3. Kondisi yang Sama

...🍁Menikahi Duda Beranak Tiga🍁...

.......

.......

Saat ini Jasmine dan Raka tengah berjalan menuju kearah toko, di mana tadi Raka dipergoki mencuri di toko tersebut. Tentunya setelah acara pengusiran yang dilakukan oleh gadis pemilik kamar inap itu.

Jasmine memang berniat membawa Raka untuk mengembalikan roti yang telah dia curi tadi. Kepanikan terlihat jelas dirajut wajah Raka, begitu menyadari kemana Jasmine membawanya saat ini.

Raka semakin bertambah panik seiring dengan mendekatnya jarak mereka dengan toko tersebut. Raka sendiri pun bahkan bisa melihat sang pemilik toko roti tersebut, tengah berada di depan toko itu.

Tentu saja Jasmine menyadari kepanikan Raka, terlebih saat genggaman tangan mungil Raka di telapak tangannya itu semakin mengerat dan juga posisi Raka yang semakin menyembunyikan dirinya di balik tubuh Jasmine.

Sebenarnya Jasmine kesini untuk menyelesaikan masalah antara Raka dengan sang pemilik toko, bukan untuk membuat Raka ketakutan seperti ini.

Tapi bukannya rasa takut itu manusiawi, kan? Apalagi setelah kita melakukan suatu kesalahan, pastinya tetap saja ada rasa takut yang hinggap di hati.

Sang pemilik toko yang menyadari keberadaan sosok sang pencuri kecil itu langsung menatap tajam kearah pencuri kecil itu.

Raka kini langsung menyembunyikan tubuhnya di balik tubuh seorang gadis. Yups siapa lagi kalau bukan tubuh si Jasmin.

"Hai kau anak kecil! Berani - beraninya kau mencuri roti di tokoku." Ujar sang pemilik toko tadi dengan nada marah.

Raka yang mendengar perkataan bernada marah itupun langsung ketakutan. Bahkan pegangan tangannya dengan Jasmin semakin mengerat.

Bagaimanapun juga dia masih anak kecil, bahkan usianya masih 8 tahun. Bukankah respon yang diberikan Raka itu adalah hak wajar. Bahkan saat ini tubuhnya bergetar jadi dingin sampai masuk ke tulang.

"Kau mau dibawa polisi dan masuk ke penjara, huh. Kecil - kecil sudah mencuri!" Seakan belom puas akan perkataannya tadi, sang pemilik toko kembali melayangkan amarahnya pada Raka.

"Paman, tidak kah paman terlalu kasar padanya." Jasmine membalas perkataan itu sambil berusaha tuk tenang dan menatap langsung kearah pemilik toko itu.

"Paman, saya ke sini bukan untuk mencari masalah dengan paman. Saya kemari hanya ingin meluruskan masalah yang ada."

"Apa maksudmu? Cepat berikan dia padaku, akan aku bawa anak itu ke kantor polisi!" Suara lantang dari sang pemilik toko, tentu mengundang beberapa tanya di benak sang pengguna jalan. Terutama mereka yang memang berjalan kaki di sekitaran toko.

Hal itu tentu saja membuat Jasmine tidak nyaman, dia kemari itu ingin berdamai dengan paman ini. Tapi kenapa terjadi keributan apalagi sampai menjadi pusat perhatian seperti ini.

"Paman, saya sudah bilang tadi. Saya kesini untuk mengembalikan roti yang sudah dicuri oleh adik kecil ini. Agar masalahnya cepat selesai."

"Apa kau bilang?! mengembalikan roti itu. Enak saja kau bilang begitu. Aku tidak sudi menerima barang yang sudah di curi oleh anak itu."

Sungguh rasanya Jasmine ingin cepat selesai masalah ini. Lagipula dirinya juga tidak suka dijadikan tontonan macam ini. Di pikir dia ini apa? Sirkus? Pakai ditonton-tonton segala.

"Oke, jadi paman maunya gimana?" Pada akhirnya Jasmine mengatakan hal tersebut agar urusannya cepat selesai dan tidak merembet kemana mana.

"Aku ingin anak kecil itu mengganti rugi semua rotiku yang dicurinya." Jasmine kembali menghela nafas.

"Baiklah saya akan mengganti rugi roti ini tiga kali lipat dari harga aslinya." Mendengar kata tiga kali lipat membuat sang pemilik toko tersenyum senang.

