Chapter 5 | Berangkat Bersama

“Ciee.. udah nggak jomblo lagi, nih,” goda Randy seraya menyenggol lengan Natashya yang duduk di sebelahnya. Riana dan Heru yang duduk di depan tersenyum melihat tingkah kedua anak mereka.

Perjodohan tidak jadi dibatalkan. Natashya sendiri menerima dengan sukarela hubungan yang mereka rancang. Berharap dalam hati, semoga hubungan mereka bisa berlanjut hingga maut memisahkan tentunya.

Natashya merotasikan bola matanya malas. “Diem lo.”

Randy terbahak melihat sikap Natashya. Adiknya kenapa semenyebalkan ini, sih? Randy, kan, jadi pengen buang ke Laut Hitam.

Tapi, ya, Natashya itu kalau lagi sebal, tingkat kegemasannya meningkat drastis. Randy hobi sekali mengganggu adik perempuannya ini.

“Kamu yakin, kan, sama keputusan kamu, Shya?” tanya Riana ingin memastikan.

“Hm.”

“Kamu nggak akan nyesel, kan?”

“Hm.”

“Ini bener-bener kamu yang mutusin, kan? Bukan karna Ayah atau Bunda?”

“Hm.”

Ckiittt..

Heru membalikkan tubuh ke belakang usai menginjak rem, menatap tajam si bungsu yang terlihat tidak acuh padanya. “Hm, hm, hm terus. Ini bukan konser Nissa Sabyan, Shya. Kalo ditanya tuh dijawab.”

Natashya menoleh sebentar. Lalu mengangguk sambil mengangkat ibu jari. “Oke.”

Heru, Riana, dan Randy mengusap dada bersamaan. Mereka jadi agak menyesal menjodohkan Natashya dengan Anton. Bagaimana kalau lelaki itu terserang tekanan darah tinggi karena tidak sanggup menghadapi putri mereka?

Wah, Heru dan Riana jadi ingin mencuci otak Natashya sekali saja.

“Dikurangin dinginnya, Shya. Nanti kalo suami lo kena hipertensi, gimana?” ucap Randy memberi saran. Mobil pun kembali dilajukan oleh Heru.

Natashya mengedikkan bahu. “Takdir,” jawabnya enteng.

“Innalilahi! BUNDA CUCI OTAK KAMU PAKE DETERJEN, YA, LAMA-LAMA.”

...❄️❄️❄️...

Anton bangun agak kesiangan pagi ini. Untung hari ini jadwal kelasnya agak siang. Jadi, nggak pa pa dong.

Sebenernya, sih, Anton udah bangun pagi untuk salat Subuh. Tapi, habis itu tidur lagi karena mengantuk. Percayalah, sedingin apa pun Antonio Riko Alfiansyah, dia akan tetap menjalankan tugasnya sebagai umat agama Islam.

“Morning, Yo!” sapa Nia ketika melihat Anton turun dari lantai dua. Lelaki itu hanya mengangguk kecil. Mengambil posisi duduk di kursi ruang makan dan mengambil sandwich untuk sarapan. “Kelas kamu siang, ya?”

“Iya.”

“Wah, pas dong! Tashya juga kelas siang hari ini. Kamu jemput sekalian, ya.” Nia berkata antusias.

Anton menaikkan sebelah alisnya bingung. “Mama tau dari mana?”

Nia tersenyum lebar. “Tadi Mama telpon calon mertuamu.” Nia merapikan bekas makanan suaminya yang sedang sibuk membaca koran pagi. “Jemput, ya, nanti. Tadi Mama udah bilang.”

Anton menghela napas. “Iya, Ma.”

“Yang semangat dong, Yo. Mama tuh cuma pengen kamu lebih deket sama Tashya. Kan, kalian mau menikah.”

Tau gitu ngapain dinikahin, Ma? Kan, kita nggak kenal.

Anton manggut-manggut saja. “Iya, iya, Ma. Nanti Nio jemput.”

