episode 4

Keesokan harinya Claudia bersama kakak laki-laki nya pergi meninggalkan kediaman. Mereka berdua pergi menuju ke area latihan milik keluarga mereka.

"Wow.... Kau tahu jika dari dulu aku ingin belajar pedang dan memanah tetapi ayah selalu melarang ku" ucapnya antusias.

"Sssttss.... Ini rahasia kita, kakakmu ini tahu segala sesuatu yang kau inginkan tapi baru kali ini kakak bisa mengajarimu karna sekarang kau sudah berubah dan tidak takut lagi jika kau bertindak gegabah" ucapnya sambil melipat tangannya di dada.

"Kau segera ganti baju mu dan kakak akan menunggumu disini" tambahnya lagi.

"Baiklah aku akan segera kembali kak" ucapnya segera meninggalkan tempat Ardhan berdiri.

Selang beberapa waktu Claudia kembali menggunakan seragam tingkat 1 dan menghampiri kakaknya, Claudia membulatkan matanya ketika melihat seseorang sedang berdiri disamping kakaknya, pria tampan rambut pirang ke perakan dan pupil mata berwarna biru, siapa lagi kalau bukan Duke Effrand yang beberapa waktu lalu Claudia temui.

"A..ah senang bertemu dengan mu kembali tuan Effrand" ucap Claudia menyapa Duke Effrand.

"Hm karna kakak ada urusan mendesak, kakak akan menyerahkan mu kepada tuan Duke untuk mengajarimu" Ujarnya.

"Mendadak sekali" Claudia mengerucutkan bibirnya.

Lalu Ardhan mengusak kepala Claudia menenangkan nya "tenanglah dia teman kakak satu academy, dia akan menjadi guru pedangmu. Haisss sampai jumpa" Ardhan pun pergi meninggalkan camp latihan tersebut.

"Em aku akan memanggilmu master, karna kau akan menjadi guruku" ucap Claudia.

"Terserah kau saja, ini" Raphael melemparkan pedang kayu kepada Claudia.

...*****...

Dua Minggu berlalu ditempat yang sama Claudia sedang duduk disamping Raphel menyenderkan punggungnya ke kepala kursi yang ia duduki.

"Kau belajar dengan cepat, bahkan ketahanan tubuhmu lumayan aku jadi penasaran siapa dirimu? Yang ku ketahui Claudia adalah anak manja tidak suka bekerja keras seperti Claudia yang sekarang" ucap Raphael sembari meminum air ditangannya.

"Semua orang pasti akan berubah, aku ingin melindungi diri sendiri dan kau tahu aku harus berusaha melepaskan diriku dari kursi putri mahkota" jawab Claudia mengangkat badannya.

"Ku kira kau sangat ingin posisi itu" tambah Raphael menatap wajah Claudia.

"Mungkin dari kecil aku sudah dididik menjadi ratu masa depan jadi pemikiran ku yang dulu sangat serakah, kalau untuk sekarang asal aku dan keluargaku hidup dengan baik tanpa beban aku akan bahagia" jawab Claudia menghela nafasnya.

"Kau banyak berubah Claudia" Raphael mengusap rambut Claudia dan tersenyum hangat.

Deg....

Wajah Claudia saat ini memerah seperti tomat, dan membulatkan matanya.

"Ahh.... Terimakasih" ucap Claudia menyingkirkan tangan Raphael dari kepalanya.

"Lima hari lagi akan ada berburu, kau harus datang tentu saja dengan kakakmu" ujar Raphael bangkit dari tempat duduknya, "aku ada pekerjaan lagi, sampai jumpa"

"Tentu saja, ayahku sudah bilang padaku. Sampai jumpa Raphael" ucap Claudia.

(Sehari sebelum acara berburu)

Claudia ditemani Larin ke pasar membeli hadiah untuk ayah dan kakaknya. Ia sedang memikirkan hadiah apa untuk besok.

"Nona bagaimana jika membelikan pin atau bros untuk mereka?" Ucap larin memecahkan keheningannya.

"Em... Ide bagus aku akan membelikan itu untuk mereka, terimakasih Larin" ujar senang Claudia.

Setelah membeli hadiah mereka berdua berkeliling kota berjalan dipinggir sungai yang ada di tengah kota. Mereka tak sengaja bertubrukan dengan seorang pria dan membuat Claudia menjatuhkan barang yang ada ditangannya, ia langsung mengambilnya dan dibantu oleh pria yang menabraknya.

"Maafkan akun nona aku tadi sangat terburu-buru hingga tak sengaja menabrakmu" ucap pria tersebut yang memiliki suara maskulin.

Claudia hanya menganggukkan kepalanya lalu menatap pria tersebut.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Wajahmu sangat tidak asing bagiku, mengingatkan ku pada seseorang tapi siapa ya?" Tanya Claudia sembari mengusap dagunya sendiri.

"Ah..em.. mungkin hanya kebetulan saja nona" gugupnya.

"Benar juga, tidak mungkin kau dia, dia berbeda jauh darimu tak mungkin se sopan dirimu, ahh aku sampai lupa ini sudah sore aku harus segera pulang. Terimakasih sampai jumpa lagi" ucap Claudia sambil memberikan senyuman manis pada pria tersebut.

...*****...

Hari perburuan sudah tiba Claudia bersama ayah dan kakaknya sudah sampai ditempat perburuan.

"Kau istirahatlah di tenda keluarga kita nanti ayah akan memanggilmu ketika acaranya akan dimulai" ucap Duke Nilson pada Claudia.

"Baiklah" ujar Claudia memasuki tenda milik keluarganya.

Claudia pun berganti pakaian dibantu oleh Larin "nona kau yakin pakai pakaian ini ? Aku lihat nona bangsawan lain memakai gaun"

"Sstttss aku punya rencana sendiri Larin" jawab Claudia dengan cepat.

Larin hanya terdiam tak tahu yang sedang dipikirkan oleh nona nya itu. Suara terompet pun sudah terdengar saatnya berkumpul untuk berburu, Claudia keluar dari tendanya dan menjadi sorotan banyak orang karna ia menggunakan pakaian yang tak biasa nona bangsawan kenakan, ia berpakaian seperti pria rambut hanya diikat satu tanpa menggunakan hiasan satupun.

"Lihatlah tunangan putra mahkota semakin hari semakin aneh"

"Benar sekali, tidak sopan ia memakai pakaian itu"

"Lihatlah di balik punggungnya, dia membawa anak panah beserta busur ditangannya"

"Apa dia akan ikut berburu juga?"

Semua bangsawan sedang membicarakan Claudia, namun ia tak terlihat mempedulikannya. Claudia menghampiri ayah dan kakaknya, dan berdiri menunggu sang raja datang untuk meresmikan acara pemburuan nya.

Raja pun datang dan mulai membuka peresmian acara berburu tersebut dan menyuruh para nona bangsawan memilih pasangannya masing-masing.

Claudia sedang mencari seseorang untuk menjadi pasangannya namun ia tak bisa menemukannya. "𝘋𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘬𝘢𝘬𝘬𝘶? 𝘏𝘢𝘪𝘴 𝘥𝘪𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪-𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨, 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘯𝘨𝘦𝘳𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘳𝘦𝘨𝘪𝘯𝘢" batinnya.

Lalu ada dua tangan yang terulur dihadapannya, lalu Claudia mengangkat kepalanya dan terkejut melihat pangeran mahkota dan Duke Effrand ada dihadapannya.

"Apa ini?" Tanya Claudia.

"Jadi kau pilih tunangan mu atau laki-laki lain?" Tanya Kyle pangeran mahkota.

"Ah sepertinya kalian salah paham, aku sudah ada pasangan aku akan segera pergi" ucap Claudia dan kabur dari mereka berdua. "mereka berdua sangat aneh" batinnya.

