Terima kasih Atas Kehadiran Kalian

Setelah paman setuju dengan niat pak Opik

aku pun harus pindah tinggal bersama mereka

kamar tamu itu mereka jadikan kamar untuk ku, semua baik kepadaku dan menyambut ku layaknya putri kandung mereka.

Hari yang di tunggu-tunggu untuk pendaftaran sekolah pun tiba dan kami semua pergi untuk mendaftar, paman tidak ikut karena harus beristirahat

"Selamat siang, Selamat datang di SD Mentari. " ada yang bisa saya bantu?

"Begini bu, kami ingin mendaftar kan putra dan putri kami di SD Mentari ini. "

"Baik bapak silahkan di isi dulu formulirnya ya. "

"apakah anak bapak mau di satu kelas kan atau beda kelas pak? "

"Gimana bu? " Yesa dan Riana mau satu kelas atau bagaimana

"emm satu kelas saja pak, biar kalo ada PR enak bisa bareng mengerjakan nya. "

"Ga mau.. Yesa ga mau satu kelas dengan Riana. " tatapan tajam itu bikin orang merinding

entah kenapa Yesa bisa mempunyai sifat seperti itu, katanya anak-anak itu mewarisi salah satu sifat orang tuanya tapi Yesa?..

pak Opik dan ibu kan orang baik

"Ya sudah bu, maaf anak ya beda kelas saja ya bu. "

"Baik pak, mohon tunggu sebentar ya. "

"Terima kasih sudah bersedia menunggu, Selamat ya pak, bu.. putra dan putri nya sudah terdaftar di SD Mentari, untuk Yesa berada di kelas A dan untuk Riana di kelas C. "

"Dan masuk sekolah di mulai senin depan ya. "

"Terima kasih bu, kalo begitu kami pamit pulang. "

Dalam perjalan pulang dalam mobil pun kembali hening, Yesa yang tak banyak bicara dan aku yang bingung harus bicara apa.

"Riana keperluan sekolah kamu bagaimana? "

kita mampir ke mall dulu ya mumpung lagi di kota sekalian beli perlengkapan Yesa

"Iya pak.. "

"kok Bapak sih, kamu kan udah seperti anak kami jadi panggil nya Ayah mulai sekarang."

"Iya Riana, jangan sungkan lagi ah. kamu kan sudah jadi keluarga kami. panggil Ayah dan Ibu ya

" Iya.. Ayah.. Ibu. "

Setelah membeli perlengkapan kami pun pulang ke rumah, Yesa dan aku langsung naik ke lantai atas karena kami merasa capek setelah berkeliling mall

Setelah menjadi anak pak Opik dan bu Dian aku sudah tak pernah mengurusi kebun lagi

dan paman pun sudah tak bekerja lagi, pak Opik memberikan pinjaman untuk usaha kecil-kecil an depan rumah

Hari sekolah tiba, selama sekolah aku dan Yesa tidak pernah saling sapa sehingga banyak yang tidak tau kalo aku adalah anak angkat pak Opik

hari-hari ku lalui dengan biasa saja tidak ada prestasi yang aku raih, berbeda dengan Yesa dia sering ikut lomba nasional. tapi walau begitu Ayah dan ibu tidak membedakan kasih sayang nya

Aku, Yesa dan Alma semua mendapat perhatian dan kasih sayang yang sama

kami pun lulus SD dan kami lanjut sekolah ke SMP yang sama, alasan ayah karena biar mudah semua urusan di bandingkan beda sekolah

saat SMP aku termasuk gadis yang pandai bergaul, aku mempunyai banyak teman dari berbagai kelas

Saat SMP sahabat ku adalah nindi dan riri

mereka selalu ada setiap aku lupa mengerjakan PR hehehe...

Saat masuk SMP lagi-lagi kelas aku dan Yesa di pisah,Aku kelas A di lantai 1 sedangkan Yesa dia berada di kelas C yang terletak di lantai 3

masa-masa SMP memang paling indah, apalagi kalo sudah bergosip tentang kaka kelas

"Riana kata nya di kelas C ada yang ganteng loh.. tapi sayang cuek sekali dan jarang berbicara. " riri berbisik ketika kami mengobrol di kantin untuk makan siang

"Iya.. bahkan gadis yang populer di kelasnya saja tidak dia hiraukan, padahal banyak teman-teman menjodohkan mereka. " timpal Riri

"Masa sih ada cowok seperti itu. " aku pura-pura tidak tahu padahal yang mereka maksud pasti Yesa

Di sisi lain aku melihat Yesa duduk bersama teman-teman nya di meja sebrang, tatapannya tetap sama tidak ada yang berubah sejak kami pertama kali bertemu. bahkan walau pun aku satu rumah dengan nya aku belum pernah berbicara dengan nya

"Yesa.. masa-masa SMP kan masa terindah, kamu ga mau kenalan sama gadis populer kelas kita? "

Biasalah firman dia memang suka becanda seperti itu, bahkan dari SD pun sudah sering menjodoh jodoh kan Yesa

"Ga penting ah, aku mau fokus belajar untuk perlombaan. "

"Yaelah kamu ga asik banget sih.. santai aja. " muncul beni dengan setumpuk cemilan

"eh tau ga siapa gadis yang duduk di meja sebrang sana? "

"yang mana ben? "

"itu tuh yang kata nya dari kelas A, tau ga kalian kaka kelas kita banyak yang suka sama gadis itu. "

sambil terus memasukan cemilan ke dalam mulutnya tanpa henti

"Oh yang itu ben, aku dengar sih namanya Riana anak nya baik dan ramah ga heran kaka kelas pada suka. " aku juga suka dia anaknya manis hehe

diantara obrolan beni dan firman Yesa terus memperhatikan Riana tanpa mereka sadari

hari demi hari di sekolah Riana tampak senang sekali dia berjalan riang dengan teman-teman nya

tanpa di sadari Riana tersandung sesuatu dan jatuh

Bbruk... Aduh sakit

"Riana kamu gak apa-apa? " Dini dan Riri membantu Riana bangun

"gak apa-apa ko tapi kenapa tadi bisa jatuh ya. "

tatapan mata Riana tertuju pada meja Yesa.

ya kaki Riana tersandung kaki Yesa yang dia sengaja agar Riana jatuh

"Maksud kamu apa-apaan kaki mu menghalangi jalanku sehingga aku terjatuh? "

Aku ga kenal kamu dan ga punya masalah dengan mu, emosi Riana meluap

"Punya mata? " makanya mata di pakai jangan kerjanya cuma ketawa sana sini cari perhatian kaka kelas

"Kamu.... " so tau..

...Teng.. Teng.. Teng.....

bel telah berbunyi dan waktunya masuk kelas kembali setelah istirahat di kantin

"Sudah.. sudah Riana kita masuk kelas yuk."

Riana pun pergi meninggalkan Yesa

Yesa hanya diam tanpa mengatakan apapun

"Kenapa sih kamu hari ini, ga biasa nya.. iyakan ben? "

"iya kasian anak orang kesakitan. "

"aah biasa saja hanya main-main. " Yesa pergi meninggalkan teman nya dengan senyum tipis

Setelah di rumah Yesa melihat Riana belum pulang

dan Yesa berpikir apa dia keterlaluan.. tapi ah tidak mungkin mungkin itu hanya akal-akal an Riana saja

"Dek Alma kamu liat kak Riana ga? "

"ga tau kak, Alma tadi setelah pulang sekolah langsung les."

sampai sore pun Riana belum pulang juga, kemana ya..

Yesa pun mencari di setiap sudut rumah yang di dapati hanya Ayah dan Ibu sedang mengobrol di teras rumah

Riana kemana...

