Hotel Tua Berhantu

Lidya memarkirkan mobilnya di bawah sebuah pohon. Untuk beberapa detik dia memandangi bangunan hotel yang sudah sangat tua. Sepertinya hotel itu adalah alih fungsi dari bangunan milik kolonial Belanda.

Awalnya dia ragu untuk turun, namun akhirnya di putuskan Lidya akan menginap karena sudah terlalu telah menyetir seharian.

Mistis, kesan itu yang pertama dirasakan Lidya saat masuk ke ruang resepsionis. Suasana dingin, dengan beberapa lukisan bergaya klasik menghiasi dinding, sungguh tak lazim baginya. Sempat terpikir untuk keluar dan tidak jadi menginap, tapi seorang wanita cantik terlanjur datang menyapa.

"Hallo.. selamat datang di hotel kami, ada yang bisa saya bantu Bu?" seorang karyawan hotel berparas cantik, menyapa Lidya dengan senyum ramah.

"Maaf saya mau menginap untuk semalam, apa masih ada kamar?"

"Oh tentu, masih banyak kamar kosong, kami punya tiga tipe kamar." Ibu mau ambil yang mana?"

Wanita yang bertugas di resepsionis hotel segera memberikan, sebuah buku yang berisi tipe kamar lengkap dengan harga dan fasilitas serta layanan kamar yang akan didapat.

Hanya semalam saja pikirnya. Lidya kemudian memutuskan memilih kamar dengan satu tempat tidur dengan fasilitas tv dan AC. Sebentar kemudian seorang pria paruh baya membantu Lidya membawa tas jinjing miliknya.

Sekilas semua tampak normal. Lidya melihat beberapa orang pengunjung hotel makan siang di restoran. Karena dia sudah makan di jalan, Lidya memutuskan untuk bersantai di kamar sambil melemaskan otot-otot badannya yang kaku.

Sebelum tidur Lidya, menyempatkan diri untuk membuat video. Kemudian mandi, dan setelah itu langsung tidur. Sudah jam enam petang ketika dia terbangun. Rasa lelah yang amat sangat membuatnya begitu lelap.

Lidya turun menuju restoran untuk makan malam, Dia agak kaget karena melihat restoran sangat ramai, padahal di luar sana hanya ada beberapa mobil dan sepeda motor yang terparkir. "Dari mana asal orang-orang ini?" gumamnya.

Seorang karyawan berpakaian koki, kemudian menyapa Lidya. "Selamat malam Ibu, apa ada yang bisa saya bantu?" Pria berpakaian koki menawarkan sesuatu kepada Lidya yang saat itu sedang bingung.

"Saya mau makan malam, tapi sepertinya restoran sedang penuh." Apa sedang ada pesta?"

"Owh iya, memang sedang ada jamuan dari penguasa di tempat ini." Ibu silahkan ikut saya saja."

Lidya di bawa ke ruang terbuka bersama dengan tamu lain yang kelihatan sama bingungnya dengan Lidya. "Penguasa tempat ini?" Lidya bertanya-tanya dalam hati, siapa penguasa yang dimaksud koki itu.

Dari tadi tidak ada yang tampak spesial dengan tamu restoran. Semua orang sama saja tidak ada yang kelihatan seperti pejabat publik apalagi penguasa daerah. Meskipun heran tapi akhirnya Lidya mengabaikan keganjilan yang ia rasakan.

Di tempat Lidya sekarang, memang agak lengang, tidak seperti di dalam restoran yang penuh sesak dengan orang-orang. Hanya ada sepuluh sampai dua belas orang saja menurut pengamatan matanya.

Lidya coba bersantai sambil menikmati udara dingin dataran tinggi daerah pegunungan. Mereka yang ada di sana di hibur dengan musik klasik era tahun enam puluhan.

Agak aneh, tapi mungkin ini adalah trik marketing pemilik hotel, untuk memberikan suasana berbeda dan unik, kepada tamu hotel.

Meskipun memang beberapa pengunjung hotel merasa ada sesuatu yang ganjil. Lidya tidak berusaha untuk mengeluhkan pelayanan yang diberikan. Dia bisa mengerti kalau usaha hotel di desa kecil seperti ini, akan sulit bertahan.

Mungkin dengan menyajikan tema mistis seperti ini, tamu akan memiliki kesan yang berbeda dari hotel pada umumnya. Masakan khas Jawa Barat disuguhkan, dan Lidya sangat menikmatinya.

"Ada tambahan lagi Ibu?"

"Owh ini sudah cukup, terima kasih."

Pelayan restoran pergi meninggalkan Lidya yang sedang asyik menghabiskan hidangan penutup. Dan kupingnya mendengar obrolan beberapa orang yang mengatakan kalau hotel tempat mereka menginap aneh.

Tapi Lidya tidak mau ambil pusing, dia sama sekali tidak ingin terganggu, dengan ucapan miring tentang hotel. Setelah selesai makan dan bersantai sejenak, dia kembali ke kamar.

