"Hari ini aku akan menikah, Kau jangan mengutus siapapun mengikutiku kau mengerti?" ucap Tiyara dengan melototkan matanya menatap Dery.
"Dengan siapa anda akan menikah nona?" tanya bi Feiyang.
"JASSONDREAN." jawab Tiyara dengan senyumnya dan kembali berdiri.
"A-anda benar benar akan menikah dengan dokter Jasson?." tanya Dery yang tidak percaya.
"Em, Kami sudah tidur bersama tadi malam jadi tidak ada salahnya." jawab Tiyara dan langsung melangkahkan kakinya keluar dari rumah itu namun kakinya terhenti saat mengingat sesuatu.
"Bungkuskan makanan untukku." perintah Tiyara dengan kembali mendudukkan tubuhnya diatas kursi untuk menunggu makanan.
"Dua porsi." ucap Tiyara.
"Baik nona." jawab pelayan dan langsung menyiapkan keinginan dari nona nya itu.
Sudah ada dua puluh menit menunggu akhrinya pelayan selesai dan memberikan rantang kepada Tiyara yang berisikan banyak makanan. "Terima kasih, Aku pergi ya doakan aku." teriak Tiyara dengan senyumnya dan langsung berjalan keluar dari rumah itu.
"Nona selalu saja seperti ini." ucap bi Feiyang saat mendapatkan teriakan pamitan dari Tiyara.
Tiyara langsung masuk kedalam mobil dan langsung melajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju kerumah sakit tempat kerja Jasson. Saat sampai dia langsung keluar dengan membawa ranjang dia berjalan masuk kedalam rumah sakit itu. "Dimana ruangan dokter Jasson?." tanya Tiyara dengan senyumnya menatap kasir.
"Disana nona." jawab kasir itu dengan menunjuk kearah ruangan Jasson.
"Terima kasih." ucap Tiyara dengan senyumnya dan langsung berjalan kearah ruangan itu.
Tok...tok..tok..
Tiyara mengetuk perlahan pintu ruangan tersebut. "Masuk." teriak Jasson dari dalam. Tiyara dengan senang hati membukakan pintu ruangan itu dan masuk kedalamnya.
"Nona itu siapanya dokter?, Dia terlihat sangat cantik." ucap kasir tadi dengan senyumnya mengingat Tiyara.
"Selamat pagi." sapa Tiyara dengan senyumnya menatap Jasson. Jasson yang tengah membaca bukupun langsung menoleh kearah suara untuk melihat siapa yang datang.
Jasson langsung menurunkan bukunya dan menatap tajam kearah wanita itu. "Kenapa berhenti?, Jika ingin membaca baca saja, Aku tidak akan menganggu." ucap Tiyara dan mendudukkan tubuhnya dihadapan Jasson.
"Apa yang kau lakukan disini?." tanya Jasson dengan wajah datarnya menatap Tiyara.
"Mengajakmu ke biro urusan sipil untuk membuat surat nikah." jawab Tiyara akan pertanyaan tersebut.
"Tapi sebelum kesana lebih baik kita sarapan dahulu, Kau pasti belum sarapan bukan?." tanya Tiyara dengan senyumnya menatap lelaki itu.
Jasson tidak menjawabnya dan hanya diam dan menatap tajam kearah wanita itu. Tiyara mengeluarkan makanan yang ia bawa dan meletakkannya dihadapan Jasson. "Apa kau suka makanan makanan ini?, Aku tidak tau seleramu dalam makan." ucap Tiyara dengan memasang wajah sedikit sedih akibat tidak tau apa makanan yang disukai oleh Jasson.
Jasson masih menatap datar kearahnya tanpa mengeluarkan sedikit suarapun. "Maaf saya langsung masuk dok...." ucap suster yang terpotong saat melihat ada wanita didalam ruangan itu.
"Kau bisa sebelum masuk mengetuk pintu dahulu?." tanya Jasson dengan wajah datarnya akan suster.
"M-maaf dok tapi saya ingin menanyakan ini, Jika pasien mengidap penyakit ini apakah benar ini obatnya?." tanya suster dengan menunjukkan nama obat yang sudah dicatat kepada Jasson. Jasson menerimanya dan melihatnya sedangkan suster tadi berada disamping Tiyara saat ini dengan menatap lekat Jasson dengan senyumnya.
"Cih kau ini suster tapi suka genit ya dengan suamiku?." suara Tiyara langsung membuat Jasson dan juga suster yang berada disampingnya menoleh kearahnya.
"Siapa yang anda katakan nona?." tanya suster dengan wajah bingungnya menatap Tiyara.
