Chapter 3 | Perjodohan

Ting!

Natashya mengambil ponselnya ketika suara dentingan terdengar. Ada chat masuk dari Riana.

..._________________________________...

...Bunda...

...online...

• Shya, kamu pulang jam berapa?

^^^Biasa ✓^^^

• Nanti langsung pulang, ya

• Bunda sama Ayah mau ngomongin sesuatu sama kamu:)

^^^Ya ✓^^^

..._________________________________...

Setelah membalas, Natashya memasukkan ponselnya ke dalam tas. Lalu melanjutkan acara makannya di kantin yang tertunda. Laily yang duduk di depan Natashya merasa penasaran.

“Siapa, Shya?” tanya Laily kepo.

Natashya menaikkan sebelah alisnya. “Apanya?”

“Itu tadi chat dari siapa?” ulang Laily lebih jelas.

“Bunda.”

“Oh, bunda.” Laily manggut-manggut. “Btw, nanti jadi, kan, kita ke mall?” tanya gadis itu semangat. Bayangan sepatu baru sudah terngiang-ngiang di kepalanya.

“Nggak.”

Bushh!!

Bayangan sepatu baru di kepala Laily hilang!

“Lho? Kok, gitu? Kan, lo udah janji, Shya!” protes Laily tak terima. Rencana ke mall hari ini sudah disetujui oleh Natashya sejak tiga hari yang lalu. Masa iya harus dibatalin, sih?

“Bunda nyuruh gue pulang hari ini.”

Oke, kalau bawa-bawa nama Bunda Riana, Laily pun tak bisa memprotes lebih lanjut. Namun, tetap, ya, sebalnya masih ada. Gadis itu sudah sangat ingin membeli sepatu baru sejak seminggu yang lalu. Dan, sekarang?

Sudahlah, jangan dibahas lagi. Laily sedih.

“Besok,” ucap Natashya yang melirik Laily sekilas. Ia sangat tahu alasan gadis itu berubah murung.

“Apanya yang besok?”

“Ke mall.”

“Bener, ya?”

“Hm.” Natashya beranjak dari duduk seraya meraih tas dan diletakkan di bahu. “Tapi, nggak janji,” lanjutnya tanpa dosa. Lalu pergi dari sana untuk pulang karena memang kelas hari ini sudah selesai.

What?!

Laily syok! Hei, kenapa Natashya sangat menyebalkan, kawan?

Dia itu punya hati atau tidak, sih?

“Kenapa juga gue betah temenan sama dia dari SMA coba? Padahal, gue punya banyak temen yang lain, lho,” gumam Laily pada sendiri. “Ck, salah! Dia yang beruntung ketemu sama gue! Kan, gue temen satu-satunya buat Natashya.”

Laily manggut-manggut karena persepsi yang ia buat sendiri. Sepertinya, memang seperti itu.

Biarkan saja, ya. Yang penting Laily senang.

...❄️❄️❄️...

Suasana di ruang keluarga rumah Natashya kayaknya agak menegangkan. Riana dan Heru duduk berdampingan dengan raut serius. Lalu ada Randy yang ikut sok serius sambil menatap Natashya yang duduk di sofa tunggal. Yang jadi pusat perhatian di sini tengah duduk santai dengan menaikkan sebelah kakinya ke atas dan tangan terlipat di depan dada.

“Emm, Shya, gimana kuliah kamu hari ini?” tanya Heru, Ayah Natashya, basa-basi.

Natashya menghela napas. Ia melemaskan punggung hingga bersandar sepenuhnya di sandaran sofa. “To the point, Yah. Tashya tau, bukan itu yang mau Ayah omongin.”

Heru menghela napas. Putrinya memang persis seperti dirinya sewaktu remaja. Jadi, ia tidak akan heran dengan sikap Natashya yang seperti ini. Ia sendiri juga lebih suka bicara sesuatu tanpa basa-basi. “Ayah mau jodohin kamu sama anak sahabat Ayah, Shya,” ucap Heru langsung ke intinya.

