episode 3

..."Saatnya bertempur"...

...~ Claudia ~...

...*****...

...Revisi...

...*...

...*...

...*...

...*...

...*...

...*****...

Lima hari berlalu setelah hari perjamuan Claudia bersama dengan ayahnya yaitu Duke Davis Fredrick Nelson berangkat ke istana kerajaan karna mereka berdua diundang langsung oleh Raja.

Sesampainya di istana mereka langsung masuk ke dalam dan memberi salam kepada sang raja.

"Semoga kesejahteraan memberkati Anda yang mulia" ucap Claudia dan Duke Nilson.

"Angkat kepala kalian" ucap Raja Linyork, "kalian diperbolehkan untuk duduk"

Awalnya Raja dan ayah Claudia sedang membahas tentang masalah kerajaan hingga akhirnya raja menyinggung tentang pembatalan pertunangan antara Claudia dan pangeran mahkota.

"Jadi apa alasan putri Duke Nilson ingin membatalkan pertunangan dengan pangeran mahkota?" Tanya raja Linyork.

"Saya tidak ingin terlibat masalah istana dan saya masih muda saya banyak pekerjaan serta alasan lain saya tidak terima dengan perlakuan pangeran, saya akui memang saya yang memaksa menikah itu memang kesalahan saya jadi saya ingin meminta maaf dan saya mohon setujui pembatalan pertunangan saya bersama pangeran mahkota" Ucap Claudia tanpa rasa gugup.

"Tidak bisa!" Lantang seseorang datang menemui mereka bertiga Yap betul dia adalah pangeran mahkota "Bagaimana pun juga Nona Nilson harus menjadi permaisuri ku"

Sontak mereka bertiga melihat kearah yang sama yaitu pangeran mahkota.

"Aku tak tahu kenapa kau ingin membatalkan pertunangan kita, semua itu tak akan terjadi jika aku menolaknya" tambah pangeran.

Claudia langsung memutarkan matanya malas dan menatap kearah pangeran mahkota Kyle De Linyork "aku memang banyak salah padamu, bukankah ini kemauan anda pangeran?" Ucap Claudia dengan menekan setiap kata.

Pangeran Mahkota mendekati Claudia lalu meraih tangannya, "aku sudah berjanji bukan saat kita masih kecil jika kau akan menjadi ratu dan permaisuri ku satu-satunya?"

Claudia melepas genggaman pangeran Mahkota dengan lembut karena disana masih ada dua paruh baya yang sedang menonton anak muda berdrama, "Aku ingat! tapi kau yang telah melanggar janjimu sendiri, kau terus mengacuhkan ku lalu kau dengan terang-terangan membawa gadis lain disampingmu!" bisik Claudia pada pangeran Kyle.

Pangeran Mahkota diam mendengar ucapan demi ucapan yang terlontar dari mulut manis milik gadis cantik yang berdiri dihadapannya.

"benar bukan, kau sendiri yang sudah melanggarnya" ucap Claudia lalu ia berjalan kearah raja dan ayahnya, "Yang mulia terimakasih jamuan hari ini, keputusan saya sudah bulat, mohon maaf atas ketidak sopanan saya" ucap Claudia sopan sambil membungkuk 75° lalu pergi dari sana.

Pangeran Mahkota terdiam tanpa sadar tangannya mengepal menahan emosi.

"mohon maaf yang mulia dengan sikap putri saya, saya permisi harus menyusul putri saya" ucap Duke Nilson sambil berpamitan, ia pergi setelah mendapat ijin dari sang raja.

"dasar anak bodoh, ia membuang berlian demi sebuah krikil" gumam raja Linyork.

Duke Nilson pun pergi meninggalkan istana bersama dengan Claudia.

Masih ditempat yang sama raja berbicara dengan pangerannya "sudah ku katakan jangan bermain dengan putri Duke Nilson jika kau kehilangan dia kau akan kesusahan dan posisimu bisa terancam" ucapnya lalu pergi meninggalkan pangeran mahkota.

Pangeran mahkota hanya terdiam dan mengepalkan tangannya merasa sangat marah dengan perkataan ayahnya.

...*****...

"Aku tak tahu jika pangeran akan menolaknya padahal dia sama sekali tidak mencintai Claudia" gumamnya ia menyandarkan kepalanya di bathup "hah harum sekali, ah iya Larin siapkan baju biasa untukku" ucapnya kepada pelayan pribadinya itu.

"Baik nona muda"

Claudia sedang bersiap-siap untuk keluar dari kediamannya "ssttt larin kau bilang pada ayah ku jika ia datang aku sedang tidur"

"Tapi nona kau akan pergi kemana?"

"Keluar sebentar, aku akan cepat kembali" Claudia pun pergi dari kamarnya melalui balkon kamarnya, "untung saja kamarku hanya di lantai 2 saja", Claudia pergi meninggalkan kediamannya melalui jalan rahasia yang sering digunakan oleh Claudia asli.

Ia pergi ke pusat kota untuk melihat sebuah festival "ku dengar jika ada festival dan ternyata memang benar ada" Claudia menutup badannya menggunakan jubah hitam, "wow disini juga ada manisan dan kentang goreng? Hebat sekali"

"Kau sepertinya menikmati jalan-jalan mu ya Lady Nilson" ucap seseorang menghampiri Claudia.

