2. Kondisi Sang Ayah

...✴🔸Menikahi Duda Beranak 3🔸✴...

"Siapa kau?" Pertanyaan itu datang dari orang yang tadi menanyainya itu. Ditambah lagi 2 pasang mata yang baru saja masuk ke ruangan ini.

"Ak..u." Terdengar jelas suara Jasmine yang tengah gugup itu. Bagaiamana pun juga, berada di situasi ini bukanlah keinginan Jasmine. Jadi dia harus bagaimana sekarang?

Belum sempat Jasmine menyambung ucapannya. Suara dibelakangnya membuat Jasmine menoleh.

"Anak anak." 2 kata itu mampu membuat ketiga orang tadi perlahan mulai mendekat kearah pria yang tengah berbaring di ranjang rumah sakit itu.

Jasmine yang sadar posisipun mulai memberi ruang untuk ketiga remaja itu agar bisa leluasa menjenguk pria tadi.

Jasmine juga menarik lembut tangan Raka agar ikut dengannya. Menyadari posisi yang bisa dibilang menguntungkan untuknya itu, segera saja Jasmine melangkah menuju ke pintu untuk bisa keluar dari sini. Tak lupa dengan masih menggandeng tangan Raka.

Belum sempat ia memegang knop pintu, sebuah suara terdengar membuat Jasmine berusaha terlihat senatural mungkin.

"Kau mau kemana? Kau belum menjawab pertanyaanku." Kata gadis itu kepada Jasmine. Jasmine menoleh kearah keempat orang yang saat ini tengah menatap ke arahnya.

3 diantara keempat orang itu menatap biasa kearah Jasmine. Walaupun di benak kedua remaja tadi baru datang itu masih ada rasa kebingungan.

Tapi berbeda dengan tatapan 1 orang gadis yang ada diantara keempat orang tadi itu, menatap penuh selidik kearah Jasmine.

Jasmine sendiripun bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin, kan dia bilang ingin menjenguk pasien ini. Dirinya yakin ketiga orang itu tidak akan percaya begitu saja.

Tapi kalau menjawab jujur, apa mungkin ketiga orang ini bisa langsung percaya tanpa menanyainya lagi. Sekarang ini Jasmine bingung harus menjawab apa.

Tapi mendengar jawaban dari sang pasien tadi membuat Jasmine dan ketiga orang tadi kecuali Raka menatap kaget kearah pria tadi.

"Dia itu kan calon mama kalian bertiga."

"Apa?!" Kaget keempatnya termasuk Jasmine. Dirinya sama sekali tidak pernah memikirkan jawaban yang keluar dari mulut pria itu.

...Jangankan memikirkan, membayangkannya saja tidak pernah....

"Daddy pasti sedang bercanda, kan?" Si gadis tadi yang melayangkan tatapan penuh selidik kearah Jasmine, kini menatap muka ayahnya untuk mencari kebohongan dari perkataan ayahnya itu.

Tapi tak ia temukan sedikitpun kebohongan di wajah ayahnya itu, membuat gadis itu menggelengkan kepalanya tidak terima.

"Daddy pasti sedang bercanda. Iya, kan. Bercandaan daddy kali ini sangat sangat tidak lucu." Tekannya pada kata sangat itu.

Kini tatapan gadis itu terarah pada Jasmine, tatapan penuh permusuhan itu dilayangkan si gadis remaja tadi membuat Jasmine yang melihatnya mulai gugup.

Siapa yang tidak gugup kalau ditatap seperti itu oleh orang yang tidak kau kenal?

"Kenapa kau masih disini. Pergi sekarang juga!" Teriaknya pada Jasmine membuat Jasmine tersentak dari lamunannya.

Dengan cepat Jasmine menundukkan kepalanya sebagai bentuk salam perpisahan sebelum meninggalkan ruangan ini bersama Raka dalam gandengannya.

Pintu baru saja tertutup, menyisakan keempat orang keluarga yang kini saling bertatapan.

"Kenapa kau mengusir dia, Aura?" Pertanyaan dari daddynya itu membuat pandangan gadis bernama Aurora itu menoleh kearah ayahnya.

"Aku tidak mau punya mama baru, dad. Aku mengizinkan daddy untuk berpacaran dengan siapapun, tapi tidak sampai menikahi wanita manapun." Aurora menatap tegas kearah ayahnya itu.

"Tapi dad..." Belum sempat sang ayah melanjutkan ucapannya, rasa sakit di kepalanya membuat pria dewasa itu merintih kesakitan.

Jangan tanya bagaimana keadaan ketiga orang remaja itu. Sudah pasti mereka khawatir dengan kondisi sang ayah.

"Cepat tekan tombol itu." Titah salah satu remaja itu yang terlihat paling tua diantara ketiganya. Dengan cepat remaja satunya lagi segera menekan tombol yang ada disampingnya itu.

Tak begitu lama, datang 3 orang dokter kedalam ruangan itu. Pemandangan didepan ketiganya membuat mereka bertiga dengan sikap menolong pria tadi.

"Daddy, jangan tinggalin Aura." Isak Aurora yang kini ditarik lembut oleh kakaknya itu. Ketiga remaja tadi telah diminta secara halus untuk meninggalkan ruang rawat karena ketiga dokter tadi harus segera menangani pasien ini.

Awalnya Aurora sangat memberontak dan tidak ingin keluar, tapi setelah dibujuk oleh kakak dan adiknya, akhirnya Aurora luluh juga. Terbukti dengan keberadaan ketiga remaja yang tak lain adalah putra dan putri dari pasien tadi didepan pintu rawat daddy mereka itu. 

Sang kakak masih setia menenangkan sang adik karena sejak tadi, sang adik tidak berhenti menangis.

"Jangan menangis, Ra. Aku yakin daddy pasti baik-baik saja." Mendengar ucapan dari sang kakak membuat Aurora mendongak.

"Tapi, dad tadi tampak sangat kesakitan, Kak." Ucap Aurora disela tangisannya.

Seseorang yang di panggil kak itu menghela napas panjang, sejujurnya dia juga cemas melihat kondisi ayahnya. Tapi dia tidak mungkin menunjukkan raut sedihnya di depan adik-adiknya itu. Nanti siapa yang menguatkan keduanya kalau dirinya saja juga ikut bersedih.

"Tenang, sudah jangan menangis, kak." Ucap sang adik yang bernama Wilson itu.

Masih belum reda tangis Aurora, kini ruang rawat ayahnya terbuka menampilkan ketiga dokter tadi yang kini berdiri di depan ketiga remaja itu.

Ketiganya langsung berdiri, selaku yang paling tua, Jackson segera bertanya tentang kondisi ayahnya itu.

"Bagaimana keadaan ayahku?" Pertanyaan itu membuat ketiga dokter tadi menghela napas panjang. Melihat hal itu semakin menambah rasa khawatir dibenak ketiga remaja itu.

"Cepat katakan, bagaimana keadaan ayahku!" Seru Aurora yang tak kunjung mendapat jawaban yang ingin ia dengar dari mulut sang dokter.

"Ayah kalian baik-baik saja." Ketiganya langsung melegakan pundak mereka yang sajak tadi tegang mendengar kondisi sang ayah.

"Tapi," Perasaan lega tadi langsung berubah saat salah satu dokter mengucapkan kata 'tapi' itu.

"Tapi apa?" Desak Wilson yang segera ingin mendengar penjelasan terkait kondisi ayahnya itu.

"Melihat dari kondisi ayah kalian, sepertinya ayah kalian mengalami amnesia ringan. Kemungkinan ada beberapa peristiwa yang sepertinya menghilang dari memori otak ayah kalian."

Ketiganya tercekat saat mendengar bahwa ayah mereka mengalami amnesia ringan. "Tapi kalian tidak perlu khawatir, kondisi tubuh pasien sudah mendingan. Hanya tinggal memulihkannya saja."

"Dan sebaiknya, kalian bertiga jangan dulu memberikan pertanyaan yang terlalu membebani pikiran ayah kalian." Sambung dokter tadi.

Ketiganya mengangguk lalu mulai memasuki ruang rawat ayahnya, setelah diizinkan masuk oleh ketiga dokter tadi. Asalkan tidak menganggu waktu istirahat sang pasien.

Ketiga dokter tadi juga sudah meninggalkan ketiga remaja itu. Kini ketiga anak dari salah satu pasien di ruang VIP dirumah sakit ini, masih setia menunggu ayah mereka sadar.

Tak henti ketiganya berdoa tentang kesembuhan ayahnya itu.

...⚠Lanjut ke part selanjutnya, ya😍😉⚠...

...💞Menikahi Duda Beranak 3💞...

 

Terpopuler

Comments

Della Safira

Della Safira

Raka td anak siapa?