Natashya manggut-manggut. “Terus?”

Heru dan Riana cengo sesaat. Hei, bukan seperti ini yang ada di bayangan mereka!

Sepasang orang tua itu berpikir, Natashya akan langsung menolak dengan tegas lalu akan ada situasi tegang yang terjalin di antara mereka. Tapi, kok, reaksi Natashya begini banget, sih.

“Kamu nggak marah?” tanya Heru hati-hati.

Natashya mengedikkan bahunya santai. “Nggak tau.”

Randy yang sejak tadi menyaksikan obrolan anak dan orang tua ini ikut usap-usap dada—berusaha sabar. Kenapa adiknya terlahir sedingin ini, sih?

Tapi, ya, Randy akui kalau sikap Natashya selama ini terlihat sangat cool. Kenapa bukan dirinya saja yang terlahir seperti itu, sih?

Randy, kan, iri bukan main.

Wah! Berarti si Ay yang harus disalahkan, nih!

Riana yang udah mulai kesal merasa harus segera menghentikan obrolan ini. Kalau pembicaraan ini dilanjutkan lebih lama, oksigen di ruang keluarga pasti akan tersedot habis olehnya dan sang suami. Jadi, ia menghirup napas banyak-banyak lalu melanjutkan niatan. “Jadi, kamu terima, kan, Shya?” tanyanya penuh harap.

“Nggak.”

Heru yang udah sebel banget langsung meraih bantal sofa dan melemparnya ke arah Natashya. Sayangnya, gadis itu lebih dulu menangkap bantal yang mengarah ke wajahnya dan menaruh benda tersebut di pangkuan. “Kalau Ayah masih mau awet muda, lebih baik kurangi marahnya. Nggak baik,” ucap Natashya memberi saran.

“Shya, kamu—hufftt..” Heru menarik napas dalam-dalam dan dihembuskan perlahan. Riana mengusap punggung suaminya perlahan. “Lebih baik kamu terima saja, Shya. Ini udah jadi kesepakatan dua keluarga.”

Natashya mengerutkan dahinya bingung. “Terus ngapain Bunda sama Ayah nanya tadi?”

Sungguh, ya, ucapan Natashya sedikit menohok hati Riana. Memang benar, gadis itu pintar sekali membolak-balikkan omongan orang.

“Ya udah, Bunda nggak jadi nanya. Kamu terima, ya.” Riana mengalah saja daripada urusannya makin panjang.

Natashya menggeleng lirih. Sepertinya pemikiran orang tuanya agak terkontaminasi dengan pemikiran orang zaman dulu. Ayolah, ini tahun 2021, tidak ada perjodohan lagi.

“Apa Tashya harus bacain pasal hukum tentang kebebasan berpendapat, Bun? Biar Ayah sama Bunda tau kalau yang Ayah dan Bunda lakuin sekarang melanggar hukum,” tanya Natashya masih dengan ekspresi dan tingkah yang tenang.

“Lo—parah, Shya. Tinggal bilang ‘iya’ gitu aja ribet amat, sih?!” Randy jengkel setengah mati. Adiknya sengaja ingin membuat tiga orang di depannya jadi naik pitam.

“Tashya nggak terima, ngapain harus bilang ‘iya’?” balas Natashya tak acuh.

Rotan mana rotan? Sini, sini, Heru mau gebuk anaknya dua kali aja.

“Shya.” Oke, ini cara terakhir yang Heru punya. Doakan semoga berhasil. “Ini permintaan terakhir Ayah. Ayah mohon, kamu terima, ya.”

Natashya kembali menaikkan alisnya sebelah. “Ayah punya rencana memperpendek umur, kah?”

“YA TUHAN! INI ANAK SIAPA, YA ALLAH?!! BUANG AJA DAH! SAYA IKHLAS!”

...❄️❄️❄️...

Di rumah Anton, keadaan di ruang keluarganya berbanding terbalik dengan keadaan di rumah Natashya. Lelaki itu terus bersikeras menolak perjodohan dengan berbagai upaya.

