Ayahnya diam seribu bahasa, hanya bola matanya yang berkeliling seolah mencari jawaban.
Namun sebelum itu, ayah Alya merebut amplop tersebut dari tangan Anaknya.
"Ka-kamu tidak perlu tau!"
"Jawab jujur ayah, ayah dapat uang sebanyak ini dari mana!!!" emosi Alya sudah tak bisa di kontrol lagi, ia bahkan menduga jika itu uang hasil menjual dirinya.
"Ini, ini.... Ayah menang judi!"
Alya menggelengkan kepalanya, "Tidak mungkin, aku tidak percaya, cepat katakan saja Yah... Katakan dengan jujur sama aku!"
"Kamu ini kenapa cerewet sekali? Ayah kan sudah bilang kalau uang ini hasil judi!" tegas ayahnya.
"Ayah pasti bohong!"
"Ya sudah kalau kamu tidak percaya! Ayah juga tidak peduli kau percaya atau tidak!".
"Ayah!!!"
"Apa lagi?" seka ayahnya merasa terusik.
Alya Menghentakkan kakinya kesal, ia memutar badannya berjalan menuju kamar.
Dia menyerah bertanya pada ayahnya, sebab hanya omong kosong yang keluar dari mulut sang ayah itupun membuat Alya terasa semakin marah setiap kali hidupnya di anggap tidak penting lagi.
Alya masuk dan mengunci diri didalam kamarnya, ia menangis bersandar di pinggir ranjang sambil memeluk kakinya sendiri.
Cukup lama ia seperti itu, Alya bangkit dan menjatuhkan diri di atas kasur.
Alya memejamkan matanya, mencoba terlelap meskipun bayangan-bayangan semalam seringkali terlintas dan membuatnya kesal.
Air mata berjatuhan dari ekor matanya dalam pejaman mata itu.
Tok... Tok... Tok....
"Alya, ayah lapar! Keluarlah... Jangan tidur terus! Ini masih pagi, apa kau mau membuat ayahmu mati kelaparan?" teriakan serta ketukan itu membuat Alya membuka mata.
Ia tak merespon, pandangannya lurus kearah pintu yang terkunci, rasanya malas sekali merespon ayahnya.
Dia membiarkan ayahnya berteriak beberapa kali, barulah beringsut meninggalkan ranjang dan keluar dari kamarnya.
"Kenapa baru keluar? Apa kau sengaja melakukan itu?"
"Ayah lapar kan? Kalau begitu aku akan masak sekarang!" Alya acuh tak acuh padanya, dia berjalan kearah dapur tanpa menoleh ke ayahnya yang masih terus mengomel.
***
Setelah memasak untuk ayahnya, Alya kembali kekamar dia tak punya ***** makan sedikitpun, rasanya gendang telinganya hampir pecah saat mendengar omelan ayahnya yang membosankan.
"Aku harus bagaimana sekarang? Ahh... Apa sebaiknya aku menemui Rio? Dia pasti tau siapa laki-laki yang mengambil kesucianku semalam!"
Alya tiba-tiba tersadar saat dirinya melamun menatap langit-langit kamarnya, besar harapan jika Kekasihnya itu bisa memberitahu semua kejadian semalam, sekaligus alya ingin bertanya kenapa dia melakukan itu.
Alya lebih dulu menghubungi ponselnya, namun sayang seribu sayang, berapa kalipun Alya melakukannya nomor Rio tetap tidak aktif.
"Heh dia benar-benar seorang bajing*n, nomornya tidak aktif, dia juga memblokirku di WhatsApp, kau fikir aku tidak berani mendatangimu!!" geramnya menggenggam erat ponselnya menatap nomor Rio sudah tak memiliki foto profil di WhatsAppnya.
"Oke... Jangan harap kali ini aku akan melepaskanmu!"
Alya keluar kamar, dia membanting pintunya dengan kasar membuat ayahnya yang sedang makan terkejut, "Apa yang kau lakukan?"
Alya tidak menjawab, "Mau kemana kau? Mau keluyuran lagi?" tanya ayahnya sekali lagi.
"Aku hanya keluar sebentar ayah!" jawabnya malas.
Ayah Alya berdiri dari tempatnya berjalan cepat kearah Alya, "Tidak bisa, kau tidak boleh kemana-mana, tetaplah didalam kamarmu!"
"Loh... Kenapa? Aku hanya ingin pergi menemui Rio, itu saja!" ungkap Alya membuat ayahnya semakin panik.
"Justru itu, kamu tidak boleh menemuinya!"
Tingkah ayahnya semakin aneh membuat Alya bergegas menuju pintu, "Aku pergi ayah, maaf kali ini aku tidak mendengarkan ayah! Aku janji akan cepat puang!" ia berlari cepat keluar dari rumah.