"Uhuk uhuk kau mengejutkan ku!" Ucap Claudia lalu meminum segelas air. "Ah Duke Effrand, ssttts jangan panggil aku Lady Nilson panggil nama ku saja Claudia"

"Sebuah kehormatan saya bisa memanggil nama langsung kalau begitu panggil saya Raphael saja tak perlu memanggil dengan formal, kau sedang apa disini? Kau tidak membawa pelayan dan pengawalmu" tanya nya.

"Baiklah Raphael, Ah aku ingin jalan-jalan sendiri sambil mencari sesuatu untuk ayah dan kakakku" jawabnya cepat.

Duke Effrand mengusap bibir Claudia karna ada sisa makanan yang ada di bibirnya, "ternyata ada sisi imutnya di wajahmu" ucapnya tanpa sadar sembari memberikan senyuman hangat pada Claudia.

Claudia hanya menatap perlakuan Duke Effrand padanya, lalu ia menyentuh lengan Duke Effrand, "ahh aku bisa melakukannya sendiri tuan Duke" ucap Claudia dengan wajahnya mulai memerah seperti tomat.

Duke effrand pun langsung menyadarinya dan segera melepaskan tangannya dari area wajah Claudia, "maafkan aku, Raphael panggil aku dengan nama juga"

"Huh?....?" Tanya Claudia.

"Raphael" jawabnya cepat.

Diwaktu yang sama Claudia melihat tanda simbol dari baju seorang pengawal, "sepertinya ayahku sudah tahu kalau aku keluar tanpa sepengetahuan nya" mata Claudia bertemu dengan mata pengawal tersebut lalu ia meraih tangan Raphael dan berlari sebelum dikejar oleh pengawal tersebut, "maafkan aku Raphael, sepertinya kau terseret dengan masalahku"

Tanpa menjawabnya Raphael hanya mengikuti arah larinya Claudia dan tersenyum banyak arti, ia melihat bayangan punggung Claudia.

Mereka berduapun bersembunyi dibalik bangunan kosong menunggu para pengawal melewatinya.

"Hah untung saja aku tidak ketahuan" selanya tak sadar masih menggenggam tangan Raphael.

Saat suasananya tenang Claudia baru menyadari bahwa dia menggenggam erat tangan Raphael, "Ah maafkan aku" ia buru-buru melepaskan genggamannya.

Namun Raphael terus menatap wajah Claudia ia tak menghiraukan perkataan yang dilontarkan dari mulut mungil Claudia.

"Raphael?! Apa kau baik-baik saja?" Tanya Claudia khawatir lalu melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Raphael.

"Ah iya aku baik-baik saja, ehem apa sudah aman?" Tanyanya gugup.

"Sepertinya, aku akan segera pulang sebelum ayahku menemukan ku, sampai jumpa lagi tuan Duke em maksudku Raphael" Teriak Claudia sembari berlari dari hadapannya.

"Cepat sekali ia berlari" ia hanya tersenyum saat ditinggalkan oleh Claudia.

...*****...

Sesampainya dikediaman Claudia segera masuk melewati jalur tembok, ia naik keatas tembok dan saat sampai diatas ia melihat bahwa kakaknya sudah berada di bawah.

"Kakak?" Claudia melompat dari tembok tingginya dan ditangkap oleh Ardhan.

"Kau tahu kesalahan mu? Malam-malam kau pergi darimana?" Tanyanya tanpa menurunkan Claudia dari gendongannya dan membawanya ke kamar Claudia.

"Aku hanya ingin melihat festival di pusat kota" gerutunya.

"Tanpa membawa penjagaan? Jika kau diculik bagaimana?" Khawatir Ardhan dan menurunkan Claudia mendudukkannya di kursi.

"Buktinya aku baik-baik saja" jawabnya.

"Hari ini anggap saja beruntung, tidak ada lain kali lagi jika ayah tahu, kau pasti akan dikurung di kamarmu" ketus Ardhan mengingatkan pada Claudia.

"Kakak jangan bilang pada ayah ya??? Yaa?? Lain kali aku akan membawamu juga" Rengeknya dan membulatkan matanya bertanda memohon pada Ardhan.

"Haiss.... Baiklah kali ini aku maafkan, istirahatlah besok kau harus ikut denganku" ucap Ardhan hendak pergi dari kamarnya.

"Yeayy... Terimakasih kakak, aku akan segera istirahat, kau pergilah" Claudia mendorong Ardhan untuk segera meninggalkan ruangan kamarnya itu.

Claudia langsung merebahkan badannya ke atas kasur dan menutup matanya.

"Nona anda tidak ingin mandi dahulu?" Tanya larin.

"Tidak perlu kau pergilah aku sangat mengantuk.

**TBC.

Bab ini sudah di Revisi kecil-kecilan jadi masih nyambung dengan bab selanjutnya.

Revisi hanya untuk merapikan tulisan dan juga menambah kata yang pas, jika masih ada yg typo mohon maaf karna author masih manusia**.

...Ardhan Bailey Nilson....

...Potret Raphael Elano Effrand....

...Kyle De Linyork...

Terpopuler

Comments

blackpink123

blackpink123

wah pemerannua bagus bagus👍

2021-10-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!