3.MENDAFTAR TURNAMEN

Pagi harinya Hao Chen sarapan seperti biasa bersama ibunya, setelah selesai sarapan Hao Chen mengatakan kepada Ling Shi kalau dirinya akan keluar untuk bermain dengan Ling An.

"Jadi kakak kedua sudah kembali ? Baiklah, tapi kamu harus segera pulang sebelum makan malam,"Ujar Ling Zhi sambil membereskan piring yang ada di atas meja makan.

"Baik ibu,"Hal Chen beranjak dari kursi, lalu berjalan menuju pintu."Aku pergi dulu, Bu."

****

Sesampainya di aula utama sekte yang berada di bagian luar, Hao Chen dapat melihat dua buah kereta kuda sederhana terparkir bersebelahan, di sana juga terlihat beberapa pemuda berumur 13 tahun ke atas yang sepertinya juga akan ikut dalam turnamen kali ini.

Mereka semua segera menyapa Hao Chen dengan ramah ketika anak itu berjalan ke arah mereka.

"Adik Chen, benarkah yang di katakan nona An kalau kau akan ikut turnamen kali ini ?"Salah seorang pemuda bertanya.

Hao Chen segera terkejut."Apa yang dilakukan kakak, mengapa dia tidak memberitahu kalau ada orang lain yang akan ikut. Jika begini, mereka semua pasti akan memberitahu kepada yang lain kalau aku ikut turnamen. Sial.. Rencanakan ku bisa diketahui ibu gara-gara ini.."Batin Hao Chen gelisah.

" Tenang saja adik, mereka semua tidak akan memberitahukan hal ini kepada siapa-siapa,"Kata Ling An yang terlihat sudah duduk di dalam kereta.

"Benar adik Chen, nona An sudah menceritakan semuanya. Kami pasti akan membantumu merahasiakan hal ini dari ibumu dan yang lain."Ujar lagi seorang pemuda meyakinkan.

Hao Chen membungkuk dan berterimakasih. Lalu segera mereka semua masuk ke gerbong kereta yang berbeda dengan Ling An.

"Apa yang kamu tunggu ? Mereka semua tidak ikut dengan kita, melainkan akan pergi ke turnamen lain. Turnamen yang ku ceritakan tadi malam hanya diikuti oleh kita berdua saja."

"Jadi begitu.."Hao Chen berjalan memasuki gerbong kereta yang sama dengan Ling An dan duduk berhadapan dengannya.

"Yang akan mengantar kita ke tempat turnamen adalah tuan Shin, dia adalah teman ayah. Pria itu tidak mengenal mu, jadi santai saja."Ucap Ling An.

Hao Chen hanya diam. Di hatinya tersangkut dua perasaan, di sisi lain dia merasa senang karena kali ini adalah pertama kalinya ia keluar sekte, di sisi lain dia merasa bersalah karena untuk pertama kalinya ia membohongi ibunya.

"Hei, kau sedang memikirkan apa ?"Tanya Ling An yang sadar Hao Chen sedang memenungi sesuatu.

Hao Chen sedikit menggeleng,"Tidak ada,"Lalu menatap Ling An dan sedikit terkesan dengan penampilannya.

"Ku kira kau tidak bisa memilih pakaian dengan benar, ternyata kau boleh juga."Hao Chen sedikit tersenyum melihat Ling An nampak cocok dengan gaun biru muda yang digunakannya.

"Jangan mengejek ku, turnamen ini dihadiri banyak orang. Tentu saja aku ingin tampil beda."

Setelah berbincang cukup banyak, tidak lama kemudian tuan Shin yang akan mengantar ke tempat turnamen segera menjalankan kereta kudanya keluar sekte.

"Nona An, mungkin kita memang tidak bisa menang. Namun kuharap anda tidak berkecil hati dan tetap akan mengeluarkan kemampuan terbaik anda."Ujar tuan Shin.

"Tentu tuan Shin, aku akan melakukan yang terbaik. Lagian kali ini aku tidak seorang diri."

Tuan Shin menoleh kebelakang dan baru sadar ada seorang pemuda kecil berwajah lumayan tampan ikut dalam perjalannya.

Tuan Shin Kembali menoleh ke depan."kalian berdua sangat cocok, aku hanya mengharapkan yang terbaik di turnamen kali ini."

"Ya, tuan !"Ucap Ling An dan Hao Chen kompak.

Kereta kuda itupun bergerak dengan kecepatan sedang, perjalanan menuju kota Wuhan tidak terlalu lama karena masih berada dekat dengan kawasan sekte lotus keabadian. Meski perjalanan ini terkesan pendek dan terasa biasa-biasa saja, lain lagi dengan Hao Chen yang menganggap perjalanan pertamanya ini begitu menyenangkan.

"Ternyata begini rupa dunia luar, sangat indah. Namun apakah aku bisa melihat benda lain kecuali salju ?"Tanya Hao Chen di benaknya.

"Apakah kamu bingung karena tempat ini bersalju seperti disekte kita ?"Tanya Ling An yang sadar dengan kegelisahan Hao Chen.

Hao Chen sedikit mengagguk, lalu Ling An menjelaskan bahwa sekte mereka berada di benua utara, benua paling dingin dan hanya memiliki satu musim di setiap tahunnya.

Semua yang berada di benua utara tertutupi oleh salju, itulah alasannya mengapa semua yang Hao Chen lihat tetap saja bersalju.

"Kak, apakah suatu saat nanti aku bisa merasakan hangatnya matahari dan merasakan lembutnya rumput hijau yang sering dikatakan kakek ?"

Ling An sebenarnya merasa tidak yakin, namun dia tidak mau membuat Hao Chen sedih ataupun putus asa. Sebagai kakak yang baik, Ling An hanya bisa tersenyum dan mengangguk meskipun itu kebohongan sekalipun.

Setelah 5 Jam perjalanan. Sampailah mereka di kota Wuhan, kota yang lumayan besar dan cukup ramai oleh penduduk lokal.

Karena hari ini diadakannya sebuah turnamen kecil, kota Wuhan terlihat lebih ramai dari biasanya karena ada lumayan banyak orang luar yang relah datang berkunjung demi melihat lajunya turnamen kali ini.

Hao Chen yang penasaran seperti apa rupa sebuah kota melirik kearah jendela kereta, dari sana dia dapat melihat ada banyak kedai dan orang-orang lokal berlalu-lalang.

"Ramai sekali.. Apakah aku bisa mendapatkan banyak teman disini ?"Gumam Hao Chen.

Ling An tersenyum mendengar gumaman adik angkatnya itu."Tentu saja bisa ! Kamu adalah anak yang baik, tidak mungkin tidak ada orang yang mau berteman denganmu. Tetap fokus adik, kita akan segera sampai."

"Baik kak,"Hao Chen kembali duduk ke kursinya semula.

Ketika sudah memasuki alun-alun kota, kereta tuan Shin berhenti di depan sebuah kedai yang cukup dekat dengan tempat turnamen.

Tuan Shin tersenyum dan menoleh kebelakang."Kalian bisa turun, ingat.. Jangan dengarkan perkataan buruk orang-orang tentang sekte kita, cukup lakukan yang terbaik dan bungkam mulut mereka dengan pencapaian kalian."

Ling An dan Hao Chen mengagguk sebagai tanda mengerti. Lalu mereka berdua turun dari kereta, lalu dilanjutkan dengan berjalan bersama menuju ke tempat turnamen. Sedangkan tuan Shin sedang mengurus kereta kudanya, dan mungkin akan menonton ketika urusannya selesai.

Nampak sebuah keramaian di tempat turnamen, ratusan orang itu terlihat antusias untuk menonton dan tidak sabar menunggu dimulainya turnamen.

"Kak, apa yang akan kita lakukan selanjutnya ?"Tanya Hao Chen, sebab ia masih sangat awam dengan hal ini.

"Kita akan pergi ke meja pendaftaran lebih dulu untuk mendapatkan nomor urutan,"Jawab Ling An sambil tersenyum.

Hao Chen hanya mengangguk, hingga akhirnya mereka sampai di sebuah antrean yang lumayan panjang. Antrean ini menuju ke meja pendaftaran, sehingga yang mengantrea adalah pendekar yang akan mengikuti turnamen.

Hao Chen sengaja berdiri di belakang

Ling An, sebab wajah cantik kakak sepupunya itu mungkin akan menarik banyak perhatian pendekar laki-laki, sehingga dengan berdirinya Hao Chen dibelakang Ling An dirinya dapat menjaga kakaknya itu dari hal yang tidak baik.

Antrean perlahan-lahan berjalan hingga setelah menunggu 10 menit, tibalah giliran Ling An dan Hao Chen untuk mendaftar.

Terlihat seorang perempuan muda yang menjaga meja pendaftaran melontarkan beberapa pertanyaan, seperti nama, asal, sekte dan umur.

"Nama ku Ling An, aku berasal dari sekte lotus keabadian, umur 11 tahun,"

Jawab Ling An.

Wajah perempuan yang menjaga meja pendaftaran terlihat sedikit meremehkan dan terkesan acuh tak acuh, sebab ia sudah sering kali melihat sekte lotus keabadian selalu kalah di setiap pertandingan.

"Selanjutnya.."Ucap wanita itu dengan raut datar, seakan kehadiran Ling An bukan apa-apa baginya.

Ling An yang memang sudah tau akan mendapatkan sikap seperti itu hanya diam meskipun sebenarnya sangat kesal, iapun berdiri di samping untuk menunggu giliran Hao Chen.

"Nama.."

Belum sempat wanita penjaga meja pendaftaran itu melanjutkan kata-katanya, Hao Chen sudah lebih dulu mengatakan apa yang harus dikatakan.

"Hao Chen, sekte lotus keabadian, umur 8 tahun."Jawan Hao Chen dingin, membuat wanita di hadapannya seketika menatapnya.

Wanita itu terdiam seribu bahasa melihat kedua bola mata Hao Chen yang menatapnya begitu dingin,

iapun langsung menunduk dan kembali melanjutkan pekerjaannya setelah memberikan kartu urutan kepada

Hao Chen dan Ling An.

Setelah mendapat nomor urutan

Hao Chen dan Ling An berjalan bersama menuju ke kuris tunggu yang dikhususkan untuk pendekar yang ikut turnamen.

Karena turnamen ini hanya diikuti oleh 100 orang, penyelenggara hanya perlu menyiapkan tiga arena, sehingga turnamen ini akan selesai dengan cepat.

Terpopuler

Comments

Dzikir Ari

Dzikir Ari

Semangat Hao Chen.... tunjukan bahwa kamu bisa

2023-06-27

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sabar

2023-06-08

0

Irianto Rakim

Irianto Rakim

ayo Hao Cen semangat.lanjut gan

2023-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!