"Mata, bibir, putih kulitnya dan berambut ikal yang sedikit berwarna merah. Semua yang ada pada dirimu sangat pas perpaduannya sehingga membuatmu terlihat sangat cantik," ucap Zayn tanpa sadar yang masih terlentang di jalan.
Zayn sampai tak menyadari kalau dirinya sedang menjadi pusat perhatian semua orang, ya, Zayn sedang di ke rubungi oleh orang-orang yang sedang melintas.
Tetapi Zayn terlalu fokus pada bidadari tak bersayap itu, dengan terus tersenyum Zayn tak lepas memandangi nya.
"Hai bodoh! bersikaplah biasa saja kalau lo nggak pengen dibilang gila!" ucap Maudy.
"Hah? Maksud lo?" tanya Zayn dan "byurr," seseorang menyiram Zayn dengan sebotol air mineral.
Semua orang menertawakan Zayn dan saat Zayn mengerjap kan mata wanita cantik itu sudah menghilang.
"Kemana perginya?" gumam Zayn seraya mengusap wajah.
Zayn tak memperdulikan orang-orang yang menganggap aneh, lalu Zayn melanjutkan langkah kakinya menuju ke sekolah.
Zayn datang telat lima menit, dengan wajah dan bagian atas bajunya basah membuat guru yang sedang mengajar menggelengkan kepala dan menghukum Zayn untuk berjemur di lapangan basket.
"Gue kira udah dimakan hantu tuh bocah," gumam Clara yang melihat Zayn sedang berdiri tegap di tengah lapangan basket dari jendela kelas dekat ia duduk.
Terlihat Zayn yang kepanasan itu mengusap dahinya menggunakan telapak tangan kanannya.
"Hah... udah panas gini gue masih dihukum aja, kesalahan gue cuma sedikit tapi di hukum kaya gini. Sedangkan mereka yang pelaku perundungan selalu di bebaskan dari hukuman," gumam Zayn.
Lalu Zayn tidak merasakan panas lagi saat awan menutupi dirinya dari terik sinar matahari.
"Gimana? Masih panas nggak?" tanya Maudy yang tiba-tiba berada di balik badan gendut Zayn.
"Udah mendingan kok, lo ngapain di tengah lapangan? Emangnya lo dihukum juga?" tanya Zayn.
Tersadar dengan ucapannya sendiri membuat Zayn membulatkan matanya saat dirinya menyadari tidak ada siapa-siapa selain dirinya di tengah lapangan.
Zayn mengusap leher yang berdiri bulu kuduknya.
Lalu Zayn memutar badannya mencari sumber suara itu.
"Emmm, gue bakal nampakin diri tapi lo harus janji dulu ya jangan teriak!" ucap Maudy tepat di telinga Zayn.
"Ta-tapi lo nggak jahat kan?" tanya Zayn yang mulai ber-gemetar.
"Kalau gue jahat, udah gue makan lo kemaren sore," ucap Maudy yang masih berada di belakang Zayn.
Maudy menepuk punggung Zayn dan Zayn pun menoleh lalu Zayn menarik nafas panjang dan "bruk," Zayn jatuh pingsan.
Kali ini Maudy membiarkan Zayn terjatuh ke lantai karena Maudy tidak ingin menarik perhatian dengan menangkap tubuh Zayn yang jatuh.
"Duuh, mau berteman aja kok susah banget, padahal gue udah cantik gini tapi kenapa lo masih takut aja sama gue?" ucap Maudy yang berjongkok di samping Zayn.
Tentu saja dengan jatuhnya Zayn membuat semua orang kerepotan untuk menggotong tubuh Zayn yang berat.
Melihat itu Maudy tidak diam saja, Maudy khawatir kalau Zayn akan jatuh dan itu membuatnya tidak bisa melihat dirinya lagi.
Maudy membantu para siswa mengangkat tubuh Zayn keatas brangkar dan membawanya ke ruang uks.
Dengan setia Maudy menunggu di samping Zayn, Maudy berfikir mungkin kemunculannya yang tiba-tiba itu lah, yang membuat Zayn pingsan.
"Astaga, ini orang pingsan apa tidur sih," gerutu Maudy kemudian yang sudah tidak sabar lagi.
"Gue kan ada janji sesama teman hantu gue, kalau gue nungguin gendut ini pasti bakalan lama," ucap Maudy yang kemudian menulis sepucuk surat untuk Zayn.
Setelah itu Maudy melipat dan memasukan surat tersebut kedalam kantong celana Zayn lalu pergi meninggalkan Zayn seorang diri.
Sebenarnya Zayn sudah sadar sedari tadi, tetapi Zayn merasa takut dan grogi saat melihat bidadari tak bersayap itu menunggu dirinya, membuat Zayn memilih untuk berpura-pura masih pingsan.
Setelah melihat kepergian bidadari yang menembus tembok itu Zayn membuka matanya dan ingin segera membaca surat yang bidadari itu tinggalkan.
