My Ekstrovert Wife
"Nona mari kerumah sakit" ucap Dery asisten terbaiknya.
"Tidak, Mereka akan memberikan suntikan kepadaku jika aku kerumah sakit" teriak Tiyara yang memberontak meminta dilepaskan dan tidak dibawa kerumah sakit.
"Nona tapi anda saat ini sedang sakit" balas Dery yang tidak menyerah untuk menyeret majikannya itu kerumah sakit.
"Tidak, Aku tidak sakit" teriak Tiyara kembali yang berhasil memberontak dan langsung masuk kedalam kamarnya. Dia langsung mengunci pintu kamar itu.
"Berani kau mendobrak akan aku bunuh kau Dery" teriak Tiyara dari dalam.
"Tapi nona...."
"Pergi" teriak Tiyara memotong ucapan Dery.
"Bagaimana?" tanya penjaga yang sudah menyerah untuk membujuk Tiyara. Ada banyak penjaga dan pelayan dirumah itu namun dirumah sebesar itu tidak ada satupun keluarga wanita itu.
"Masih tidak mau, Dia akan membunuhku jika aku mendobrak secara paksa" jawab Dery dengan menuruni anak tangga.
"Permisi tuan, Dokter sudah sampai" ucap pengawal dengan mengiri dokter masuk kerumah itu.
"Syukurlah dokter sudah sampai, Nona diatas dan tidak mau dibawa kerumah sakit" ucap Dery dengan senyumnya menunjuk keatas.
Jasson, Dokter tampan memiliki sifat introvert, Tidak banyak bicara. Jasson berjalan menaiki anak tangga dan mendekat kearah kamar yang dikatakan oleh Dery.Tanpa meminta bantuan siapapun untuknya menemukan kamar pasien namun dia sudah menemukannya.
Tok..tok..tok
Ketuk Jasson akan pintu kamar itu. "Berani kau menggangguku Dery? Apa kau mau mati?" teriak Tiyara dari dalam yang saat ini tengah tergulung didalam selimut.
"Permisi dokter biar saya bukakan pintunya" ucap Dery. Jasson tidak menjawabnya dan meminggirkan tubuhnya agar Dery membuka itu.
Percobaan pertama pendobrakan pintu itu tidak berhasil hingga menambah satu orang pengawal yang ada disana membantu Dery mendobraknya. "Jangan berani kalian mendobrak pintu kamarku" teriak Tiyara dari dalam.
"**** sudah tiga orang tetap tidak berhasil" ucap Dery yang agak kesal akan hal tersebut.
"Permisi tuan, Biarkan saya mencoba memanggil nona" ucap bi Feiyang. Dery dan dua pengawal yang berada didepan pintu itu menjauh hingga membuat bi Feiyang mendekat kearah pintu itu.
Tok..tok..tok
"Nona anda belum makan dari semalam, Saya sudah menyiapkan makanan kesukaan anda namun anda tidak memakannya dan...."
Ckleekkk
"Sudah aku duga, Bibi bersekongkol dengan bajingan ini untuk memancingku keluar" teriak Tiyara yang saat ini pintu kamar terbuka.
"Nona" Dery langsung menahan pintu kamar tersebut agar tidak ditutup kembali oleh Tiyara.
"Berani kau melawanku" teriak Tiyara dengan kesalnya sedangkan dua pengawal tadi tidak ada yang berani dan dokter hanya diam memperhatikan hal itu.
"Kau mau mati ya Dery? Lepaskan, Aku tidak...." teriakan dari mulut wanita itu terhenti.
"Wah tampan sekali" ucap Tiyara dengan menjauh dari pintu.
Brukk.
"Ah" Dery yang terlalu kuat mencoba mendorong pintu terjatuh sendiri.
"Hem, Bodoh sekali" umpatnya dan berjalan keluar dari area kamarnya dan mendekat kearah lelaki yang saat ini mengenakan jas dokternya.
"Siapa kau tampan? Apa kau ini adalah lelaki masa depanku?" tanya Tiyara dengan kaki yang sedikit terangkat dengan wajah yang dekat dengan Jasson. Jasson tidak menjawabnya dan hanya memasang wajah datarnya saja.
"Nona bersikaplah sopan" Dery langsung menarik Tiyara menjauh dari dokter Jasson.
"**** diam kau" ketusnya dengan melototkan matanya menatap Dery.
"Kau benar benar tampan dan pasti kau adalah utusan tuhan untukku dan untuk menemaniku bukan?" tanya Tiyara dengan tangannya yang saat ini sudah melingkar dipinggang lelaki kekar itu.
Jasson yang tidak nyaman mencoba melepaskan tangan Tiyara dari pinggangnya namun Tiyara malah memoerat tangannya. "Menjadi suamiku saja bagaimana?" tanya Tiyara dengan senyum yang mengembang bahagia menatap Jasson.
