Setelah menempuh perjalanan hampir 3 jam nonstop. Akhirnya mereka sampai di kontrakan.
"Assalamu'alaikum...." ucap Naziah, Ulfi dan Tita serempak di depan pintu.
"Anto...kami kembali...! Buka pintunya!!! teriak Ulfi sambil mengetuk pintu kontrakan.
"Iya, Sabar...!"ucap Anto sambil membuka pintu.
"Assalamu'alaikum..." ucap Naziah kembali sebelum masuk ke dalam rumah dengan menenteng kardus bawaannya. Tita ikut masuk di belakang Naziah.
"Walaikumsalam...!" ucap Anto "Mana oleh-olehku....?" tanya Anto sambil menengadahkan tangannya.
"Tuh...! Ada di motor, tolong dibawa masuk ya...?!" ucap Ulfi sambil menunjuk dengan dagunya kardus yang ada di motornya. Lalu berlalu masuk ke dalam rumah
Dengan senang hati, Anto mengangkat kardus yang dimaksud. Dan membawanya ke dapur lalu membukanya.
"Wah...bikin bubur jagung ya 'Fi?! Aku beli gula aren sekarang!!" ucap Anto.
Ya, Ulfi membawa jagung yang dia petik dari kebun ibunya.
Setelah mengambil dompetnya. Anto langsung pergi membeli gula aren di kios kecil terdekat dengan berjalan kaki.
Sementara itu, setelah mengganti pakaian dengan pakaian rumahan, Tita dan Naziah mengupas kulit jagung yang akan diiris-iris halus sebelum diolah menjadi bubur jagung. Sedang Ulfi memarut kelapa dengan mesin parut sebelum dijadikan santan sebagai campuran dasar buburnya.
Seperti itulah mereka, semua bahan makanan sebisa mungkin diolah sendiri. Untuk menjaga cita rasa makanan itu. Seperti buah kelapa dan beras, mereka selalu membawa sendiri dari kampung. Dan untuk mengurangi pembelanjaan dapur, Naziah memanfaatkan halaman belakang dengan menanam tomat, rica/cabe, daun bawang, daun seledri, terong ungu, kunyit, jahe dan lengkuas. Serta ada beberapa pohon ubi kayu dan pohon pepaya bunga yang ditanamnya. Dan para sahabatnya sangat mendukung dan ikut membantunya.
Bahkan tetangga disekitar kontrakan mereka, ikut merasakan hasil kebun kecil mereka. Dan mereka sangat salut dengan pola pikir dan cara hidup Naziah dan sahabatnya. Serta menjadikan contoh untuk anak-anak mereka.
Sedikit banyak Naziah dan sahabatnya bahagia bisa menjadi contoh yang baik.
Dan akhirnya, bubur jagung siap disantap. Saat makan malam tiba, mereka makan bersama seperti biasa sambil berbincang ringan. Dengan menu tambahan bubur jagung yang mereka buat bersama.
Setelah itu, mereka berkumpul di ruang tamu untuk mempelajari materi kuliah masing-masing yang akan dibahas besok.
Naziah dan Anto dengan materi tehnik mesin. Sedang Tita dan Ulfi dengan materi ekonomi. Jam 9 malam, waktunya mereka beristirahat. Untuk menjemput hari esok dengan semangat baru.
Pagi hari dijam 8, mereka sudah bersiap menuju kampus. Naziah seperti biasa dengan motor metiknya. Ulfi dan Tita selalu setia berdua berboncengan dengan motor Ulfi yang sekarang giliran Tita yang menyetir. Dan Anto dengan motor gedenya.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit, mereka akhirnya memasuki gerbang kampus. Dan memarkirkan motor mereka di area parkir.
Dari tempat parkir kampus, Ulfi dan Tita menuju kelas fakultas ekonomi. Sedang Naziah dan Anto menuju ke perpustakaan kampus mencari buku-buku refrensi untuk bahan skripsi mereka.
Setelah mendapatkan buku-buku yang mereka butuhkan, mereka memilih duduk di pojokan dalam perpustakaan tersebut. Kemudian mereka sibuk dengan bukunya masing-masing.
Setelah mendapatkan tambahan bahan materi yang mereka inginkan, mereka memutuskan untuk pulang. Dalam perjalanan menuju tempat parkir, mereka berbincang-bincang ringan.
"Zi, kamu udah siap menghadapi sidang nanti?" tanya Anto
"InsyaAllah. Kalau sudah waktunya, ya harus siap dong...'Nto?!" ucap Naziah
"Emangnya kenapa....kamu belum siap?" ucap Naziah
"Siap sih...tapi aku sedikit gugup, jika mengingat akan menghadapi dosen pengujinya nanti. Apa aku bisa menjawab semua pertanyaannya?" ucap Anto cemas
"Aku juga gugup kali... tapi masalah pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan sama dosen penguji nanti... ya tinggal jawab aja. Maka dari itu, kita dituntut! Harus bisa mengusai skripsi yang sudah kita buat sendiri. Karna pertanyaan yang akan diberikan itu sesuai materi jurusan kita pastinya..." ucap Naziah menjawab kecemasan Anto "Dan. rajin-rajinlah membacanya, siapa tau masih ada yang bisa diperbaiki lagi dari skripsi kita itu. Trus jangan malu untuk bertanya banyak sama dosen pembimbing kita. Karna itu memang sudah kewajiban dia untuk bimbing kita sampai bisa lulus, InsyaAllah Aamiin...!" sambung Naziah panjang lebar menasehati Anto.
"Aamiin, iya aku tau Ziah. Cuma yang aku khawatirkan itu...aku kalau dalam keadaan gugup gitu, biasa pikiran aku suka ngebleng Ziah. Apa lagi harus presentasi di depan dosen gitu. Haduuh....baru ngebayangin aja, nyaliku udah ciut duluan. Kamu sih enteng, udah biasa bicara di depan umum. Jadi kalau cuma persentasi di depan tiga orang doang sih... pasti nggak ada apa-apanya buat kamu?!" ucap Anto membandingkan dirinya sendiri dengan Naziah
"Ya kamu harus sering-sering latihan dong...! Gimana kalau nanti malam kamu latihan persentasi di depan aku, Ulfi sama Tita!" ucap Naziah memberi usul.
"Emm...boleh! Tapi...entar aku diketawain lagi sama si Ulfi..." ucap Anto berprasangka
"Cuekin aja....anggap aja itu untuk latihan kamu! okey...!" ucap Naziah "Pulang yuk??! Udah siang nih...lapar aku!" sambungnya sambil mengusap-usap perutnya.
Setelah urusannya di kampus selasai, Naziah dan Anto langsung pulang ke kontrakan.
"Assalamu'alaikum...." ucap Naziah dan Ando bersamaan di depan pintu.
"Walaikumsalam...." sahutan dari dalam rumah.
Ternyata Ulfi dan Tita juga sudah pulang. Dan mereka sedang menyiapkan makan siang.
"Wah...tumben cepat pulang? nggak ada dosen ya...?!" ucap Anto sambil duduk di kursi meja makan dan langsung mencomot tempe goreng yang dibawa oleh Ulfi.
plakk...bunyi pukulan Ulfi di tangan Anto.
"Aduh....! Sakit Ulfi..!" ucap Anto sambil mengusap-usap bekas tangannya yang sakit. Naziah dan Tita hanya tersenyum melihat tingkah dua sahabat mereka yang seperti Tom dan Jerry.
"Makanya...cuci tangan dulu sana! Jangan asal comot aja... Tangan kamu banyak virus tau....!" ucap Ulfi sewot.
"Enak aja, tangan bersih begini juga... mana mungkin ada virus?!" ucap Anto
"Kamu pikir virus bisa dilihat dengan mata telanjang gitu...? Makanya kamu sering sakit perut, itu karna kamu jorok. Suka nggak cuci tangan dulu kalau mau makan...sana cuci tangan dulu! Baru boleh makan." ucap Ulfi
"Iya deh... Aku cuci tangan sekarang. Cerewet banget sih...!" ucap Anto judes "Kayak ibu tiri!" sambungnya sambil berjalan ke wastafel dan mencuci tangannya. Akhirnya mereka makan siang bersama.
Setelah menyelesaikan makan siangnya. Mereka masuk kamarnya masing-masing. Membersihkan diri dan bersiap pergi ke tempat kerja.
Empat sahabat itu memang sudah dari awal masuk kuliah memutuskan bekerja sambil kuliah. Karna dengan begitu, biaya-biaya di luar biaya kuliah mereka, tidak harus memberatkan orang tua. Sebab mereka memiliki orang tua yang hanya berprofesi sebagai petani. Membuat mereka bertekad untuk bisa merubah nasib, dan jadi lebih baik dari orang tua merekalah yang membawa mereka sampai ketahap sekarang ini.
Naziah, Ulfi, Tita, dan Anto memang sudah bersahabat sejak dari sekolah dasar. Sejak itulah mereka trus bersama, bahkan SMP dan SMK di tempat yang sama hanya berbeda jurusan karna memiliki cita-cita yang berbeda.
Dan seperti itulah keseharian mereka. Jika jam kuliah selesai, mereka akan mengisi waktunya dengan bekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Hwang Trya
ceritanya ringan,suka banget
2022-09-19
0