Claudia menghampiri kakaknya dan memakaikan Bros di bajunya. Sebelum pergi Claudia melihat pangeran mahkota sedang bersama para pengawalnya, dia menghampiri pangeran dan memberikan sesuatu padanya.

"Jangan percaya diri, aku kesini karna permintaan ayahku" Claudia mengikatkan sebuah pita pada lengan pangeran dan memasangkan Bros di dada kirinya "cepatlah kembali, kalau tidak kekasih kecilmu akan sedih meratapi diri mu" ucap Claudia segera meninggalkan pangeran.

Pangeran Kyle tersenyum dan mengucapkan "kau cemburu?".

"Tepis pikiranmu itu!" ucapnya lalu pergi dari sana meninggalkan putra mahkota yang tersenyum tipis tanpa ia ketahui.

Disisi lain Duke Effrand hanya diam menyaksikan aksi Claudia bersama pangeran, ia mengepalkan tangannya merasa tak senang melihatnya "hais kenapa seperti ini? Bukankah sudah pantas ia memilih pangeran?"

"Nona masih ada satu brosnya, ini untuk siapa?" Tanya Larin.

"Untuk guruku tapi aku tak tau dia dimana" jawab Claudia.

Claudia hanya berdiri menyaksikan kepergian kakak dan pangeran pergi kedalam hutan berburu. Lalu ia melihat Duke Effrand sedang menaiki kudanya bersiap untuk pergi berburu juga.

"Tunggu!" Teriak Claudia berlari kearahnya.

"Hati-hati Lady!" peringat Raphael turun dari kudanya.

"Tadi aku mencari mu dan ingin memberikan ini untukmu" ucap Claudia memberikan brosnya "ah aku lupa tak membawa pita ku" ia melepas ikat rambutnya dan membuat rambutnya terurai dan mengikat pitanya tersebut di pedang milik Raphael "kembalilah dengan selamat" senyumnya.

"Kkkk....Tentu saja kau jangan khawatir aku lebih kuat darimu" kekehnya, dan menaiki kudanya "aku harus segera berangkat"

"Sampai jumpa nanti malam" ucap Claudia melihat kepergian Raphael.

Claudia duduk di kursi yang sudah dipersiapkan sebelumnya lalu ia berdiri teringat sesuatu dan mengigit ibu jari nya "menurut cerita hari ini akan terjadi sesuatu pada pesta perburuan, aku harus menyusul mereka" ucapnya langsung berlari kearah kudanya dan menaikinya pergi menyusul mereka.

Ia melihat banyak para pengawal dan pria berbaju hitam terbaring ditanah. Claudia turun dari kudanya dan mencari keberadaan pangeran dan Duke Effrand berada.

"tidak tidak boleh, aku harus mencari Raphael dahulu, ayah dan kakak serta pangeran pasti selamat karna mereka tidak berada di wilayah ini, aku yakin ini akal-akalan ratu untuk membunuh Raphael".

Claudia melihat Raphael yang sedang bertarung dengan pria berbaju hitam, lalu ia memakai panahnya untuk membidik pria berbaju hitam tersebut.

Jleb....

Bidikan nya langsung mengenai punggung pria berbaju hitam tersebut dan Claudia langsung meraih tangan Raphael berlari bersamanya. mereka berdua menaiki kuda bersama dan mencari jalan keluar.

"sekitar 20 orang sedang mengejar kita tuan Duke" tegas Claudia dengan tengang.

Raphael hanya diam dan fokus mengendarai kudanya. Claudia berusaha menggunakan tembakan kecil yang ia sembunyikan di pahanya dan menembakkan ke pengejar yang sedang mereka kejar.

tertinggal satu peluru yang ada didalam tembakan tersebut, Claudia berhasil menembaknya akan tetapi saat tembakan terakhir Claudia dan Raphael beserta kudanya terperosok kedalam jurang.

TBC.

Bab ini sudah di Revisi.

Terimakasih sudah membaca.

Terpopuler

Comments

Linda M

Linda M

bagus thor

2021-10-12

1

Seira

Seira

Ditunggu komentar dan saran nya

2021-09-21

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!