"Hah?" Jasson langsung membulatkan matanya. Terkejut akan apa yang keluar dari mulut wanita yang saat ini berada dihadapannya begitupun dengan pelayan, Pengawal dan juga Dery.
"Nona apa yang anda bicarakan? Ini adalah dokter...."
"Aku tau, Jika dia mau menikah denganku aku akan dengan senang hati berobat dan mengikuti ucapanmu dokter tampan" potong Tiyara dengan masih saja tersenyum menatap Jasson yang hanya diam.
Dery langsung menarik tangan nona nya itu dan membawanya menjauh. "Hey bajingan kecil ini beraninya kau menyentuhku, Apa kau tidak lihat calon suamiku tengah melihatnya?" teriak Tiyara dengan wajah kesalnya. Jasson menatap datar kearah keduanya dengan tatapan tak suka hingga dibalas senyum oleh Dery.
"Nona jangan seperti itu, Anda tidak sopan jika seperti itu, Apakah anda tau dia itu sangat susah untuk didekatkan, Bicara saja dia jarang jika tidak hal penting dan anda berbicara omong kosong seperti tadi, Bukankah itu akan membuatnya tidak senang?" bisik Dery kepada Tiyara.
"Omong kosong apa? Mulut sampahmu ini yang berbicara omong kosong, Aku benar benar ingin menikah dengannya" jawab Tiyara yang langsung merangkul lengan kekar itu.
"Maaf, Anda bisa melepaskan saya, Sepertinya anda juga tidak apa apa" ucap Jasson dengan wajah datarnya mencoba melepaskan tangan Tiyara darinya.
"Dokter tampan, Kau maukan menjadi suamiku?" tanya Tiyara dengan wajah memelas. Sangat menginginkan lelaki tampan dihadapannya saat ini untuk menjadi suaminya.
"Nona..."
"Diam kau" ucap Tiyara dengan wajah datarnya dan tatapan tajamnya.
"Maaf nona bisakah anda melepaskan saya? Jika tidak ada yang harus saya lakukan disini saya harus kembali kerumah sakit karna disana banyak pasien yang membutuhkan pertolongan dari pada anda mengatakan omong kosong itu" ucap Jasson dengan wajah datarnya dengan menatap Tiyara.
Tiyara hanya diam dan menatap lekat wajah itu. Tatapan yang kosong membuat Jasson dengan mudah melepaskan tangannya yang dirangkul oleh wanita itu tadi. "Saya permisi" pamit Jasson dengan sopan dan melangkahkan kakinya menjauh dan menuruni anak tangga.
"Apa yang terjadi?" tanya Dery dengan memegang tangan wanita itu yang tengah memandang ke sembarang arah dengan tatapan kosongnya.
"Aku mau diperiksa tapi dokter itu harus menikah denganku" teriak Tiyara saat kaki Jasson yang sudah menuruni beberapa takak anak tangga rumahnya itu.
Tiyara langsung menepis tangan Dery dan berlari menghampiri Jasson. Dia langsung meloncat dan naik ketubuh Jasson dengan kakinya yang dilingkarannya dipinggang dan tangan yang melingkar dileher lelaki itu. Mata Jasson membulat tangannya sontak memegang pemegang tangga saat Tiyara naik ke pelukannya sedangkan para pengawal dibawah nampak berancang ancang untuk menangkap keduanya yang hampir saja jatuh namun untungnya Jasson bisa menahan keseimbangan tubuhnya.
"Aku mohon" Tiyara memelas dengan menatap Jasson layaknya anak kecil yang tengah meminta permen kepadanya.
Jasson kembali diam, Mata yang tulus sangat terlihat olehnya dari sorot mata wanita itu namun dia langsung menggelengkan kepalanya tersadar akan apa yang ia pikirkan itu adalah salah. "Aku sedang tidak berbicara omong kosong tadi, Aku benar benar ingin menikah denganmu, Apakah kau mau menjadi suamiku?" tanya Tiyara yang kembali memelaskan wajahnya menatap Jasson.
"Turun" ucap Jasson tanpa menjawab pertanyaan Tiyara dengan wajah datar dan tatapan tajamnya menatap Tiyara.
"Tidak, Jika aku turun kau pasti akan pergi dan tidak mau menikah denganku" jawab Tiyara dengan meletakkan dagunya dibahu lelaki itu dan memejamkan matanya.
"Turun" ucap Jasson lagi dengan nada tegasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Ryani
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2023-10-13
0
🐝⃞⃟𝕾𝕳]Feny🐧²⁴ଓε🦅ᵀᵀ°𝕽𝖈⃞⃟
wkwkwk... bar-bar
2022-02-19
1
JW🦅MA
perkenalan dulu
2021-10-17
1