aku bawakan beberapa buah berry untukmu..."
" Aaah....terimakasih Nyonya akan ku buatkan pie terlezat untukmu besok..." kataku disambut senyuman terindah dari wanita paruh baya itu
" Elijah aku ingin mengenalkan seseorang padamu....dia keponakanku dari Brasov...dia akan menemaniku mulai hari ini...."
" Aku senang mendengarnya Nyonya....kau memang butuh seseorang untuk menjagamu..." sahutku
" Ken ....kemarilah....perkenalkan dirimu pada Elijah..." seru Nyonya Edwina pada seseorang
Aku mengalihkan pandanganku ke arah yang dituju Nyonya Edwina, seorang pria sepertinya seumuran denganku dengan wajah yang sangat tampan sedikit berjambang, harus Eropa kental terlihat pada wajahnya. Dia tinggi dan berkulit putih, ia berjalan mendekatiku. Aroma maskulin tercium semakin mendekati, sesuatu berdesir di hatiku.
" Elijah....ini Kenneth...keponakanku..."
" Hai...aku Kenneth...senang bertemu denganmu nona..." dia menjabat tanganku erat
ada getaran aneh saat dia menjabat tanganku, mata hijau nya menghipnotis ku membuatku berkelana dalam lamunanku,
" Nona ... " dia memanggilku lagi dan membuyarkan lamunanku
" Ooh ....maaf ....aku Elijah....senang bertemu denganmu juga tuan Kenneth...' jawabku
Dia mengembangkan senyumnya,
" Cukup Ken saja...." katanya
" Aku tahu kalian akan cocok ...mampirlah ke rumah besok Elijah...." kata Nyonya Edwina yang sukses membuat pipiku merona
" Tentu Nyonya .....tentu...." sahutku
" Baiklah aku pergi dulu Elijah ...." pamit Nyonya Edwina
Aku yg menganggukkan kepalaku, pria itu meraih tangan Nyonya Edwina dan mengapitnya di lengan. Kenneth menatapku sesaat sebelum meninggalkan toko membuatku salah tingkah dan meninggalkan suatu getaran hebat dalam hatiku.
Mata itu....sepertinya aku pernah mengenalnya tapi dimana...Dia.....siapa dia kenapa aku merasa telah bertemu dengannya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
senja
kl yg kayak gini kadang aku bingung, itu hipnotis atau jatuh hati
2022-03-23
1
Ma'e Dina
ceritany bagus like ny sikit
2022-03-04
0
Norma Yunita
menyusur jejak takdir mampir lagi. jangan lupa mampir juga😍😍
2021-12-12
0