2. Lelaki Penebus Hutang

"ah, keponakanku." Ungkap seseorang ketika neluhat Deka masuk ke dalam ruangan kepala sipir. Pria itu berdiri dan mendekati Deka. ia melebarkan tangannya hendak memeluk Deka. Namun bukannya memerima pelukan hangat itu, Deka malah menahan pria itu agar tidak mendekatinya bahkan tidak mengizinkannya sampai memeluk. Sehingga mereka berdua hanya saling tatap tanpa ada yang berbicara.

"Hei, bodoh. Kenapa kamu tidak memborgol tangannya!" bentak kepala sipir kepada bawahannya.

"em, itu, anu, pak kepala." Sipir itu membeku tak bisa menjawab atasannya. Sedangkan paman Deka dibuat tersenyum dengan kelakuan keponakannya itu.

"Hahahaha, tak perlu khawatir. Kami adalah keluarga. Rasanya aneh jika mengobrol dengan anggota keluarga yang tangannya diborgol. Apakah kau setuju, Deka?" Kata paman Deka menyindir keponakannya. Sontak hal itu membuat suasana di sana menjadi semakin tegang. Deka memang tidak menjawab pertanyaan pamannya, tapi matanya memandang pria itu intens.

"Baiklah, bisakah kalian membiarkan kami berbicara berdua saja," pinta paman Deka kepada kepala sipir dan seorang sipir yang ada di sana. Melihat kecanggungan di antara keduanya, kepala sipir mengambil inisiatif untuk meninggalkan mereka berdua.

"Tapi, tuan?" ucap sipir tadi tidak tega meninggalkan mereka berdua.

"Hei, bodoh. Gajimu ingin ku potong? Maaf tuan atas sikap bawahan saya. Silahkan, kalian berdua boleh berbincang berdua di ruangan ini. Dan kau, ikut aku." Balas kepala sipir menyeret paksa bawahannya yang enggan meninggalkan ruangan itu.

"Apa tujuan utama kamu kemari?" Tanya Deka begitu mereka hanya tinggal berdua.

"Kamu masih tidak berubah, begitu tidak sabaran bila bertemu denganku. Tapi tak masalah, bagiku kau hanya anak nakal yang masih dalam batas wajar." kata paman Deka seraya mengambil posisi duduk yang nyaman di kursi belakangnya. "Kau boleh duduk, Deka. oh, maaf, terserah kamu mau duduk atau tidak aku tidak peduli. Cerita ini akan cukup penting bagimu, jadi mendengarkan secara baik adalah hal yang paling logis untukku sarankan."

Dengan berat hati Deka duduk di kursi yang terletak di depan pamannya itu. Dia memang tidak suka dengan kedatangan pamannya, tapi akan berbeda cerita bila pamannya mau menemuinya setelah 15 tahun lamanya. Karena dia yakin, pasti ada suatu permasalahan yang tidak bisa diselesaikan oleh pamannya hingga ia mau datang kemari.

"Cepat ceritakan!" titah Deka yang lebih memilih untuk mengikuti saran pamannya, yaitu untuk duduk di kursi depan pamannya.

"hehehe, kau akhirnya menurut. Baiklah langsung saja ke intinya. Aku mau kamu melunasi hutangmu padaku." Ucap paman Deka dengan lancar dan jelas, bahkan seketika raut wajahnya menjadi serius. Dia menatap Deka tanpa keraguan sedikitpun, menyiratkan perkataannya barusan adalah sebuah fakta bukanlah bualan. "Ku jelaskan secara singkat, kedua orang tuamu memiliki hutang nyawa padaku. Dan kamu pasti ingat hal itu bukan?"

