"Apakah ini mobil anda?" tanya polisi kepada Jasson. Jasson yang baru saja hendak masuk kedalam mobil menghentikan niatnya dan menoleh kearah suara dan terlihat polisi yang berbicara dengannya.
"Ini mobil saya" jawab Tiyara akan pertanyaan yang dilontarkan kepada Jasson.
"Kami mendapatkan laporan bahwa anda sudah menabrak orang hingga menyebabkan cidera pada korban" ucap polisi.
"Iya memang" jawab Tiyara santai membuat Jasson langsung membulatkan matanya saat mendengar jawaban itu.
"Apa yang kau bicarakan?" tanya Jasson.
"Tenanglah sayang, Aku sudah berjanji akan menjagamu jadi kau diam" ucap Tiyara dengan senyumnya dan mengusap wajah lelaki yang baru beberapa menit ini menjadi suaminya.
"Mari ikut kami kekantor polisi untuk menjelaskan lebih lanjut" ajak polisi.
"Baik" jawab Tiyara dan mengambil kunci mobilnya dan memberikannya kepada Jasson.
"Kembalilah kerumah sakit, Aku akan segera menyusul setelah urusanku selesai" ucap Tiyara dengan senyumnya.
"Hey kau..."
"Mari" ajak polisi memotong ucapan Jasson dan membawa Tiyara masuk kedalam mobil polisi. Tiyara hanya mengikutinya dan masuk kedalam mobil polisi itu.
"**** wanita ini baru beberapa menit menjadi istri saja sudah menyusahkanku" guman Jasson yang langsung mengikuti mobil polisi dari belakang.
"Dia jujur dan mengakui kesalahannya, Apa karna itu polisi tidak menyita mobilnya juga?" guman Jasson dengan wajah bingungnya.
"Ah sudahlah ikuti saja" ucap Jasson yang terus mengikuti mobil polisi hingga sampai dikantor polisi.
"Mari, Korban ada didalam" ajak polisi dengan memegang tangan Tiyara yang berlapis baju. Tiyara tidak menjawabnya dan hanya mengikuti polisi disampingnya.
"Berani juga kau menampakkan wajah jelekmu itu dihadapanku" ucap Tiyara dan mendudukkan tubuhnya diatas kursi dihadapan polisi dengan korban yang ada disampingnya.
"Pak, Orang yang menabrak dan tidak mau bertanggung jawab harus dihukum" ucap orang yang ditabrak oleh Tiyara tadi.
"Benarkah? Tapi saya tidak merasa menabrak anda tadi" ucap Tiyara dengan menatap tajam orang itu.
"Lihat pak mereka orang kaya seenaknya saja menindas orang miskin dan tidak mau bertanggung jawab" teriak orang itu.
"Mobil saya memiliki camera dasyboard dibagian depan, Apakah bapak ingin menyaksikan apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Tiyara dengan menatap polisi dengan senyum yang mengembang.
"Bisa tunjukkan" ucap polisi. Tiyara langsung mengambil ponselnya yang berada didalam tasnya dan membuka rekaman camera dasyboard yang ada didepan mobilnya.
"Lihatlah mereka menghadang mobil yang saya kendarai tadi dan meminta saya berhenti dengan beberapa temannya, Saya tau jika mereka ini adalah begal dan mau mencuri barang barang yang saya bawa makanya saya trobos saja mereka dari pada saya mati ditangan mereka" jelas Tiyara jujur sejujur jujurnya kepada polisi.
"Ditempat xxxxx, Terima kasih nona" ucap polisi dengan senyumnya.
"Kenapa malah berterima kasih? Apa aku memberikan kalian makanan atau membantu kalian?" tanya Tiyara dengan wajah bingungnya sedangkan Jasson sedari tadi hanya memperhatikan istrinya yang tengah menyelesaikan masalahnya sendiri.
"Mereka memang buronan, Banyak yang melapor tentang pembegalan didaerah sana namun kami tidak bisa menemukan mereka namun anda, Anda membuat mereka menyerahkan diri mereka sendiri kemari" jawab polisi dengan senyumnya.
"Oh, Sudah senior begal ya kau ini?" tanya Tiyara dengan menatap tajam dan tersenyum menatap begal itu sedangkan begal itu nampak kesal.
"Saya bersalah atau tidak? Apa saya harus membayar biaya rumah sakit mereka?" tanya Tiyara dengan wajah datarnya.
"Tidak usah nona malahan kami yang akan memberikan anda imbalan karna sudah membantu kami" ucap polisi dengan memberikan amplop kepada Tiyara.
