Sudah cukup lama Alya terlelap, mungkin karena sangat lelah, hingga perlahan dirinya terbangun.
Matanya melebar sempurna saat sepasang mata itu menatap setiap sudut kamar hotel tersebut , dia kaget. Sungguh....
"Di... Dimana aku? Dan... Kenapa aku...."
Ia melihat masuk kedalam selimut dan
menyadari tubuhnya tidak tertutupi apapun, pakaian yang semalam ia kenakan kini berserakan di lantai.
Tak ada orang lain selain dirinya yang ada di kamar tersebut, Alya mulai bingung dia termenung sejenak, "Siapa yang melakukan ini padaku?" tatapannya berubah kosong saat keping-keping ingatan semalam mulai bermunculan dalam benaknya, "Laki-laki semalam, Siapa dia? Kenapa dia melakukannya, kenapa?"
Alya menjerit sekeras-kerasnya bahkan suaranya menggema mengisi kamar hotel itu.
Dia menendang selimut yang awalnya menggulung tubuhnya hingga tampak bercak darah di sprei tersebut membuat Tasya melotot.
"Aku... Aku sudah tidak suci lagi?" air matanya kini terjatuh bagaikan hujan yang begitu deras, ia hanya bisa menangisi semuanya.
Nasi sudah menjadi bubur, Alya bahkan tidak tau siapa laki-laki yang mengagahinya semalam.
Argh.... Ahh... Ahhh.....
Ia marah sungguh, semuanya hancur dalam hidupnya, bahkan sekarang ia takut membayangkan apa yang akan suaminya kelak katakan jika sampai ia tau bahwa dirinya sudah tak perawan lagi.
Dengan linangan air mata itu, Alya tak sengaja menoleh dan melihat pakaian wanita berada di atas meja nakas samping ranjang.
Ia tercengang, "Sebenarnya siapa laki-laki brengs*k yang menodaiku? Bahkan dia menyiapkan pakaian untukku?" ia mengepal kedua tangannya dengan sangat-sangat erat.
Bugg... Alya memukul kasur yang ia tempati dengan keras melampiaskan emosinya saat meningingat kembali kejadian semalam.
Alya menggertakkan giginya menuruni ranjang, "Ahh sakit sekali! Kenapa ini sangat sakit?" Rasa nyeri diarea sensitivenya mulai terasa, membuat Alya kesulitan berjalan.
Air matanya kembali terjatuh menahan rasa sakit itu, ia berjalan mendekati meja nakas tempat pakaian tersebut.
Dengan terpaksa, dia memakai pakaian itu semuanya sangat pas di tubuhnya bahkan pakaian dalam.
"Heh konyol sekali, kenapa aku seperti perempuan yang tidak punya harga diri sekarang? Aku yang dirugikan, dan bahkan tidak tau siapa laki-laki yang tidak bertanggung jawab itu! Kenapa ini semua terjadi padaku? Kenapa!!" Alya mencengkram kuat pakaian sambil Mengatakkan itu semua.
Dia frustasi, sambil menatap dirinya di balik pantulan cermin, Alya memakai pakaian itu matanya sembab bibirnya terus bergetar, ia merasa tubuhnya begitu menjijikkan karena bekas pria semalam.
"Semalam aku pergi untuk menjemput ayahku, dan aku bertemu Rio tapi dia malah...." ia mulai mengingat kembali awal mula kejadian itu.
"Ini semua gara-gara pria brengs*k itu, aku sangat mencintainya tapi kenapa dia melakukan ini padaku? Aku tidak salah apapun padanya! Tapi dia sudah membuatku jadi wanita yang kotor!" Alya menangis terduduk dilantai sambil memikirkan perbuatan Rio, kekasihnya sendiri.
***
Alya memilih meninggalkan hotel itu, tanpa ia sadari ada banyak pasang mata yang memandanginya.
Ia mulai merasa risih ketika seseorang bertanya padanya, "Maaf permisi, mbak membeli pakaian itu di mana? Itu edisi terbaru kan mbak?"
Alya yang tidak tau apa-apa seketika linglung, "Ehh ini... Ini dari teman saya, jadi maaf saya juga kurang tau soal itu!" jawabnya kikuk.
"Ohh!" Respon orang itu sambil memutar bola matanya kemudian pergi begitu saja.
