"Marc... Marc.. "
Loli berjalan kearah ruang tamu dan kedapur mencari Marcho.
"Sayang kau dimana?"
"Aku disini sayang..."
Loli berdiri melipat kedua tangannya melihat Marc sedang mencuci peralatan makan.
"Aku baru selesai makan"
"Kenapa tidak membangunkan ku?"
"Kau sangat kelelahan sayang.. ini hanya hal kecil. Sudahlah"
Loli berjalan mendekati Marc. Dia memeluk tubuh itu dari belakang. Mencari aroma khas suaminya.
"Kembalilah tidur... ini masih dini hari"
"Aku merindukanmu..."
Marcho membalikan tubuhnya menghadap Loli. Membelai lembut wajah cantik itu. Kemudian memeluknya.
"Aku mencintaimu Marc.."
"Apa kau mau melakukan sesuatu untuk ku?"
"Uhum..." Loli mengangguk masih dalam pelukan Marc.
"Apa kau mau menukar nyawamu untuk kebebasanku?"
"Apa maksudmu Marc?"
Loli melepaskan pelukannya. Menatap tajam wajah yang terlihat mulai dingin itu.
"Sejujurnya... aku terbelenggu Loli"
"Dari apa?"
"Sebuah perjanjian..."
"Ceritakan padaku."
Loli menarik lengan Marc untuk duduk disofa.
"Kau perhatikan aku sekarang.."
"Ada apa dengan mu?"
"Tidak kah kau merasa aneh sayang?"
Marc menarik tangan Loli mengusapkan pada wajahnya.
"Ini sangat dingin..." ucap nya lirih pada Loli.
"Aku tak mengerti.."
"Aku telah mati sayang... jiwa ku terbelenggu oleh sesuatu. Tubuhku disembunyikan entah dimana"
"Marc!!! Jangan bicara aneh seperti itu!"
"Sayaang.. aku mohon percayalah... kau bahkan tak bisa lagi menyentuhku saat matahari mulai terbit. "
"Tapi... kita barusan..." Loli sedikit takut.
"Jangan takut sayang, aku takan menyakiti mu. Kita memang melakukannya.. tapi aku tak merasakan apapun. Aku hanya menyenangkan mu."
"Siapa kau? Dimana suamiku?"
Loli berdiri dari sofa menjauhi Marc. Ia mengambil sesuatu benda untuk pertahanan tubuhnya.
"Sayang ... ini aku. Ku Marcho suami mu!"
"Suami ku belum mati.." Loi sedikit berteriak twrus mundur dari tubuh Marc.
"Aku juga tidak akan bisa terus hidup Loli"
"Setidaknya... tidak dengan waktu secepat ini."
"Sayang... kemarilah... jangan membuat jiwa ku lemah karna kau membenciku. Aku akan benar benar hilang dari hidupmu.. selamanya"
Loli pelan pelan mendekati Marc, di menyentuh lembut wajah dingin itu. Kembali memeluknya dengan erat.
"Sayang..."
"Aku tak perduli sekarang kau seperti apa Marc, bagiku kau tetap hidup. Kau suamiku.. yang masih akan selalu kucintai.."
"Sayang... bantu aku... untuk lepas dari ini semua. Hanya kau yang bisa melakukannya.."
"Aku akan melakukan apapun Marc, bahkan jika kematian bisa menyatukan kita akan kulakukan."
"Sayang maafkan aku.."
"Marc... aku mencintaimu"
"Loli... ada 7 hal yang harus ku lakukan."
"Katakan padaku..."
Marc berjalan mundur melepaskan pelukan Loli. Samar samar Loli melihat tubuh Marc pudar dan menghilang.
"Tidaaaaakk ..."
Loli terbangun diatas ranjang sempit. Sebelah tangannya terpasang infus. Nafasnya terasa sesak. Ia cepat cepat melepaskan selang oksigen di wajahnya.
"Nona.. apa yang kau lakukan?"
Seorang perawat berlari keruangan nya setelah melihat pasiennya dari ruang kaca disebelah tempat dia menjaga.
"Nona... tenang, kau baru saja siuman. Dokter akan segera tiba"
Perawat itu menekan tombol diruangan Loli. Tak berapa lama dokter dan beberapa lainnya masuk keruangan Loli. Seorang dokter memeriksa nya.
"Marc... Marc..."
Dia terus memanggil nama suaminya. Obat penenang disuntikan kelengan Loli. Tak berapa lama Loli terlelap kembali.
"Bagaimnan ini Dok?"
"Hubungi keluarganya... pasien dalam kondisi tidak baik"
"Baik Dok"
Mereka berjalan meninggalkan Loli. Menutup kembali ruangan itu. Terlihat perawat tadi duduk disamping ruangan Loli untuk berjaga jaga.
.
.
"Bagaimana dengan keadaan Loli Dokter?" Sofia sangat cemas dengan keadaan Loli.
"Mmm... tuan dan nyonya Ohara.. secara fisik putri anda baik baik saja. Tak ada yang perlu dikhawatirkan"
"Oh Tuhan... terimakasih"
"Tapi .. dia butuh psikiater..."
"Denis.. Loli masih depresi dengan kematian Marc."
"Sudahlah Sayang.. jangan menangis.. kita akan lakukan terbaik untuk Loli.."
"Benar Tuan, kalian harus segera melakukan sesuatu. Karna saya khawatir akan ada sesuatu yang menimpanya. Walaupun saya bukan seorang psikiater... cuma dengan melihat keadaan Loli... lama lama penyakit akan mudah menyerangnya"
"Baiklah Dokter, kami permisi"
Mereka menatap putri nya yang tengah terbaring akibat obat penenang yang disuntikan tadi dari balik kaca.
"Sayang.... putriku... " Sofia melepaskan tangisannya dipelukan Denis.
"Semua akan baik baik saja sayang." Denis menenangkan istrinya yang sedang terpukul melihat keadaan Loli.
.
.
.
Loli... bangunlah... berusahalah sayang. Bantu dirimu... karna aku membutuhkan mu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments