Charla duduk di kursi samping kiri Devan, menatap Devan di sampingnya.
"Aku banyak mendengar cerita tentang mu!" ucap Charla.
"Lalu?"
"Aku ingin mengenalmu!"
"Dari mana kamu tau, aku ada di sini?"
"Aku mengikuti mu, sejak kamu keluar dari apartemen!"
"Kau tau aku tinggal di mana?"
"Ya!" jawab Charla mengangguk. "Kau tinggal di salah satu apartemen exclusive kan?" tanya Charla, "dan satu lantai itu, semua apartemennya milik FG corp!" lanjutnya. "Di salah satu apartemennya di tempati Rakha, dan satu lagi ada yang di tempati saudara kembar mu!"
"Dari mana kau tau?"
"Sudah lama aku mengikuti mu!"
"Oh ya?"
"Ya!" Charla mengangguk, "sejak beberapa kali aku mendengar teman - teman menceritakan seorang Devan!"
Devan mengangkat sudut bibirnya. Tersenyum tipis, melirik singkat gadis di sebelahnya.
"Aku ingin mengenalmu lebih dekat!" ucap Charla menatap Devan yang menuang bir lalu meneguknya sedikit. "Apa kau keberatan?" tanya Charla.
Devan tergelak tanpa melihat Charla di sampingnya. Dalam hati nya tidak ada gadis yang di tolak oleh seorang Devan.
"Apa yang membuat ku keberatan dekat dengan gadis cantik sepertimu!" jawab Devan menyunggingkan senyum menawannya.
Charla tersenyum menatap Devan dengan jarak yang sangat dekat untuk pertama kalinya. Tapi anehnya, tidak ada jantung yang berdetak hebat di antara keduanya. Keduanya hanya menyungging senyum manis mereka dengan saling menatap mata.
"Tapi berjanjilah!" ucap Charla menunjukkan jari kelingkingnya ke hadapan Devan.
"Apa?" tanya Devan yang masih menatap mata Charla.
"Jangan ceritakan kedekatan kita pada siapapun!"
"Kenapa?" tanya Devan mengerutkan keningnya.
"Pokoknya jangan!" ucap Charla tegas. "Kalau pun di kampus, kita tidak perlu bertegur sapa!"
"Apa yang aku dapatkan darimu, untuk menjaga rahasia ini?" tanya Devan.
"Kau bisa apapun padaku!"
"Oh ya?" tanya Devan memicingkan matanya.
"Ya!" jawab Charla yakin. "Kau bisa meminta aku membayar semua belanjaan mu! membayar makan malam mu sepanjang tahun! atau apapun itu!"
"Hah!" Devan tergelak, "kau pikir aku kekurangan uang!" ucap Devan sombong.
"Haha! tentu tidak!" jawab Charla, "aku tau kau kaya raya!" lanjutnya.
Charla turun dari kursinya, merangkul pundak Devan dengan tangan kanannya. Mendekatkan bibirnya di telinga Devan.
"Aku masih perawan! kau bisa memintanya dariku!" bisik Charla di sela suara musik dari DJ di podium.
Charla kembali duduk di kursinya dengan menyungging senyumnya. Devan tersenyum menoleh pada gadis yang menurutnya sangat berani itu. Devan memandangi ujung kaki hingga ujung kepala Charla yang memang sangat cantik dan menarik.
"Tanpa kau beri tau, aku sudah tau!" jawab Devan.
"Ya! aku percaya! mana mungkin seorang Casanova sepertimu tidak bisa membedakan mana yang masih dan tidak!" ucap Charla sinis.
"Hahahaha!" Devan tergelak.
"Jangan ketawa!" ucap Charla, "jadi kau setuju tidak?" Charla kembali menunjukkan jari kelingkingnya di depan Devan.
"Deal!" jawan Devan yakin.
Tapi aku tidak akan bisa menyembunyikan dari Alexander, Rakha, Zayn dan Alfred! mereka sangat pandai membaca bahasa tubuh sahabatnya! ucap Devan dalam hati, dimana saat jari kelingking mereka masih saling terpaut.
"Good!" ucap Charla menarik tangannya. "Kalau kau membutuhkan teman kencan dan sebagainya, kau bisa menghubungi ku! Kalau kau sedang kesepian kau bisa memanggilku! kita menjalin kedekatan! dan aku tidak akan meminta apapun dari mu selain menjaga rahasia kita! tapi..."
"Tapi apa?"
"Jika aku membutuhkan bantuan darurat, aku boleh menghubungimu!"
"Ok!" jawab Devan santai.
"Kau tinggal di apartemen atau di rumah?"
"Apartemen lah! rumah Papa ku di London!"
"Di mana apartemen mu?"
"Jalan X!"
"Aku akan mengantarmu pulang!"
"Aku bawa mobil!"
"Aku akan mengikuti mobilmu dari belakang!"
"Terserah!" jawab Charla dengan senyum menawannya.
"Kau asli inggris?"
"Papa ku Inggris, Mama ku Swiss!"
"Oh!" Devan mengangguk paham.
Dan sejak hari itu, beberapa kali Devan membawa Charla untuk makan malam dan lanjut nongkrong di tempat Devan bersama empat sahabatnya yang sudah di bungkam mulutnya oleh Devan.
Hingga suatu malam yang sebenarnya tak di inginkan oleh Devan terjadi. Devan memang Casanova, tapi dia tidak terbesit dalam otaknya untuk merusak gadis yang menurutnya gadis baik - baik.
Malam itu, Devan duduk sendiri di meja bartender Clubs biasa dia datang. Beberapa gadis yang terbiasa bekerja di tempat itu menghampiri Devan. Tapi Devan hanya menggoda mereka saja. Lalu meminta mereka untuk pergi. Baru saja gadis - gadis itu pergi, sebuah tepukan di pundak kirinya membuatnya menoleh.
"Kenapa kamu tidak mengajakku ke sini?"
"Charla!" pekik Devan yang sedikit kaget, "dari mana kamu tau aku ada di sini!"
"Hanya menduga saja!" jawab Charla dengan senyum manisnya.
"Aku tau! kau bukan gadis yang suka keluyuran di tempat seperti ini!" ucap Devan, "jadi aku tidak akan membawa mu ke tempat seperti ini!" lanjutnya.
"Asal kamu yang membawa ku ke sini! aku pasti tidak menolak!"
Devan menoleh pada Charla yang duduk menghadap orang - orang yang tengah berjoged menikmati musik sang DJ.
Gadis lugu kalau mengenal kehidupan seperti ini bisa lebih berbahaya! batin Devan.
Devan merasa Charla sedang mengamati cara orang - orang yang terbiasa hidup bebas menikmati hidup mereka. Sampai akhirnya, dua laki - laki setengah mabuk menghampiri Charla.
"Hai cantik! ayo kita menari bersama!" ucap salah seorang dari mereka.
"Tidak!" jawab Charla ketus.
"Dari pada kau sendirian!" sahut satunya.
"Tidak!"
"Ayolah!" tangannya terangkat hendak meraih pinggang ramping Charla.
Devan yang sedari tadi mengamati langsung menarik pinggang Charla lebih dulu. Hingga Charla yang semula duduk, menjadi berdiri dan punggungnya menempel pada tubuh Devan yang masih duduk. Charla menghadap pada dua laki - laki yang mengganggunya.
"Dia datang bersama ku!" ucap Devan santai.
"Mr. Devan!"
"Ya!" jawab Devan melirik sekilas dua laki - laki itu.
"Tapi aku tidak melihat dia mengobrol dengan mu dari tadi?"
"Memangnya harus selalu banyak bicara!" tanya Devan sinis, membuat dua orang itu mulai menciut.
"Tidak! tidak begitu, Mr Devan!"
"Pergilah!" ucap Devan tanpa melihat dua orang itu. "Jangan pernah mengganggunya!" ucap Devan mencium singkat pipi kiri Charla.
"Oh, dia kekasihmu?"
Devan tidak menjawab, dia hanya mengangkat sudut bibirnya dan mengeratkan satu tangannya yang melingkar di perut Charla.
"Maaf, Mr. Devan! kami tidak tau dia kekasihmu!" ucap salah satu dari mereka.
"Bye! Mr. Devan!" sahut satunya yang di cuek i oleh Devan.
Charla memutar tubuhnya, hingga menghadap Devan sepenuhnya.
"Thanks!" ucap Charla mencium singkat pipi Devan.
Devan mengangkat sudut bibirnya menatap mata Charla. Charla sedikit terkejut dan senang saat Devan tiba - tiba mendaratkan kecupan di pipinya. Tapi dia menutupi itu dengan tetap terlihat santai.
Charla beralih pada gelas di tangan kanan Devan yang berada di atas meja. Charla merebutnya dan meneguk seluruh isi gelas yang berisi setengah.
"Kau tidak terbiasa minum!" ucap Devan merebut gelasnya, "minum sedikit saja kau bisa mabuk!"
Charla mengangkat kedua alisnya, lalu kembali menghadap Devan. Charla melingkarkan kedua tangannya di leher Devan. Tangan kiri Devan sedari tadi masih melingkar di pinggang ramping Charla.
"Kalau begitu! ikut aku ke apartemenku!" ucap Charla menantang dengan senyum misteriusnya.
"Kenapa?"
"Ada hadiah untukmu!"
"Hadiah?" Devan mengerutkan kening nya menatap Charla yang masih tersenyum dengan jarak hanya hanya satunjengkal saja.
"Hemm!" Charla mengangguk.
"Baiklah!" jawab Devan tersenyum menawan.
"Bagus!" ucap Charla, lalu berputar menghadap bartender dan menuang minum di gelas Devan. Lalu kembali meneguknya setengah, dan benar saja kepalanya mulai sedikit berat. Tapi dia dia masih bisa menahannya.
Devan tau Charla mulai pusing akibat minuman itu. Devan merebut gelasnya, saat Charla hendak meneguknya kembali.
"Cukup!" ucap Devan sambil meneguk sisanya.
Kawan - kawan, jangan lupa ini adalah cerita kehidupan bebas di luar negeri. Dan anggap saja mereka sedang berbincang bahasa inggris, hehe. 🤭
Jangan lupa tinggalkan like dan Komentar yang membangun ya 🙏
Terima kasih,
Salam Lovallena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
auliasiamatir
apa motivasi charla yah... aneh
2022-03-26
1