Alya penasaran apakah yang ia pakai itu memang benar edisi terbaru? Dari kainnya ia juga merasa aneh sebab sangat terasa nyaman di pakai dan begitu lembut.
"Apa ini bayaran yang kuterima setelah pria brengs*k itu mengambil keperawananku!!"
Rasanya ia ingin segera merobek pakaian tersebut, namun ia mengingat jika ini di tengah jalan, ada banyak orang yang melihatnya.
Alya segera bergegas memesan ojek online agar segera pulang, ia sudah tidak tahan dengan dirinya sendiri.
Saat sampai dirumah, betapa kaget dirinya melihat ayah yang semalam ingin ia jemput dengan santainya sedang duduk didepan Tv sambil mengangkat kaki dia di atas meja.
"Ayah!" ia memanggil.
Ayahnya menoleh dengan wajah datar, "Dari mana saja kau? Kenapa baru pulang sekarang!" ayahnya mulai berdiri meninggikan suara didepan Alya.
"Seharusnya Alya yang bertanya sama Ayah, semalam ayah kemana saja?"
"Kamu ini tidak sopan yah! Ayahmu lebih dulu bertanya bukannya menjawab kau malah balik tanya!"
Alya geram, matanya sudah berkaca-kaca didepan ayahnya, "Jawab saja pertanyaanku ayah! Semalam ayah dari mana?" dia mencoba menahan emosinya.
"Kamu tidak perlu tau!"
"Jawab Yah!!"
"Ohh kamu sudah mulai berani membentak ayahmu? Katakan, siapa yang mengajarimu tidak sopan seperti ini?" ayah Alya maju selangkah demi selangkah.
Alya mundur mulai agak takut melihat ekspresi ayahnya, "Aku bukan bermaksud membentak ayah, aku hanya ingin bertanya baik-baik sama ayah, semalam aku mencarimu ayah... Aku keluar mencari ayah dan Rio... Dia.... " ucapannya terhenti, dia berfikir ayahnya tidak perlu tau soal kejadian semalam.
"Jangan asal bicara kamu, jelas-jelas Rio mengatakan kalau kau tidak sudi menjemput ayahmu! Jadi semalam Rio sendiri yang mengantarku sampai ke rumah, dan kamu! Kamu jelas-jelas tidak ada di rumah semalam ini, jadi cepat katakan dari mana saja kamu! Apa menyenangkan keluyuran di luar sana daripada datang menjemput ayahmu sendiri?"
Tutur ayahnya menjelaskan.
Alya melongo, "Aku bersumpah Ayah! Semalam aku pergi menjemput ayah!!"
"Sudah! Tidak usah banyak bicara, kamu memang anak yang tidak berbakti dengan orangtua! Pergi sana!!" ayahnya membentak mengibaskan tangan ke arahnya.
"Aku benar-benar pergi Yah... Tolong percaya padaku, semalam aku bahkan di biu.... "
"Aku bilang pergi ya pergi! Apa kau tidak punya telinga?"
Air mata Alya terjatuh dengan sendirinya, dia tidak mengerti apa yang membuat ayahnya sampai semarah itu.
"Aku hanya butuh sebuah jawaban ayah, kenapa ayah harus semarah ini, apa ayah tau apa yang kualami semalam?"
"Tidak perlu memberitahu ayah, itu tidak penting!" elak ayahnya mengacuhkan.
"Aku anakmu ayah, apa aku memang tidak penting?".
"Sudah cukup! Kalau kamu masih berani bicara, ayah akan...."
Ayahnya mengangkat tangan bersiap untuk menampar.
Plakkkk....
Tiba-tiba sebuah amplop tebal berwarna putih terjatuh dari saku ayahnya.
Ayah Alya panik menatap Amplop tersebut, wajahnya berubah pucat, dengan cepat hendak memungut namun Alya lebih dulu mengambilnya dan membuka amplop tersebut.
"Ini... Ini uang apa Yah? Darimana ayah mendapat uang sebanyak ini?" tanya Alya penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
sarah shen
ayah laknat
2023-05-12
0
Just Rara
pasti tu ayahnya alya sekongkol sm rio buat ngejebak si alya😤😤😤
2021-11-21
0
Alya Yuni
Lbih baik kau tingglkn lki tua bangkai it dah jual kau Alya
2021-10-14
0