Mungkin lebih tepatnya, Deka lah yang memiliki hutang nyawa pada pamannya. Hal itu di karenakan pamannya sempat menolong dirinya saat ia masih balita. Pada waktu itu, keluarga Deka sedang tertidur lelap di kediaman mereka. Namun, saat jam menunjukkan pukul dua malam, sebuah api menyala dari dalam rumah. Naasnya api itu cepat menjalar tanpa diketahui oleh para penghuni rumah. Sampai pak satpam yang menjaga diluar berteriak dengan kencang, "Kebakaran! Kebakaran! Tuan yang di dalam cepat keluar! api sudah menjalar hampir kesemua ruangan."

Ayah Deka yang merasa kebisingan dari luar segera bangun, dan betapa terkejutnya ia ketika melihat kobaran api menyala di rumahnya. Tanpa aba-aba, dia langsung mengendong istrinya yang masih tertidur dan melewati kobaran api di area kamar mereka. Meski sedikit kesulitan, ayah Deka dan Istrinya berhasil keluar dari rumah dan berkumpul bersama para pelayan yang selamat.

"Pak, semua sudah berhasil diselamatkan?" tanya ayah Deka kepada salah satu pelayan yang ada di sana.

"um, semua pelayan berhasil selamat tuan. Tapi,,," Putus pelayan itu tidak berani meneruskan ucapannya takut tuannya marah.

"Tapi, apa?" kali ini bukan ayah Deka yang bertanya melainkan istrinya.

"Sayang, kamu sudah bangun? tenanglah, dia mau menjelaskan semuanya." ucap ayah Deka menenangkan istrinya.

"Tu, tuan muda nyonya. Tuan muda masih di dalam." Jelas pelayan itu ketakutan, karena tuan muda mereka sedang tidur dan dijaga oleh para pelayan. Hanya saja, mereka sangat panik saat itu sehingga lupa membawa tuan muda mereka.

"Apa!!" Teriak pasangan suami istri itu kaget bukan main.

"Hei, kalian berdua. Tenanglah, dia bersamaku." Terang seseorang yang mendekati mereka. Ia tak lain adalah paman Deka.

"Ah, anakku." Ucap mama Deka menyerbu paman Deka dan mengambil Deka dari gendongan pamannya. Ayah Deka juga ikut mendekati anaknya. Dia memeluk kedua orang yang begitu ia cintai, istri dan anaknya.

"Terimakasih, kak. Karena kakak, anak kami selamat. kami pasti akan mengingat ini," Kata ayah Deka dengan tulus.

"Hem, itu hanya kebetulan saja. Ketika aku sedang mau keluar dari rumah itu, aku mendengar suara tangisan darinya. Makanya aku menolongnya," Balas paman Deka berjalan meninggalkan mereka bertiga karena merasa tugasnya sudah selesai.

"Kami pasti akan membalasnya, kak." Lanjut ayah Deka sambil memeluk hangat istrinya. Sedangkan paman Deka menghiraukan perkataan adiknya itu. Dan memang itu hanyalah sebuah kebetulan saja. Tapi tanpa kebetulan itu, Deka tak mungkin ada di sini saat ini.

"Cih, iya aku ingat hal itu. Mama selalu menceritakan kejadian itu. Jadi, kau mau apa? mengambil nyawaku?" tanya Deka dengan berani. Dia memang tidak main-main dengan ucapannya, bila memang harus mati saat ini juga, dia siap. Baginya hutang memang harus dibayar, bahkan bila nyawa adalah bayarannya.

"Hahahaha, sungguh berani. Ya, aku mau nyawamu. Tapi untuk kematianmu? itu bukan solusi yang kumau. Bibimu akan marah jika tahu kau mati di tanganku. Jadi, aku mau kamu menyerahkan nyawamu dengan cara yang lain." Terang paman Deka mulai mengendorkan pandangannya. Dia lebih santai dari sebelumnya.

"Apa itu?" tanya Deka penasaran, meski di dalam hatinya begitu terenyuh begitu mendengar kata bibinya. Tapi dia mengenyampingkan hal itu, karena dia tahu bahwa kedatangan pamannya bukan sekadar main-main. Melainkan menagih sesuatu yang setara dengan nyawanya.

Dengan smirk yang sulit untuk dijelaskan pamannya berkata, "Sebagai balasan dari hutangmu, kau cukup melakukan hal yang mudah. Yaitu, menikahi seorang wanita."

Episodes
1 1. Rey del desierto
2 2. Lelaki Penebus Hutang
3 3. Kanker
4 4. Bertemu Keluarga
5 5. Biang Keladi
6 6. Nostalgia
7 7. Minum Kopi
8 8. Potong Rambut
9 9. Hari-H
10 10. Suami Istri
11 11. Pasca Menikah
12 12. Mansion
13 13. Nyari Angin
14 14. Tawaran Pekerjaan
15 15. Berangkat ke Kantor
16 16. Kedatangan Tamu
17 17. Pernikahan Yang Tak diinginkan
18 18. Udang di Balik Batu
19 19. Bang Devan
20 20. Madam Maria
21 21. Gaji Pertama.
22 22. Rencana Busuk
23 23. Sedikit Emosional
24 24. Masuk kamar Deka
25 25. Kenangan Lama
26 26. Serangan
27 27. Butuh Bantuan
28 28. Terkecoh
29 29. Pria Mesum
30 30. Ini Aku, Deka.
31 31. Kabur
32 32. Pintu Gudang
33 33. Warteg
34 34. Sebuah Alasan
35 35. Rencana Milla
36 36. Tertipu
37 37. Mencari Tempat Berlindung
38 38. Om genit
39 39. tempat aman
40 40. Pengawasan
41 41. Bakso Intel
42 42. Menghadiri
43 43. Ikut Saja
44 44. Si Tangan Kanan
45 45. Tuan Putri
46 46. Circle Agatha
47 47. Cemburu
48 48. Rencana Licik
49 49. salah paham
50 50. Dapat Bantuan
51 51. Beda Pendapat
52 52. Tidak percaya
53 53. Undangan Agatha
54 54. Awal Mula
55 Visual Tokoh menurut Mimin
56 56. Masuk perangkap
57 57. Kebenaran
58 58. Sekali lagi
59 59. Gabut
60 60. Misi penyelmatan
61 61. Menerobos
62 62. Done
63 63. Menangkap Pelaku
64 64. tempat yang aman
65 65. Kondisi spesial
66 66. Secret
67 67. Para tahanan
68 68. Keluarga Harmonis
69 69. Bersantai Sejenak
70 70. Mimpi Buruk
71 71. Kalung
72 72. Menemui Bachsmid
73 73. teman masa kecil
74 74. Patah hati
75 75. Sebuah Fakta
76 76. Tante Eny
77 77. opsi
78 78. Orang Biasa
79 79. Makan Bersama
80 80. Biasa saja
81 81. Percakapan Tidak enak
82 82. Balkon
83 83. Berbagi asbak
84 84. Bangun Tidur
85 85. Sarapan
86 86. Kantor Bachsmid
87 87. Dalang 1
88 88. Dalang 2
89 89. Pedagang informasi
90 90. Pelaku Utama
91 91. Pria cerdas
92 92. Rencana El
93 93. Nasi goreng
94 94. Perhatian
95 95. Rencana Deka
96 96. Jogging pagi
97 97. Pagi yang cerah
98 98. Makan Warteg lagi
99 99. Rapat
100 100. Sterilisasi
101 101. Clio dan Erato
102 102. big Corp.
103 103. ziarah
104 104. Menantu
105 105. Mandi Hujan
106 106. Omelan Tante
107 107. Berendam Bersama
108 108. Ingkar
109 109. Perjodohan
110 110. Ada Yang Kesal
111 111. Pendonor
112 112. Maya
113 113.Permak
114 114. Keciduk
115 115. Clubbing
116 116. Hukuman
117 117. Kucing nakal
118 118. Taruhan
119 119. kejujuran
120 120. Malam Yang Biasa
121 121. Part 2 Dari Malam Yang Biasa
122 122. D&M klinik
123 123. sekias tentang Masa lalu
124 124. Adik Tiri
125 125. Mengadu
126 126. Penerobos
Episodes

