5. Adegan Penculikan

...💖...MDBT...💖...

.......

.......

Suatu pagi ketika seorang gadis berjalan menuju ke tempat kerjanya. Tanpa diduga, sebuah mobil berwarna hitam tiba-tiba berhenti tepat di sampingnya. Gadis itu pun terlonjak kaget, begitu dua orang berbadan kekar langsung menyeretnya masuk kedalam mobil.

Rontaannya tak membuat dirinya terlepas dari jerat kedua pria berbadan kekar itu. Setelah berhasil memasukkan gadis itu kedalam mobil. Gadis tadi pun tak henti berontak, karena kesal gadis ini tak bisa diam. Salah satu dari kedua pria itu membius gadis itu menggunakan sapu tangan yang sudah dilumuri obat bius.

5 menit berlalu, rontaan itu tak lagi ada, sebab tubuh gadis itu sudah melemas dan jatuh pingsan. Mobilpun terus melaju menuju ke suatu tempat.

Beberapa jam setelah kejadian penculikan itu terjadi. Gadis tadi pun mulai tersadar dari pingsannya itu. Pandangannya mulai berfokus pada keadaan sekitar.

Dirinya merasa bingung dengan keberadaan dirinya yang entah dimana itu. Tapi ketika menatap kearah sampingnya, gadis itupun menemukan keberadaan 2 sosok yang terlihat lebih muda darinya itu.

"Aku ada dimana? Dan kalian ini siapa?" Tanyanya pada keduanya. Sedangkan keduanya hanya menatap lurus kearah gadis itu tanpa berniat menjawab sama sekali.

"Apa yang kalian mau dariku?" Pertanyaan itu membuat salah satu dari kedua sosok tadi tersenyum sinis. "Tidak banyak." Jawaban itu membuat alis gadis itu terangkat sebelah.

"Maksudmu apa?" Jujur saja gadis ini bingung. Apa alasan dari penculikan yang terjadi padanya ini. Bahkan rasanya dia tidak pernah mengenal kedua sosok ini.

Walaupun rasanya wajah mereka seperti tidak asing dimata gadis ini. Tapi gadis ini tidak tahu siapa mereka dan nama mereka.

Kembali senyum sinis menghiasi wajah salah satu dari dua sosok itu. Sedangkan yang satunya hanya diam, tak lupa tatapan tajam khas miliknya yang terpancar dari sosoknya itu.

"Kami tidak meminta banyak hal padmu. Kami ingin kau menuruti beberapa hal yang nantinya akan aku beritahu padamu---"

Belum selesai sosok itu bicara. Tapi sudah di potong oleh gadis ini yang tak lain adalah Jasmine. "Jadi tujuan kalian membawaku kemari, karena memintaku menuruti perkataan kalian begitu."

Sosok itu mengangguk. "Dan kau tidak punya hak untuk menolak perintahku." balasnya dengan angkuh. Mendadak Jasmine dibuat kesal begitu mendengar ucapan tersebut. "Memangnya kalian pikir kalian siapa?" Jasmine sebenarnya bukan sosok yang mudah marah.

Tapi bagaimana tidak kesal, dirinya dibawa kesini dengan cara tidak manusiawi. Kalaupun mereka meminta secara baik - baik. Pasti Jasmine tidak akan sampai kesal seperti ini.

Sosok 'penculik' tadi yang mendengar ucapan yang diucapkan oleh Jasmine itupun, mulai menampilkan raut marah. "Kau tentu tidak lupa dengan siapa kami, kan? Atau perlu aku ingatkan siapa kami ini."

Otak Jasmine mencoba mengingat wajah dari dua sosok yang ada di depannya ini. Beberapa potong ingatannya tertuju pada kejadian beberapa hari yang lalu, dimana dia asal masuk ruang rawat.

Jasmine yakin, kalau kedua sosok ini merupakan anak dari orang yang ada di ruang rawat kemarin. "Kalian yang kemarin di rumah sakit itu, kan?" Keduanya mengangguk sekilas.

"Lalu untuk apa kalian membawaku kemari?" Jasmine tidak mengerti tujuan dirinya dibawa kesini itu untuk apa. Padahal seingatnya, urusannya dengan mereka berdua sudah selesai.

