Gugup

Selamat membaca!

Sesaat sebelum pintu terbuka, Olivia sejenak menetralkan raut wajahnya agar terlihat tenang di hadapan Alena. Ia tak ingin menunjukkan wajah paniknya yang akan menimbulkan kecurigaan dalam benak wanita yang saat ini tengah mengetuk pintu kamarnya sambil memanggil namanya berulang kali.

Beberapa saat kemudian pintu kamar pun terbuka, Alena terlihat menggerutu kesal dengan wajahnya yang masam karena Oliva telah membiarkannya menunggu terlalu lama di depan pintu.

"Al, maaf ya. Aku habis dari toilet," kilah Olivia mengatakan alasannya sambil merapikan rambutnya yang panjang agar terkesan bahwa ia memang baru saja selesai mandi.

"Ya sudahlah, ayo kita jalan sekarang! Kamu sudah siap 'kan?" tanya Alena yang terlihat malas mendengar alasan klise dari Olivia karena ini bukan kali pertama baginya mendengar managernya itu mengatakan hal demikian.

"Maafkan aku Alena, lagi dan lagi aku harus berbohong karena Adams. Semoga suatu hari nanti saat kamu mengetahui tentang semua ini, kamu mau memaafkan aku," batin Olivia menatap wajah Alena dengan rasa bersalahnya.

"Oliv, kok malah melamun sih," protes Alena dengan menepuk pundak managernya itu.

"Iya Al, maaf ya karena aku telah membuatmu menunggu terlalu lama," ucap Olivia dengan mengembangkan seulas senyuman untuk membujuk Alena agar wanita itu tidak marah padanya terlalu lama.

Alena pun terlihat menghela napasnya dengan kasar. "Ya, pada akhirnya aku memang harus memaafkan kamu 'kan karena kamu satu-satunya orang yang bisa aku percaya untuk menjadi managerku. Jadi sudahlah enggak usah dibahas lagi!" ucap Alena yang mulai kembali memperlihatkan senyuman manisnya.

"Makasih ya Alena," ucap Olivia yang langsung mempersilahkan Alena untuk berjalan lebih dulu.

Namun, sebelum melangkah pergi meninggalkan kamar Oliva, Alena menyempatkan waktu untuk melontarkan sebuah pertanyaan pada managernya itu.

"Oh ya, kamu lihat Adams enggak? Aku tidak melihatnya sejak aku selesai mandi," tanya wanita itu dengan kedua alis yang saling bertaut.

Seketika tubuh Olivia menegang saat Alena bertanya mengenai pria yang kini tengah bersembunyi di dalam bathroom kamarnya. Lidahnya pun terasa kelu setiap harus membohongi Alena soal Adams yang selama ini telah mengkhianati cintanya.

"Halo, Olivia. Kamu dengar aku enggak sih?" tanya Alena setelah menunggu beberapa saat dan tak mendengar jawaban yang terlontar dari mulut wanita yang ditanyanya itu.

"A-aku mana tahu dimana Adams. Dia itu 'kan pacar kamu, seharusnya kamu yang tahu kemana perginya," jawab Olivia dengan nada protes karena hanya itu yang terlintas di pikirannya, saat rasa gugup tiba-tiba saja menyergapnya.

"Kok kamu jadi gugup sih? Santai aja aku 'kan cuma nanya. Lagipula Adams memang suka begitu, menghilang tanpa kabar terus nanti tiba-tiba saja muncul kembali, tapi sudahlah yang penting dia udah tahu dimana lokasi pemotretannya, nanti pasti dia datang dengan sendirinya. Aku tuh mau pekerjaanku di sini cepat selesai agar kita bisa shopping!" jawab Alena sambil melangkah lebih dulu meninggalkan Olivia yang masih tampak gugup dengan pandangan mata yang terus menatap ke arah bathroom kamarnya.

Sadar dengan kepergian Alena, Olivia pun segera mengatur napasnya yang terdengar tak beraturan. Saat ini ia mencoba rileks dan menyusul langkah Alena walau detak jantungnya masih belum stabil.

"Ya Tuhan, rasanya jantungku mau copot setiap Alena bertanya tentang Adams dan lagi-lagi aku harus membohonginya. Padahal aku tahu di mana kekasihnya bersembunyi saat ini. Semua ini gara-gara Adams aku jadi harus melukai perasaan Alena! Pokoknya aku harus cepat mengakhiri semua kebohongan ini dengan pergi jauh dari kehidupan mereka agar aku tidak perlu lagi membohongi Alena." Olivia pun memutuskan di kedalaman hatinya sambil melangkahkan kedua kakinya dan berjalan di belakang tubuh Alena yang melangkah dengan begitu anggunnya.

Namun, sebelum pergi wanita itu sempat menjatuhkan kartu akses kamarnya ke lantai yang didorongnya agar masuk melewati celah pintu kamar hotelnya. Olivia sengaja melakukan itu semua agar Adams bisa keluar dari kamar setelah dirinya pergi.

"Untung saja aku masih sempat menjatuhkan kartu akses kamar di saat Alena lengah. Kalau tidak Adams tidak akan bisa keluar dari kamarku," batin Olivia yang sudah mulai dapat bernapas dengan lega.

...🌺🌺🌺...

Bersambung ✍️

Berikan komentar positif di setiap episodenya.

Akan mulai update setiap hari.

Berikan juga gift kalian ya!

Follow Instagram Author juga ya : ekapradita_87

Terpopuler

Comments

♡⃝ 𝕬𝖋🦄rahmalia❁︎⃞⃟ʂ ⨀⃝⃟⃞☯ 🎸

♡⃝ 𝕬𝖋🦄rahmalia❁︎⃞⃟ʂ ⨀⃝⃟⃞☯ 🎸

Iya untung aja kalo tidak mah tar aouto bakal ketahn deh kalo tiba tiba alena pengen ke kamar kamu

2022-10-31

0

🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅

🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅

gak bisa dipungkiri udah pasti gugup klo menyimpan suatu kebohongan

2022-10-31

1

♣Ayick➿Junlioᵉᶜ✿☕✅

♣Ayick➿Junlioᵉᶜ✿☕✅

pasti dek dekan banget ya liv... hmpir aja

2022-10-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!