Aku kembali mencoba hubungi Glewo lagi, ternyata Hp dia sudah aktif, Alhamdulillah nada panggil sedang berbunyi semoga Glewo mengangkat teleponku.
“Assalamualaikum, apa Gel” tanya suara yang ada di kota S jawa tengah
“Wo, awakmu gak baca berita di Fb ta, jajal cariken berita di fb”
“Ada berita opo Gel, ada acara band band an kah”
“Ooo remek arek iki, deloken dulu ada yang mati lagi, gara-gara lagu ngerap lagi
jeh” suaraku bergetar ketika berkata ada yang mati lagi
“Sik tak liate di fb Gel, duh ada masalah apa lagi rek bikin susah ae lagu itu” Jawab temanku dengan suara panik
Sambungan telepon dengan Glewo sudah terputus, karena aku ingin dia melihat berita di Fb tentang pemuda yang bunuh diri karena mendengar lagu kami yang berjudul NGERAP.
Aku mengambil charger HP, karena posisi baterai hp yang sudah tinggal satu kotak, kucolokan charger hp ke stop kontak di tembok ruang tamu.
Aku masih duduk sambil membayangkan
apa saja yang tertulis di lagu ngerap, berulang kali kutelaah lagu ini, berulang kali juga secara pelan-palan kunyanyikan lagu yang berjudul ngerap ini.
Tetapi meskipun sudah bolak-balik berusaha memahami lirik dan nada lagu, tetap saja tidak ada yang aneh dengan lagu ini.
Mungkin karena ada dua nama yang ada di lirik lagu, INDAH LAMINATINGRUM dan I GUSTI LAMBAT SARI, apakah nama itu ada hubunganya dengan matinya orang-orang ini.
Aku terus berusaha memikirkan apa
yang membuat mereka sampai bunuh diri, semakin aku memikirkan lagu itu ,
semakin ada yang bergejolak dengan perutku.
Aaaaah perut mules c*k, ternyata mikir lagu itu mengakibatkan perut mules-mules, mungkin mag ku yang sedang kumat.
Kutinggal sejenak Hp yang masih dalam keadaan diisi daya di ruang tamu kontrakan, aku fokus untuk melepaskan kotoran yang ada di dalam perut dulu saja.
menikmati kloset jongkok, dan dalam konsentrasi untuk membuang ampas yang bikin perut mules itu sesuatu sekali.
Tiba-tiba suara deringan hp kembali
berbunyi, c*K bikin hilang konsentrasi ae.
Haduuh pasti Glewo telpon lagi iki, kubiarkan suara deringan yang terus menerus bunyi, yang penting harus selesaikan hajatan ini dululah.
Kadang aku bingung dengn kata HAJAT, karena mempunyai dua arti yang bertolak
belakang antara HAJATAN dan BUANG HAJAT.
Sedangkan kata HAJAT itu sendiri artinya butuh, kebutuhan atau keinginan, halah kok malah mikir hajat sih, gak penting iku c*K!.
Setelah selesai dan beres semua, aku menuju ke ruang tamu untuk mengambil Hp yang sedang dalam keadaan proses charges tadi , ternyata ada beberapa misscall dari petro dan hot juga
Yang pertama akan kutelepon adalah Ngot atau Hot, orang yang paling keras di band kami, tetapi dia paling kosisten dan paling aktif untuk sesuatu hal.
“Opo ngot” kataku singkat seolah
olah aku belum tau ada berita bunuh diri lagi setelah beberpa kali nad panggil
“Aku ditelpon orang gak tak kenal c*k, bolak-balik, banyak yang telpon aku Gel
jarene ada anak bunuh diri lagi gara-gara lagu kita c*k” kata Ngot
“Iyo Ngot, aku juga,banyak miscall nomer yang gak tak kenal masuk , juga banyak wa masuk juga, tapi gak tak buka semua rek” kataku
“Glewo, Petro, Blewah apa udah mbok hubungi Gel” tanya Ngot
“Glewo wis tadi pagi , sekarang deke lagi nyari informasi dulu, sing bener itu gimana sakjane”
“Petro jangan lupa Gel, Blewah juga” kata Ngot
“Petro jam segini yo belum bangun Ngot, opo maneh Blewah, lha kamu kok dengaren bangun pagi Ngot”
“Hehehe aku lho belum tidur blas dari semalem Gel, tapi bar baca berita iki, aku wis gak bisa tidur lagi Gel”
“Yo wis gel , aku tak cari-cari berita ini lagi disik” kata Ngot kemudian menutup sambungan telepon
Aku terduduk lagi di kursi kontrakan yang keras, tapi tetap nyaman dari pada tidak ada sama sekali, perasaanku makin bingung, apa yang harus kulakukan sekarang ini.
Apakah harus ke kota S dan bertemu dengan teman-teman atau gimana, yang kutakutkan itu adalah banyak sekali pesan dari nomor asing di Wa yang masuk.
Tetapi tidak aku buka sama sekali, karena nomor dari semua pesan di wa yang masuk itu keliatanya bernada mengancam semua.
Aku ada rencana untuk mencari siapa dalang dari semua kekacauan ini, apakah ini ada hubunganya dengan ilmu ghaib, sehingga bisa membuat yang mendengar mengakhiri hidupnya?
Ataukan ini ulah dari beberapa kelompok radikal yang menggunakan lirik lagu kami untuk tujuan menteror beberapa orang yang sedang putus asa.
Aku harus menuju kota S dan kumpulkan teman-teman sesegera mungkin untuk mencari sesuatu yang mengakibatkan matinya beberapa orang.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
“Gel gawat iki, banyak orang yang teror aku c*k, lewat telpon dan Wa c*k” pesan wa yang berasal dari Glewo masuk ke hangponku barusan
Haduh , kenapa harus terjadi lagi, dan gawatnya yang sekarang mati ini anak jutawan berpengaruh, apakah kami harus melaporkan kasus ini ke polisi, dan diinterogasi lagi?
Tapi percuma jugalah, setelah kami diinterogasi ya disuruh pulang, kemudian kasus ini kembali ke keluarga masing-masing tanpa ada penyelesaian seperti kasus sebelumnya.
Lagian kita juga kalah segalanya, kami cuma semut yang akan melawan raksasa, tetapi kami tidak bisa diam saja, kami harus bergerak sebelum ada lagi kasus bunuh diri lagi akibat lagu kami.
Aku harus ke kota S sekarang, harus segera bertemu ke empat teman band ku dan semua harus segera diselesaikan agar tidak terjadi kasus bunuh diri lagi.
“Aku nanti sore berangkat ke kota S, ketemu di studio rek” tulisku di wa grup yang beranggotakan hanya empat orang, yaitu aku, Glewo, Petro, dan Ngot.
Ya hanya empat orang, karena Blewah tidak memiliki Hp, jadi agak susah juga kalau mau menghubungi dia.
Glewo sudah jawab, ”aku juga otw sekarang naik bus, sore nanti sampai kota S”, petro belum jawab, Ngot juga belum terkirim , mungkin hp Ngot sedang mati.
Pagi ini pagi yang suram, aku siapkan sebagian bajuku untuk beberapa hari, juga kuambil uang hasil berjualan bubur yang cukup untuk perjalanan dan biaya makan selama di kota S.
Hari ini aku tidak berjualan bubur, karena kejadian tewasnya pemuda akibat lagu
kami lagi, selain itu aku juga takut untuk berangkat jualan.
Aku takut kalau dijalan nanti dihadang oleh para preman suruhan jutawan yang anaknya meninggal itu, meskipun kalau dilihat wajahku sangar, tapi masih kalah sangar kucing peliharaanku.
Atau enaknya aku jualan aja sebentar di sekitar komplek perumahan ya, karena semalam kan aku sudah masak bubur kacang ijo untuk di jual pagi harinya, sayanglah kalau harus dibuang.
Yah lebih baik aku berjualan sajalah, tetapi takut juga sih kalau ada yang menyanggong di tempat jualanku, atau lebih baik aku tidak menampakan diri di muka umum dulu pagi sampai sore hari nanti?
“Gel, aku ndak aman ini, koyoke ada yang nyanggong tempat ku kerja, ini aku baru dikabari temanku, kata temanku, ada yang cari aku kayak preman gitu” wa yang aku terima dari Glewo lagi
“Aku gak masuk kerja Gel, aku takut iki c*k” lanjut Glewo melalui aplikasi Walagi
“Iyo Wo, aku yo gak jualan iki, aku yo takut juga kalau ada yang nyanggong rek” aku balas wa Glewo
Aku duduk sendirian di kontrakan yang semakin sepi, wilayah kontrakan ini adalah pinggiran kota, penduduknya tidak seramai di tengah kota M.
Di sekitar wilayah ini banyak terdapat kos kosan dan kontrakan yang rata-rata untuk para pekerja serabutan dan pedagang keliling, sehingga kalau siang pasti disini sepi.
Aku bingung, pagi ini harus ngapain dan kemana, apakah cuma harus diam saja di kontrakan hingga sore hari, atau aku harus keluar entah kemana.
Pikiranku sedang kalut, aku takut kalau ada yang menyanggong di depan gang atau di kontrakanku, tetapi untungnya, anak –anak tempatku jualan tidak tau dimana aku tinggal.
Nilai point untuk aku, jadi tidak ada yang bisa menginfokan di mana aku tinggal saat ini, aku bisa sedikit santai.
Drrrtttt......dddrrrttttt.......ddrrrrttttt....
Hpku bergetar, nomor asing nampak di layar hp, nomor tanpa nama yang tidak kukenal, nomor asing yang sedari pagi bergantian menelpon.
Sekitar tiga puluh detik, getaran hp sudah berhenti, aku tidak akan mengangkat nomor yang tidak kukenal untuk saat ini .
Lebih aman aku hanya mengangkat nomor yang sudah ada namanya di hp, parno rasannya kalau ada nomor asing menelpon.
Dddrrrtttt.....
Satu kali getaran adalah tanda pesan wa masuk ke hp, aku intip pesan itu, tanpa kubuka pesan itu di aplikasi wa.
“Nyawa dibalas nyawa..... ”
begitu yang tertulis di pesan singkat wa, kemudian aku cocokan nomor wa ini dengan nomor yang telah menelponku beberapa kali.
Ternyata benar, pesan singkat itu berasal dari nomor yang barusan menelponku.
Sebuah ancaman yang mengerikan, ancaman untuk membunuh ku, atau bisa juga ancaman itu ditujukan kepada keempat temanku juga.
Siang hari yang panas di kontrakan dan telah puluhan kali nomor asing menteror, tetapi tidak ada satupun panggilan itu yang kuangkat.
Aku duduk di meja ruang tamu, kemudian aku buka laptop aku cari berita tentang kematian anak jutawan yang katanya akibat dari mendengarkan lagi kami.
Satu buah headline dari portal berita yang terkemuka, memberitakan kematian anak jutawan akibat gantung diri, dan dengan lagu band kami yang teputar di mp3 nya.
Diberitakan juga, jutawan itu tidak ingin polisi campur tangan dalam penyelidikan kematian anaknya, dengan alasan agar nyawa anaknya tenang di alam sana.
Kalau polisi tidak diinginkan untuk ikut campur tangan berarti akan jadi gawat, karena jutawan itu akan mengerahkan anak buahnya untuk mencari aku dan temanku.
Dan hasilnya, mereka berhasil menteror kami dengan wa dan telepon yang bernada mengancam.
Apakah kami bisa melaporkan ancaman ini kepada aparat penegak hukum?
Tentu bisa, tetapi nanti pasti aparat penegak hukum akan melakukan penyidikan kepada kami dan kepada jutawan itu, akibatnya kami akan
semakin terteror.
Lagi pula selama penyidikan kami harus ada di kota, tidak boleh meninggalkan kota, akibatnya apa?
Ya semakin gampang para suruhan jutawan itu untuk mendapatkan kami.
Bukanya kami tidak percaya dengan penegak hukum disini, tetapi yang aku takutkan adalah apabila suruhan jutawan itu lebih cepat bergerak dari pada penegak hukum.
Akhirnya kami semua akan menjadi korban yang sia-sia atas apa yang tidak kami lakukan.
Atau lebih baik kami melarikan diri, mencari tempat terpencil dari pada di kota.
Aku rasa itu lebih baik, lebih baik kami melarikan diri dan tinggal di desa untuk sementara waktu.
Kuambil Hp, kemudian aku telpon Petro yang ada di kota S, panggilan ke hp petro masih berlangsung hingga beberapa kali, tetapi akhirnya terdengar suara dia juga.
“Gel, kondisinya kok makin bahaya Gel, apa gak sebaiknya kita menghindar ae
gel ke desa mana gitu, sambil nunggu kasus yang ini mereda Gel” kata suara
Petro
“Kamu masuk kerja gak Tro” tanyaku
“Ndak Gel, tamenku tadi pagi ngabari, mereka bilang ada yang cari aku Gel, koyok preman gitu yang cari aku”
“Lho Glewo yo sama koyok kamu Tro , dia juga gak berani keluar rumah”
Petro saat ini kerja sebagai tenaga ahli poles mobil di sebuah salon mobil di kota S, selain itu dia juga punya bisnis jual beli mobil.
Akibat dari adanya terror ini aku, Glewo dan Petro terpaksa tidak bisa mencari rejeki.
“Aku sore nanti ke kota S, kita ketemu nang studio ae Tro, nanti kita bicarakan apa yang harus kita lakukan berikutnya Tro” kemudian aku mematikan sambungan telepon
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Minartie
bagus cerita nya aku sangat suka
2025-02-19
0
Alice Crooper
merinding sih kalo berurusan sama orang kaya
2023-10-03
0
Andin Yafa
Thor critane apik,tp aku keder karo jeneng2e tokohe,soale meh mrip karo bahasane dadi aku rodo piye ngunu...Hhhee
2023-06-15
0