Jangan bilang kedua orang ini, ingin memperpanjang masalah yang sebenarnya sangat sederhana tersebut. Kemarin dia hanya asal masuk kamar. Dan itu tidak berefek apapun. Sebab Dia juga tidak melakukan kejahatan di ruangan tersebut.

Dia bahkan tidak mencuri apapun. Dia juga tidak melukai ataupun mencelakai pasien yang bisa dipastikan itu adalah keluarga dari sosok dua penculiknya ini.

"Kau pikir untuk apa kami membawamu kesini, kalau bukan menyelesaikan perkara kau telah kau perbuat."

"Apa maksudmu dengan perkara yang telah aku buat?" Rasanya kekesalannya mulai berubah menjadi rasa marah.

Sosok perempuan di depan Jasmine menatap Jasmine tajam. "Kalau kau tidak asal masuk kamar daddyku waktu itu. Semuanya tidak akan seperti ini jadinya!" Bentaknya pada Jasmine.

"Kalau kau bisa menjaga sopan santunmu dan tidak sembarangan masuk kamar daddyku. Pasti daddyku tidak akan mengira kalau kau itu adalah calon istrinya. Dan ini semua itu adalah salahmu?!"

Bentakan diakhir kalimat perempuan itu tak membuat Jasmine takut. Tapi dia hanya sedikit shyok dengan perkataan perempuan di depannya itu.

Sedikit demi sedikit, Jasmine mulai paham kenapa dirinya dibawa kemari. Jadi alasan mereka berdua menculiknya dan membawanya kesini, itu tidak jauh - jauh dari persoalan kemarin.

"Lalu kalian berdua mau aku melakukan apa?" Jasmine tentu saja ingin bersikap dengan kepala dingin. Dia hanya tidak ingin masalah ini semakin rumit di hidupnya.

Dengan nada datar, satu - satunya pemuda yang ada disana mulai membuka suaranya. "Aku ingin kau menuruti perkataan kami." Sedangkan si perempuan tadi mulai terkekeh sinis. Apalagi ketika sang kakak mulai mengeluarkan suaranya.

Jasmine mencoba bersabar. "Melakukannya apa dan apa untungnya kalau aku melakukan hal itu?"

"Hal ini memang tidak menguntungkan bagimu. Tapi ini berpengaruh besar pada kesehatan daddyku." Jasmine kembali dibuat bingung dengan maksud dari ucapan perempuan di depannya itu. Jasmine itu bukan dokter, dia hanya seorang penjaga apotek. Lalu kenapa kesehatan daddy mereka bergantung pada Jasmine.

Jasmine tak ingin memperpanjang urusannya dengan mereka. Jadi lebih cepat dia menyelesaikan masalahnya dengan keduanya. Lebih cepat juga dia pulang kerumah. Itulah yang dipikirkan oleh Jasmine saat ini.

"Kau cukup berpura - pura menjadi calon istri daddyku. Tapi ingat, jangan pernah melibatkan perasaanmu di dalamnya, karena aku tidak akan senang akan hal itu."

Jasmine menatap keduanya dengan raut tak terbaca. "Jadi kau menyuruhku untuk berpura - pura jadi calon ibu kalian?"

Bukannya mengangguk, si perempuan tadi malah menggeleng dengan keras. "Tidak akan pernah ada kata calon ibu hidupku." Tekannya pada kata 'Calon ibu' itu.

"Aku menyuruhmu untuk pura - pura jadi calon istri daddyku. Bukan jadi calon ibuku." Jasmine mengangguk dengan malas. "Jadi maksudmu aku harus pura - pura, begitu?" Perempuan itu mengangguk.

"Tapi ingat satu hal. Jangan pernah bermimpi untuk bisa menikah dengan daddyku." Jasmine hanya mengangguk malas. Toh dirinya juga tidak berminat menjadi istri dari ayah perempuan di depannya itu.

Melihat anggukan itu membuat keduanya tersenyum puas. Mereka berdua adalah si Jackson dan si Aurora. Tapi senyum itu lenyap begitu mendengar perkataan yang keluar dari mulut Jasmine.

"Tapi maaf saja, ya. Aku tidak tertarik melakukan itu. Kalian suruh saja orang lain di luaran sana untuk melakukannya. Pasti mereka mau melakukannya." Jasmine tersenyum sambil menaik turunkan alisnya.