“Nio nggak mau, Pa! Dan, keputusan Nio nggak bisa diganggu gugat!” seru Anton marah. Setengah wajahnya berubah merah karena menahan emosi. Bagaimanapun juga, dua manusia yang duduk di hadapannya ini adalah orang tua kandungnya. Anton tidak bisa berbuat seenaknya.

“Keputusan Papa sudah bulat dan kamu tidak Papa perkenankan untuk menolak! Besok kita akan ketemu sama calon istri kamu, TITIK!” Tio beranjak dari ruang keluarga dengan emosi tertahan. Lalu pergi ke kamarnya tanpa menghiraukan teriakan Anton yang masih berusaha menolak.

“Ma, kenapa Mama sama Papa buat keputusan kayak gini? Nio nggak suka, Ma.”

Nia tersenyum lembut. Ia pindah posisi menjadi duduk di sebelah putranya. “Nio Sayang, Mama sama Papa tahu, mungkin ini nggak adil buat kamu. Tapi, kami juga mikirin kebahagiaan kamu di masa depan, Sayang. Kamu butuh pendamping yang bisa nuntun kamu ke jalan yang benar, yang bisa ngurusin kamu, yang bisa jagain kamu. Terutama di umur kamu yang sekarang udah lebih dari cukup buat bangun rumah tangga. Percaya sama Mama, ini takdir Tuhan yang ingin mempertemukan kamu dengan jodoh kamu lewat perjodohan yang Mama sama Papa buat.”

Anton menghela napas. Tubuhnya melemas seketika. Punggungnya disandarkan di sofa, tangan kanannya terangkat dan memijat pelan pelipisnya yang mulai berdenyut.

“Lagipula, Sayang, Mama sama Papa nggak mungkin milihin gadis yang nggak baik buat kamu. Dia gadis baik-baik, kok. Percaya sama Mama, hm.”

“Iya, Ma. Maaf, Nio udah marah-marah tadi.” Anton memilih mengalah. Orang tuanya pun akan tetap bersikukuh walaupun ia menolak seperti apa pun.

Seenggaknya, gue coba dulu.

Nia mengusap kepala Anton penuh kasih sayang. “Nggak pa pa, Sayang. Mama ngerti yang kamu rasain.” Wanita paruh baya itu berdiri dari duduknya. “Naik sana, istirahat. Besok kita ketemu sama calon istri kamu.”

“Iya, Ma.”

^^^To be continue...^^^

...❄️❄️❄️...

Gimana, gimana? Parah nggak si Natashya? Wkwkwk.. Ay bacanya ngakak sendiri😂

Btw, kalian mau cast cerita ini nggak? Kalo iya, nanti Ay cariin. Kalo nggak, ya, kalian bayangin sendiri pemeran-pemerannya.

Oke, gitu aja. Kita jumpa lagi di chapter selanjutnya.

Terpopuler

Comments

iYind Dewi

iYind Dewi

ampun deh ni anak

2023-01-07

1

Meida Atini

Meida Atini

wkwkwkk ngakak ,,, natashya kelewat santai parah banget dh

2022-05-11

1

Ramely Fauziah

Ramely Fauziah

😂😂😂😂😂😂😂

2022-04-14

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 | Gadis Kutub?
2 Chapter 2 | Lelaki Es
3 Chapter 3 | Perjodohan
4 Chapter 4 | Pertemuan
5 Chapter 5 | Berangkat Bersama
6 Chapter 6 | Gara-Gara Baju Pengantin
7 Chapter 7 | Undangan Pernikahan
8 Chapter 8 | Acara Barbeque
9 Chapter 9 | Bukan Cinta (Spesial Hafi & Laily)
10 Chapter 10 | Wedding Day
11 Chapter 11 | Wedding Day (2)
12 Chapter 12 | Malam Pertama?
13 Chapter 13 | Insiden Bangun Tidur
14 Chapter 14 | Jalan-Jalan
15 Chapter 15 | Rumah Baru
16 Chapter 16 | PDKT Lagi
17 Chapter 17 | Dosen Baru
18 Chapter 18 | Makan Malam Keluarga
19 Chapter 19 | Anton Marah
20 Chapter 20 | Usaha Minta Maaf
21 Chapter 21 | Anton Marah, Lagi?
22 Chapter 22 | Akhirnya Tahu, Berakhir Malu
23 Chapter 23 | Hadiah Spesial
24 Chapter 24 | Satu Kamar
25 Chapter 25 | Senyum Antonio
26 Chapter 26 | Belanja Bulanan
27 Chapter 27 | Natashya Ngidam?
28 Chapter 28 | Alfira Imelda
29 Chapter 29 | Teman vs Istri
30 Chapter 30 | ‘Tamu’ Natashya
31 Chapter 31 | Cewek dengan Segala Hormonnya
32 Chapter 32 | Pertemuan Fira dan Natashya
33 Chapter 33 | Natashya Sakit
34 Chapter 34 | Natashya Sakit (2)
35 Chapter 35 | Rencana Bunda dan Mama
36 Chapter 36 | Hampir Lepas Kendali
37 Chapter 37 | Akibat dari Rencana
38 Chapter 38 | Dimaafkan
39 Chapter 39 | Si Nyamuk Tampan
40 Chapter 40 | Mata-Mata Rumah
41 Chapter 41 | Welcome in Paris
42 Chapter 42 | Jalan-Jalan di Paris
43 Chapter 43 | Suara Hati
44 Chapter 44 | I Love You
45 Chapter 45 | First Night
46 Chapter 46 | Pertemuan Tak Diinginkan
47 Chapter 47 | Natashya Tidak Suka
48 Chapter 48 | Oleh-Oleh untuk Randy
49 Chapter 49 | Dokter vs Ulet Bulu
50 Chapter 50 | Ambil Saja
51 Chapter 51 | Macan Betina Anton
52 Chapter 52 | Panggilan Darurat
53 Chapter 53 | Hadiah Apa?
54 Chapter 54 | Rencana Mereka
55 Chapter 55 | Kamu Kenapa?
56 Chapter 56 | Natashya Hilang!
57 I’m Sorry:(
58 Chapter 57 | Selamat Ulang Tahun, Antonio
59 Chapter 58 | Selamat Ulang Tahun, Antonio (2)
60 Chapter 59 | Jogging Berdua
61 Chapter 60 | Kedatangan Fira
62 Chapter 61 | Merasa Familiar
63 Chapter 62 | Kabar Gembira
64 Chapter 63 | Perhatian Berlebih
65 Chapter 64 | Tingkah Natashya
66 Chapter 65 | Mood si Bumil
67 Chapter 66 | Sosok Gadis
68 Chapter 67 | Azlan, Azizah, dan Naufal
69 Chapter 68 | Salah Paham
70 Chapter 69 | Dia Pergi...
71 Chapter 70 | Kecewa
72 Chapter 71 | Menyesal
73 Chapter 72 | Harus Bangkit
74 Chapter 73 | Maafkan Aku
75 Chapter 74 | Bertemu Azlan
76 Chapter 75 | Fakta Baru
77 Chapter 76 | Suara Hati Anton
78 Chapter 77 | Pulang
79 Chapter 78 | Pulang (2)
80 Chapter 79 | Nasihat Sahabat
81 Chapter 80 | Masih Berlanjut
82 Chapter 81 | Kedatangan Randy
83 Chapter 82 | Perpisahan
84 Chapter 83 | Kehadiran Sahabat
85 Chapter 84 | Mulai Bekerja
86 Chapter 85 | Siapa Pengirimnya?
87 Chapter 86 | Petunjuk Baru
88 Chapter 87 | Natashya Pulang
89 Chapter 88 | Waktu Berdua
90 Chapter 89 | Gadis Misterius
91 Chapter 90 | Masa Lalu Natashya
92 Chapter 91 | Bertemu Alka
93 Chapter 92 | Nomor Aisha
94 Chapter 93 | Kakak Kesayangan Natashya
95 Chapter 94 | Liburan
96 Chapter 95 | Bertemu Aisha
97 Chapter 96 | Berusaha Menjelaskan
98 Chapter 97 | Tawaran Natashya
99 Chapter 98 | Rencana Kejutan
100 Chapter 99 | Rencana Kejutan (2)
101 Chapter 100 | Hampir Ketahuan
102 Chapter 101 | Selamat Ulang Tahun, Natashya
103 Chapter 102 | Aisha Datang
104 Chapter 103 | Apa Penyebabnya?
105 Chapter 104 | Lahirnya Sang Adik
106 Chapter 105 | Calon Kembaran Natashya
107 Chapter 106 | Perjalanan Cinta (Spesial Hafi & Laily)
108 Chapter 107 | Tentang Yosua
109 Chapter 108 | Kedatangan Yosua
110 Chapter 109 | OLD?
111 Chapter 110 | Asumsi Baru + Side Story Special
112 Chapter 111 | Dialah Pelakunya
113 Chapter 112 | Masa Lalu Yosua
114 Chapter 113 | Aku...
115 Chapter 114 | Butuh Bantuan
116 Chapter 115 | Bujukan
117 Chapter 116 | Bertemu Dokter
118 Chapter 117 | Harus Merasa Beruntung
119 Chapter 118 | Harapan Ayah Heru
120 Chapter 119 | Kelahiran Sang Anak
121 Chapter 120 | The Last: Welcome Baby K
122 Bonus Chapter 1
123 Bonus Chapter 2
124 Bonus Chapter 3
125 Promosi [Cruel Mafia vs Cool Mafia]
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Chapter 1 | Gadis Kutub?
2
Chapter 2 | Lelaki Es
3
Chapter 3 | Perjodohan
4
Chapter 4 | Pertemuan
5
Chapter 5 | Berangkat Bersama
6
Chapter 6 | Gara-Gara Baju Pengantin
7
Chapter 7 | Undangan Pernikahan
8
Chapter 8 | Acara Barbeque
9
Chapter 9 | Bukan Cinta (Spesial Hafi & Laily)
10
Chapter 10 | Wedding Day
11
Chapter 11 | Wedding Day (2)
12
Chapter 12 | Malam Pertama?
13
Chapter 13 | Insiden Bangun Tidur
14
Chapter 14 | Jalan-Jalan
15
Chapter 15 | Rumah Baru
16
Chapter 16 | PDKT Lagi
17
Chapter 17 | Dosen Baru
18
Chapter 18 | Makan Malam Keluarga
19
Chapter 19 | Anton Marah
20
Chapter 20 | Usaha Minta Maaf
21
Chapter 21 | Anton Marah, Lagi?
22
Chapter 22 | Akhirnya Tahu, Berakhir Malu
23
Chapter 23 | Hadiah Spesial
24
Chapter 24 | Satu Kamar
25
Chapter 25 | Senyum Antonio
26
Chapter 26 | Belanja Bulanan
27
Chapter 27 | Natashya Ngidam?
28
Chapter 28 | Alfira Imelda
29
Chapter 29 | Teman vs Istri
30
Chapter 30 | ‘Tamu’ Natashya
31
Chapter 31 | Cewek dengan Segala Hormonnya
32
Chapter 32 | Pertemuan Fira dan Natashya
33
Chapter 33 | Natashya Sakit
34
Chapter 34 | Natashya Sakit (2)
35
Chapter 35 | Rencana Bunda dan Mama
36
Chapter 36 | Hampir Lepas Kendali
37
Chapter 37 | Akibat dari Rencana
38
Chapter 38 | Dimaafkan
39
Chapter 39 | Si Nyamuk Tampan
40
Chapter 40 | Mata-Mata Rumah
41
Chapter 41 | Welcome in Paris
42
Chapter 42 | Jalan-Jalan di Paris
43
Chapter 43 | Suara Hati
44
Chapter 44 | I Love You
45
Chapter 45 | First Night
46
Chapter 46 | Pertemuan Tak Diinginkan
47
Chapter 47 | Natashya Tidak Suka
48
Chapter 48 | Oleh-Oleh untuk Randy
49
Chapter 49 | Dokter vs Ulet Bulu
50
Chapter 50 | Ambil Saja
51
Chapter 51 | Macan Betina Anton
52
Chapter 52 | Panggilan Darurat
53
Chapter 53 | Hadiah Apa?
54
Chapter 54 | Rencana Mereka
55
Chapter 55 | Kamu Kenapa?
56
Chapter 56 | Natashya Hilang!
57
I’m Sorry:(
58
Chapter 57 | Selamat Ulang Tahun, Antonio
59
Chapter 58 | Selamat Ulang Tahun, Antonio (2)
60
Chapter 59 | Jogging Berdua
61
Chapter 60 | Kedatangan Fira
62
Chapter 61 | Merasa Familiar
63
Chapter 62 | Kabar Gembira
64
Chapter 63 | Perhatian Berlebih
65
Chapter 64 | Tingkah Natashya
66
Chapter 65 | Mood si Bumil
67
Chapter 66 | Sosok Gadis
68
Chapter 67 | Azlan, Azizah, dan Naufal
69
Chapter 68 | Salah Paham
70
Chapter 69 | Dia Pergi...
71
Chapter 70 | Kecewa
72
Chapter 71 | Menyesal
73
Chapter 72 | Harus Bangkit
74
Chapter 73 | Maafkan Aku
75
Chapter 74 | Bertemu Azlan
76
Chapter 75 | Fakta Baru
77
Chapter 76 | Suara Hati Anton
78
Chapter 77 | Pulang
79
Chapter 78 | Pulang (2)
80
Chapter 79 | Nasihat Sahabat
81
Chapter 80 | Masih Berlanjut
82
Chapter 81 | Kedatangan Randy
83
Chapter 82 | Perpisahan
84
Chapter 83 | Kehadiran Sahabat
85
Chapter 84 | Mulai Bekerja
86
Chapter 85 | Siapa Pengirimnya?
87
Chapter 86 | Petunjuk Baru
88
Chapter 87 | Natashya Pulang
89
Chapter 88 | Waktu Berdua
90
Chapter 89 | Gadis Misterius
91
Chapter 90 | Masa Lalu Natashya
92
Chapter 91 | Bertemu Alka
93
Chapter 92 | Nomor Aisha
94
Chapter 93 | Kakak Kesayangan Natashya
95
Chapter 94 | Liburan
96
Chapter 95 | Bertemu Aisha
97
Chapter 96 | Berusaha Menjelaskan
98
Chapter 97 | Tawaran Natashya
99
Chapter 98 | Rencana Kejutan
100
Chapter 99 | Rencana Kejutan (2)
101
Chapter 100 | Hampir Ketahuan
102
Chapter 101 | Selamat Ulang Tahun, Natashya
103
Chapter 102 | Aisha Datang
104
Chapter 103 | Apa Penyebabnya?
105
Chapter 104 | Lahirnya Sang Adik
106
Chapter 105 | Calon Kembaran Natashya
107
Chapter 106 | Perjalanan Cinta (Spesial Hafi & Laily)
108
Chapter 107 | Tentang Yosua
109
Chapter 108 | Kedatangan Yosua
110
Chapter 109 | OLD?
111
Chapter 110 | Asumsi Baru + Side Story Special
112
Chapter 111 | Dialah Pelakunya
113
Chapter 112 | Masa Lalu Yosua
114
Chapter 113 | Aku...
115
Chapter 114 | Butuh Bantuan
116
Chapter 115 | Bujukan
117
Chapter 116 | Bertemu Dokter
118
Chapter 117 | Harus Merasa Beruntung
119
Chapter 118 | Harapan Ayah Heru
120
Chapter 119 | Kelahiran Sang Anak
121
Chapter 120 | The Last: Welcome Baby K
122
Bonus Chapter 1
123
Bonus Chapter 2
124
Bonus Chapter 3
125
Promosi [Cruel Mafia vs Cool Mafia]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!