Hari ini hari pertama Laura bekerja untukku. Setelah sarapan pagi tadi kami segera disibukkan dengan persiapan toko. Karena seperti biasa toko kue ku akan ramai saat jam makan siang.
Laura membantuku di dapur sementara Jonathan dan Manuela selalu mengawalinya dengan bersih-bersih toko.
" Laura tolong kau lelehkan butter itu...ingat jangan sampai mendidih." perintahku pada Laura
Laura mengangguk dan melakukannya dengan baik. Ia menaruh wadah berisi butter leleh tak jauh dari tempatku mencampur semua bahan adonan.
" Apa kau pernah membuat roti Laura?" tanyaku
" Dulu aku pernah membantu nenekku...tapi ..aku lupa caranya."
Aku tersenyum padanya dan memahaminya karena memang tidak semua orang bisa membuat roti yang enak.
" Eli....aku tidak mengerti...kau bisa sihir mengapa tidak kau sihir smua dan biarkan mereka terbentuk dengan mudah."
Aku tertawa mendengar pertanyaannya,
" Laura....tidak semua hal bisa diselesaikan dengan magic...ada yang harus tetap dilakukan seperti yang seharusnya."
" Pada dasarnya setiap hal jika dilakukan dengan hati yang bahagia you automatically create a miracle without you knowing it." jelas Elijah
" Aaah begitu....aku mengerti...baiklah apa yang harus aku bantu."
Aku memberikan arahan pada Laura tentang apa yang harus dilakukannya. Menjelang siang semua nya telah siap. Roti dan kue sudah tertata rapi pada rak-rak nya.
Jonathan membalik tulisan Closed di pintu kaca menjadi open kami pun siap melayani pengunjung.
Siang ini ramai sekali, Laura berada di mesin kasir sementara Jonathan dan Manuela setia melayani para pelanggan. Dan aku...hanya duduk manis di sebuah meja kecil tepat disudut toko.
Aku terbiasa mengamati mereka yang datang dan pergi ke toko kue ku. Bukan karena aku menjadi bos nya tapi karena aku sedang mencari siapa yang membutuhkan pertolongan ku. Pelanggan yang datang ke toko kue ku tentu saja beragam dan mereka selalu membawa setiap permasalahannya kemari.
Langkah pertama saat memasuki toko ku mereka akan merasakan ketenangan yang lain menjauhkan perasaan takut dan sedih dari hati mereka. Itu karena Sihir yang selalu ku tebarkan di pintu masuk toko.
Target ku adalah orang-orang yang masih merasakan kesedihan saat memakan kue buatan ku. Itu artinya ia memilik kesulitan yang memang diluar batas kemampuan sihir penenangku.
Rupanya Laura memperhatikan ku dari tempatnya. Ia karyawan baru dan belum mengerti kebiasaanku. Laura mendekati Jonathan dan menanyakan sesuatu padanya,
" Jo...apa yang dilakukan Elijah disana...ia terus memperhatikan semua pelanggan tanpa berbuat apa pun." tanyanya
Jonathan melihat ke arah Elijah ia tersenyum pada Laura,
"Elijah sedang mencari seseorang...itu kebiasaannya setiap toko mulai buka." jawab Jonathan sambil terus mengolah kopi pesanan pelanggan
" Mencari seseorang? Apa maksudmu Jo...aku tidak mengerti apa dia kehilangan seseorang?" tanya Laura lagi
Jonathan tersenyum pada Laura,
" Bukan begitu...kau akan memahaminya nanti....sekarang tolong bawakan kopi ini untuknya...Elijah sangat memerlukan kafein." perintah Jonathan pada Laura
Laura menuruti perintah Jonathan dan pergi ke meja dimana Elijah duduk,
" Elijah....ini kopimu." sapa nya
" Terimakasih Laura." balasku sambil tersenyum padanya
" Ehm ....boleh aku bertanya Eli?"
" Tentu...tentang apa...katakan.." jawabku sambil menyesap kopi
Aku melihat banyak pertanyaan di matanya dan aku tahu tentang rasa ingin tahunya padaku,
" Ehm....kenapa kau hanya duduk diam disini...apa kau menunggu seseorang?" tanya nya perlahan
Aku tersenyum padanya, sudah kuduga dia akan menanyakannya,
" Duduklah dengan ku."