Jasmine berniat berdiri dari posisi duduknya. "Kurasa urusan kita sudah selesai dan tidak ada yang perlu diperpanjang lagi. Aku pamit, permisi." Baru saja Jasmine ingin beranjak dari posisinya, Aurora sudah lebih dulu menghentikannya lewat perkataannya itu.

"Siapa bilang urusan kita sudah selesai. Kau bahkan berani menolak perintahku." Masih dengan posisi berdiri, Jasmine menatap datar kearah Aurora. "Memangnya untuk alasan apa aku tidak berani menolak permintaanmu itu, nona."

"Sombong sekali kau, huh! Kau pikir kau siapa?! Aku tahu kau bukan dari keluarga kaya, makanya kita buat penawaran saja. Aku akan membayarmu selama kau jadi calon istri daddyku."

Amarah yang sejak tadi ditahannya itupun kembali tersulut. "Cukup sudah!" Sejak tadi Jasmine berusaha untuk tenang tapi mendengar perkataan tersebut membuat amarah Jasmin mulai mengudara.

"Hai, gadis kecil. Jangan kau pikir UANG bisa menjadi penentu segalanya. Aku tahu kau dari keluarga kaya raya, tapi semua UANGMU tidak akan menjamin kebahagiaanmu."

Setelah mencoba untuk meredam amarahnya, Jasmine kembali melanjutkan ucapannya. "Kau tidak bisa mengandalkan uangmu itu. Kau tidak bisa membeli kebahagiaan dengan semua uangmu itu. Dan lagi, jangan kau pikir karena aku orang miskin. Aku mau menuruti perkataanmu itu. Tidak semua orang miskin itu mau harga dirinya direndahkan seperti ini!" ucapnya diakhiri penekanan.

Tanpa menunggu lama, Jasmine langsung melangkah menjauh dari kedua adik kakak ini. Tapi baru beberapa langkah, Jasmine berhenti melangkah. Tanpa berbalik. Jasmine kembali mengeluarkan suaranya. "Kelihatannya kau itu berpendidikan tinggi, kan? Jadi gunakan otakmu itu untuk hal-hal yang lebih positif."

Setelah mengatakan hal tersebut, Jasmine kembali menyambung langkahnya. Dia lebih memilih pergi daripada terdiri hal-hal yang diluar kendalinya. Anggap saja hari ini Jasmine sedang berbaik hati pada sepasang adik kakak itu.

Begitu melihat kepergian Jasmine, membuat Aurora mengepalkan kedua tangannya erat. "Argh, sok sekali dia! Bahkan dia sudah berani menceramahiku dan berani menolak permintaan kita, Kak. Memang dia pikir dia siapa?!" Aurora menggeram marah.

"Jadi bagaimana ini, Kak? Padahal kita disuruh daddy untuk membawa dia hari ini." Helaan napas terdengar dari celah bibir Jackson. "Kau tenang saja. Kakak sudah punya rencana lain." Mendengar ucapan tersebut membuat Aurora menatap kearah Jackson yang kini sedang tersenyum misterius.

...❄❕❄❕☀❕❄❕❄...

...~Terimakasih💞~...

...****************...

Terpopuler

Comments

Arie Chrisdiana

Arie Chrisdiana

sombong skl aurora tuch jd anak

2022-12-16

1

Margaretha Sukmawati

Margaretha Sukmawati

masa jasmin ga bisa melawan kedua bocah remaja

2022-09-20

0

Yesi Triyanto

Yesi Triyanto

laguan amrh minta tolong kok sombong and kasar, mana bocah gimn orng gak tersinggung gak ada akhalk