"Gue Maudy, gue harap lo nggak takut lagi sama gue setelah perkenalan melalui surat ini ya, dateng ke rumah kosong nanti sore kalau lo menerima pertemanan ini."
Zayn tersenyum setelah membaca surat itu dan dirinya mempertimbangkan undangan tersebut.
________________
Zayn kembali ke kelas saat jam istirahat kedua dengan perasaan yang bercampur aduk, antara senang dan merasa bingung karena akhirnya ada juga yang mengajaknya berteman walau dirinya bukanlah manusia.
Zayn meminjam buku pelajaran yang telah ia lewati agar tak tertinggal, tetapi semua teman sekelasnya tidak ada yang mau meminjaminya.
Zayn pasrah dan mendudukkan bokongnya di bangku lalu datang Clara yang berpura-pura ingin membantu sehingga Zayn merasakan adanya angin surga.
"Lo mau pinjem ini?" tanya Clara seraya menunjukkan buku.
Zayn mengangguk dengan antusias dan menyodorkan tangan siap menerima buku tersebut.
"Eits, ini nggak gratis... buku ini punya Nilam jadi lo harus kerjain dua tugas sekaligus...," ucap Clara.
"Mau nggak mau gue harus kerjain," gumam Zayn.
"Yang ikhlas dong!" bentak Clara.
Lalu Clara menaruh buku milik Nilam dan miliknya untuk Zayn kerjakan.
"Jadi lo dari tadi ngapain aja?" gumam Zayn dalam hati.
Zayn memasukan buku tersebut kedalam tas lalu terdengar bel masuk sekolah, jam pelajaran berlanjut, sekarang semua belajar dengan tenang karena guru yang mengajar saat ini sangatlah galak.
_______________
Jam pelajaran telah usai, semua murid berhamburan keluar dari kelas, namun seperti biasa Zayn yang menjadi incaran untuk melampiaskan kekesalan, kebencian dan keisengan dari teman sekelasnya, ia tertahan di kelas karena celananya yang menempel pada bangku.
Ya, sebenarnya bangku Zayn sudah Iwan berikan lem.
"Kalian jahat banget sama gue, apa salah gue?" gumam Zayn.
Zayn berjalan dengan bangku yang menempel di bokongnya, lalu Zayn yang sedang berjalan di lorong sekolah bertemu dengan Pak Ruslan pengurus sekolah.
"Kamu ngapain ndut?" tanya-nya.
"Biasa Pak, ini kerjaan anak iseng," jawab Zayn.
"Lain kali cobalah berani, biar kamu enggak jadi bulan-bulanan mereka Zayn," ucap pak Ruslan.
Zayn teringat waktu dirinya ingin melawan di saat jam pelajaran olahraga, guru yang sedang mengobrol melalui sambungan teleponnya membiarkan anak-anak bermain terlebih dulu di lapangan, lalu dengan sengaja Iwan mengikat tali sepatu Zayn menghubungkan antara kanan dan kirinya.
Setelah itu, Iwan menaruh kecoa palsu di pundak Zayn membuat Zayn panik karena Zayn takut kecoa.
Zayn berlari lalu terjatuh karena tali sepatu yang terikat.
"Haaahaahaaa." terdengar tawa dari semua yang melihat itu. Kejadian itu seolah menjadi hiburan bagi mereka.
Zayn melepas tali sepatu itu lalu melihat ke arah Iwan yang berlari. Zayn berbalik mengejar Iwan ingin memberinya pelajaran, namun, bukannya membuat mereka menjadi takut tetapi mereka tertawa saat melihat perut Zayn yang bergoyang ke kanan ke kiri ke atas ke bawah dan Zayn merasa sangat malu saat itu, akhirnya Zayn berlari ke arah toilet dan menangis di sana.
Kata siapa lelaki tidak bisa menangis?
Zayn merasa sangat sedih dan malu tetapi tidak ada yang perduli dengannya. itulah yang membuat Zayn menangis.
"Aduh, susah banget ini lemnya udah nempel paling enggak harus di gunting tapi nanti celananya jadi bolong," ucap pak Ruslan.
Menuruti ucapan pak Ruslan membuat Zayn berjalan seraya menutupi bokong yang terlihat celana kolor nya menggunakan tas selempang miliknya.
"Mungkin kalau gue berteman sama Maudy dia bisa bantuin gue bales kenakalan mereka," gumam Zayn.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸʚɞ⃝🍀𝑬𝒓𝒊𝒛𝒂𝒀𝒖𝒖
iya, dimana keadilan? yang sabar ya Zayn
2023-05-24
0
ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸʚɞ⃝🍀𝑬𝒓𝒊𝒛𝒂𝒀𝒖𝒖
kenapa? Zayn ngigau ya?
2023-05-24
0
🔥⃞⃟ˢᶠᶻ🦂⃟ᴘɪᷤᴘᷤɪᷫᴛR⃟️𝕸y💞hiat
korban bullying sampe rela berteman ama hantu kalo manusia gak mau berteman
2023-05-24
0