Selamat membaca!
Keesokan paginya Olivia terbangun dari tidurnya dengan rasa sakit yang terasa di sekujur tubuhnya. Bagaimana tidak, semalam itu Adams menikmati tubuhnya hingga dini hari dan membuatnya terbangun dengan menyisakan rasa kantuk yang masih bergelayut di kedua matanya.
"Ya Tuhan, badanku sakit semua. Semakin lama aku bosan harus selalu merasakan semua ini, bahkan dalam Minggu ini Adams sudah melakukannya sebanyak 4 kali. Apa aku lebih baik jujur dan mengatakan semua kebohonganku pada Alena?" Olivia benar-benar merasa muak dengan segala ancaman yang membuatnya harus terpenjara dalam permainan Adams. Namun, perasaan itu seketika buyar saat wajah sang ibu yang sangat dicintainya, tiba-tiba kembali muncul dalam pikirannya.
"Kalau aku jujur, pasti Alena akan melaporkanku ke polisi dan jika aku sampai masuk penjara, nanti siapa yang akan menjaga Ibu juga Angel?" Olivia yang sudah bangkit dari posisi tidurnya, kini kembali menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Wanita itu benar-benar tak bisa menemukan cara agar dirinya bisa lolos dari segala ancaman Adams. Buntu, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan isi di dalam pikiran Olivia yang sampai 4 bulan ini masih saja harus melayani setiap permintaan Adams, terutama soal urusan ranjang.
Tiba-tiba suara ketukan mulai terdengar dari pintu kamarnya. Suara ketukan yang membuat Olivia seketika bangkit dan menepikan segala keresahan yang terus berkutat di dalam pikirannya. Wanita itu sadar betul jika saat ini dirinya masih belum mengenakan pakaian. Terlebih saat suara Alena mulai memanggil-manggil namanya berulang kali.
"Ya Tuhan, itu Alena." Olivia pun dengan cepat meraih seluruh pakaiannya yang teronggok di lantai dan langsung mengenakannya.
"Olivia, bangun!" Alena kembali mengulang perintahnya karena tak mendapatkan jawaban dari sang managernya. Namun, ketika Olivia selesai mengenakan celana pendeknya, wanita itu dibuat kalang kabut saat ia tak menemukan keberadaan bra yang akan dipakainya.
"Ya Tuhan, ke mana bra milikku dilempar oleh Adams?" tanya Olivia yang semakin panik karena tak berhasil menemukan kain penutup kedua bukit indah miliknya di sekitar ranjang. Bahkan Olivia sudah memeriksa hingga ke bawah tempat tidur sampai ke setiap sisinya. Namun, usahanya tetap tak membuahkan hasil.
"Ya Tuhan, di mana bra-ku itu? Ya sudahlah, sebaiknya aku tidak usah pakai bra dulu." Akhirnya Olivia langsung memakai kaos putih transparan tanpa mengenakan bra yang keberadaannya masih belum berhasil ditemukan. Sedangkan untuk mengambil bra yang baru, ia harus membongkar isi kopernya terlebih dahulu dan pasti akan membuat Alena semakin marah padanya.
"Olivia jika kamu tidak bangun juga, maka aku akan pulang saja!" Alena mengancam dengan suaranya yang tegas karena merasa kesal panggilannya tak mendapat jawaban dari Olivia. Ancaman yang membuat wanita itu terkesiap hingga ia pun langsung berlari menuju ke depan pintu, saat ia teringat bahwa Alena masih harus melakukan sesi pemotretan dengan salah satu brand kosmetik dari make up terkemuka di kota Paris. Kota yang menjadi destinasi kedua mereka setelah London.
Setibanya di depan pintu kamar, Olivia langsung membuka pintu dengan lebar dan menahan langkah Alena yang hendak menjauh dari kamarnya dengan meraih lengan wanita itu. "Alena, mau ke mana?" tanyanya dengan nada suara yang panik.
Alena pun menoleh ke arah sumber suara yang saat ini sedang bertanya padanya. "Akhirnya kamu bangun juga." Alena kini memutar tubuhnya dan menatap Olivia dengan memindai pakaian yang dikenakan oleh managernya itu.
"Oliv, ke mana bra-mu?" tanya Alena sambil melangkah masuk ke dalam kamar yang pandangannya terhenti di kedua bukit indah Olivia yang saat ini benar-benar terpampang pada kaos putihnya.
"Aku melepasnya karena dadaku semalam itu terasa mengencang dan membuatku sesak. Ya, mungkin cuaca dingin semalam membuat hormonku jadi meningkat." Olivia berkilah dengan santai agar tak menimbulkan kecurigaan dari Alena yang saat ini semakin melangkah masuk ke dalam rumahnya.
Saat Alena baru saja tiba di area ruang tamu, ia terkejut saat melihat sebuah bra tergelatak di atas sandaran sofa. "Lah, ini bra kamu, 'kan? Kenapa ada di sofa?" Alena semakin curiga dan hanya menatap penuh selidik Terlebih saat melihat tubuh Olivia yang seksi dengan kaos putih transparan yang membentuk bukit indahnya. Bahkan saat ini Alena mulai menaruh rasa curiga kepada Olivia. Namun, kecurigaannya bukan tertuju kepada Adams, tapi malah mengarah pada pria lain yang merupakan seorang aktor yang juga berada di satu hotel dengan mereka tanpa kesengajaan. Pria itu adalah Arnold Johnson yang kebetulan sedang berada di kota Paris untuk urusan shooting filmnya.
"Sebaiknya kamu jujur Oliv, apa semalam Arnold ke sini? Ayo jujur saja sama aku!" Goda Alena sambil meraih bra milik Olivia dan ia ayun-ayunkan di hadapan managernya yang saat ini kebingungan untuk menjawab pertanyaan dari Alena.
"Bagaimana ini? Apa yang harus aku katakan pada Alena?" batin Olivia penuh dilema.
Bersambung✍️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Yul Yati
wkwkwkkw lucuu
2022-12-13
1
🦈υℓιє..✰͜͡w⃠
nah loh.... ini critanya pemerannya oliv ngenes banget... ayoo alenaa hajar upz
2022-10-31
0
pisces¹
Olivia mendingan kamu jujur saja sama alena jangan kamu tutup² kebohongan yang terlalu lama kau simpan
2022-10-31
2