“Oh, ya!” Nia bergegas pergi ke dapur dan mengambil sebuah kotak makan berukuran sedang. Diangsurkannya kotak itu pada Anton. “Kasih ke Tashya, ya. Mama tadi buatin sandwich spesial buat dia.”

Gue aja nggak pernah diginiin.

“Ya udah, Nio berangkat dulu.” Anton bangkit dari kursi dan menyalami kedua orang tuanya. Lalu meraih kotak makan itu dan membawanya pergi bersama.

Anton menatap kotak makan di tangannya dengan bibir mencibir. Anak sendiri aja nggak diperhatiin. Giliran anak orang lain dimanjain. Itulah Mama.

Anton melajukan mobilnya di jalanan. Namun, belum sempat lima menit perjalanan, ia menginjak pedal rem.

“Gue, kan, nggak tau rumah Natashya di mana!”

Anton menempelkan dahinya pasrah pada kemudi. Sial! Harusnya gue tanya dulu sama Mama tadi.

...❄️❄️❄️...

Ting tong!

Natashya, Randy, Riana, dan Heru terdiam. Mereka saling berpandangan sejenak. Siapa yang datang ke rumah mereka?

Natashya yang sedang memakai sepatu beranjak ke pintu utama. Ia membuka pintu dan menemukan Anton tengah berdiri di sana. Sontak alis Natashya mengerut bingung.

“Nggak disuruh masuk?” sindir Anton dengan mata memicing.

Tanpa berkata apa pun, Natashya berbalik meninggalkan lelaki itu. Anton mendengkus, calon istrinya ini perempuan spesies apa, sih?

Anton menutup pintu sebelum masuk ke dalam rumah. Sesekali pandangannya menelisik interior rumah keluarga Natashya. Tidak sebesar rumahnya, tapi rapi dan nyaman.

“Pagi, Om, Tante, Bang,” sapa Anton seramah mungkin.

“Pagi juga. Mau jemput Tashya, ya?” tanya Riana. Ia baru ingat kalau Nia sempat menghubungi untuk memberitahu kalau Anton akan datang menjemput Natashya.

“Iya, Tan.”

“Shya, dijemput calon suami tuh.” Randy sengaja menggoda adiknya. Natashya hanya mendengkus. Ia menyambar tas lalu menyalami Heru dan Riana bergantian. Ketika melewati Randy, gadis itu menjitak kepala abangnya dengan sengaja.

“Aww..” Randy meringis sakit. “TASHYA! ADEK DURHAKA, YA, LO!”

Natashya mengangkat jempolnya sambil terus melangkah tanpa berbalik ke belakang. Randy pasti sudah seperti banteng yang akan mengamuk. Jadi, harus segera dihindari.

Selama perjalanan, sepasang calon pengantin itu hanya diam. Anton sibuk menyetir, Natashya sibuk memperhatikan jalan.

Gadis itu sedang membayangkan seperti apa kehidupannya nanti setelah menikah. Jujur saja, ia menerima perjodohan ini karena melihat raut wajah bahagia Riana dan Heru. Kedua orang tuanya begitu senang ketika Natashya tidak menolak menikah dengan Antonio.

Natashya awalnya tidak keberatan mengorbankan perasaannya sendiri untuk Heru dan Riana. Tapi, kok, sekarang agak menyesal, ya.

Anton memang tampan, Natashya tidak akan munafik dengan menampik kenyataan yang satu itu. Tapi, sikap lelaki itu tidak ada manis-manisnya.

Sepertinya, rencana memiliki calon suami romantis dan penyayang harus Natashya buang jauh-jauh dari sekarang.

“Shya?”

Natashya tersentak. Ia menoleh ke kanan-kiri, mobil sudah berhenti. Tapi, ini bukan area kampus mereka. “Apa?” balasnya seraya menatap Anton balik.

“Ehm, gue cuma mau ngasih tau peraturan buat lo dan gue setelah menikah nanti.”

Natashya mengangkat sebelah alisnya. “Apa?”

Tatapan Anton berubah serius. “Gue cuma mau menikah sekali. So, nggak ada kata perceraian buat kita nanti.”

Natashya manggut-manggut. “Tergantung.”

