"Ayah.. liat Riana ga? "
pak Opik dan bu Dian saling berpandangan karena ini pertama kali nya Yesa membicarakan Riana
"Tumben nanyain Riana, ada apa? "
Tadi Riana sudah ijin sama ayah, mau ke tempat paman nya dulu katanya. nanti malem di jemput pak kosim
"Oh gitu.. ga apa- apa yah, Yesa cuma nanyain PR sekolah aja."
dengan wajah malu Yesa bergegas kembali ke kamar nya
menjelang makan malam Riana baru sampai rumah
"Assalammua'laikum.. "
"Wa'alaikum salam.. "
"Sini makan malem dulu. "
"iya yah.. " dan aku pun duduk di sebrang Yesa
"Gimana kabar paman, baik-baik saja? " ayah kemarin sudah transfer modal lagi untuk paman
"paman baik yah, terima kasih atas bantuan ayah. "
"Ga usah sungkan Riana, itukan memang kewajiban ayah.. iyakan bu? "
"iya Riana, kamu ga usah memikirkan apapun. tugas kamu hanya fokus belajar. "
ketika sedang fokus makan aku sesekali memperhatikan Yesa, ya dia memang laki-laki berwajah datar.. ingin rasanya aku mengadu pada ayah soal kejadian di sekolah, tapi sudah lah lupakan saja.
Yesa pun tanpa Riana sadari sesekali memperhatikan nya
~Lututnya merah, mungkin karena jatuh tadi.. ~batin Yesa
"Kak Riana tadi kak Yesa nyariin." celoteh alma begitu imutnya
"Iya Riana katanya tadi mau menanyakan PR, ibu kira Yesa ga pernah lupa soal PR tapi ternyata bisa lupa juga. " hehehe
Hah.. ga salah dengar kah aku, selama 7 tahun di sini aku tidak pernah mengobrol dengan nya
bahkan Alma saja adik kandung nya sendiri tidak berani berbicara dengan kakaknya
"Riana uang jajan nya masih ada? " perlu ayah tambah ga
"Ga usah yah, uang jajan Riana masih ada. "
"Ayah, ko cuma Riana aja yang di tawarin, Yesa sama Alma? " sambung Ibu
"Iya nanti ayah transfer ke ibu aja ya, ibu atur-atur untuk anak-anak. "
Setelah makan malam Kami nonton tv di ruang keluarga, tapi aku pamit tidur lebih dulu karena capek sekali sehabis dari rumah paman
Melihat Riana pergi Yesa pun bergegas menyusul ke atas tapi ia urungkan, dia meminta bantuan Alma untuk memberikan es krim ke Riana.
rupanya tadi sore Yesa membeli es krim untuk Riana dan Alma
"Dek.. kakak bisa minta tolong ga? "
"Iya kak, ada apa? "
"Tolong berikan es krim ini ke kak Riana. "
"ih.. kakak, kenapa ga kasih sendiri sih kan kamar kakak bersebelahan"
"Dek.. tolonglah kakak, kakak lagi malas ketemu Riana. "
"ok ok kak baik... sini es krim nya. "
"tapi jangan bilang-bilang dari kakak ya, bilang aja ada es krim di kulkas. "
permintaan yang aneh, tapi karena Alma masih kecil baiklah menurut saja.
Alma pun turun kembali ke bawah dan tanpa mengatakan apapun
Tanpa mereka sadari ada mata yang memandang mereka dengan sorotan tajam menandakan ketidaksukaan nya melihat anaknya perhatian terhadap Riana
Pagi hari setelah sarapan Riana pamit pergi sekolah dengan naik angkot, karena Riana menolak di antar pak kosim apalagi satu mobil dengan Yesa
Riana harus berlari karena dia ketinggalan angkot
ah.. kenapa sih masih pagi harus udah lari-lari, apes banget. "
dari sudut jalan dalam mobil Yesa memperhatikan dengan senyum tipis penuh arti.
