Tanda Merah

Padma, wanita berusia dua puluh lima tahun. Terlahir sebagai anak tunggal dari mendiang pasangan pengusaha ternama, yaitu Carlen Eginhardt yang merupakan seorang pengusaha asal Jerman. Carlen lalu menikahi Ratimah Amardani, seorang wanita lokal yang sangat pintar.

Darah bisnis sepertinya sudah mengalir dengan kuat dalam diri Padma. Itu terbukti dengan berdirinya sebuah perusahaan kosmetik ternama dengan label "Felmine". Pundi-pundi kekayaan wanita muda tersebut pun semakin meningkat. Itu semua berasal dari pemasukan yang didapat dari rumah kecantikan. Sebuah tempat yang menawarkan fasilitas mewah spa dan sauna.

Selain dari kesuksesan dalam dunia bisnis. Padma juga dianugerahi dengan kecantikan fisik di atas rata-rata. Dia memiliki tubuh semampai 170 cm, berpadu dengan paras menawan dan berhiaskan bola mata berwarna hazel. Rambut panjang dan bergelombang selalu tergerai dengan indah di atas pundaknya sehingga membuat Padma terlihat semakin memesona di mata kaum Adam.

Ada banyak pria yang mencoba untuk mendekati Padma. Akan tetapi, pilihannya jatuh kepada sosok tampan bernama Adhiyaksa Sastranagara. Dia merupakan seorang dokter spesialis bedah orthopedi.

Hampir satu tahun telah berlalu setelah kematian Adhiyaksa. Padma memang mulai dekat dengan tiga orang pria. Akan tetapi, kedekatan itu tidak pernah berlangsung lama, karena hal tersebut hanya berlangsung selama kurang lebih tiga bulan saja.

Seperti pria terakhir yang dekat dengannya. Pria itu bernama Armand. Mereka menjalin hubungan selama tiga bulan. Namun, sayangnya Armand harus tewas dalam sebuah kecelakaan lalu lintas yang sangat tragis. Mobil yang dia kendarai hancur parah karena tertabrak oleh kereta di sebuah perlintasan beberapa waktu yang lalu. Sebuah kecelakaan mengerikan yang meninggalkn banyak tanda tanya.

Saat itu adalah malam Kamis. Seperti biasa, suasana hening kembali menyelimuti puri megah yang Padma tempati. Wanita cantik tersebut sedang asyik menyisir rambutnya di depan sebuah cermin. Dia tampak sudah cantik dengan lipstik merah menyala. Padma pun mengenakan baju tidur berenda yang membuat dirinya tampak semakin sensual.

Sementara di luar angin pun berembus dengan cukup kencang. Padma beranjak ke dekat jendela, lalu menyibakan tirai penutup kaca tersebut. Dia menatap keluar, pada kegelapan yang menyelimuti puri megahnya. Sepasang bola mata hazel itu menembus pekat malam di sekitar puri, pada halaman luas di sana dengan pepohonan yang bergerak dan seakan melambai-lambai mengajak dia agar keluar. Suasana sepi itu, begitu mencekam dan seakan menyimpan banyak misteri.

Perlahan, Padma mulai memejamkan kedua matanya. Wangi aroma kayu manis mulai menyeruak ke dalam indera penciuman wanita dengan baju merah tersebut Padma melihat jam yang terpasang di dinding kamarnya.

Sudah lewat tengah malam, Padma pun kembali menutup tirai jendela kaca tadi. Dia berdiri di dekat tempat tidur berhiaskan kelambu hitam. Sesaat kemudian, Padma melepaskan peignoir yang dirinya kenakan, lalu meletakan baju tidur itu di atas ranjang. Dia lalu menarik rambut panjangnya ke samping, mengumpulkan mereka di atas pundak sebelah kiri.

