"Tidak, Jika aku turun kau pasti akan pergi dan tidak mau menikah denganku" jawab Tiyara dengan meletakkan dagunya dibahu lelaki itu dan memejamkan matanya.
"Turun" ucap Jasson lagi dengan nada tegasnya.
Tiyara tidak menjawabnya dan malah mempereratkan seluruh lingkaran ditubuh lelaki itu mau itu tangan ataupun kaki layaknya tidak ingin ditinggalkan pergi. "Nona turunlah anda benar benar sudah kelewatan dengan dokter Jasson" ucap Dery dengan mencoba mengambil tangan Tiyara dan menurunkannya.
"Diam kau, Dia adalah suamiku jadi ini bukanlah kelewatan" jawab Tiyara dengan membulatkan matanya menatap Dery dan kembali memeluk Jasson.
Jasson membuang nafas panjangnya mencoba kembali tenang saat kesal akan Tiyara yang berada di gendongan nya saat ini. "Turunlah" ucap Jasson dengan nada rendah. Tiyara langsung memundurkan kembali pandangnya, Dengan wajah dan tatapan tulusnya sangat terlihat jika dia senang mendengar ucapan lembut itu.
"Turunlah, Saya...."
"Terlalu canggung, Aku" potong Tiyara.
"Aku akan memeriksamu terlebih dahulu, Jadi turunlah" ucap Jasson dengan nada rendah namun masih dengan wajah datarnya.
Tiyara langsung tersenyum lebar menatapnya. "Baik" jawab Tiyara dan turun dari tubuh itu.
"Ayo" ajak Tiyara dengan menarik tangan lelaki itu dan membawanya masuk kedalam kamarnya.
Dery mengikuti mereka berdua masuk kedalam kamar itu. "Kalian tunggu diluar" ucap Dery dengan wajah datarnya saat beberapa pengawal dan juga bi Feiyang hendak masuk mengikuti mereka.
"Apa yang harus diperiksa? Aku baik baik saja" ucap Tiyara dengan wajah biasa saja.
"Berbaringlah terlebih dahulu" ucap Jasson dengan meletakkan barang barangnya disamping ranjang itu. Tiyara mengikuti ucapannya dan berbaring.
Jasson mengambil alat untuk memeriksanya dan mulai memeriksa wanita itu. "Tidak ada gangguan mental sama sekali tapi aneh" guman Jasson dan mengambil alat lain untuk memeriksanya.
"Bagaimana kondisinya?" tanya Dery.
"**** diam kau ini" ketus Tiyara akan Dery yang langsung bertanya kepada Jasson.
"Untuk pemeriksaan hari ini dia tidak apa apa, Namun sebaiknya dia langsung dibawakan kerumah sakit untuk diperiksa secara langsung karna dirumah ini tidak ada alat medis dan saya juga tidak bisa membawanya kemari" jelas Jasson.
"Kak kepalaku sedikit sakit" ucap Tiyara dengan memegang kepalanya dan memasang wajah kesakitan. Dery dan juga Jasson langsung menoleh kearah wanita itu dan sangat terlihat jika dia memang kesakitan.
"Dia kesakitan bagaimana bisa kau berbicara seperti tadi?" tanya Dery dengan wajah datarnya dan tidak terima akan ucapan Jasson yang tadi.
"Dia hanya sedikit kelelahan, Dengan sedikit istirahat dia akan baik baik saja" jawab Jasson akan pertanyaan tersebut.
"Dan juga dia kekurangan gizi, Apa dirumah ini tidak ada makanan bergizi hingga dia kekurangan?" tanya Jasson dengan wajah datarnya menatap Dery.
"Kau terlalu perhatian denganku, Aku hanya memerlukanmu setelah itu giziku akan stabil" ucap Tiyara yang langsung merangkul leher lelaki itu dan membaringkannya diatas ranjang bersama dengannya.
"Jangan banyak bergerak ya, Kau harus patuh" ucap Tiyara dengan mengusap lembut kepala itu dan menenggelamkan wajah itu dipelukannya.
"Nona...."
"Keluar, Aku dan suamiku memerlukan istirahat" potong Tiyara dengan mata yang terpejam.
"Nona mohon lepaskan saya" ucap Jasson yang tidak terima diperlakukan seperti itu.
"Besok pagi kita akan pergi ke biro urusan sipil untuk membuat surat nikah setelah itu kita sudah resmi menjadi suami istri, Apa kau mau melakukan acara pernikahan yang megah juga?" tanya Tiyara dengan menunduk menatap Jasson.
"Saya tidak akan menikah, Bisakah anda melepaskan saya?" tanya Jasson dengan wajah datarnya.
"Jangan katakan itu, Aku benar benar ingin menikah denganmu" ucap Tiyara yang kembali memeluk erat lelaki itu.
"Patuh dan tidurlah dengan nyenyak" bisik Tiyara dengan mencium pucuk kepala lelaki itu dan memejamkan matanya untuk tidur.
"Nona belum makan dari kemarin malam, Apa malam ini dia juga tidak akan makan?" tanya bi Feiyang kepada Dery.
"Aku akan keatas" ucap Dery yang langsung menuju keatas dan meninggalkan pekerjaannya.
Tok..tok..tok
"Nona anda belum makan dari kemarin" ucap Dery dengan mengetuk pintu kamar itu.
Jasson mengerjapkan matanya saat mendengar ketukan itu begitupun dengan Tiyara dan keduanya menoleh kearah pintu. "**** menganggu saja" umpat Tiyara dan setelah itu menatap Jasson dan terlihat Jasson juga terbangun.
"Kau juga bangun?" tanya Tiyara dengan mengusap kepala itu.
"Lepaskan, Saya harus kembali kerumah sakit" ucap Jasson dan melepaskan tubuhnya dari Tiyara dan berdiri, Dia merapikan pakaiannya dan mengambil alat medisnya dan berjalan kearah pintu kamar itu.
"Dokter, Anda masih disini?" tanya Dery saat melihat Jasson keluar dari kamar nona nya. Jasson tidak menjawabnya dan langsung menuruni anak tangga, Dia langsung keluar dari rumah itu dan melajukan mobil dengan kecepatan sedang untuk kembali kekediamannya.
Tiyara bisa melihat mobil itu melaju dengan kecepatan sedang menjauh dari kediamannya namun matanya berpokus menatap plat mobil itu. "Nona" panggil Dery.
"Siapa yang mengizinkanmu menganggu tidurku dan calon suamiku?" tanya Tiyara dengan wajah datarnya akibat tidak terima akan Dery yang menganggu.
"Maaf nona, Tapi anda belum makan dari kemarin malam" ucap Dery dengan sopannya.
"Bawakan makanan bergizi kemari" ucap Tiyara dengan wajah datarnya dan mendudukkan tubuhnya kembali diatas ranjang.
"Ah **** bagaimana bisa aku dengan begitu mudah tertidur disampingnya tadi?" umpat Jasson dengan memukul kepalanya akibat tidur bersama dengan Tiyara.
Driitt
Jasson langsung mengambil ponselnya yang berdering itu dan melihat siapa yang menghubunginya. "Istriku tercinta?" guman Jasson saat melihat nama yang tertera dilayar ponselnya itu.
Jasson langsung mengangkat telpon itu. "Siapa ini?" tanya Jasson dengan wajah datarnya.
"Ingatlah jangan menyesal tidur denganku hari ini toh besok kita juga akan menikah" ucap Tiyara dari balik telpon.
"Kau lagi?" tanya Jasson dengan wajah datarnya.
"Maaf, Aku tadi sedikit lancang mengambil ponselmu dan menyimpan nomorku diponselmu, Ingat jangan mengubah namanya" ucap Tiyara dengan senyum senangnya.
"Kau tau kau salah dan meminta maaf hanya melalui telpon" ucap Jasson dengan wajah datarnya.
"Jadi aku harus minta maaf dengan apa? Kau memintaku untuk kerumahmu?" tanya Tiyara dengan girangnya saat mendengar ucapan itu.
"Bukan, Hapus nomorku dari ponselmu dan jangan hubungi aku lagi" Jasson langsung mematikan telpon itu dan langsung turun dari mobil.
"Tidak akan" ucap Tiyara saat telpon sudah mati dan meletakkan ponselnya kesamping ranjang.
Keesokan paginya.
"Bagaimanapun caranya aku harus membawanya ke biro urusan sipil besok, Bagaimanapun caranya" ucap Tiyara dengan mengoleskan sedikit lipstik dibibirnya.
"Sudah sempurna, Siapapun yang melihatku pasti akan terpukau" ucapnya dengan berputar melihat dirinya sendiri dikaca.
"Sudah siap semua, Tinggal menjemput suamiku lagi" ucap Tiyara dengan menggapai tasnya dan langsung keluar dari kamarnya.
"Selamat pagi nona" sapa banyaknya pengawal dan pelayan saat Tiyara turun kebawah.
"Pagi" sapa balik Tiyara dengan senyumnya.
"Dery" terial Tiyara.
"Saya disini nona" jawab Dery yang berada dibelakangnya saat ini.
"Hari ini aku akan menikah, Kau jangan mengutus siapapun mengikutiku kau mengerti?" ucap Tiyara dengan melototkan matanya menatap Dery.
"Dengan siapa anda akan menikah nona?" tanya bi Feiyang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Ryani
baru baca novel yg cwenya ngebet gini🤣
2023-10-13
0
🐝⃞⃟𝕾𝕳]Feny🐧²⁴ଓε🦅ᵀᵀ°𝕽𝖈⃞⃟
ngebet nikah wkwkwk
2022-02-19
1
🐝⃞⃟𝕾𝕳]Feny🐧²⁴ଓε🦅ᵀᵀ°𝕽𝖈⃞⃟
semangat
2022-02-18
1