"Jelas saja kau." jawab Tiyara dan berdiri dari duduknya. Dia langsung berjalan mendekat kearah Jasson.
"M-maksud anda nona?." tanya suster itu sedangkan Jasson masih saja memasang wajah datarnya menatap wanita itu.
"Masih berani mengelak?, Kau pikir aku tidak melihat matamu yang berani menatap lelakiku hah?, Bibirmu tadi juga tersenyum menatapnya." ucap Tiyara dan memegang kedua wajah Jasson dan menatap lekat wajah itu dengan senyum yang mengembang.
"Aku tau dia tampan tapi kau ataupun wanita lain tidak berhak menatapnya seperti tadi apalagi tersenyum genit, Atau kau mau aku hilangkan saja matamu agar tidak bisa melihat ketampanan suamiku?." tanya Tiyara dengan menatap tajam suster itu.
"Hentikan ucapanmu." ucap Jasson dengan wajah datarnya dan melepaskan wajahnya dari tangan Tiyara.
"Kenapa?, Kau senang dilihat oleh wanita lain?." tanya Tiyara dengan melototkan matanya.
"Mau senang atau tidak bukan urusan mu dan satu lagi kau bukan...."
"Bukan apa?, Istrimu?, Apa kau tidak ingat dengan kejadian semalam?, Kau mau pergi tanpa bertanggung jawab kepadaku?." potong Tiyara dengan memegang dagu lelaki itu dan menatap tajam kearahnya.
"Apa maksudmu?." tanya Jasson dengan wajah datar dan bingungnya.
"Kau ini benar benar bajingan sesungguhnya, Tadi malam kau berjanji akan menikahiku hari ini makanya aku memberikan hidupku kepadamu, Tapi pagi ini dihadapan wanita lain kau malah...., Hikssse menyedihkan sekali hidupku, Huaaaa.." Tiyara yang memiliki kemampuan akting langsung menundukkan kepalanya dengan wajahnya berada ditelapak tangannya.
"Nona, Maaf perkataan anda tadi sepertinya anda salah paham, Saya tidak bermaksud untuk menggoda dokter." ucap suster saat melihat Tiyara menangis.
"Bukan itu, Dia tidak mau bertanggung jawab dengan apa yang sudah ia buat kepadaku tadi malam. Hikssss…" jawab Tiyara yang kembali menunduk dan menangis.
"Wah hebat sekali ada dokter yang tidak bertanggung jawab setelah tidur dengan wanita, Apakah itu pantas dikatakan sebagai dokter?." pasien yang mendengar ucapan
Tiyara langsung masuk kedalam ruangan itu membuat Tiyara langsung menoleh kearahnya begitupun dengan Jasson.
"Dokter anda bisa meninggalkan segalanya demi wanita anda ini, Kau sudah tidur dengannya tapi kau tidak mau bertanggung jawab." ucap pasien lain pula.
"Hiksss...."
Jasson yang sedari tadi hanya diam dan hanya mendengar langsung menggenggam tangan wanita itu dan langsung membawanya keluar dengan menerobos beberapa pasien yang berada didalam ruajngann itu. "Hiksssss." Tiyara menangis disempanjang perjalanan hingga membuat seluruh orang yang mereka lintasi menatap bingung dan banyak pula yang penasaran dan berbisik satu sama lain.
Jasson membawa wanita itu masuk kedalam salah satu ruangan yang tidak berpenghuni dan menatap tajam kearahnya sedangkan Tiyara dia langsung mengangkat kepalanya dan tersenyum menatap Jasson."Bagaimana aktingku?, Apakah bagus?." tanya Tiyara dengan senyumnya.
"Kau pikir dengan merusak reputasiku aku akan menikahimu?." tanya Jasson dengan wajah datarnya.
"Aku tidak berpikir seperti itu." jawab Tiyara.
"Jadi apa yang kau pikirkan?." tanya Jasson
dengan wajah datarnya.
"Seperti yang aku katakan, Meminta pertanggung jawabanmu, Kau tadi malam sudah tidur denganku dan aku memiliki buktinya." ucap Tiyara dan mengambil ponselnya yang ada didalam tasnya dan memberikan Jasson melihat poto yang ada didalamnya.
"Kau yang memaksa untuk tidur tadi malam dan itupun aku tidak melakukan apapun dan Itu hanyalah poto sampah yang kau edit." jawab Jasson dan membuang pandangnya dan membuka pintu ruangan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
𝕽𝖈⃞Butirn𝕵⃟dBUᶜʙᵏⁱᵗᵃ
semangat 💪💪💪
2021-11-28
0
ุ
lanjutkan
2021-11-15
2
💙 Ɯιʅԃα 🦅™ 📴
Semangat
2021-11-15
5