"Terima kasih, Tapi saya memiliki banyak uang dan tidak memerlukan uang ini" jawab Tiyara dengan senyumnya.
"Berani sekali wanita itu berbicara kepada polisi seperti itu" ucap Jasson yang tidak percaya dengan apa yang ia dengar dan ia lihat saat ini.
"Jika saya tidak bersalah saya permisi" pamit Tiyara dan langsung berlalu dari sana namun para begal tadi tidak terima akan hal tersebut dan hendak memukul Tiyara.Tiyara yang tidak bodoh langsung mengelak dengan tangan yang dilipat diatas perutnya.
"Jangan mencoba coba berusan denganku" ucap Tiyara dengan senyumnya saat melihat tangan pembegal tadi yang malah terpukul kedinding. Polisi langsung menahan pembegal tadi dan memasangkan borgol ketangannya.
Tiyara kembali membalikkan tubuhnya dan kembali melangkahkan kakinya. "Awas kau, Aku akan balas perbuatanmu" teriak pembegal tadi.
"Saya selalu menunggu" jawab Tiyara tanpa meneh ataupun menghentikan langkah kakinya.
"Eh, Kenapa kau disini?" tanya Tiyara saat melihat suaminya yang berada tidak jauh dari ruangan yang baru saja ia keluar tadi.
"Hanya ingin melihat apa yang terhadi" jawab Jasson dengan wajah datarnya dan meletakkan tangannya kedalam saku celananya.
"Tunggu" teriak Tiyara saat Jasson yang sudah berlalu terlebih dahulu dan langsung menyusulnya.
"Kau tinggal dirumahku saja ya" ucap Tiyara dengan tersenyum lebar dihadapan Jasson dengan berjalan mundur.
"Tidak, Aku memiliki rumah sendiri" jawab Jasson dengan wajah datarnya tanpa menatap wanita itu.
"Yasudah aku ikut pulang bersamamu saja" balas Tiyara dengan senyumnya menatap Jasson. Jasson terdiam namun kakinya terus saja melangkah namun semakin di perlahan kan nya.
"Kitakan sudah menjadi suami istri jadi tidak baik jika berpisah rumah" ucap Tiyara yang langsung merangkul lengan lelakinya dan berjalan beriringan. Jasson tidak menjawabnya akibat merasa ucapan dari wanita itu ada benarnya dan membiarkannya saja toh dirumahnya juga tidak ada siapapun kecuali dia.
Jasson melangkahkan kakinya perlahan saat tau jika langkah kaki wanita yang sedang berada disampingnya itu kecil hingga sampai kemobil Tiyara langsung melepaskan tangannya. "Kau yang menyetir atau aku?" tanya Tiyara kepada suaminya itu.
"Biarkan aku saja, Jika kau yang menyetir takutnya berurusan dengan polisi lagi hari ini" jawab Jasson dan langsung masuk kedalam mobil bagian kemudi begitupun dengan Tiyara yang masuk kesebelah kemudi.
Jasson langsung melajukan kembali mobil dengan kecepatan sedang meninggalkan kantor polisi itu. "Loh kenapa jalan kembali kerumah sakit?" tanya Jasson dengan wajah datarnya.
"Rumahku jika dari kantor polisi ini memang searah dengan rumah sakit" jawab Jasson dengan wajah datarnya.
"Jadi rumahmu dekat dengan rumah sakit?" tanya Tiyara.
"Tidak" jawab Jasson yang masih saja memasang wajah datarnya tanpa menatap Tiyara sedikitpun.
"Kenapa lama sekali?" ketus Tiyara yang sudah menunggu hampir tiga puluh menit namun tidak sampai sampai dirumah Jasson suaminya.
Jasson tidak menjawabnya dan terus saja berpokus kekeduminya hingga sepuluh menit berlalu barulah mobil itu masuk kedalam pekarangan rumah dengan gerbang yang dibukakan oleh satpam. "Sudah sampaikah ini?" tanya Tiyara dengan menatap kedepan namun tidak melihat siapapun kecuali hanya satpam tadi.
Rumah yang tidak terlalu besar namun tidak pula kecil tidak berpenghuni membuat Tiyara mengerutkan dahinya.
Jasson tidak menjawabnya dan langsung turun dari mobil itu. "Mobilku dirumah sakit sudah dijemput?" tanya Jasson dengan wajah datarnya.
"Sudah tuan" jawab satpam akan pertanyaan itu. Jasson tidak melanjutkan ucapannya lagi dan melangkahkan kakinya berjalan masuk menuju rumah.
"Hey kau ini berani sekali meninggalkanku" teriak Tiyara yang langsung berlari menyusul Jasson yang meninggalkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments