Tidak terasa sudah 6 bulan aku tinggal bersama paman di desa ini.
hari hari ku lalui dengan rutinitas yang sama, pagi hari-sore aku akan membantu paman dan sore hari aku mengaji di rumah pak Opik bersama anak-anaknya.
Seperti biasa aku hanya bisa bermain bersama alma, karena Yesa anak yang misterius menurutku
Dia tidak pernah terlihat bermain bersama anak-anak lainnya, paling hanya Firman satu-satunya sahabat.
Ketika paman membersihkan kebun tangan nya terluka oleh gunting rumput yang di pegang nya
"sshh.. aduh.. "
"Paman... kenapa tangan nya berdarah, Riana lapor pak Opik dulu ya. " aku pun berlari dengan ketakutan karena hanya paman yang aku punya saat ini
Pak Opik tolong paman tangan nya berdarah. "
Kami semua berlari ke kebun belakang karena panik
"Duh pak Dedi kenapa bisa terluka begini, ayo saya antar ke puskesmas pak. "
"Bu bawakan kunci mobil ya bu, anak-anak tunggu di rumah saja. "
"Iya yah ibu segera ambil kunci mobil dulu. "
"Yesa, Alma dan Riana tunggu di rumah saja ya, kalo ada apa-apa minta bik Ros saja. "
~Semoga paman tidak kenapa kenapa.. ~Doa ku dalam hati
Permisi.. permisi.. maaf saya mau ke UGD pekerja saya terluka tangan nya.
Dokter jaga pada saat itu pun dengan cekatan membersihkan luka dan menjahit nya, karena luka nya cukup besar sehingga paman harus di rawat selama 2 hari
~Kalau di rawat bagaimana dengan Riana~.
Pak Dedi kenapa kok melamun? apa ada yang sakit?
"engga pak.. eh anu, apa saya ga bisa pulang saja? soalnya keponakan saya sendirian di rumah. "
"Ga usah di pikirkan pak, Riana biar 2 hari ini menginap di rumah kami. "
"Iya pak, lagian biar alma ada teman nya. nanti Riana tidur di lantai atas samping kamar Yesa itu ada kamar khusus tamu. " sambung bu Dian
Karena harus membereskan administrasi jadi pak Opik dan bu Dian tidak bisa pulang cepat
Melihat cuaca hari ini tiba-tiba hujan deras, seolah langit ikut merasakan kepedihan Riana
karena hanya paman Dedi yang Riana punya.
~Kasian Riana... ~batin Yesa
"Pak Dedi kenapa bisa terluka, apa lagi ada masalah? " Kalo ada masalah cerita saja, saya bukan majikan yang kejam pak.
"emm Begini pak, sebentar lagi di buka pendaftaran sekolah tapi saya bingung karena uang saya belum cukup untuk mendaftarkan Riana sekolah."
"Oh jadi itu masalah nya, gini saja pak Dedi fokus saja untuk kesembuhan soal Riana biar saya bicarakan dengan istri saya. "
"Iya pak Dedi tenang saja, saya akan mencari tahu ke yayasan barangkali masih ada kursi kosong untuk bantu Riana. "
Baiklah karena sudah ada titik terang saya dan istri pamit pulang pak, anak-anak menunggu di rumah.
pak Dedi di tinggal di sini ga apa-apa kan?
nanti kalau ada apa-apa hubungi saya
"Baik pak,Terima kasih banyak atas bantuan nya. "
Pak Dedi dan istrinya pulang saat itu juga walau hujan deras belum berhenti
karena mereka khawatir terhadap anak-anak
Ketika sampai di halaman pak Dedi melihat Riana yang masih menunggu di teras, terlihat kekhawatiran di wajah Riana karena menunggu kabar paman nya.
