...*****...
...Revisi...
...*...
...*...
...*...
...*...
...*...
...*****...
Sebelumnya......
Tertinggal satu peluru yang ada didalam tembakan tersebut, Claudia berhasil menembaknya akan tetapi saat tembakan terakhir Claudia dan Raphael beserta kudanya terperosok kedalam jurang.
Mereka terperosok kedalam jurang yang kira-kira sedalam 15meter dari permukaan.
"Apa gue akan bakal mati lagi untuk kedua kalinya? jika iya semoga gue kembali ke dunia asal gue dan terbangun dari mimpi buruk ini Tuhan" batin Claudia.
Claudia memejamkan matanya yang sudah tak mampu menahan tekanan saat ia terjatuh.
Byurrrrr....
Suara air yang terkena hantaman dua orang dan seekor kuda yang terjatuh kedalamnya. untung saja dibawah jurang ada sungai yang mengalir sehingga mereka tidak terluka parah.
Keadaan saat itu Claudia tidak sadarkan diri karna terkejut lalu Raphael yang masih setengah sadar segera meraih tubuh Claudia agar tidak terhanyut oleh aliran sungai, ia berusaha membawa Claudia ke tepi sungai dengan meraih beberapa batu sehingga membuat tangannya terbesit dan mengeluarkan darah.
Sementara itu ditempat perburuan semuanya tengah berkumpul membagikan hasil perburuan hari ini belum ada yang menyadari jika Claudia putri Duke Nilson beserta Duke Effrand masih belum kembali, Hingga pelayan pribadi Claudia berlari menuju kakak Claudia yaitu Ardhan Bailey Nilson.
Larin :
"Tuan dimana nona? nona belum kembali?" Celingukan mencari keberadaan Claudia.
Ardhan :
"Bukankah tadi bersamamu? aku tidak tahu Claudia dimana aku baru saja sampai bersama ayahku dan juga pangeran"
Larin :
"Ta....Tapi tadi nona mengatakan akan menyusul tuan berburu dan akan segera kembali" ucap resah lalu menundukkan kepalanya.
Ardhan :
"Bagaimana bisa?! aku sama sekali tidak berpapasan dengan adikku?!"
Suasananya pun semakin mengkhawatirkan sama dengan tempat disisi Duke Effrand, karna sama seperti Claudia Duke Effrand juga belum terlihat kembali.
Lalu dengan sigap mereka segera masuk kedalam hutan kembali untuk mencari keberadaan Claudia dan juga Raphael walau saat itu langit sudah mulai gelap.
Tidak ada tanda-tanda yang mereka temukan karna jejak mereka telah dihapus oleh seseorang.
...🍂🍂🍂🍂...
Ditengah pencarian sisi lain tempat Claudia dan Raphael berada.
Raphael menidurkan Claudia yang masih tak sadarkan diri dan mencoba mengobati luka yang ada ditubuhnya.
Dialam bawah sadar Claudia
"Gue dimana? kenapa gelap sekali? apa ini perjalanan menuju akhirat? apa gue benar-benar sudah mati?"
Banyak pertanyaan yang ada dipikirannya, sehingga ia melihat dua bayangan kehidupannya.
"Apa itu gue dikehidupan lalu? badan gue masih hidup? ayah adik kenapa kalian menangis? tidak tidak anakmu disini Yah jangan menangis!! Claudia akan segera kembali!"
Tangisan pun terpecahkan lalu ia diperlihatkan kembali bayangan kehidupan Claudia.
"hah.... apa ini gue gak ngerti maksudnya apa? kepala gue pusing!"
ia pun semakin terbuat bingung karna memori yang ada di kepalanya bercampur menjadi satu dan membuatnya tidak tahan dengan rasa sakit dikepalanya sehingga membuatnya tersadar kembali, tentu saja ia tersadar masih sama sebagai Claudia.
...*****...
Claudia membuka matanya dan refleks terbangun dari tidurnya dengan keadaan bola mata yang merah seperti sehabis menangis. ia melihat tubuhnya yang hanya dibalut dengan pakaian dalam saja serta jubah seorang pria yang menutupi tubuhnya, Claudia mencoba mencerna keadaan dan mengingat-ingat kejadian tadi yang ia timpa.
"apa kau sudah sadar?" ucap seorang pria dengan suara serak dan berat yang sedang membawa kayu bakar dengan telanjang dada.
Claudia hanya bisa menganggukkan kepalanya dan menatap Raphael dengan tatapan terkejut.