"Oke kalau begitu. Kau ambil 3 roti itu dan kau bayar semuanya 3 kali lipat." Terlihat jelas mata sang pemilik toko yang berbinar saat menyebutkan nominal uang yang harus Jasmine bayar.

Sesuai kesepakatan, Jasmine membayar roti itu tiga kali lipat dari harga aslinya. Dia mengeluarkan uang dari dompetnya dan diberikan kepada sang pemilik toko.

"Jadi urusan kita sudah selesai ya, paman. Dan saya harap paman tidak membentak bentak anak kecil ini maupun orang lain lagi."

Paman tadi hanya menatap malas kearah Jasmine, apalagi setelah dia mendapat yang ganti rugi. "Ya ya ya terserah. Pergilah kalian dari tokoku." Ucap pemilik toko tadi yang kini hanya fokus menghitung uang yang ada di tangannya.

"Baiklah kalau begitu kami permisi." Salam pamitan itu tidak dibalas oleh sang pemilik toko. Paman ith malah langsung masuk ke dalam tokonya tanpa memperdulikan Jasmine maupun Raka.

Respon itu kembali membuat Jasmine menghela nafas panjang. "Ya sudah, Raka. Raka ikut kakak, ya. Nanti kakak akan tunjukin tempat yang nyaman untuk Raka tinggal, daripada di jalanan seperti ini." Raka mengangguk dan kini mulai mengikuti langkah Jasmine yang berada di sampingnya. Tapi seakan ingat sesuatu Raka langsung menghentikan langkahnya membuat Jasmine juga ikut menghentikan langkahnya.

"Kenapa?" Tanya Jasmine yang mendapati adik kecil ini terdiam dibelakangnya. "Kak aku teringat adikku." Mendengar kata adik tentu membuat Jasmine sedikit terkejut.

"Jadi kau tinggal bersama adikmu? Lalu sekarang dimana adikmu?"

"Dia ada di suatu tempat, Kak." Jawab Raka sambil menunduk. "Ya, sudah. Ayo kita kesana untuk menemui adikmu itu."

Raka yang semula menunduk, langsung mendongak menatap kearah Jasmine. "Ayo, Kak." Ucap Raka bersemangat lalu dia menuju ke tempat di mana adiknya saat ini tinggal diikuti oleh Jasmine.

Cukup lama keduanya berjalan bahkan sampai masuk kedalam emperan - emperan toko yang ada di sebuah pasar yang lumayan...Entah ini pasar tradisional atau pasar apa.

Namun jika dilihat dari tingkat kebersihannya juga kurang untuk dipandang. Bahkan Jasmine baru tahu kalau ada lokasi ini tak jauh dari keramaian dan dia juga baru pertama kali ke sini.

"Kita mau kemana, Ka? Kau dan adikmu tinggal di sini?" Kalau sampai benar Raka dan adiknya tinggal disini, Jasmine tidak bisa membayangkan seperti apa jadinya.

"Kak, sebentar lagi kita sampai." Perkataan dari Raka membuat Jasmine mengernyit bingung. Ditambah lagi begitu melihat kondisi di sekitarnya yang terbilang jauh dari kata baik.

Lamunan Jasmine terbuyarkan ketika suara Raka kembali terdengar di telinganya. "Rara." Panggilan itu sontak membuat sang pemilik nama menoleh.

"Kakak dari mana saja. Rara takut sendirian, Kak." Timpal sosok anak kecil yng berada didepan Raka dan Jasmine.

"Maafkan kakak ya, Ra. Karena kakak lama dan ini kakak punya makanan untuk kamu." Raka memberikan 2 bungkus roti itu kepada sang adik.

Rara menatap binar kearah roti yang didapatkan oleh kakaknya itu. Setelah berucap terimakasih, Rara langsung memakan roti itu dengan raut wajah bahagia.

Melihat pemandangan di depan matanya membuat Jasmine berusaha untuk tidak meneteskan air matanya. Sungguh dia sangat terharu melihat kondisi kedua anak kecil ini. Mereka tinggal di tempat seperti ini dengan kondisi yang Jasmine sendiri sulit untuk menjelaskannya.

Ditambah lagi melihat senyum lebar di bibir adik kecil yang Raka panggil Rara itu. Senyum tulus dan bahagia milik gadis kecil ini membuat Jasmine juga ikut tersenyum. Bahkan sampai membuat Jasmine tak bisa berkata-kata.