Dahi Anton mengerut. “Tergantung apa?”

“Seberapa ngeselinnya lo.”

Anton memicing sebal. “Lo pikir, lo nggak nyebelin, Shya?”

Natashya mengedikkan bahu. “Tiap pemikiran manusia beda-beda. Menurut gue, nggak, kok. Biasa aja.”

Ini pertama kalinya Natashya berbicara agak panjang dengan Anton. Tapi, kalimatnya sangat menyebalkan.

Kalau begini jadinya, Anton lebih memilih Natashya menjadi patung saja. Biar diam selamanya.

“Ck,” Anton berdecak. “Nggak sadar diri,” sindirnya dengan suara sangat pelan.

“Gue denger, An.”

“An?”

Natashya mengangguk. “An, Anton. ‘Nton’ itu aneh.”

“Apanya yang aneh?”

“Anton itu nama, bukan satuan berat.”

Anton terheran sekali. Wah, wah, jadi namanya disamakan dengan satuan “ton”? Hei, itu beda jauh!

“Beda, Shya,” bantah Anton.

“Gue nggak bilang sama.” Natashya membela.

Sial! Nih cewek nyebelinnya tingkat tinggi.

“Terserah.” Anton membiarkan. “Satu lagi,” ia menjeda. “Gue nggak mau hubungan kita keekspos di kampus.”

“Oke,” balas Natashya cepat. Ia melirik jam di pergelangan tangannya. “Jalanin mobilnya. Gue telat.”

Cih, sok sibuk.

Anton menjalankan mobil menuju kampus. Suasana di dalam mobil hening kembali. Hanya ada deru kendaraan yang terdengar.

Oh, ya. Dan suara dentingan ponsel Natashya yang mendapat spam chat dari Laily.

Tak butuh waktu lama, mobil berhenti sempurna di parkiran kampus X. Natashya bergerak cepat melepas seatbelt dan turun dari mobil. Kuisnya akan dimulai lima menit lagi!

Anton geleng-geleng melihat Natashya buru-buru masuk ke dalam kelas. Kayaknya dia emang telat.

Anton menepuk dahi ketika ingat dengan kotak makanan yang Nia beri pagi ini. Dia lupa memberikannya pada Natashya. Ya udahlah, kasih nanti aja.

Lelaki itu turun dari mobil dan melenggang pergi ke ruang kelasnya.

“Wah, parah! Bunga kampus sama idola kampus berangkat bareng!”

“Viral, nih!”

“Apakah ini tanda-tanda kalo hati gue bakalan potek?”

“Udah bunyi ‘krek krek’ nih, ye.”

“Pasti langsung heboh satu kampus!”

Anton yang mendengar semua bisikan itu sama sekali tak acuh. Baginya, gosip itu akan hilang ditelan waktu dengan sendirinya.

Jadi, nggak usah dipikirin.

^^^To be continue...^^^

...❄️❄️❄️...

Semoga suka dengan chapter kali ini. Masih datar-datar dulu, ya. Sambil nikmatin sikap nyebelinnya Natashya sama Anton, hihi.

See you di chapter selanjutnya!

Terpopuler

Comments

Icha Santana

Icha Santana

hahahaha...
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2022-04-14

1

Icha Santana

Icha Santana

omg hahahaha

2022-04-14

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 | Gadis Kutub?
2 Chapter 2 | Lelaki Es
3 Chapter 3 | Perjodohan
4 Chapter 4 | Pertemuan
5 Chapter 5 | Berangkat Bersama
6 Chapter 6 | Gara-Gara Baju Pengantin
7 Chapter 7 | Undangan Pernikahan
8 Chapter 8 | Acara Barbeque
9 Chapter 9 | Bukan Cinta (Spesial Hafi & Laily)
10 Chapter 10 | Wedding Day
11 Chapter 11 | Wedding Day (2)
12 Chapter 12 | Malam Pertama?
13 Chapter 13 | Insiden Bangun Tidur
14 Chapter 14 | Jalan-Jalan
15 Chapter 15 | Rumah Baru
16 Chapter 16 | PDKT Lagi
17 Chapter 17 | Dosen Baru
18 Chapter 18 | Makan Malam Keluarga
19 Chapter 19 | Anton Marah
20 Chapter 20 | Usaha Minta Maaf
21 Chapter 21 | Anton Marah, Lagi?
22 Chapter 22 | Akhirnya Tahu, Berakhir Malu
23 Chapter 23 | Hadiah Spesial
24 Chapter 24 | Satu Kamar
25 Chapter 25 | Senyum Antonio
26 Chapter 26 | Belanja Bulanan
27 Chapter 27 | Natashya Ngidam?
28 Chapter 28 | Alfira Imelda
29 Chapter 29 | Teman vs Istri
30 Chapter 30 | ‘Tamu’ Natashya
31 Chapter 31 | Cewek dengan Segala Hormonnya
32 Chapter 32 | Pertemuan Fira dan Natashya
33 Chapter 33 | Natashya Sakit
34 Chapter 34 | Natashya Sakit (2)
35 Chapter 35 | Rencana Bunda dan Mama
36 Chapter 36 | Hampir Lepas Kendali
37 Chapter 37 | Akibat dari Rencana
38 Chapter 38 | Dimaafkan
39 Chapter 39 | Si Nyamuk Tampan
40 Chapter 40 | Mata-Mata Rumah
41 Chapter 41 | Welcome in Paris
42 Chapter 42 | Jalan-Jalan di Paris
43 Chapter 43 | Suara Hati
44 Chapter 44 | I Love You
45 Chapter 45 | First Night
46 Chapter 46 | Pertemuan Tak Diinginkan
47 Chapter 47 | Natashya Tidak Suka
48 Chapter 48 | Oleh-Oleh untuk Randy
49 Chapter 49 | Dokter vs Ulet Bulu
50 Chapter 50 | Ambil Saja
51 Chapter 51 | Macan Betina Anton
52 Chapter 52 | Panggilan Darurat
53 Chapter 53 | Hadiah Apa?
54 Chapter 54 | Rencana Mereka
55 Chapter 55 | Kamu Kenapa?
56 Chapter 56 | Natashya Hilang!
57 I’m Sorry:(
58 Chapter 57 | Selamat Ulang Tahun, Antonio
59 Chapter 58 | Selamat Ulang Tahun, Antonio (2)
60 Chapter 59 | Jogging Berdua
61 Chapter 60 | Kedatangan Fira
62 Chapter 61 | Merasa Familiar
63 Chapter 62 | Kabar Gembira
64 Chapter 63 | Perhatian Berlebih
65 Chapter 64 | Tingkah Natashya
66 Chapter 65 | Mood si Bumil
67 Chapter 66 | Sosok Gadis
68 Chapter 67 | Azlan, Azizah, dan Naufal
69 Chapter 68 | Salah Paham
70 Chapter 69 | Dia Pergi...
71 Chapter 70 | Kecewa
72 Chapter 71 | Menyesal
73 Chapter 72 | Harus Bangkit
74 Chapter 73 | Maafkan Aku
75 Chapter 74 | Bertemu Azlan
76 Chapter 75 | Fakta Baru
77 Chapter 76 | Suara Hati Anton
78 Chapter 77 | Pulang
79 Chapter 78 | Pulang (2)
80 Chapter 79 | Nasihat Sahabat
81 Chapter 80 | Masih Berlanjut
82 Chapter 81 | Kedatangan Randy
83 Chapter 82 | Perpisahan
84 Chapter 83 | Kehadiran Sahabat
85 Chapter 84 | Mulai Bekerja
86 Chapter 85 | Siapa Pengirimnya?
87 Chapter 86 | Petunjuk Baru
88 Chapter 87 | Natashya Pulang
89 Chapter 88 | Waktu Berdua
90 Chapter 89 | Gadis Misterius
91 Chapter 90 | Masa Lalu Natashya
92 Chapter 91 | Bertemu Alka
93 Chapter 92 | Nomor Aisha
94 Chapter 93 | Kakak Kesayangan Natashya
95 Chapter 94 | Liburan
96 Chapter 95 | Bertemu Aisha
97 Chapter 96 | Berusaha Menjelaskan
98 Chapter 97 | Tawaran Natashya
99 Chapter 98 | Rencana Kejutan
100 Chapter 99 | Rencana Kejutan (2)
101 Chapter 100 | Hampir Ketahuan
102 Chapter 101 | Selamat Ulang Tahun, Natashya
103 Chapter 102 | Aisha Datang
104 Chapter 103 | Apa Penyebabnya?
105 Chapter 104 | Lahirnya Sang Adik
106 Chapter 105 | Calon Kembaran Natashya
107 Chapter 106 | Perjalanan Cinta (Spesial Hafi & Laily)
108 Chapter 107 | Tentang Yosua
109 Chapter 108 | Kedatangan Yosua
110 Chapter 109 | OLD?
111 Chapter 110 | Asumsi Baru + Side Story Special
112 Chapter 111 | Dialah Pelakunya
113 Chapter 112 | Masa Lalu Yosua
114 Chapter 113 | Aku...
115 Chapter 114 | Butuh Bantuan
116 Chapter 115 | Bujukan
117 Chapter 116 | Bertemu Dokter
118 Chapter 117 | Harus Merasa Beruntung
119 Chapter 118 | Harapan Ayah Heru
120 Chapter 119 | Kelahiran Sang Anak
121 Chapter 120 | The Last: Welcome Baby K
122 Bonus Chapter 1
123 Bonus Chapter 2
124 Bonus Chapter 3
125 Promosi [Cruel Mafia vs Cool Mafia]
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Chapter 1 | Gadis Kutub?
2
Chapter 2 | Lelaki Es
3
Chapter 3 | Perjodohan
4
Chapter 4 | Pertemuan
5
Chapter 5 | Berangkat Bersama
6
Chapter 6 | Gara-Gara Baju Pengantin
7
Chapter 7 | Undangan Pernikahan
8
Chapter 8 | Acara Barbeque
9
Chapter 9 | Bukan Cinta (Spesial Hafi & Laily)
10
Chapter 10 | Wedding Day
11
Chapter 11 | Wedding Day (2)
12
Chapter 12 | Malam Pertama?
13
Chapter 13 | Insiden Bangun Tidur
14
Chapter 14 | Jalan-Jalan
15
Chapter 15 | Rumah Baru
16
Chapter 16 | PDKT Lagi
17
Chapter 17 | Dosen Baru
18
Chapter 18 | Makan Malam Keluarga
19
Chapter 19 | Anton Marah
20
Chapter 20 | Usaha Minta Maaf
21
Chapter 21 | Anton Marah, Lagi?
22
Chapter 22 | Akhirnya Tahu, Berakhir Malu
23
Chapter 23 | Hadiah Spesial
24
Chapter 24 | Satu Kamar
25
Chapter 25 | Senyum Antonio
26
Chapter 26 | Belanja Bulanan
27
Chapter 27 | Natashya Ngidam?
28
Chapter 28 | Alfira Imelda
29
Chapter 29 | Teman vs Istri
30
Chapter 30 | ‘Tamu’ Natashya
31
Chapter 31 | Cewek dengan Segala Hormonnya
32
Chapter 32 | Pertemuan Fira dan Natashya
33
Chapter 33 | Natashya Sakit
34
Chapter 34 | Natashya Sakit (2)
35
Chapter 35 | Rencana Bunda dan Mama
36
Chapter 36 | Hampir Lepas Kendali
37
Chapter 37 | Akibat dari Rencana
38
Chapter 38 | Dimaafkan
39
Chapter 39 | Si Nyamuk Tampan
40
Chapter 40 | Mata-Mata Rumah
41
Chapter 41 | Welcome in Paris
42
Chapter 42 | Jalan-Jalan di Paris
43
Chapter 43 | Suara Hati
44
Chapter 44 | I Love You
45
Chapter 45 | First Night
46
Chapter 46 | Pertemuan Tak Diinginkan
47
Chapter 47 | Natashya Tidak Suka
48
Chapter 48 | Oleh-Oleh untuk Randy
49
Chapter 49 | Dokter vs Ulet Bulu
50
Chapter 50 | Ambil Saja
51
Chapter 51 | Macan Betina Anton
52
Chapter 52 | Panggilan Darurat
53
Chapter 53 | Hadiah Apa?
54
Chapter 54 | Rencana Mereka
55
Chapter 55 | Kamu Kenapa?
56
Chapter 56 | Natashya Hilang!
57
I’m Sorry:(
58
Chapter 57 | Selamat Ulang Tahun, Antonio
59
Chapter 58 | Selamat Ulang Tahun, Antonio (2)
60
Chapter 59 | Jogging Berdua
61
Chapter 60 | Kedatangan Fira
62
Chapter 61 | Merasa Familiar
63
Chapter 62 | Kabar Gembira
64
Chapter 63 | Perhatian Berlebih
65
Chapter 64 | Tingkah Natashya
66
Chapter 65 | Mood si Bumil
67
Chapter 66 | Sosok Gadis
68
Chapter 67 | Azlan, Azizah, dan Naufal
69
Chapter 68 | Salah Paham
70
Chapter 69 | Dia Pergi...
71
Chapter 70 | Kecewa
72
Chapter 71 | Menyesal
73
Chapter 72 | Harus Bangkit
74
Chapter 73 | Maafkan Aku
75
Chapter 74 | Bertemu Azlan
76
Chapter 75 | Fakta Baru
77
Chapter 76 | Suara Hati Anton
78
Chapter 77 | Pulang
79
Chapter 78 | Pulang (2)
80
Chapter 79 | Nasihat Sahabat
81
Chapter 80 | Masih Berlanjut
82
Chapter 81 | Kedatangan Randy
83
Chapter 82 | Perpisahan
84
Chapter 83 | Kehadiran Sahabat
85
Chapter 84 | Mulai Bekerja
86
Chapter 85 | Siapa Pengirimnya?
87
Chapter 86 | Petunjuk Baru
88
Chapter 87 | Natashya Pulang
89
Chapter 88 | Waktu Berdua
90
Chapter 89 | Gadis Misterius
91
Chapter 90 | Masa Lalu Natashya
92
Chapter 91 | Bertemu Alka
93
Chapter 92 | Nomor Aisha
94
Chapter 93 | Kakak Kesayangan Natashya
95
Chapter 94 | Liburan
96
Chapter 95 | Bertemu Aisha
97
Chapter 96 | Berusaha Menjelaskan
98
Chapter 97 | Tawaran Natashya
99
Chapter 98 | Rencana Kejutan
100
Chapter 99 | Rencana Kejutan (2)
101
Chapter 100 | Hampir Ketahuan
102
Chapter 101 | Selamat Ulang Tahun, Natashya
103
Chapter 102 | Aisha Datang
104
Chapter 103 | Apa Penyebabnya?
105
Chapter 104 | Lahirnya Sang Adik
106
Chapter 105 | Calon Kembaran Natashya
107
Chapter 106 | Perjalanan Cinta (Spesial Hafi & Laily)
108
Chapter 107 | Tentang Yosua
109
Chapter 108 | Kedatangan Yosua
110
Chapter 109 | OLD?
111
Chapter 110 | Asumsi Baru + Side Story Special
112
Chapter 111 | Dialah Pelakunya
113
Chapter 112 | Masa Lalu Yosua
114
Chapter 113 | Aku...
115
Chapter 114 | Butuh Bantuan
116
Chapter 115 | Bujukan
117
Chapter 116 | Bertemu Dokter
118
Chapter 117 | Harus Merasa Beruntung
119
Chapter 118 | Harapan Ayah Heru
120
Chapter 119 | Kelahiran Sang Anak
121
Chapter 120 | The Last: Welcome Baby K
122
Bonus Chapter 1
123
Bonus Chapter 2
124
Bonus Chapter 3
125
Promosi [Cruel Mafia vs Cool Mafia]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!