2.LING AN

Malam hari di kediaman ibu angkat

Hao Chen yang terbilang cukup besar dan megah, suasana terasa begitu tenang dan hanya terdengar suara dari obrolan kecil antara Hao Chen dan ibu angkatnya yang sedang makan.

"Ibu, tadi sore kakek mengatakan kalau sekte ini akan menjadi milik ku. Bagaimana menurutmu ?"

Ibu angkat Hao Chen yang bernama Ling Shi itu nampak tidak suka dengan perkataan Hao Chen.

"Sudah ibu Katakan, kamu tidak boleh ikut campur dalam urusan sekte. Kekerasan hanya akan berdampak pada kehancuran dan kehilangan, apakah kamu mau ibu menghilang karena anaknya ingin menjadi pendekar kuat ?"

Hao Chen menunduk dan merasa bersalah."Tidak ibu, aku ingin kamu tetap ada didekat ku. Maaf, karena sudah membuatmu khawatir."

Ling Shi yang awalnya merasa kesal segera luluh hatinya ketika melihat anak kesayangannya merasa bersalah, iapun menyudahi kegiatannya dan duduk di sebelah Hao Chen.

"Maafkan ibu yang terlalu maksa mu untuk menjadi seorang yang jauh dari segala sesuatu tentang pendekar. Sungguh ibu hanya takut kehilanganmu."

Ling Zhi mendekap hangat

Hao Chen. Tersirat sebuah perasaan sedih ibunya ketika Hao Chen dipeluk, untuk menghiburnya Hao Chen segera tersenyum.

"Jangan sedih bu, aku akan mendengarkan perkataan mu."

"Terimakasih, sayang. Karena sudah malam, bagaimana jika kita tidur ?

Ibu akan membersihkan kamar mu dulu, setelah itu kamu tidur."

Hao Chen mengagguk, kemudian Ling Shi berdiri dan pergi.

Setelah kamar Hao Chen sudah dibersihkan, iapun tidur sendirian sedangkan ibunya tidur di kamar yang berbeda.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari kaca jendela kamar Hao Chen.

Hao Chen yang belum terlalu tidur segera bangun dan menoleh ke sumber suara, di sana terlihat ranting kecil sedang mengetuk kaca jendelanya.

Karena merasa penasaran Hao Chen beranjak dari kasur dan berjalan menghampiri jendela. Iapun membuka jendela itu dan menoleh ke bawa, di sana terlihat seorang gadis kecil berpakaian tebal sedang memanggil Hao Chen dengan suara kecil takut diketahui oleh Ling Shi.

"Ling An, kaukah itu ?"Hao Chen segera bersemangat, mengetahui kakak sepupunya datang berkunjung.

"Turunlah, ada yang ingin ku bicarakan.."Ling An berkata dengan nada yang disamarkan, agar tidak ketahuan oleh bibinya Ling Shi.

Hao Chen yang polos hanya mengangguk, meski tau dirinya akan dimarah jika ketahuan keluar malam oleh ibunya.

Ia tetap saja mengiyakan perkataan kakak sepupunya itu, sebab jarang sekali gadis itu bermain dengannya dikarenakan selalu berlatih.

Dengan cerdik Hao Chen menyelimuti sebuah bantal agar ibunya merasa ia sudah tertidur. Lalu iapun berjalan mengendap-endap keluar rumah, hingga akhirnya bertemu dengan Ling An seorang gadis cantik berambut hitam panjang yang diikat kuncir kuda.

Gadis itu tetap menggigil meski sudah menggunakan pakaian tebal, berbeda dengan Hao Chen yang terlihat biasa saja meski hanya menggunakan pakaian tipis.

"Sepupu An, kapan kamu kembali ? Kenapa kamu mendatangi ku ketika sudah malam hari ??"

"Aku baru saja sampai tadi sore, bagaimana jika kita ke tempat biasa untuk berbincang adik Chen ?

"Tapi ibu.."Hao Chen nampak ragu.

Ling An menggegam pergelangan tangan Hao Chen."Tenang saja, bibi tidak akan tau. Ayo pergi."