Dihampirinya kedua adik kecil itu membuat Rara yang tadi tengah fokus pada makanannya menoleh dan dia langsung menjauh kemudian mendekat kearah kakaknya itu.

"Kak, dia siapa?" Cicit suara itu membuat Jasmine mengulas senyum di bibirnya.

"Tenang, Ra. Dia ini kak Jasmine. Dia juga yang tadi nolongin kakak. Kamu jangan takut, ya. Kak Jasmine itu orang baik." Mendengar penuturan sang kakak membuat Rara kembali ke tempat semula.

"Halo, nama adik Rara, kan?" Sang pemilik nama itu mengangguk. Jasmine semakin menekan air matanya agar tidak keluar begitu melihat kondisi adiknya Raka ini. Terlihat tubuh kecilnya yang terlihat kurang baik dan kurang terawat.

"Nama kakak adalah Jasmine. Senang bertemu denganmu, Ra." Ucap Jasmine sambil menatap lurus kearah Rara dibarengi dengan senyuman yang terbit di bibirnya. Melihat senyuman itu membuat Rara juga ikut mengembangkan senyumnya.

"Iya, Kak. Halo namaku Rara, aku adiknya kak Raka." Ucapnya pelan bahkan nyaris tak terdengar.

Tak ingin menganggu acara makan Rara, Jasmine kembali mengeluarkan suaranya. "Ya sudah kamu lanjutin makannya. Biar Kakak tungguin di sini dan kau juga makan, Raka. Kakak tahu kamu pasti laper." Mendengarnya membuat kedua adik kecil itu kembali memakan roti yang telah dibayar oleh Jasmine.

Jasmine melihat keduanya makan dengan lahap, tentu saja hal itu membuatnya bahagia. Entah kenapa dirinya merasa Dé javu, karena kondisinya dulu tak jauh beda dari kondisi Rara dan Raka saat ini.

Sebab dirinya juga hidup luntang - lantung dijalanan. Hingga akhirnya ada seorang ibu - ibu yang mau menolong dan merawatnya sampai sekarang ini.

Sembari menunggu kedua adik kecil itu makan, Jasmine mengedarkan pandangannya ke segala arah. Dirinya meneliti setiap jengkal yang dapat ia tatap. Entah kenapa membayangkan kondisi tempat ini kembali membuat Jasmine ingat akan kehidupannya di masa lalu.

Hidup hanya bermodalkan belas kasihan orang - orang. Hidup dengan segala keterbatasan yang dia miliki pada saat itu. Bahkan tak jarang dulu dia dimaki, diusir, dimarahi hanya karena meminta sedikit makanan untuk menyambung hidupnya.

Banyak sekali kenangan yang Jasmine ingat ketika dirinya menatap kedua sosok adik kecil ini. Dirinya seakan berkaca begitu melihat kondisi dari kedua kakak beradik ini.

Dulu saat dirinya ditinggal kedua orang tuanya yang sudah lebih dulu berpulang. Dia terpaksa hidup dijalanan karena tidak memiliki tempat tinggal, bahkan sanak saudaranya tidak lagi peduli padanya. Makanya Jasmine tahu betul bagaimana rasanya berada di posisi Raka dan Rara saat ini.

Karena dia sudah kelaparan tapi tidak memiliki uang sama sekali tapi dengan baiknya ibu - ibu tadi menolongnya. Dan mau memberinya makan bahkan tempat tinggal. Sampai saat ini pun dia masih tinggal dengan ibu - ibu tadi.

Ibu - Ibu yang telah ditinggal pergi suaminya dan tidak memiliki anak dan baiknya lagi, Ibu tadi itu telah menganggap Jasmine sebagai Putri kandungnya sendiri walaupun nyatanya Jasmine tidak lahir dari rahim sendiri.

.......

.......

.......

...🍁 Thank You💙🍁,...

...❕To Be Continue❕...

Terpopuler

Comments

AR Althafunisa

AR Althafunisa

ga tega banget sama anak kecil 😭😭😭

2023-07-25

0

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Lanjut

2023-07-07

0

candra rahma

candra rahma

😭

2022-05-17

0

lihat semua
Episodes
1 1. Adik Kecil
2 2. Kondisi Sang Ayah
3 3. Kondisi yang Sama
4 4. Tempat Tinggal Baru
5 5. Adegan Penculikan
6 6. Sebuah Ancamam
7 7. Menjenguk
8 8. Anak Laki - Laki
9 9. Perkataan Itu
10 10. Kantor Bertingkat
11 11. Rencana Pernikahan?
12 12. Kedatangan Tamu
13 13. Lamaran Diterima
14 14. Penolakan Si Tripel
15 15. Pasutri Baru
16 16. Awal Baru
17 17. Ke Sekolah Aurora
18 18. Hak
19 19. Sang Sahabat
20 20. Accident
21 21. Kepulangan Venson
22 22. Liburan
23 23. Berkunjung
24 24. Kejadian
25 25. Tepat Waktu
26 26. Kesalahpahaman
27 27. Kekesalan Aurora
28 28. Masalah Baru
29 29. Masakan Buatan Mama Baru
30 30. Kelakuan Pak Steve
31 Titip Rindu buat Kamu!
32 31. Amarah Aurora
33 32. Pertemuan Kedua
34 33. Kecelakaan
35 34. Ruang ICU
36 Ruang Rawat
37 Perhatian yang Terabaikan
38 Perjanjian Itu
39 Kian Memanas
40 Menemui Aura
41 Rasa Trauma
42 Penenang
43 Rasa Sakit
44 'Terpisah Sementara'
45 Tuduhan
46 Bukti Foto
47 Suasana Berubah
48 Mencari Tahu
49 Fakta yang ada
50 Obrolan di Bui
51 Rumah Sakit
52 [Flashback]
53 Pengumuman.
54 Adik dan Kakak
55 Nasihat Mama
56 Pertemuan di Mall
57 Pertengkaran Antar Cewek
58 Kemarahan yang Terpendam
59 Pertemuan
60 Kembali Bersatu
61 Pesta Ulangtahun
62 Menerima Hadiah
63 Perihal Hutang
64 Kesempatan
65 Kilas Balik
66 Back to Home
67 Moment
68 Datang Bertemu
69 Anggota Baru (Jeevana Asmira Klein)
70 Extra Part (1)
71 Extra Part (2)
72 Ekstra Part (3)
73 Extra Part (4)
74 Ektra End
Episodes

Updated 74 Episodes

1
1. Adik Kecil
2
2. Kondisi Sang Ayah
3
3. Kondisi yang Sama
4
4. Tempat Tinggal Baru
5
5. Adegan Penculikan
6
6. Sebuah Ancamam
7
7. Menjenguk
8
8. Anak Laki - Laki
9
9. Perkataan Itu
10
10. Kantor Bertingkat
11
11. Rencana Pernikahan?
12
12. Kedatangan Tamu
13
13. Lamaran Diterima
14
14. Penolakan Si Tripel
15
15. Pasutri Baru
16
16. Awal Baru
17
17. Ke Sekolah Aurora
18
18. Hak
19
19. Sang Sahabat
20
20. Accident
21
21. Kepulangan Venson
22
22. Liburan
23
23. Berkunjung
24
24. Kejadian
25
25. Tepat Waktu
26
26. Kesalahpahaman
27
27. Kekesalan Aurora
28
28. Masalah Baru
29
29. Masakan Buatan Mama Baru
30
30. Kelakuan Pak Steve
31
Titip Rindu buat Kamu!
32
31. Amarah Aurora
33
32. Pertemuan Kedua
34
33. Kecelakaan
35
34. Ruang ICU
36
Ruang Rawat
37
Perhatian yang Terabaikan
38
Perjanjian Itu
39
Kian Memanas
40
Menemui Aura
41
Rasa Trauma
42
Penenang
43
Rasa Sakit
44
'Terpisah Sementara'
45
Tuduhan
46
Bukti Foto
47
Suasana Berubah
48
Mencari Tahu
49
Fakta yang ada
50
Obrolan di Bui
51
Rumah Sakit
52
[Flashback]
53
Pengumuman.
54
Adik dan Kakak
55
Nasihat Mama
56
Pertemuan di Mall
57
Pertengkaran Antar Cewek
58
Kemarahan yang Terpendam
59
Pertemuan
60
Kembali Bersatu
61
Pesta Ulangtahun
62
Menerima Hadiah
63
Perihal Hutang
64
Kesempatan
65
Kilas Balik
66
Back to Home
67
Moment
68
Datang Bertemu
69
Anggota Baru (Jeevana Asmira Klein)
70
Extra Part (1)
71
Extra Part (2)
72
Ekstra Part (3)
73
Extra Part (4)
74
Ektra End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!