Keesokan harinya Gael terbangun dari tidurnya, kepalanya masih terasa berat akibat minuman alkohol yang di teguknya tadi malam menyebabkan ia mabuk.
Gael berusaha bangun dari tidurnya sambil menahan rasa berat dikepalanya itu. Seketika Gael terkejut mendapati dirinya tidak mengenakan pakaian dan kemudian ia mengarahkan pandangan matanya ke lantai dimana disana masih berserakan pakaiannya dan juga pakaian Nia.
Gael berusaha keras mengingat apa yang terjadi, setelah ia mengingat samar-samar perbuatannya itu. Gael menyibakkan selimutnya hendak turun dari atas ranjangnya namun matanya menangkap pemandangan yang tidak biasa diatas ranjangnya nya. "Apa ini? " Gael bingung dengan apa yang dilihatnya. "Darah" lirih Gael. "Ini seperti bekas darah " gumam Gael dalam hati melihat bercak merah diatas ranjangnya.
Gael memungut pakainya dilantai dan ketika tangannya menyentuh pakaian dalam milik Nia, Gael terkejut dan melepaskan pakaian dalam itu ke sembarang arah.
"Sssttt!" Gael menjambak rambutnya sendiri merasa frustasi. "Apa sebenarnya yang terjadi dan pakaian ini milik siapa? " cecar Gael pada dirinya sendiri.
Cukup lama Gael mondar-mandir dikamarnya namun tak ada hasil yang ia dapat bahkan ia tak bisa mengingat dengan jelas siapa wanita yang sudah tidur dengannya.
Gael memutuskan untuk mandi karena hari sudah semakin siang. Dan dua puluh lima menit kemudian Gael sudah rapi dengan setelan jasnya. Keluar dari kamar dan seperti biasa ia akan turun menuju meja makan.
"Gael... " Panggil Mita yang sudah sejak tadi menunggunya diruang keluarga tidak seperti biasanya dimana Mita sudah berada di meja makan menunggu Gael turun dari kamarnya dan sarapan bersama dengan putra nya itu.
"Ada apa mah? " Tanya Gael menghampiri mamanya Mita namun pandangan matanya terganggu ketika melihat seorang wanita ikut duduk bersama dengan mereka disana.
"Apa kau sudah baikan dari mabuk mu tadi malam? " Selidik Mita dengan tatapan mata tidak seperti biasa dimana Mita akan selalu bersikap hangat kepada Gael putranya itu putra yang selalu ia banggakan namun dalam satu malam Gael sukses menghancurkan hati Mita ibu yang telah mengandung dan melahirkannya ke dunia ini.
"Apa kau mengingat yang terjadi antara kau dan Nia? " cecar Mita langsung pada intinya. "Apa maksud perkataan mama? " Gael bertanya balik kepada mamanya Mita.
"Kau sudah merebutnya paksa kehormatan Nia dan sekarang kau seolah tak bersalah sudah merenggut kesucian gadis ini! " Tunjuk Mita kepada Nia yang tak berani mengangkat wajahnya melihat Gael.
"Mah... Ini semua tidak seperti yang mama bayangkan. Aku tidak melakukan apa pun padanya. " Elak Gael.
"Kau tak perlu membela diri mu dari perbuatan bejat mu itu! mama melihat langsung dengan mata kepalaa mama sendiri dan bukan hanya mama, Daren juga melihat hal serupa dengan mama. " Seru Mita meluap-luap.
"Mah... Tidak mungkin aku melakunya dengan pelayan ini! " tunjuk Gael kepada Nia dengan tatapan tidak suka.
"Tapi pada kenyataannya itulah yang terjadi tadi malam dan mama tidak mau tahu kau harus bertanggung jawab atas perbuatan mu itu! " Terang Mita.
"Baiklah berapa yang harus ku bayar untuk mempertanggung jawabkan perbuatan ku? " ketus Gael namun tatapan matanya tidak berhenti menatap Nia seperti sedang ingin menerkam nya hidup-hidup.
"Gael! " teriak Mita marah mendengar putra nya itu menyelesaikan masalah dengan uang. "Kau pikir dengan uang yang kau berikan padanya bisa mengembalikan sesuatu yang kau ambil darinya? " Mita benar-benar marah mendengar ucapan putra nya itu.
