4.TURNAMEN

Pukul menunjukkan kalau matahari akan berada tepat di atas cakrawala. Meski begitu hawa dingin tetap terasa menusuk tulang, namun tidak menyurutkan sedikitpun rasa antusias penonton menyaksikan laju pertarungan.

Setelah lumayan lama menunggu akhirnya nomor urut 10 yaitu Ling An memasuki arena pertarungannya untuk memulai babak pertamanya.

Hao Chen melihat kartu nomornya dan ternyata nomor 13, itu artinya Hao Chen akan bertarung setelah Ling An selesai karena saat ini tiga arena sudah penuh oleh nomor 11 dan 12.

Ada sedikit peraturan di turnamen ini. Dari babak 1 sampai 4 adalah pertarungan tangan kosong, sedangkan untuk babak terakhir akan menjadi babak pertarungan bebas dengan kapasitas 2 orang di setiap masing-masing tim.

"Jika aku dan kakak bisa bertahan sampai babak 4, besar kemungkinan kami akan menjadi satu tim. Namun.."Setetes keringat terlihat menetes dari sisi lain wajah Hao Chen, ketika melihat lawan Ling An yang nampak sudah masuk ke arena dan berdiri di sisi lain, berhadapan dengan Ling An.

Lawan Ling An adalah seorang wanita berumur 13 tahun bergaun Hitam dan putih. Hao Chen kurang tau darimana asal lawan Ling An, namun jika diperhatikan wanita itu tidak segan-segan menyakiti lawannya demi bisa menang.

"Meski mereka belum bertarung,

aku bisa menilai kalau kakak akan kesulitan melawan wanita itu.. Namun kemampuan kakak juga tidak boleh diremehkan, sebab dia juga dikenal hebat dikalangan nya."Batin Hao Chen, seraya terus memperhatikan laju pertandingan kakak sepupunya.

Sampai seorang pria berpakaian rapi berwarna putih berjalan naik dan berdiri di tengah-tengah arena.

"Sedikit peraturan untuk ronde 1 sampai 4. Jika salah satu dari kalian bisa memukul mundur lawan sebanyak 5 kali, maka orang yang bisa melakukannya dianggap menang. Apakah masih ada pertanyaannya ?"

"Tidak ada, tuan."Ucap Ling An, sedangkan lawanya hanya diam saja.

Wasit itu mengangguk."Baik, pertarungan antara Ling An dari sekte lotus keabadian, melawan Yen Long dari sekte ngarai siluman, dimulai !"

Wasit itu mundur beberapa langkah dan berdiri disudut arena untuk memberi ruang kepada masing-masing kontestan. Ling An terlebih dahulu membungkuk dan memberi hormat kepada lawannya, namun Yen Long yang sudah terlalu kebelet menang segera melesat kedepan dan menyerang Ling An dengan beberapa pukulan.

Untungnya Ling An berhasil menyambut semua serangan Yen Long, bahkan berhasil melancarkan beberapa pukulan kuat yang memaksa wanita itu untuk memasang sikap bertahan.

Dikursi penonton terdengar suara hiruk orang-orang menyemangati Ling An dan Yen Long. Mereka semua tidak tau siapa yang akan keluar sebagai pemenang, dikarenakan kedua belah kandidat tidak ada satupun yang mau menyerah dan terus mengeluarkan kemampuan terhebat mereka untuk memenangkan pertandingan.

Di atas arena terlihat pertarungan semakin intens, Ling An dan Yen Long sudah sama-sama mengeluarkan kemampuan mereka sampai membuat arena berguncang karenanya.

Yen Long yang terkejut karena sempat meremehkan Ling An, segera melompat kebelakang dan melakukan gerakan meninju yang memicu keluarnya bola api berukuran lumayan besar.

Beberapa bola api melesat ke arah Ling An. Ling An yang tak sempat menghindar, terpaksa menahan satu bola api dengan telapak tangan yang membuatnya termundur kebelakang dan memberikan satu poin kepada lawannya.

Ling An segera memperkuat tingkat fokusnya dan mulai melakukan seni khas sekte lotus keabadian.

Terlihat telapak tangan Ling An berubah menjadi putih dan mengeluarkan hawa dingin. Dengan lincah Ling An melakukan gerakan zig-zag untuk menepis semua serangan bola api Yen Long. Ketika berhasil menembus pertahanan lawan, Ling An segera melompat dan melancarkan serangan tapak yang begitu kuat.

Serangan tapak Ling An melancarkan sebuah energi putih berbentuk tapak yang melesat cepat ke arah Yen Long. Cepatnya gerakan energi itu tidak memberikan waktu kepada Yen Long untuk menghindar, sehingga serangan kuat itu telak mengenai tubuh Yen Long hingga menciptakan ledakan yang mengguncang arena serta membuat tubuhnya terpental keluar arena.

Melihat hal itu wasit segera menghentikan pertarungan, kemudian berjalan menghampiri Yen Long.

"Apakah kamu masih bisa bertarung ?"Wasit itu bertanya.

Yen Long hanya diam, dia berusaha untuk berdiri dengan tubuh bergetar hebat hingga akhirnya ia tidak sanggup dan berubah ke posisi duduk.

Sadar Yen Long tidak lagi bisa bertarung, wasit itu berdiri dan mengangkat sebelah tangan sebagai tanda pihak Yen Long sudah menyerah.

Suara penonton yang awalnya terdengar hiruk kini berubah sunyi, mereka terdiam karena sempat mengira Ling An akan kalah, namun kali ini sepertinya sekte lotus keabadian memiliki seorang pendekar muda yang hebat.

Hao Chen yang dari awal melihat pertarungan Ling An sama sekali tidak merasa senang. Meski Ling An berhasil menang, nyatanya gadis itu juga menerima luka bakar di kedua pergelangan tangannya. Luka itu memang tidak parah, mengingat Rode 1 sampai 4 adalah pertarungan tangan kosong.

Luka itu akan berdampak menurunkan kinerja Ling An dalam bertarung.

Setelah kemenangan pertamanya, Ling An berjalan turun dari arena dan menghampiri Hao Chen sambil tersenyum.

"Adik, apakah kakak hebat ? Kita berhasil menang untuk pertamakali nya, untuk itu kamu juga harus semangat."

Hao Chen menatap Ling An serius."Jangan sok menyembunyikan nya, apakah kau merasa sakit ? Aku akan membuatkan obat untuk mu."

Ling An hanya diam lalu duduk di samping Hao Chen. dari balik pakaiannya, Hao Chen mengambil perban dan sebuah katalis kecil berisi salep kulit. Dengan lembut agar tidak menyakiti Ling An, Hao Chen mengobati luka di kedua pergelangan Ling An menggunakan salep, setelah selesai ia menutup luka itu dengan perban.

"Terimakasih, adik. Jangan terlalu khawatir, pikirkan saja pertarungan mu. Kakak akan menunggu disini."Kata

Ling An sambil tersenyum.

Hao Chen hanya menatap Ling An sambil sedikit menghela, sadar kalau kakaknya memaksakan diri demi agar bisa menang.

Tidak lama kemudian Hao Chen dipinta untuk bersiap, iapun berjalan meninggalkan Ling An menuju ke arena bagian tengah.

Di atas arena itu terlihat seorang pemuda berumur 14 tahun sudah menunggu. Ketika Hao Chen menaiki arena, pemuda itu nampak tersenyum sinis ketika melihat lawannya adalah seorang anak kecil berpakaian sederhana.

"Wasit kau tidak bercandakan ?

Kenapa ada anak kecil di arena ini ?"Pemuda itu berkata dengan niat mengolok-olok Hao Chen.

Wasit yang berdiri di tengah arena nampak bersiap netral."Jangan bermain-main peserta Hong Jun, dia adalah lawan mu. Hao Chen dari sekte lotus keabadian."

Pemuda itu tiba-tiba tertawa."Apakah sekte lotus keabadian sudah kehabisan pendek hebat ?! Sampai tega mengirim seorang anak kecil untuk mengikuti pertandingan."

Olokan pemuda itu disambut dengan tawaan penonton. Mereka yakin, dengan keadaan yang sekarang ini Hao Chen tidak memiliki harapan untuk menang, apalagi lawannya kali ini adalah pendekar jenius dari sekte lembu hijau.

Meski diolok-olok dan ditertawakan banyak orang, Hao Chen tetap bersikap biasa saja. Sedangkan Ling An terlihat mengepal, merasa sangat ingin memukul wajah lawan Hao Chen.

Seorang pria berpakaian putih yang merupakan seorang wasit berjalan menghampiri Hao Chen.

"Nak, pertandingan akan segera dimulai, apakah kamu membutuhkan sesuatu ?"Tanya wasit itu.

Hao Chen tersenyum ramah,"Tidak, tuan, anda boleh memulai pertarungannya."

"Baik kalau begitu,"Wasit itu melambai beberapa kali, lalu pertarunganpun dimulai.

Hong Jun yang begitu yakin akan menang segera melesat kedepan, iapun menyerang Hao Chen dengan beberapa pukulan dan tendangan.

Dengan sigap Hao Chen menyambut serangan lawan dengan baik, lalu membalas dengan gerakan yang sama seperti yang di lancarkan Hong Jun. Namun bedanya, gerakan Hao Chen lebih intens dan cepat, sehingga dua pukulan berhasil mematahkan gigi Hong Jun dan membuatnya tersungkur.

"Itu pukulan telak !"Wasit mengangkat tangan untuk menghentikan pertarungan, lalu berjalan menghampiri Hong Jun yang terduduk di lantai arena.

Hong Jun nampak terkejut dengan yang barusan terjadi, dia tidak pernah menduga kalau Hao Chen mampu memahami tiap-tiap serangan yang dilakukannya, dan membalikkan serangan yang sama namun lebih sempurna untuk menyerang.

Tidak hanya Hong Jun, namun juga semua penonton terlihat terkejut dan terdiam seribu bahasa. Mereka tidak pernah mengira kalau Hong Jun akan Langsung tersungkur bahkan belum sampai di 5 menit pertama.

Sedangkan Ling An yang duduk di kursi penonton terlihat tersenyum sinis melihat lawan Hao Chen. Karena sering bermain bersama dengan Hao Chen,

Ling An tau seberapa jauh kemampuan adik sepupunya itu.

"Sepertinya semua orang salah telah mengira kalau aku adalah yang paling hebat di sekte, namun kenyataannya Hao Chen berada jauh di atas ku. Sejak pertama bertemu, aku tau kalau Hao Chen memiliki kemampuan aneh yang membuatnya dapat meniru semua gerakan lawan bahkan menyempurnakannya. Aku yakin pukulan pertama adik ku membuat mental mu down, dan satu lagi, yang tidak ada harapan untuk menang itu adalah kau Hong Jun."Gumam Ling An.

Terpopuler

Comments

Dzikir Ari

Dzikir Ari

Keren Hou Chun...💪💪💪💪💪

2023-06-27

0

Supriono

Supriono

mantap

2023-06-15

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus bahagia

2023-06-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!