"Alya!! Anak sial*n, mau kemana kau!! Kembali kesini!!" ayahnya berteriak namun Alya sama sekali tidak perduli.
Alya mencari ojek untuk ia tumpangi mencari Rio.
Mula-mula ia kerumahnya, terlihat rumah Rio tampak kosong, Alya beberapa kali mengetuk pintu tapi tetap saja tak ada orang yang keluar menemuinya.
"Dia pasti ada di dalam, dia hanya bersembunyi dariku!" gumamnya.
"Rio... Keluar kau! Jangan jadi pecundang! Kalau kau tidak keluar, aku akan mendombrak pintu rumahmu!"
Clangkkk....
Dari dalam rumah terdengar sesuatu yang terjatuh, Alya semakin yakin jika Rio memang ada di dalam rumah.
"Ohh jadi kau mau tetap didalam ya? Kalau begitu lebih baik aku menelfon polisi sekarang!" Alya mengeluarkan ponselnya, pura-pura menekan layar ponsel tersebut mencoba mengecoh pergerakan Rio didalam sana.
Clak...
Pintu rumah akhirnya terbuka, dan benar saja Rio memang ada di dalam sejak tadi, "Iya... ini aku, kau mau apa datang kesini?"
Alya merapatkan giginya maju kehadapan Rio, ia segera mencengkram kuat kerah baju Rio, "Kenapa kau melakukan itu Rio? Cepat katakan padaku! kenapa!"
"Apa maksudmu? Memangnya apa yang kulakukan padamu?" Rio berlagak bodoh.
Alya mulai murka, dia semakin mempererat cekraman tangannya, "Sampai kapan kau mau pura-pura lupa! Katakan padaku Rio, kenapa semalam kau membiusku lalu membawaku ke hotel?"
Rio menatap sinis kearah Alya, dia menepis tangan kekasihnya itu, "Kenapa kau kasar sekali? Kalau soal semalam, aku bisa menjelaskannya padamu! Aku... Terpaksa melakukannya!" jawab Rio dengan sangat santai.
"Ha? Terpaksa? Kenapa! Kenapa harus aku?"
"Aku... Aku minta maaf Al... Aku punya banyak hutang! Jadi, aku mengorbankanmu! Tapi kamu tenang saja, aku menerimamu bahkan jika kamu sudah tidak perawan lagi!"
"Kamu gila Rio, aku tidak percaya kamu berbuat seperti ini padaku! Jadi kamu menjualku hanya karena hutangmu? Apa begini balasan cintaku padamu?"
Air mata Alya kembali berjatuhan mendengar penjelasan kekasihnya.
Rio menekuk wajahnya menyesal, "Aku benar-benar minta maaf Al... Aku janji kejadian ini hanya akan terjadi kali ini, aku tidak akan mengulanginya lagi. "
"Kau fikir aku akan percaya? Kau fikir aku akan memaafkan perbuatanmu itu?"
Alya mengepalkan telapak tangannya.
Bug....
Ia melayangkan sebuah tinjuan di wajah Rio, "Alya! Kau berani memukulku?"
"Kenapa? Sakit? Itu tidak sebanding dengan rasa sakitku!" balasnya.
Bug... Ia menghajar untuk kedua kalinya, membuat sudut bibir Rio mengeluarkan darah, "Bahkan aku ingin membunuhmu sekarang Rio, tapi percuma, jika kau mati semuanya tidak akan kembali seperti semula! Aku membencimu! Kita putus!"
"Apa? Putus? Memangnya ada laki-laki yang mau menikahimu yang sudah tidak perawan lagi? Ayolah Al... Coba kamu fikirkan tidak ada laki-laki selain aku yang bisa menerimamu!"
Alya tercengang dia tak habis fikir dengan Ucapan Rio, "Apa kau tidak sadar, kalau aku begini itu semua karema kamu Rio! Aku juga tidak pernah mengharapkan ini, tapi kamu yang menghancurkanku! Kamu membuat masa depanku hancur!!"
Tiba-tiba Rio mendekati Alya membisikkan sesuatu di kupingnya, "Bukankah semalam kau menikmatinya juga? Asal kau tau karena kinerjamu itu aku dan ayahmu mendapat uang yang sangat banyak!"
Seketika kaki Alya terasa kaku, saat mendengar ayahnya di sebutkan, "Kau... Kau bilang apa tadi? Ayahku? Coba katakan sekali lagi?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
sarah shen
rio laknat
2023-05-12
0
Just Rara
nah benarkan itu rencana mereka ber2,dasar laki2 laknat,tega menghancurkan masa depan alya😤😤😤
2021-11-21
0
Park Dong Hee
lalaki setannnnn eta bapana jeng si rio kudu di alungkeun ka kandang buaya
2021-10-22
0