Suara desiran angin kian jelas dalam keheningan di dalam kamarnya. Begitu pula dengan aroma kayu manis yang kian menusuk hidung. Padma mulai merasakan kehadiran sosok itu dengan begitu jelas. Seketika tubuh dengan kulit eksotis Padma merinding begitu hebat, ketika dia mulai merasakan sebuah ciuman yang menggelitik dan terus menjalar dari pundak hingga ke leher. Wanita cantik itu pun mende•sah pelan.

"Aksa ...." Nama itu meluncur dari bibir Padma seraya memejamkan mata. Dia begitu menikmati sentuhan halus tadi.

Terdengar helaan napas berat yang menghangat di dekat telinga berhiaskan anting-anting kecil. Padma pun membalikan badan, ketika sebuah ciuman mesra langsung menyambutnya. Sebuah ciuman panas yang disertai suara-suara menggoda dan dilanjutkan dengan sentuhan penuh hasrat yang terus merambat di seluruh tubuh, menjamahnya dengan liar dan penuh gairah.

......................

Pagi mulai menggeliat, menghadirkan sinar mentari yang hangat. Cahaya yang dirindukan oleh semua makhluk, karena sejak semalam mereka bersembunyi dalam rasa takut. Kegelapan di sekitar puri pun sirna dengan seketika. Senandung burung-burung terdengar begitu merdu, dan seakan menyibakan tirai kengerian yang biasa dirasakan ketika malam tiba dan menyelimuti sekitar puri itu.

Padma berdiri di depan cermin bulat yang menempel di dinding kamar. Dia memperhatikan dirinya sendiri. Untuk sejenak, Padma menatap tempat tidurnya. Wanita itu kemudian meraih setangkai mawar merah yang tergeletak di atas sprei. Dia lalu menempelkan telunjuknya pada duri mawar tersebut hingga mengeluarkan darah.

Padma mendesis pelan. Dia menempelkan darah segarnya pada tangkai mawar tadi. Sesaat kemudian, Padma pun meletakkan bunga mawar itu di atas meja rias. Dia kembali menatap dirinya pada pantulan cermin. Perlahan wanita muda tersebut menyentuh lehernya. Padma melihat ada tanda merah yang tergambar dengan begitu jelas.

Dengan segera Padma menutupi leher menggunakan rambut panjangnya. Dia pun merapikan ruffled sheat dress merah yang dikenakannya. Baju ketat tersebut memperlihatkan setiap lekukan sempurna dari tubuh indah Padma.

Beberapa saat kemudian, Padma pun keluar dari dalam kamar. Dia menyusuri lorong panjang yang sepi. Tidak ada sedikit pun suara di sana, selain dari suara hak sepatu yang menyentuh lantai berlapis marmer hitam mengkilap.

"Selamat pagi, Nona," sapa seorang wanita paruh baya dengan pakaian pelayan yang melekat di tubuhnya. Dia membungkuk hormat kepada Padma.

"Di mana Clara?" tanya Padma seraya duduk pada salah satu kursi yang ada di meja makan itu. Di hadapannya sudah tersedia aneka menu sarapan yang menggugah selera.

"Bu Clara belum terlihat dari tadi. Saya rasa dia juga belum sarapan," jawab wanita paruh baya itu masih dengan sikap yang hormat kepada sang majikan.

"Panggilkan dia!" perintah Padma dengan nada bicaranya yang sangat lugas. Dia lalu meneguk jus apel yang telah disediakan untuknya.

"Baik, Nona. Permisi." Wanita paruh baya itu pun pamit dari ruang makan. Dia berlalu untuk memanggilkan Clara. Tidak berselang lama, Clara muncul di ruang makan dengan penampilan rapi. Dia memberi hormat kepada sang nona muda dan berdiri di sebelah wanita cantik itu.

"Dari mana saja kamu?" tanya Padma dengan nada bicara yang terkesan menyelidiki.

"Saya bangun kesiangan. Entah kenapa karena semalam rasanya saya begitu mengantuk dan seakan tidur dengan obat bius dalam dosis tinggi. Alhasil ... pagi ini saya terlambat kemari," terang Clara dengan suara lembutnya.

Padma terdiam untuk sejenak. Dia tidak membantah semua alasan yang dikemukakan Calara kepadanya. "Duduklah! Temani aku sarapan!"

Clara mengangguk hormat. Dia pun memilih tempat duduk yang berada tidak jauh dari kursi yang ditempati oleh Padma.

"Katakan pada Dharma untuk bersiap-siap. Hari ini aku ingin pergi menemui nyonya Elena," titah Padma. Dia mulai menyantap menu sarapannya.

"Baik, Nona. Apa perlu saya temani?" tawar Clara.

"Tidak usah," tolak Padma. "Pergilah ke kantor dan ambil beberapa berkas yang perlu kutandatangani. Pakai saja mobilku," titah wanita muda itu lagi dengan nada bicara yang masih sama, pelan tapi terdengar begitu tegas.

"Baiklah." Clara kembali mengangguk. Mereka pun melanjutkan sarapan hingga selesai.

Cahaya matahari kian meninggi. Sang raja siang pun mulai menunjukan kuasanya. Dengan angkuh ia menyebarkan hawa panas ke seluruh penjuru kota. Sementara mobil sedan merah yang dikendarai Dharma pun kini telah memasuki halaman sebuah rumah yang cukup mewah. Sesaat kemudian, Dharma keluar dari dalam mobil, lalu membukakan pintu untuk majikannya yang cantik.

Padma keluar dengan tenang. Dia melangkah begitu saja tanpa basa-basi sama sekali terhadap sang sopir yang telah mengantar. Memang seperti itulah kebiasaan Padma. Dia tidak suka terlalu banyak bicara dengan siapa pun.

Berjalan dengan anggun menapaki deretan paving block, Padma pun mulai memasuki teras rumah itu. Dia berdiri di depan pintu dan mulai mengetuknya sebanyak dua kali. Tak berselang lama, pintu terbuka. Seorang wanita muda tampak di sana seraya mengangguk sopan. "Aku ingin bertemu dengan nyonya Elena," ucap Padma dengan gaya bicara yang khas, anggun, dan penuh wibawa.

Terpopuler

Comments

Mbak R

Mbak R

dengan siapa kah padma bermain? ihh merinding bulu ketek ku🤣🤣

2023-08-31

1

玫瑰

玫瑰

makhluk apa tu

2022-06-16

0

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT

lanjut kak..

2021-12-25

1

lihat semua
Episodes
1 Sepasang Mata Hiena
2 Puri Padma Gardenia
3 Tanda Merah
4 Kematian yang Tragis
5 Bayangan Menakutkan
6 Makan Malam Spesial
7 Keheningan
8 Malam yang Mencekam
9 Alunan Menyayat Hati
10 DI Balik Keangkuhan
11 Mimpi yang Mengerikan
12 Kenangan Adhiyaksa
13 Menikmati Permainan Sendiri
14 Ratapan Memilukan
15 Aroma Kayu Manis
16 Keanehan Lingga
17 Bayu dan Sentuhan Bibirnya
18 Bayang-bayang Meresahkan
19 Permainan Menjelang Kematian
20 Lenore, Sang Leluhur
21 Lukisan Lenore dan Aroma Bunga
22 Kemunculan Van Diederick
23 Nyawa Pengganti
24 Kecurigaan Clara
25 Kembali Menyesal
26 Caraka, Kucing Hitam
27 Dihantui Mimpi Buruk (Lagi)
28 Menyambut Kedatangan Tamu Istimewa
29 Foreplay
30 Menuju Klimaks
31 Ucapan Aneh Lingga
32 Kembali Dirasuki
33 Christopher Van Diederick
34 Kemarahan Lenore
35 Reaksi Bayu
36 Kedatangan Adhiyaksa
37 Tugas untuk Dharma
38 Sesuatu di Dalam Tas
39 Rahasia yang Hampir Terkuak
40 Rahasia yang Terkuak
41 Bertemu Bayu (Kembali)
42 Sesuatu yang Tidak Biasa
43 Di Ambang Kematian
44 Penyatuan yang Salah
45 Di Balik Handuk Putih
46 Clara dan Tamparan Keras Padma
47 Calon Pengantin Mayat (1)
48 Calon Pengantin Mayat (2)
49 Di Balik Kebimbangan
50 Sebuah Pinangan
51 Belahan Dunia Lain
52 Belahan Dunia Lain : Kebengisan Van Diederick
53 Belahan Dunia Lain : Christopher Van Diederick dan Kucing Hitam
54 Belahan Dunia Lain : Kucing dan Peradabannya
55 Belahan Dunia Lain : Kembali Pulang
56 Bayangan Sisi Gelap
57 Kehamilan Padma
58 Mimpi yang Aneh
59 Sebuah Pertanda
60 Jawaban yang Tak Diharapkan
61 Sayatan dan Darah Segar
62 Mimpi yang Terlaksana
63 Moment Terindah
64 Kelahiran Heidy
65 Penculikan Padma
66 Kekuatan Tersembunyi
67 Pengorbanan Ratu Kegelapan
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Sepasang Mata Hiena
2
Puri Padma Gardenia
3
Tanda Merah
4
Kematian yang Tragis
5
Bayangan Menakutkan
6
Makan Malam Spesial
7
Keheningan
8
Malam yang Mencekam
9
Alunan Menyayat Hati
10
DI Balik Keangkuhan
11
Mimpi yang Mengerikan
12
Kenangan Adhiyaksa
13
Menikmati Permainan Sendiri
14
Ratapan Memilukan
15
Aroma Kayu Manis
16
Keanehan Lingga
17
Bayu dan Sentuhan Bibirnya
18
Bayang-bayang Meresahkan
19
Permainan Menjelang Kematian
20
Lenore, Sang Leluhur
21
Lukisan Lenore dan Aroma Bunga
22
Kemunculan Van Diederick
23
Nyawa Pengganti
24
Kecurigaan Clara
25
Kembali Menyesal
26
Caraka, Kucing Hitam
27
Dihantui Mimpi Buruk (Lagi)
28
Menyambut Kedatangan Tamu Istimewa
29
Foreplay
30
Menuju Klimaks
31
Ucapan Aneh Lingga
32
Kembali Dirasuki
33
Christopher Van Diederick
34
Kemarahan Lenore
35
Reaksi Bayu
36
Kedatangan Adhiyaksa
37
Tugas untuk Dharma
38
Sesuatu di Dalam Tas
39
Rahasia yang Hampir Terkuak
40
Rahasia yang Terkuak
41
Bertemu Bayu (Kembali)
42
Sesuatu yang Tidak Biasa
43
Di Ambang Kematian
44
Penyatuan yang Salah
45
Di Balik Handuk Putih
46
Clara dan Tamparan Keras Padma
47
Calon Pengantin Mayat (1)
48
Calon Pengantin Mayat (2)
49
Di Balik Kebimbangan
50
Sebuah Pinangan
51
Belahan Dunia Lain
52
Belahan Dunia Lain : Kebengisan Van Diederick
53
Belahan Dunia Lain : Christopher Van Diederick dan Kucing Hitam
54
Belahan Dunia Lain : Kucing dan Peradabannya
55
Belahan Dunia Lain : Kembali Pulang
56
Bayangan Sisi Gelap
57
Kehamilan Padma
58
Mimpi yang Aneh
59
Sebuah Pertanda
60
Jawaban yang Tak Diharapkan
61
Sayatan dan Darah Segar
62
Mimpi yang Terlaksana
63
Moment Terindah
64
Kelahiran Heidy
65
Penculikan Padma
66
Kekuatan Tersembunyi
67
Pengorbanan Ratu Kegelapan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!