Saat itu jam delapan malam ketika Lidya melintas melewati restoran. "Kemana perginya orang-orang tadi?" Hem ini, aneh satu jam lalu aku yakin sekali restoran ramai, tapi kenapa sekarang mendadak sepi, seperti tidak pernah ada aktivitas pesta disini?"

Lidya mulai curiga, gadis cantik itu merasa ada yang ganjil dengan tamu-tamu restoran, dia lalu pergi keluar untuk memastikan sesuatu. Dan benar dugaannya, sejak awal memang hanya ada sepuluh mobil diluar.

Lidya berpura-pura mengambil sesuatu di mobilnya. Seorang karyawan hotel mengamati Lidya dari jauh dengan tatapan yang datar.

Lampu neon box yang bertuliskan nama hotel berkedip-kedip, bulu kuduk Lidya merinding. Dia berusaha bersikap normal saja, namun tiba-tiba sudut matanya menangkap bayangan melintas di lantai dua.

"Mbak sedang apa di luar sini?"

Suara itu sontak membuat Lidya terkejut. Konsentrasinya buyar, bayangan di lantai dua hotel, yang di lihatnya, tiba-tiba saja sudah menghilang.

" Owh sial..!" Orang tua ini bikin aku parno!"

Sedang apa di luar sini, mbak?" masuk saja ke dalam. sebentar lagi kabut turun."

"Eh.. maaf-maaf Pak, saya hanya kaget, iya sebentar lagi saya masuk."

"Tidak apa-apa Mbak." Sebaiknya masuk ke dalam saja sekarang, sudah larut malam, sebentar lagi udaranya akan lebih dingin." Saya juga akan mengunci gerbang."

Karyawan hotel meminta Lidya masuk ke dalam, karena udara dingin dan kabut sudah mulai turun. Lidya menatap wajah karyawan hotel yang menegurnya dengan ekspresi wajah gugup.

"Huh.. wajah pria ini begitu kaku" Sebaiknya aku cepat kembali ke kamar." Lidya menoleh menatap wajah datar karyawan hotel, kemudian beranjak pergi meninggalkannya.

Karyawan hotel itu tidak perduli dengan tatapan curiga Lidya. Dia berjalan menuju pagar dan menutup pintunya. Untuk beberapa saat pria itu mengarahkan senternya ke segala arah. Mulut pria itu komat-kamit membaca doa kemudian pergi ke belakang.

Lidya naik ke lantai dua menuju ke kamarnya. Dia ingat dengan bayangan yang di lihat dari halaman parkir. "Seharusnya bayangan tadi, melintas di koridor ini gumamnya."

"Ada misteri apa di hotel ini?" Kenapa kesannya hotel ini horor sekali?" Apa aku yang terlalu paranoid?" Hem.. sudahlah sebaiknya aku tidur saja."

Lidya masuk kamar, kemudian menulis sesuatu di laptop yang berkaitan dengan kondisi hotel yang dia tempati. Tiba-tiba saja dia mendengar sesuatu di koridor.

"Drap..drap..drap..."

Suara berat di koridor mengganggu telinga Lidya, dia menutup laptopnya untuk mencari tahu, ada apa di koridor hotel. Dengan perlahan Lidya membuka pintu, dan mengintip ke luar.

Kondisi koridor sangat sepi, tidak ada satu orangpun yang terlihat melintas disana. Tentu saja Lidya merasa takut. Dia langsung berlari ke tempat tidur dan berusaha untuk memejamkan mata.

"Kreakk.. kreak..!"

Tiba-tiba saja Lidya mendengar sesuatu dari dinding kamar sebelah. Suara itu seperti dinding yang digaruk dengan benda tajam. "Apa lagi sekarang?" Harusnya aku tidak menginap di hotel ini." gerutu Lidya.

Jam di dinding baru menunjukkan pukul sebelas malam, masih cukup lama untuk menunggu pagi. Bibir Lidya tidak berhenti mengucap doa, namun tentu saja gangguan tidak berhenti.

Lidya justru mendengar suara orang lain yang ikut berdoa di dekat telinganya, padahal saat itu dia membaca doa hanya dalam hati dan tidak bersuara sama sekali.

Karena rasa takutnya, Lidya terus terjaga sampai pagi tiba. Teror hantu berhenti tepat jam tiga pagi. Lidya langsung mencuci muka dan memutuskan check out dari hotel pagi-pagi sekali. Begitu menyerahkan kunci kamar dia langsung berlari ke mobil dengan tergesa-gesa.

Ketika hendak masuk ke dalam mobil, Lidya menoleh lagi ke arah kamarnya, Dia melihat sosok pria berdiri dengan mata hitam dan kulit pucat sedang tangan pria itu menggenggam sebilah pisau.

"Jedup...jedup..jedup..!"

Jantung Lidya berdebar-debar, tak beraturan. Dengan perasaan yang kacau, Lidya memacu mobilnya meninggalkan hotel angker berhantu itu. Dia bersumpah tidak akan pernah menginap lagi disana.

Terpopuler

Comments

MamiihLita

MamiihLita

yess aku sukaaa horor.. semangat ka ifan

2021-10-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!