Episodes
1 Awal Pertemuan
2 Awal sebuah Kebahagiaan
3 Terima kasih Atas Kehadiran Kalian
4 Pangeran Es Mulai Mencair
5 Marah tanpa Sebab
6 Riana Terlalu Baik
7 Perubahan Yesa
8 Di manjakan Ayah
9 Masa Indah SMK
10 Perubahan Sikap Ayah
11 Perubahan Reno
12 Ayah mengawasi
13 Pengikat untuk Riana
14 Rahasia antara Reno dan Riana
15 Hubungan tanpa status
16 Rencana ayah
17 Salah Faham
18 Ayah Membujuk Riana pulang
19 Riana pulang ke rumah
20 Kerja lembur
21 Kepulangan Reno
22 Melamar pekerjaan
23 Kemarahan ayah
24 Rena semakin dekat
25 Persaingan Ayah dan Reno
26 Keputusan Ayah
27 Rena mendapat Restu Ibu
28 Perjodohan Yesa
29 Kedatangan Mona
30 Pertunangan Yesa
31 Hari "H"
32 Ayah kembali membujuk Riana
33 Rencana Ayah
34 Pengobatan Riana
35 Riana mengalami syok berat
36 Kebenaran yang tidak terungkap
37 Hadiah dari ayah
38 Hadirnya menyembuhkan luka
39 Pelan namun pasti
40 Senjata makan Tuan
41 Bertemu Teman Lama
42 Lamaran
43 Undangan Yang Menyakitkan
44 Hari Pertama menjadi Pasangan
45 Tidak cinta bukan berarti tidak peduli
46 Tolong Hargai Aku
47 Pindahan Rumah
48 Halal Tapi untuk Dijauhi
49 Pernikahan Macam apa ini
50 Perasaan Yang Sebenarnya
51 Cinta Yang Datang Terlambat
52 Ayah di balik perceraian Riana
53 Menyandang Status Janda
54 Relawan Pembawa Maut
55 Persaingan Di Mulai kembali
56 Aku Yang Berjuang Malah Kamu Yang Jadian
57 Memilih Sendiri
58 Kehidupan Yang Sulit
59 Restu Yang Terhalang
60 Pantang Mundur
61 Pernikahan Tanpa Restu
62 Awal Kebahagiaan
63 Ujian Pertama
64 Hadiah Terindah
65 Kubawa Cinta Kita
66 Anak Yang Tak Dianggap
67 Duri Yang Menusuk
68 Menerima Akibat
69 Pernikahan Mantan
70 Aku Tak Seburuk Itu
71 Bahagia Dengan Apa Yang Kita Miliki
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Awal Pertemuan
2
Awal sebuah Kebahagiaan
3
Terima kasih Atas Kehadiran Kalian
4
Pangeran Es Mulai Mencair
5
Marah tanpa Sebab
6
Riana Terlalu Baik
7
Perubahan Yesa
8
Di manjakan Ayah
9
Masa Indah SMK
10
Perubahan Sikap Ayah
11
Perubahan Reno
12
Ayah mengawasi
13
Pengikat untuk Riana
14
Rahasia antara Reno dan Riana
15
Hubungan tanpa status
16
Rencana ayah
17
Salah Faham
18
Ayah Membujuk Riana pulang
19
Riana pulang ke rumah
20
Kerja lembur
21
Kepulangan Reno
22
Melamar pekerjaan
23
Kemarahan ayah
24
Rena semakin dekat
25
Persaingan Ayah dan Reno
26
Keputusan Ayah
27
Rena mendapat Restu Ibu
28
Perjodohan Yesa
29
Kedatangan Mona
30
Pertunangan Yesa
31
Hari "H"
32
Ayah kembali membujuk Riana
33
Rencana Ayah
34
Pengobatan Riana
35
Riana mengalami syok berat
36
Kebenaran yang tidak terungkap
37
Hadiah dari ayah
38
Hadirnya menyembuhkan luka
39
Pelan namun pasti
40
Senjata makan Tuan
41
Bertemu Teman Lama
42
Lamaran
43
Undangan Yang Menyakitkan
44
Hari Pertama menjadi Pasangan
45
Tidak cinta bukan berarti tidak peduli
46
Tolong Hargai Aku
47
Pindahan Rumah
48
Halal Tapi untuk Dijauhi
49
Pernikahan Macam apa ini
50
Perasaan Yang Sebenarnya
51
Cinta Yang Datang Terlambat
52
Ayah di balik perceraian Riana
53
Menyandang Status Janda
54
Relawan Pembawa Maut
55
Persaingan Di Mulai kembali
56
Aku Yang Berjuang Malah Kamu Yang Jadian
57
Memilih Sendiri
58
Kehidupan Yang Sulit
59
Restu Yang Terhalang
60
Pantang Mundur
61
Pernikahan Tanpa Restu
62
Awal Kebahagiaan
63
Ujian Pertama
64
Hadiah Terindah
65
Kubawa Cinta Kita
66
Anak Yang Tak Dianggap
67
Duri Yang Menusuk
68
Menerima Akibat
69
Pernikahan Mantan
70
Aku Tak Seburuk Itu
71
Bahagia Dengan Apa Yang Kita Miliki

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!