2022-09-28

0

💐Lusi81

💐Lusi81

makin penisirin saya ,Thor. Uda pasti lanjut baca dongggg...🤗

2022-07-20

0

Deli Afni

Deli Afni

nextt

2022-04-05

0

lihat semua
Episodes
1 1. Adik Kecil
2 2. Kondisi Sang Ayah
3 3. Kondisi yang Sama
4 4. Tempat Tinggal Baru
5 5. Adegan Penculikan
6 6. Sebuah Ancamam
7 7. Menjenguk
8 8. Anak Laki - Laki
9 9. Perkataan Itu
10 10. Kantor Bertingkat
11 11. Rencana Pernikahan?
12 12. Kedatangan Tamu
13 13. Lamaran Diterima
14 14. Penolakan Si Tripel
15 15. Pasutri Baru
16 16. Awal Baru
17 17. Ke Sekolah Aurora
18 18. Hak
19 19. Sang Sahabat
20 20. Accident
21 21. Kepulangan Venson
22 22. Liburan
23 23. Berkunjung
24 24. Kejadian
25 25. Tepat Waktu
26 26. Kesalahpahaman
27 27. Kekesalan Aurora
28 28. Masalah Baru
29 29. Masakan Buatan Mama Baru
30 30. Kelakuan Pak Steve
31 Titip Rindu buat Kamu!
32 31. Amarah Aurora
33 32. Pertemuan Kedua
34 33. Kecelakaan
35 34. Ruang ICU
36 Ruang Rawat
37 Perhatian yang Terabaikan
38 Perjanjian Itu
39 Kian Memanas
40 Menemui Aura
41 Rasa Trauma
42 Penenang
43 Rasa Sakit
44 'Terpisah Sementara'
45 Tuduhan
46 Bukti Foto
47 Suasana Berubah
48 Mencari Tahu
49 Fakta yang ada
50 Obrolan di Bui
51 Rumah Sakit
52 [Flashback]
53 Pengumuman.
54 Adik dan Kakak
55 Nasihat Mama
56 Pertemuan di Mall
57 Pertengkaran Antar Cewek
58 Kemarahan yang Terpendam
59 Pertemuan
60 Kembali Bersatu
61 Pesta Ulangtahun
62 Menerima Hadiah
63 Perihal Hutang
64 Kesempatan
65 Kilas Balik
66 Back to Home
67 Moment
68 Datang Bertemu
69 Anggota Baru (Jeevana Asmira Klein)
70 Extra Part (1)
71 Extra Part (2)
72 Ekstra Part (3)
73 Extra Part (4)
74 Ektra End
Episodes

Updated 74 Episodes

1
1. Adik Kecil
2
2. Kondisi Sang Ayah
3
3. Kondisi yang Sama
4
4. Tempat Tinggal Baru
5
5. Adegan Penculikan
6
6. Sebuah Ancamam
7
7. Menjenguk
8
8. Anak Laki - Laki
9
9. Perkataan Itu
10
10. Kantor Bertingkat
11
11. Rencana Pernikahan?
12
12. Kedatangan Tamu
13
13. Lamaran Diterima
14
14. Penolakan Si Tripel
15
15. Pasutri Baru
16
16. Awal Baru
17
17. Ke Sekolah Aurora
18
18. Hak
19
19. Sang Sahabat
20
20. Accident
21
21. Kepulangan Venson
22
22. Liburan
23
23. Berkunjung
24
24. Kejadian
25
25. Tepat Waktu
26
26. Kesalahpahaman
27
27. Kekesalan Aurora
28
28. Masalah Baru
29
29. Masakan Buatan Mama Baru
30
30. Kelakuan Pak Steve
31
Titip Rindu buat Kamu!
32
31. Amarah Aurora
33
32. Pertemuan Kedua
34
33. Kecelakaan
35
34. Ruang ICU
36
Ruang Rawat
37
Perhatian yang Terabaikan
38
Perjanjian Itu
39
Kian Memanas
40
Menemui Aura
41
Rasa Trauma
42
Penenang
43
Rasa Sakit
44
'Terpisah Sementara'
45
Tuduhan
46
Bukti Foto
47
Suasana Berubah
48
Mencari Tahu
49
Fakta yang ada
50
Obrolan di Bui
51
Rumah Sakit
52
[Flashback]
53
Pengumuman.
54
Adik dan Kakak
55
Nasihat Mama
56
Pertemuan di Mall
57
Pertengkaran Antar Cewek
58
Kemarahan yang Terpendam
59
Pertemuan
60
Kembali Bersatu
61
Pesta Ulangtahun
62
Menerima Hadiah
63
Perihal Hutang
64
Kesempatan
65
Kilas Balik
66
Back to Home
67
Moment
68
Datang Bertemu
69
Anggota Baru (Jeevana Asmira Klein)
70
Extra Part (1)
71
Extra Part (2)
72
Ekstra Part (3)
73
Extra Part (4)
74
Ektra End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!