2022-04-29

1

lihat semua
Episodes
1 1. Adik Kecil
2 2. Kondisi Sang Ayah
3 3. Kondisi yang Sama
4 4. Tempat Tinggal Baru
5 5. Adegan Penculikan
6 6. Sebuah Ancamam
7 7. Menjenguk
8 8. Anak Laki - Laki
9 9. Perkataan Itu
10 10. Kantor Bertingkat
11 11. Rencana Pernikahan?
12 12. Kedatangan Tamu
13 13. Lamaran Diterima
14 14. Penolakan Si Tripel
15 15. Pasutri Baru
16 16. Awal Baru
17 17. Ke Sekolah Aurora
18 18. Hak
19 19. Sang Sahabat
20 20. Accident
21 21. Kepulangan Venson
22 22. Liburan
23 23. Berkunjung
24 24. Kejadian
25 25. Tepat Waktu
26 26. Kesalahpahaman
27 27. Kekesalan Aurora
28 28. Masalah Baru
29 29. Masakan Buatan Mama Baru
30 30. Kelakuan Pak Steve
31 Titip Rindu buat Kamu!
32 31. Amarah Aurora
33 32. Pertemuan Kedua
34 33. Kecelakaan
35 34. Ruang ICU
36 Ruang Rawat
37 Perhatian yang Terabaikan
38 Perjanjian Itu
39 Kian Memanas
40 Menemui Aura
41 Rasa Trauma
42 Penenang
43 Rasa Sakit
44 'Terpisah Sementara'
45 Tuduhan
46 Bukti Foto
47 Suasana Berubah
48 Mencari Tahu
49 Fakta yang ada
50 Obrolan di Bui
51 Rumah Sakit
52 [Flashback]
53 Pengumuman.
54 Adik dan Kakak
55 Nasihat Mama
56 Pertemuan di Mall
57 Pertengkaran Antar Cewek
58 Kemarahan yang Terpendam
59 Pertemuan
60 Kembali Bersatu
61 Pesta Ulangtahun
62 Menerima Hadiah
63 Perihal Hutang
64 Kesempatan
65 Kilas Balik
66 Back to Home
67 Moment
68 Datang Bertemu
69 Anggota Baru (Jeevana Asmira Klein)
70 Extra Part (1)
71 Extra Part (2)
72 Ekstra Part (3)
73 Extra Part (4)
74 Ektra End
Episodes

Updated 74 Episodes

1
1. Adik Kecil
2
2. Kondisi Sang Ayah
3
3. Kondisi yang Sama
4
4. Tempat Tinggal Baru
5
5. Adegan Penculikan
6
6. Sebuah Ancamam
7
7. Menjenguk
8
8. Anak Laki - Laki
9
9. Perkataan Itu
10
10. Kantor Bertingkat
11
11. Rencana Pernikahan?
12
12. Kedatangan Tamu
13
13. Lamaran Diterima
14
14. Penolakan Si Tripel
15
15. Pasutri Baru
16
16. Awal Baru
17
17. Ke Sekolah Aurora
18
18. Hak
19
19. Sang Sahabat
20
20. Accident
21
21. Kepulangan Venson
22
22. Liburan
23
23. Berkunjung
24
24. Kejadian
25
25. Tepat Waktu
26
26. Kesalahpahaman
27
27. Kekesalan Aurora
28
28. Masalah Baru
29
29. Masakan Buatan Mama Baru
30
30. Kelakuan Pak Steve
31
Titip Rindu buat Kamu!
32
31. Amarah Aurora
33
32. Pertemuan Kedua
34
33. Kecelakaan
35
34. Ruang ICU
36
Ruang Rawat
37
Perhatian yang Terabaikan
38
Perjanjian Itu
39
Kian Memanas
40
Menemui Aura
41
Rasa Trauma
42
Penenang
43
Rasa Sakit
44
'Terpisah Sementara'
45
Tuduhan
46
Bukti Foto
47
Suasana Berubah
48
Mencari Tahu
49
Fakta yang ada
50
Obrolan di Bui
51
Rumah Sakit
52
[Flashback]
53
Pengumuman.
54
Adik dan Kakak
55
Nasihat Mama
56
Pertemuan di Mall
57
Pertengkaran Antar Cewek
58
Kemarahan yang Terpendam
59
Pertemuan
60
Kembali Bersatu
61
Pesta Ulangtahun
62
Menerima Hadiah
63
Perihal Hutang
64
Kesempatan
65
Kilas Balik
66
Back to Home
67
Moment
68
Datang Bertemu
69
Anggota Baru (Jeevana Asmira Klein)
70
Extra Part (1)
71
Extra Part (2)
72
Ekstra Part (3)
73
Extra Part (4)
74
Ektra End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!