Sementara Nia hanya diam saja tak berani berkata apa pun, padahal hatinya sakit mendengar perkataan Gael yang dengan mudahnya ingin menyelesaikan semuanya dengan uang.
Tiba-tiba Daren datang untuk menjemput tuannya itu . "Pagi tuan!" sapa Daren membungkukan kepalanya. Membuat mereka bertiga serentak menoleh kearah Daren yang baru muncul itu.
"Daren... Jelaskan apa yang kau lihat tadi malam dikamar Gael! " Mita langsung mencecar Daren begitu ia tiba bahkan Gael pun tidak sempat membalas sapaan dari Daren.
"Tapi nonya... " Daren merasa tidak enak kepada tuannya itu.
"Tidak ada tapi-tapian Daren ini menyangkut masa depan seseorang. " Mita memotong ucapan Daren.
"Tadi malam setelah saya mengantarkan tuan, saya kembali lagi karena ponsel tuan tertinggal didalam mobil namun ketika saya membuka pintu kamar tuan saya melihat tuan terbaring di atas ranjang tuan tanpa menggunakan pakaian tuan dan pelayan ini terduduk dilantai sedang menangis hanya tertutupkan selimut di badannya." Jelas Daren.
"Nah kau dengar itu? " Mita kembali memojokkan Gael. "Tapi mah... "Gael berusaha membela dirinya namun Mita sepertinya tidak ingin mendengar pembelaan darinya.
"Mama tidak mau tau kau harus bertanggung jawab kepada Nia dengan cara menikahinya! " perkataan Mita membuat Gael dan Nia terkejut.
"APA? " keduanya kompak mengatakan kata itu.
"Kalian ini belum saja menikah sudah kompak seperti ini. " Seloroh Mita.
"Mah... Mana mungkin Gael menikahi pelayan ini mau ditaruh mana muka Gael jika orang-orang mengetahui hal itu? " Tolak Gael dengan tatapan tajam kearah Nia membuat Nia ketakutan melihatnya.
"Apa salahnya menikahinya ha? seharusnya sebelum kau melakukan perbuatan mu itu kau berpikir seperti itu terlebih dulu bukan ketika sudah selesai melakukannya! " Bentak Mita.
"Aku tetap tidak ingin menikah dengannya dan masalah ini bisa ku selesaikan tanpa harus menikahi pelayan ini. " Gael tetap pada pendiriannya.
"Gael kau benar-benar mengecewakan mama! Gael ku adalah orang yang bertanggung jawab bukan Gael seperti saat ini. " Lirih Mita mengungkapkan rasa kecewanya.
"Mah... Ini masalah yang berbeda mah, Gael tidak ingin melakukan pernikahan secara seperti ini. "
"Lantas bagaimana nasib Nia kedepannya dan bagaimana pula jika ia hamil karena perbuatan mu? " Mita terus berusaha membujuk Gael agar menikahi Nia.
"Nyonya... Aku rasa tidak perlu lagi membicarakan hal ini, benar yang dikatakan n oleh tuan Gael mana mungkin ia menikah dengan pelayan seperti ku. " Nia menengahi perdebatan kedua ibu dan anak itu.
"Tidak Nia! Gael akan tetap menikah dengan mu." Tegas Mita tak ingin dibantah.
Nia mengigit bibir bawahnya dan kembali menundukkan wajahnya karena mendapat penolakan dari nyonya nya itu.
"Kalau begitu terserah mama saja! " Gael kemudian berdiri dari duduknya hendak pergi.
"Terima kasih sayang! " seru Mita tersenyum bahagia . Menghentikan langkah Gael yang hendak pergi dari tempat itu.
"Aku mau menikah dengan nya hanya karna keinginan mama dan sampai kapan pun akan tetap seperti itu jangan meminta ku lebih dari itu.! " Tegas Gael dengan suara datarnya.
"Daren ayo kita pergi! " suruh Gael kepada asistennya yang sedari tadi hanya diam mematung mendengarkan semuanya.
"Baik tuan! " Daren pun mengikuti langkah tuannya itu dari belakang.
Bersambung!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Eti
kasian Nia TDK d anggap
2021-11-27
0
🧚
lu benci sama Nia tapi tar lu juga suka kan ma Nia 😌
2021-11-15
1
Olan
semangat thor. salam dari Hate But Love. mari saling dukung❤
2021-11-08
0