Kau begitu cantik sayang, aku berusaha sekuat tenaga untuk terlepas dari belenggu ini. Lakukanlah sesuatu yang bisa melepaskan ku sayang... berbuat lah sesuatu...
"Aku ada didalam, aku melihat mu bicara dengan El. Nanti malam aku segera kembali"
Sebuah pesan balasan dari Marc. Loli melajukan mobilnya cepat karna tak sabar ingin cepat pulang.
"Aneh... aku seperti tak bisa lama lama meninggalkan rumah ku." Ia bergumam dengan sebuah senyuman.
"Hi mom... aku datang"
"Kemarilah sayang..." Sofia menyambut kedatangan putrinya. Memeluknya, berusaha untuk menahan air mata yang mulai akan jatuh.
"Disini ada ibunya Marc juga? Aku akan segera menyapanya."
Loli mendekati mertua nya. Dia merasa sedikit heran dengan sikap mereka. Lorent langsung memeluk Loli. Tanpa sadar air mata itu juga menetes perlahan.
Loli merasakan sebuah kesedihan pada keluarga nya. Tanpa ia bisa mengatakan apa apa. Tangisan nya pecah dipelukan Lorent.
"Kenapa aku merasa sangat sedih seperti ini?"
Karna aku juga merasa sedih sayang, aku selalu disisimu. Mereka memberikan sedikit kehangatan padamu, karna itu takan kau dapatkan lagi dariku.
"Sayangku... kami berharap kau bisa melanjutkan hari hari mu tanpa kesedihan.."
"Apa maksud mama? Aku menangis karna kalian terlihat sangat sedih."
"Tabahkan hatimu sayang"
"Apa maksud kalian? Aku bahagia dengan kehidupanku"
Istriku... kau sangat mencintai ku.. aku ingin hidup lagi..
Bayangan yang membayangi setiap langkah Loli berusaha untuk memeluknya. Dia terlihat meneteskan air mata.
"Aku berharap kau juga bahagia selamanya..."
"Apa ada yang salah dengan Marc?"
"Tidak sayang... dia sangat bahagia bisa menikahi mu. Hanya saja Tuhan lebih sayang padanya"
"Mommy.. jangan bertele tele. . Katakan dengan benar, apa yang terjadi?"
Denis berdiri mengajak putri semata wayangnya duduk didekatnya.
"Loli.... Karena ledakan dijln. Santa semalam, Marc bersama 15 rekannya gugur sayang... bahkan sampai kini jasadnya tak ditemukan"
Loli menatap tajam Ayahnya. Lalu berdiri dihadapan mereka semua.
Sayang itu benar... percayalah pada mereka. Rasa ketidak percayaan mu membuatku terbelenggu hendak pergi kemana.
"Kalian jangan bercanda, hahahha.. suami ku baik baik saja. Bahkan semalam dia pulang dengan banyak luka diwajahnya. Aku sendiri yang mengobatinya Daddy... bahkan ia terus mengirimi ku pesan. Sampai saat ini. Dia mengizinkan ku kemari."
Semua mata menatap tak percaya pada Loli. Air mata mereka menetes deras. Tangisan terasa bergejolak diruang keluarga Denis Ohara tersebut.
Mereka menyangka Loli menderita Delusi, dimana suatu kondisi yang tidak dapat membedakan hal yang nyata atau tidak.
Dia tetap menyangka Marc masih hidup, karna Marc selalu menemaninya.
"Apakah kau perlu kami temani bertemu dengan seorang psikolog? "
"Aku tidak gila, aku berkata jujur."
Loli mengambil tas dan kunci mobilnya, dia segera berlari keluar dari rumah itu dengan perasaan marah kemudian masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya.
"Denis.. anak kita..."
"Tenanglah Sofia, biarkan dia sendiri sementara ini. Dia butuh waktu untuk bisa menerima kenyataan."
"Apa yang dilakukan Marc pada mereka? sampai hati sekali mereka memberikan pernyataan sekejam itu. Aku bahkan baru satu tahun menikah dengan Marc. Menyebalkan" dia melepaskan sakit hatinya dengan menggerutu.
Sayang... aku disini..
.
.
"Hallow El.. bisakah kita bertemu sebentar?"
"Ada apa Loli?"
"Ada yang ingin kutanyakan padamu"
"Baiklah, aku sekarang sedang berada di cafe Siklus. Kemarilah..."
"Baiklah aku segera kesana"
Loli menutup sambungan ponselnya.
"Aku harus bertanya langsung dengan El, dia teman dekatnya Marc, pasti dia tau semua tentang Marc. Aku akan membuktikan jika ucapan keluarga ku salah"
Loli berhenti didepan cafe Siklus, tempat dimana El berada. Dengan tergesa gesa Loli masuk kedalam. Ia melihat kekiri dan kekanan mencari keberadaan teman suaminya itu.
"Loli ..."
Seseorang memanggilnya diujung ruangan cafe.
"Hei... disana kau rupanya"
Loli berjalan menghampiri El, pria tampan yang masih single tersebut.
"Kau sendirian?"
"Ya.. aku lapar. Ini tempat favorit ku"
El tersenyum pada Loli.
"Pesankan aku secangkir kopi El..."
"Baiklah..."
El memanggil seorang pelayan.
"Secangkir kopi latte"
"Baik tuan"
"Ada apa mencari ku Loli?"
"Kau pasti terkejut saat kubilang, bahwa keluarga membicarakan Marc yang sudah meninggal"
"Uhuk huk.. huk.. uhuk..."
El membersihkan air minum yang tersembur keluar karena mendengar ucapan Loli.
"Aku sudah menyangkanya. Kau bahkan kaget."
"Sebentar, apa maksud mu?"
"Mereka bilang jika Marc gugur karwna ledakan dijln. Santa semalam."
"Aku.... aku tak bisa memastikan"
"Apa maksudmu El?"
.
.
.
Katakan padanya El... berterus teranglah...
Dia tetap berdiri disamping Loli seakan akan ingin masuk dalam percakapan manusia itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Yudha Rizki
ini serunya klu bca novel horor menegangkan wlapun cerita nya ga nyeremin jga tetep aj bikin tegang bacanya
2022-03-24
0