Raphael :
"disini tidak ada gubuk ataupun gua, jadi sedikit susah untuk bersembunyi. para pembunuh itu pasti sedang mencari keberadaan kita, ada apa? ada yang salah denganku?"
Claudia :
"tidak ada ta..tapi kau yang membuka bajuku" muka Claudia tampak memerah.
Raphael :
"tentu saja, tidak ada orang lain selain kita berdua. mau tak mau harus ku lakukan kalau tidak kau akan demam dan itu membuat lebih merepotkan"
Claudia :
"tapi sama saja kau mengambil kesempatan ketika aku tidak sadarkan diri!" memalingkan wajahnya.
Raphael :
"kkkk... aku akan bertanggung jawab, sekalipun harus berperang dengan pangeran mahkota"
Claudia :
"buat apa berperang dengan dia?
Raphael :
"Tentu saja merebut dirimu dari dia" gumamnya. " Sudahlah kita harus cepat bergegas keluar dari hutan ini. aku yakin jika mereka masih mengejar kita"
Sudah dua hari mereka terjebak didalam hutan tersebut, ia memutari hutan tanpa ada ujung seolah mereka masuk kedalam rumah kaca. Disisi lain para pasukan sedang mencari keberadaan mereka berdua tanpa ada hasil dan merasa putus asa.
Ardhan :
"Jika terjadi sesuatu pada adikku bagaimana aku menjelaskan pada ibu nanti, maafkan kakak, kakak tidak bisa melindungi mu" ucap pesimis.
Seorang pengawal menemui Ardhan dengan membawa sesuatu sebagai petunjuk,"Tuan kami menemukan panah ini, dalam panah ini terlihat simbol dari keluarga tuan Duke. ini pasti punya nona muda, kami menemukan di lokasi akhir yaitu ditepi jurang sepertinya mereka terjatuh kedalam jurang".
dengan perasaan janggal Ardhan pun langsung pergi ke lokasi yang disebutkan oleh pengawal tersebut.
"Bagaimana bisa mereka terjatuh? sepertinya ini sudah direncanakan oleh seseorang" gumamnya.
...🍂🍂🍂...
Ditempat Raphael dan Claudia mereka berhasil keluar dari hutan tersebut.
"Akkhh..." rintih seorang pria.
"Duke!" refleks Claudia langsung menangkap tubuh Raphael yang hendak terjatuh karna luka di dada nya terbuka.
Claudia yang bingung tak tau harus bagaimana ia merobek jubah yang ia kenakan untuk membalut lukanya. ia menyentuh kening Raphael yang sedikit panas mungkin karna sangat lelah menahan rasa sakitnya.
"aku akan mencari bantuan akan tetapi aku takut meninggalkan mu, mau tak mau aku harus berusaha membawamu ke pemukiman" gumamnya.
Dia mencoba membantu Raphael yang masih setengah sadar untuk berjalan. tak lama berjalan seseorang datang menghampiri mereka berdua.
"nyonya bisa dibantu?" tanya seorang paruh baya dengan suara yang sedikit bergetar.
"tuan tolong saya, dia terluka dan sedikit demam" ucap Claudia dengan nada yang mulai pasrah.
Tanpa basa-basi pria paruh baya tersebut membantu Claudia membawa Raphael ke gubuknya dan segera diobati.
"sepertinya kalian berdua sedang kesusahan, dimana tempat tinggal kalian?"
Claudia sedikit termenung mencari jawaban yang dipertanyakan oleh pria paruh baya tersebut. ia takut jika pria itu salah satu anggota dari pembunuh yang mengejarnya diselang waktu.
"tenang saja, saya hanya rakyat biasa sepertinya kalian orang bangsawan terlihat dari baju yang kalian kenakan" imbuhnya.
Claudia dengan lega segera menjawabnya "kami dari ibu kota, 2hari yang lalu kerajaan mengadakan pesta berburu"
"apa kalian kesatria istana?" tanyanya.
Sebuah ide alasan langsung masuk kedalam otak milik Claudia "iya benar tuan, dan saat ditempat perburuan ada insiden penyerangan terhadap kami jadi mau tidak mau kami harus berlari hingga akhirnya sampai disini" jelas panjang lebar oleh Claudia, dengan penjelasan Claudia pria paruh baya tersebut percaya dengan kata-kata nya.
Setengah hari berlalu Claudia menunggu Raphael yang tak kunjung membuka matanya, ia duduk disamping tempat tidur Raphael.
TBC.
Bab ini sudah di Revisi ya, jika ada typo tolong tandai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Linda M
semangat thor
2021-10-12
2