Ia pun mendudukkan dirinya tepat di sebelahku,
" Kau lihat mereka... orang-orang datang kemari untuk makan mengisi energi mereka melepas penat atau hanya sekedar mengobrol...setiap orang memiliki permasalahan yang mereka pendam masing-masing...suka...duka...gundah... marah...dan....takut..."
" Semua itu emosi yang dimiliki manusia...aku membuka toko ini karena ingin memberikan manusia sedikit ruang untuk bahagia...yang sedih jadi gembira yang senang akan tetap bisa menikmati bahagianya dalam jangka panjang."
" Kenapa kau melakukannya Eli? "
" Karena aku benci air mata Laura...aku tidak suka melihat manusia menangis...aku pernah merasakan kesedihan mendalam tanpa ada seorang pun yang menghiburku dan itu sakit sekali."
" Aku dengan kelebihan ku bertekad membuat semua orang bahagia....setidaknya mereka keluar dari kesedihan."
" Kau luar biasa Elijah...kau penyihir tapi hatimu seperti manusia." kata Laura sambil memegang tanganku
Aku hanya bisa tersenyum melihatnya memandangku takjub
" Jangan berlebihan menilai ku Laura...itu tidak baik...jangan lupakan aku seorang penyihir yang bisa mengambil nyawamu setiap saat."
" Kau...aku yakin kau tidak sekejam itu Elijah... aku percaya padamu." sahutnya
" Terimakasih ...kembalilah bekerja Jonathan dan Manuaela membutuhkanmu." perintahku padanya
Laura mengangguk dan segera kembali menuju meja kasir. Aku menyandarkan punggung ku ke bantalan kursi sesekali ku buka catatan keuangan toko untuk mengalihkan perhatian para pelanggan.
Satu persatu para pelanggan datang hilir mudik bergantian. Hari ini aku sangat lega karena tidak ada satu pun dari pelanggan ku yang membutuhkan bantuan spesial dariku. Itu artinya mereka semua sangat bahagia dan itu cukup bagiku.
Hari beranjak malam, Jonathan dan Manuaela mulai bersiap mengemasi makanan yang tersisa hari ini. Laura membantu mereka mengepaknya dalam kantong-kantong kertas.
" Eehmm....untuk apa semua ini Manuela...apa kita ada pesanan khusus?" tanya Laura
" Tidak....setiap harinya kami akan membagikan roti yang tersisa pada anak jalanan dimalam hari." jawab Manuela
" Ooh begitu...kalian baik sekali." ucap Laura
" Ini peraturan dari Elijah... berapa pun makanan yang tersisa pada hari ini harus di bagikan pada mereka yang membutuhkan entah banyak atau pun sedikit." timpal Jonathan
" Lalu siapa yang akan pergi membagikannya...?" tanya Laura
" Elijah sendiri yang akan pergi...ia melakukannya setiap hari...baginya ini adalah salah satu hiburan untuknya..." ujar Jonathan lagi
" Hiburan...kenapa...aku pikir Elijah selalu bahagia dan tidak memiliki masalah?" tanya Laura keheranan
Jonathan dan Manuela saling berpandangan, lalu Manuela berkata,
" Jika sudah waktunya nanti....kau akan memahaminya Laura."
" Ayo kita segera selesaikan ini semua..malam mulai larut." kata Jonathan diikuti anggukan dari Laura dan Manuela.
...----------------...
Aku beristirahat sejenak di dalam kamarku sambil menunggu mereka menyiapkan semuanya. Aku sedikit kurang enak badan,mungkin karena hari ini aku terlalu banyak menggunakan sihir. Lelah membuatku tertidur sejenak.
" Mikhaila.... Mikhaila....bangunlah." sayup-sayup terdengar suara lirih ditelinga ku
Aku berjalan mengikuti arah suara itu. Dalam hati aku bertanya siapa yang bernama Mikhaila mengapa suara itu menuntunku ke suatu tempat dan tempat apa ini.
Ku edarkan pandanganku...aku merasa aneh aku seperti mengenalinya....tapi tempat apa ini...tempat ini begitu indah dengan pendaran sinarnya menyelimuti sekitar...suara itu terus memanggilku dan membawaku pada sebuah air terjun yang sangat indah dengan bunga berwarna warni disekitarnya.
" Tempat apa ini?" gumamku
" Kau datang....Mikhaela..." sapa seorang dibelakangku
Aku menoleh ke belakang dan terkejut mendapati seorang pria dengan pakaian yang sangat indah bak dewa dan rambut hitam panjang tergerai melebihi bahunya. Senyumnya begitu menawan tersungging dari wajah tampannya. Di dahinya terdapat tanda yang bersinar sedikit terang tapi aku tidak bisa melihatnya dengan jelas tanda apa itu.
Pria itu mengulurkan tangan pada ku, jemarinya bahkan begitu indah melebihi kecantikan jemari wanita...aku terpesona padanya.
...----------------...
" Elijah ...Elijah ...bangunlah....semua sudah siap...Elijah ..."
Aku mendengar seseorang memanggilku dan kemudian kusadari Manuaela berdiri tepat di sisi ranjang ku.
" Aah...aku pasti bermimpi Manuela."
" Yaa...kau bermimpi....bangun tuan putri tidur...tugasmu menanti." jawab Manuela tersenyum padaku
Aku pun membalas senyumannya. Manuela menyiapkan Coat dan syal untukku. Dia juga membawakan keranjang berisi roti padaku.
" Baiklah aku pergi dulu...Jo jangan lupa kunci pintunya...Laura istirahatlah jangan menungguku pulang oke?" pesanku pada mereka
Mereka pun mengangguk dan aku pun memulai petualangan malam ku.
Aku menyusuri setiap sudut jalan dan memberikan makanan pada setiap orang yang ku temui. Mereka semua para gelandangan dan anak-anak jalanan yang terpaksa hidup di jalanan.
Mendengar mereka mengucapkan terimakasih dan memakan rotiku dengan lahap adalah kebahagiaan terbesar untukku. Terkadang sedikit sihir ku berikan tanpa sepengetahuan mereka.
Meski kusadari batasan sihirku tapi aku tetap melakukannya dengan senang hati. Toh besok kekuatanku akan kembali lagi sempurna setelah beristirahat cukup.
Aku melihat seorang anak lelaki tengah menangis ketakutan, ia sendirian. Aku pun bergegas mendekatinya.
" Hai....nak....sedang apa kau disini...dimana orang tuamu." sapa ku padanya
Anak itu tampak ketakutan dan ia lari bersembunyi dariku. Aku pun perlahan kembali mendekatinya
" Jangan takut....aku tidak akan menyakitimu....kau lapar..." tanyaku lembut
Aku tidak ingin membuatnya semakin ketakutan. Ku ulurkan kantong berisi makanan dan minuman padanya berharap ia mau menerimanya. Dan berhasil...ia mulai mendekati ku dengan ragu,
" Makanlah....ini untukmu." kataku sambil tersenyum padanya
Ia segera meraih kantong kertas dari tanganku lalu memakannya dengan lahap, sepertinya ia sangat kelaparan
" Pelan-pelan memakannya...kau bisa tersedak." kataku mengingatkan dirinya
Dan benar saja ia tersedak, aku sangat khawatir padanya dan segera memberikan sebotol minuman. Ku usap lembut punggungnya agar bisa menelan dengan baik. Tak lama kemudian anak itu menoleh dan menatap padaku
" Terimakasih kak..."
Aku tersenyum padanya dan mengangguk. Tiba-tiba tangan kecilnya menyentuh wajahku, tangannya begitu dingin. Aku membiarkannya menyentuh wajahku lalu ia pun tersenyum padaku,
" Aku berjanji akan melindungi mu selamanya."
aku terkejut ucapannya membuatku terharu, kuraih tangan kecilnya yang dingin lalu kuberi sarung tanganku padanya,
" Kau membutuhkan ini....ambillah...Oya siapa namamu nak?" tanyaku sambil memakaikan arung tanganku yang kebesaran pada tangannya
Anak itu tidak menjawab hanya tersenyum dan kemudian berlari meninggalkanku. Aku hanya bisa menatapnya menghilang di kegelapan malam.
" Kasian sekali anak itu....semoga Tuhan melindunginya selalu.." gumamku dalam doa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
anna maryanah
mbaca ini kok yg ada d otak ku k lia orang yg ceria selalu mnghibur orang lain thanks k lia
2023-01-08
1
HIATUS
semangat kak... bunga untuk mu 😍
2021-12-07
0
HIATUS
seorang penyihir bukan nya juga manusia ya? 🤔🤔🤔
2021-12-07
0