Hao Chen dan Ling An berlari ke sebuah tempat rahasia mereka di bawah rintik hujan salju. Umur keduanya terpaut 3 tahun, Ling An 3 tahun lebih tua dari

Hao Chen membuatnya begitu menyukai Hao Chen karena bisa selalu menghabiskan waktu bersama.

Patriack Ling Feng memliki 3 anak, mereka semua menghasilkan keturunan perempuan, karena itu Ling Feng sangat sayang dengan Hao Chen begitu juga dengan paman dan bibinya, dikarenakan hanya Hao Chen anak laki-laki mereka meski bukan anak kandung.

Hao Chen memiliki 5 orang sepupu perempuan, yang paling muda adalah Ling An berusia 11 tahun sedangkan sisanya berusia 15 tahun ke atas. Kakak-kakaknya sangat menyayangi Hao Chen, namun hanya Ling An yang sering bermain dengan Hao Chen karena yang lain sibuk berlatih.

Sesampainya di tempat rahasia, nampak sebuah kolam beku dan sebuah pohon persik besar yang berdiri di pinggirnya, tempat itulah dimana Hao Chen dan

Ling An seringkali berlatih.

Tentunya Hao Chen berbohong kepada kakeknya kalau dia ingin menjadi politis, itu semua demi menyenangkan ibunya yang begitu mengharapkan dirinya menjadi politis, namun Hao Chen memang tidak suka kekerasan tetapi begitu suka dengan beladiri.

Selama ini Hao Chen terpaksa menutupi jati dirinya yang suka beladiri serta keingin tahuannya yang besar tentang dunia luar demi membuat bahagia ibunya.

Setiap bertemu dengan Ling An,

Hao Chen selalu belajar banyak teknik baru dari gadis itu, Lang An juga mengetahui masalah Hao Chen sehingga ia menjaga rahasia ini hanya untuk dirinya dan Hao Chen

"Sepupu An, apakah ada teknik lain yang kamu pelajari ketika berlatih di luar sekte ?"Hao Chen terlihat sangat berharap.

Ling An sedikit menggeleng,"Maaf adik, untuk saat ini tidak ada teknik yang bisa ku ajarkan kepadamu."

"Oh, begitu.."Hao Chen terlihat sedikit kecewa, namun segera kembali tersenyum."Tidak apa ! Aku sudah merasa senang karena kamu bisa kembali dengan selamat, kak."

Ling An menatap gemas Hao Chen."Kau memang adik terbaik, bagaimana jika kita duduk di bawah pohon persik itu dan bercerita ?"

Hao Chen mengagguk, lalu keduanya berjalan bersama menuju ke sebuah pohon persik dipinggir kolam beku. Sesampainya di bawah pohon itu, keduanya langsung duduk bersebelahan menatap kolam beku didepan.

"Sampai kapan kamu akan membohongi dirimu sendiri ? Bukankah kau sangat ingin melihat dunia luar seperti yang dulu kau katakan kepada ku ??"

Hao Chen sedikit menghela sambil merangkul kedua lutut."Aku tidak tau. Ibu sudah berbaik hati mengasuh ku, aku akan membalas jasanya dengan menuruti setiap perkataannya,"

"Apakah itu termasuk dengan sesuatu yang tidak kau suka ? Apakah kau tetap akan melakukannya meski tidak menyukainya ?? Dewasalah adik, sejujurnya aku merasa kasihan melihat mu selalu memaksakan diri agar terlihat menyukai segala permintaan ibumu yang kenyataannya tidak seperti itu."

"... Kak, apakah kau pernah dengar cerita seekor burung yang begitu ingin bebas namun merasa berhutang budi kepada si burung tua ?

Ling An mengangguk."Iya, aku pernah dengar."

"Seberapapun kuatnya keinginan burung itu untuk bebas bermigrasi, demi membalas budi burung itu lebih memilih tetap tinggal untuk menjaga si burung tua yang sudah merawatnya dari kecil sampai dewasa,"Hao Chen tersenyum masam."Burung itu dan aku berada dikondisi yang sama. Ibu memberikan yang terbaik untuk ku dan aku juga akan seperti itu."

Ling An terdiam sejenak, sulit untuk memikirkan bagaimana cara agar

Hao Chen yang suka beladiri bisa diterima oleh ibunya yang berkepribadian terbalik dengan Hao Chen karena memiliki sifat sangat membenci kekerasan.