Updated 126 Episodes

1
1. Rey del desierto
2
2. Lelaki Penebus Hutang
3
3. Kanker
4
4. Bertemu Keluarga
5
5. Biang Keladi
6
6. Nostalgia
7
7. Minum Kopi
8
8. Potong Rambut
9
9. Hari-H
10
10. Suami Istri
11
11. Pasca Menikah
12
12. Mansion
13
13. Nyari Angin
14
14. Tawaran Pekerjaan
15
15. Berangkat ke Kantor
16
16. Kedatangan Tamu
17
17. Pernikahan Yang Tak diinginkan
18
18. Udang di Balik Batu
19
19. Bang Devan
20
20. Madam Maria
21
21. Gaji Pertama.
22
22. Rencana Busuk
23
23. Sedikit Emosional
24
24. Masuk kamar Deka
25
25. Kenangan Lama
26
26. Serangan
27
27. Butuh Bantuan
28
28. Terkecoh
29
29. Pria Mesum
30
30. Ini Aku, Deka.
31
31. Kabur
32
32. Pintu Gudang
33
33. Warteg
34
34. Sebuah Alasan
35
35. Rencana Milla
36
36. Tertipu
37
37. Mencari Tempat Berlindung
38
38. Om genit
39
39. tempat aman
40
40. Pengawasan
41
41. Bakso Intel
42
42. Menghadiri
43
43. Ikut Saja
44
44. Si Tangan Kanan
45
45. Tuan Putri
46
46. Circle Agatha
47
47. Cemburu
48
48. Rencana Licik
49
49. salah paham
50
50. Dapat Bantuan
51
51. Beda Pendapat
52
52. Tidak percaya
53
53. Undangan Agatha
54
54. Awal Mula
55
Visual Tokoh menurut Mimin
56
56. Masuk perangkap
57
57. Kebenaran
58
58. Sekali lagi
59
59. Gabut
60
60. Misi penyelmatan
61
61. Menerobos
62
62. Done
63
63. Menangkap Pelaku
64
64. tempat yang aman
65
65. Kondisi spesial
66
66. Secret
67
67. Para tahanan
68
68. Keluarga Harmonis
69
69. Bersantai Sejenak
70
70. Mimpi Buruk
71
71. Kalung
72
72. Menemui Bachsmid
73
73. teman masa kecil
74
74. Patah hati
75
75. Sebuah Fakta
76
76. Tante Eny
77
77. opsi
78
78. Orang Biasa
79
79. Makan Bersama
80
80. Biasa saja
81
81. Percakapan Tidak enak
82
82. Balkon
83
83. Berbagi asbak
84
84. Bangun Tidur
85
85. Sarapan
86
86. Kantor Bachsmid
87
87. Dalang 1
88
88. Dalang 2
89
89. Pedagang informasi
90
90. Pelaku Utama
91
91. Pria cerdas
92
92. Rencana El
93
93. Nasi goreng
94
94. Perhatian
95
95. Rencana Deka
96
96. Jogging pagi
97
97. Pagi yang cerah
98
98. Makan Warteg lagi
99
99. Rapat
100
100. Sterilisasi
101
101. Clio dan Erato
102
102. big Corp.
103
103. ziarah
104
104. Menantu
105
105. Mandi Hujan
106
106. Omelan Tante
107
107. Berendam Bersama
108
108. Ingkar
109
109. Perjodohan
110
110. Ada Yang Kesal
111
111. Pendonor
112
112. Maya
113
113.Permak
114
114. Keciduk
115
115. Clubbing
116
116. Hukuman
117
117. Kucing nakal
118
118. Taruhan
119
119. kejujuran
120
120. Malam Yang Biasa
121
121. Part 2 Dari Malam Yang Biasa
122
122. D&M klinik
123
123. sekias tentang Masa lalu
124
124. Adik Tiri
125
125. Mengadu
126
126. Penerobos

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!