Untung nya Riana sampai sekolah tepat waktu jadi tidak akan kena hukum di jam pelajaran pak Rendy
Setelah selesai jam pelajaran seperti biasa Riana dan teman-teman nya akan ke kantin untuk membeli bakso, bakso adalah makanan kesukaan Riana jadi seminggu 3 kali wajib beli bakso di kantin
ketika akan menuju kantin Riana bertabrakan dengan Yesa yang baru turun dari kelasnya
"cie.. cie.. cie.. cie... " sorak riuh teman-teman Riana dan Yesa.
Apaan sih, kalian bikin malu aja. yuk ah ke kantin
Setelah mengantri di kantin Riana mencari meja duduk yang hampir penuh, ah karena antri lama jadi kursi pada penuh
"Riana... " panggil Soni kakak kelas Riana, karena soni sudah kelas 3 A
"Duduk sini aja bareng kita.. " Soni terus melambaikan tangan ke Riana dan teman
Kalo di lihat di sana sudah ada teman Soni, Reno sang ketua OSIS
tanpa aba-aba Dini dan Riri sudah mendahului untuk duduk di sana
"makasih kak.. "
ah rasa nya sikap mereka aneh, mereka selalu men jodoh-jodohkan ku dengan laki-laki yang menurut mereka tampan.. hehe masa-masa SMP yang sungguh indah
Ketika ingin menuju meja Soni tanpa sengaja aku melewati meja Yesa dan teman-teman nya. tapi
di sana ada Rena juga gadis populer di kelasnya
ah sudahlah lagi pula di sekolah ini tidak ada yang tahu soal aku dan Yesa
Sikap Soni yang humoris membuat meja kami penuh tawa tanpa rasa canggung walau dia kakak kelas, sesekali Reno hanya tersenyum tipis
Oh.. dia pun sifat nya hampir sama dengan Yesa, pantas teman Reno hanya Soni saja..
Ketika kami asyik berkenalan tiba-tiba..
Byur....
Yesa menyiram Riana dengan air minum kemasan
Seketika suasana hening, semua murid menatap ke arah Yesa dan bertanya-tanya apa yang dia lakukan
"Kamu kalo ngobrol bisa tenang ga? " berisik sekali sampai meja sebrang
Aku yang bingung dengan kejadian itu hanya bisa terdiam, apakah kejadian memalukan ini mimpi
apa salahku,aku pun hanya menyembunyikan tangis ku bercampur dengan air yang menetes dari rambutku akibat di siram Yesa.
"Yesa.. kamu ngapain? "kami ga ganggu kamu loh, disini kami hanya berkenalan bincang-bincang
Suara Soni kini terdengar serius.
" Yesa bukan nya kamu ga kenal dengan Riana, lantas, salah Riana apa? "Reno yang sedari tadi diam pun ikut bersuara
Sedangkan Riana yang sudah malu pergi begitu saja, Riana meminta tolong Dini untuk ijin kepada bu guru untuk pulang cepat karena sakit.
Di dalam angkot Riana menjadi pusat perhatian karena penampilan nya yang berantakan
dan Riana pun merasa makin malu.
Begitu sampai di rumah Riana tidak menyapa siapa pun, Riana langsung menuju kamar tidur nya dan menangis di sana.
Ayah dan Ibu tidak tahu soal Riana pulang cepat karena mereka sibuk di percetakan, percetakan itulah usaha keluarga pak Opik
menjelang maghrib mereka baru pulang, membersihkan badan terdahulu kemudian kumpul di meja makan untuk makan bersama
Ayah heran kenapa Riana belum turun juga untuk makan.
"Riana kemana ya kok ga turun untuk makan? "
"bentar yah.. Alma panggil kak Riana dulu. "
Setelah Riana turun untuk makan dia hanya menunduk tanpa bersuara, dan itu membuat Ayah bertanya-tanya
"Riana kenapa makan nya menunduk begitu, apakah sakit? " kalo sakit Ayah antar ke dokter
Riana pun memberanikan diri menatap Ayah dan ibu nya, terlihat jelas matanya yang sembab akibat menangis
"Ada apa Riana? " Ibu pun mulai panik
"Yah.. Bu.. hiks.. hiks.. Tadi Yesa di kantin menyiram kepala Riana pakai Minuman kemasan. " aku menangis tersedu- sedu
mohon dukungan nya ya
Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Dinda Kirana agustina
semangkaaaaaaa
2021-11-08
0