"Kepala ku pusing memikirkannya ! Bagaimana jika kita membicarakan yang lain saja ?"Ling An melirik Hao Chen di samping.

"Contohnya ?"Jawab Hao Chen.

"Kudengar besok sekte kita akan mengirim beberapa pendekar untuk mengikuti turnamen dikota yang berada paling dekat dengan sekte. Turnamen ini memang tidak terlalu besar karena hanya diikuti oleh beberapa kandidat dari sekte lain. Namun, kudengar hadiah yang bisa di dapat oleh juara satu sangat menggiurkan loh.."

Hao Chen terlihat tidak terlalu tertarik."Benarkah ? Jangan terlalu berharap. Sudah ada begitu banyak turnamen telah sekte kita ikuti, namun tidak ada satupun yang berhasil kita menangkan. Boro-boro juara satu, juara lima besar saja tidak pernah. Sudah ! Aku ingin pulang, aku bisa mati jika ketahuan keluyuran oleh ibu."

Liang An segera menggoyang-goyangkan bahu Hao Chen, sebab ia sangat berharap Hao Chen akan tertarik dengan turnamen itu.

"Jangan begitu adik.. Sekte kita tidak seburuk itu, kumohon dengarkan aku sebentar saja.."

Karena lelah direngek Ling An.

Hao Chen yang sebenarnya ingin pulang terpaksa kembali duduk dan mendengarkan cerita gadis itu.

"Cepat, aku tidak punya waktu lama untuk berdiam diri di sini,"

"Baik-baik.. Kudengar hadiah juara satu yang bisa didapatkan adalah dua buah belati kecil yang terbuat dari bahan besi murni dan sebotol kecil penuh pil embun malam."

Hao Chen yang awalnya bersikap biasa-biasa segera terkejut ketika kakak sepupunya mengatakan pil embun malam, sebab satu pil itu bisa memperkuat ketahanan fisik, meningkatkan satu lingkaran tenaga dalam dan masih banyak keuntungan lainnya.

Lebih mengejutkannya lagi pil embun malam sangat mahal harganya, belum lagi cukup sulit di temukan. Semua itu bisa didapatkan hanya dengan memenangkan turnamen kecil, meski terdengar menggiurkan tetap saja Hao Chen tidak bisa mendapatkannya.

"Turnamen ini hanya terdiri dari 5 babak dan akan selesai saat sore hari. Nah, adik. Bagaimana menurutmu ?"

Ling An tersenyum, cukup percaya diri kalau Hao Chen akan tergiur dengan kata-katanya.

Hao Chen menggeleng."Sebenarnya aku memang tertarik kak, namun mungkinkah aku bisa ikut ? Belum lagi jika dipikirkan ibu pasti akan merasa kehilangan dan mencari ku kemana-mana."

"Jangan khawatir ! Bukankah sudah biasa kita bermain sampai sore hari ? Ibumu pasti tidak akan curiga."

"Apakah kau tidak berpikir ? Bagaimana jika ibu menanyakan keberadaan ku kepada ayah mu, dan saat itu aku tidak berada di sana ?"

"Tenang saja.. Ayah pasti berpikir kita sedang bermain bersama, bagaimana menurutmu ?"

Hao Chen terlihat ragu."Aku tidak yakin.."

Ling An segera merasa sedih dan sedikit putus asa."Jangan begitu.. Satu kali ini saja, aku yakin kita bisa menang jika kamu ikut."

Sebenarnya Hao Chen ingin menolak namun tidak tega melihat raut wajah

Ling An yang terlihat sedih, hingga tanpa sadar Hao Chen mengangguk dan membuat Ling An segera merasa senang.

"Bagus ! Besok kita akan bertemu di aula utama, di sana kereta kuda akan menunggu."

"Hemm, iya."

Meski sebenarnya bimbingan, tidak ada pilihan lain bagi Hao Chen selain mengikuti kemauan Ling An.

⬇️ Ilunstrasi Ling An

Terpopuler

Comments

Dzikir Ari

Dzikir Ari

Lanjutkan Tor 👍

2023-06-27

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus Sukses

2023-06-08

0

Irianto Rakim

Irianto Rakim

lanjutkan ceritanya gan

2023-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!