"Bu.. Riana ini anak yang manis ya, kasian masih kecil sudah yatim piatu. "
"Iya yah.. makanya kita harus bantu pak Dedi sebisanya agar pak Dedi bisa membesarkan Riana sebaik mungkin. "
" kenapa ga masuk Dek Riana,disini dingin. "
"Gimana kabar paman Pak? "
"Paman sudah mendingan Riana, lukanya sudah di jahit hanya tinggal pemulihan saja. "
"Riana masuk yuk sama ibu, untuk 2 hari ke depan Riana tinggal di sini dulu. "
"Di lantai atas samping kamar Yesa ada ruang tamu, kalo untuk baju ganti nanti minta antar pak kosim ya untuk pulang dulu. "
"Terima kasih bu.. "
Ketika naik ke lantai atas di sana hanya ada 2 kamar tidur, kamar tidur Yesa dan kamar tidur untuk tamu.
kata orang rumah Yesa tidak suka membaur dengan orang lain, tak heran sikapnya dingin sekali dengan wajah datar tanpa ekspresi
Yesa pun tidak mempunyai banyak teman selain sahabat nya. Tapi dia orang yang paling pintar di desa ini, terbukti dengan begitu banyak nya piala penghargaan.
Tak terasa waktu sudah malam dan kami pun berkumpul untuk makan malam
"Nak.. kamu mau masuk SD mana? " apa semua sudah siap
"Sudah yah.. hanya tinggal mengisi formulir saja, 2 hari lagi di buka pendaftaran nya. "
"Pinter nya anak Ayah, dari TK selalu mandiri."
Setelah makan malam kami pun di suruh sembahyang sebelum tidur.
Keluarga pak Opik memang orang yang agamis sekali dan orang terpandang di desa ini
"Bu.. ayah mau ngobrol penting. "
"Soal apa yah? "
"Riana bu,melihat kondisi pak Dedi yang tidak memungkin kan untuk membesarkan Riana, bagaimana kalo kita jadikan Riana anak angkat bu?"
"Tapi yah.. apa ayah serius? "
"Serius bu, kasian Riana kan anak yatim piatu, hitung-hitung ibadah bu kita bantu Riana. "
"Baiklah kalo itu sudah keputusan ayah, nanti kita bicarakan ini dengan pak Dedi. "
"Terima kasih bu sudah mau membantu ayah. "
"aah ayah kok bicara seperti itu, kita kan suami istri jadi ibu akan dukung ayah selama itu untuk kebaikan. "
Malam ini terasa panjang sekali karena aku tidak bisa memejamkan mata untuk tidur, rumah ini terasa asing.
2 hari sudah aku tinggal di sini, sembari menunggu kabar paman
katanya hari ini paman akan pulang.
Suara mobil datang, apa itu paman akhirnya paman pulang.
"Paman... "aku pun segera berlari untuk memeluk paman, walau seisi rumah memperhatikan ah biarlah
"Duh anak gadis paman cengengnya. " sudah-sudah paman sudah sembuh kok
"Pak Dedi, Riana masuk dulu.. ada yang mau saya dan istri sampaikan. "
"Begini pak Dedi, setelah saya membicarakan hal ini dengan istri saya.. saya berniat ingin menjadikan Riana anak angkat saya semoga pak Dedi tidak keberatan. "
"iya pak, saya juga senang kalo Riana jadi anak angkat kami.. karena Riana anak yang baik. "
Seketika hening,tidak ada yang berani memulai pembicaraan.
Aku pun hanya bengong tidak berani bicara, seolah-olah ini hanya mimpi.
pak Opik orang terpandang di desa ini masa mau menjadikan ku anak angkat nya
"Begini pak, bu.. bukan saya tidak senang atas niat baiknya, tapi.. Riana tidak sepintar anak-anak bapak dan ibu. "
"Saya takut Riana tidak bisa membanggakan bapak dan ibu seperti Yesa. "
"Hus pak Dedi ga boleh berbicara seperti itu, setiap anak itu istimewa. "
"Kalo begitu saya sih terserah Riana saja pak. "
"jadi.. bagaimana Riana, mau tidak jadi anak angkat bapak dan ibu? "
"Mau.. pak. " jawab ku dengan penuh keyakinan
Karena aku ingin mempunyai keluarga, aku iri terhadap teman-temanku yang mempunyai Ayah dan Ibu..
lanjut yuk, semangat 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments