Feli dan Sonia membawa minuman keluar, lalu mereka meletakannya di karpet yang ada Bu Rt dan Raisa sedang berbincang.
"Ohhh iyaa Fel, tadi aku sama Mas Rizik melihat Paman dan Bibi sedang belanja di Mall pusat Kota" ucap Raisa
"Belanja? Kata nya mereka tidak punya uang dan bahkan merek bilang akan ke Rumah saudara Bapak" balas Fatwa yang baru saja datang.
"Iya, bahkan aku sendiri melihat nya" ucap Rizik.
"Sudahlah mungkin mereka sedang belanja buat kebutuhan Fatwa" lerai Bu Rt.
"Iyaa mungkin Mbak" timpal Feli.
Raisa hanya saling pandang saja dengan Rizik, tetapi mereka memilih diam saja.
Setelah selesai dan bahkan semua makanan sudah di tata oleh mereka, mereka langsung saja memulai makan malam nya.
Terdengar canda dan tawa disana. Mereka begitu menikmati suasana liburan kali ini.
Setelah selesai, mereka langsung menuju ke pinggir pantai.
"Kita buat api unggun disini, ya" ajak Rizik dengan semangat.
"Kalian saja ya, Bunda dan Ayah serta Nenek dan Kakek akan istirahat" ucap Sonia
"Ck, aku juga gak ngajak Bunda" goda Rizik.
"Dasar anak durhaka kauuuu, ku kutuk jadi tampan" balas Sonia dengan tatapan nyalang.
"Ampun ibu ratu" ucap Rizik dengan menangkup kedua tangannya.
HAHAHA! Tawa mereka merekah dengan semua candaan yang terjadi antara anak dan Ibu itu.
"Yaudah sana" usir Sonia dengan ketus.
Rizik, Raisa , Feli dan Fatwa langsung saja ke pinggir pantai. Rizik dan Fatwa mengumpulkan beberapa kayu untuk membuat api unggun, sedangkan Feli dan Raisa membeli jagung untuk di bakar.
"Fel, mending beli nya disana saja" tunjuk Raisa pada arah barat.
"Ayo Mbak, sekalian beli camilan dan minuman ya" ucap Feli
"Iyaaa" balas Raisa. Lalu Raisa menggandeng tangan Feli dengan senyuman di wajah nya.
Mereka membeli jagung dan minuman yang dingin. Raisa memilih banyak makanan dan minuman karena mereka akan bergadang.
"Cukup kan segini?" tanya Raisa dengan menunjukan belanjaannya.
"Terlalu banyak Mbak" jawab Feli terkekeh.
"Hehe, kan buat nemenin gadang" balas Raisa dengan malu.
Sedangkan Feli hanya menggelengkan kepala saja. Lalu mereka menghampiri Rizik dan Fatwa.
"Yaampun belanjaan kamu sayang" kaget Rizik dengan menepuk jidat.
"Sini biar aku makan , biar cepet abis nya" celetuk Rizik.
Plak.
Dengan gemas Raisa menabok tangan Rizik.
"Heh dasar kamu ya" kesal Raisa.
Sedangkan Fatwa hanya tertawa kecil sambil membuka jagung yang akan mereka bakar.
Setelah semua siap, mereka langsung saja membakar jagung dengan bercerita.
"Hmmm, Fatwa" ucap Raisa dengan gugup.
"Kenapa, Kak?" tanya Fatwa dengan heran.
"Boleh nanya?" tanya balik Raisa.
Feli dan Rizik hanya diam saja dengan fokus membakar jagung tersebut.
Sedangkan Fatwa, ia hanya bisa menganggukan kepala dengan tersenyum.
"Ke kenapa Ibu dan Bapak mu seperti tidak menganggapmu, ahh gimana ya" bingung Raisa dengan tak enak.
"Ibu dan Bapak tuh sebenarnya sejak aku kecil tidak pernah suka padaku, karena aku pernah meminta di gendong sama Ibu dan pada saat itu Ibu sedang mengandung Adik" jawab Fatwa tersenyum.
"Jadi, aku di tuduh membunuh Adikku karena pada saat itu aku tidak bisa diam di gendongan Ibu dan akhirnya kami terjatuh" jelas nya kembali.
"Ohh jadi karena itu , jadi kamu seperti Adik kandung Feli" ucap Raisa tersenyum.
"Yaa, karena sejak itulah aku di urus oleh Kak Feli" balas Fatwa tersenyum bangga.
"Udah ah jangan melow, kan kita mau senang-senang. Apalagi Fatwa keterima di sekolah dengan jalur prestasi" lerai Rizik terkekeh.
Lalu mereka melempar canda satu sama lainnya, mereka menikmati waktu malam dengan semilir angin dan deru ombak dari Pantai.
**
Pagi hari nya , Paman dan Bibi Feli sudah sampai di Rumah nya yang di kampung.
Para tetangga hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan mereka berdua.
"Yaampun mereka kira kita bakal panas atau tersaingi gituh" ucap salah satu Ibu-ibu disana.
"Iyaa ya, kita malah kasihan pada Feli. Dia bekerja banting tulang demi Fatwa, ehh emak sama bapak nya malah semprul begitu" timpal yang lainnya.
Mereka hanya bergedik ngeri melihat kelakuan Bibi Laura , karena dengan sengaja ia memakai beberapa perhiasan.
"Huhh pada syirik ya" nyinyir Laura dengan sinis.
"Makannya beli dong, ini dari kota ya. Bahkan aku beli nya di Mall" sombong nya dengan bangga.
"Ayo Bu masuk, takut hilang perhiasannya" teriak Paman Akbar dengan terkekeh.
Sedangkan para tetangga hanya memandang nya dengan cuek saja. Rasanya mereka ingin sekali menenggelamkan Bibi Feli tersebut.
"Pak, cepat simpan semua ini sebelum Feli dan Fatwa kembali pulang" ucap Bi Laura.
"Iyaa ini juga lagi di masukin ke lemari" balas Paman Akbar.
Setelah itu, mereka pergi untuk sarapan terlebih dulu sebelum akhirnya mereka istirahat.
"Huh pasti mereka sedang liburan di pantai" dengus Bi Laura.
"Biarkan saja, besok lagi kita akan pergi liburan juga" ucap Paman Akbar dengan mengelus lembut bahu sang Istri.
"Janji yaaa" balas Bi Laura.
"Iyaa, soalnya jika besok Bapak menang , lumayan uangnya buat belanja dan berlibur" yakin Paman Akbar.
Bi Laura langsung tersenyum cerah, ia sudah sangat menantikan semua itu.
Lalu mereka melanjutkan kembali sarapan pagi nya.
Sedangkan di Pantai, pagi ini Feli dan yang lainnya sudah bersiap untul berenang.
Dengan tersenyum senang, Sonia , Adnan , Bu Rt dan Pak Rt melihat anak-anak bermain air pantai. Bahkan tak jarang Mbak Sonia dan Bu Rt tertawa melihat bagaimana jahilnya Rizik pada Raisa.
"Massss diem napa ihhh" kesal Raisa.
"Haha, kamu cantik kalau lagi kesal begitu" goda Rizik.
"Jangan percaya Kak, Mas Rizik pasti gombal doang" olok Fatwa dengan tertawa pelan.
"Iyaa Mbak, ayo kita serang Mas Rizik" ucap Feli dengan mengompori.
"Hei kalian curang yahh" dengus Rizik.
Tetapi dengan segera ia langsung berlari dari hadapan mereka , dengan segera Raisa mengikuti nya dengan berusaha menangkap Rizik.
"Haha, ayo Kak kejar terus. Hajar saja" ucap Fatwa dengan tertawa.
"Iyaa Mbak, hajar Mas Rizik nya. Jangan kasih ampun" timpal Feli dengan semangat.
Dengan perlahan Rizik langsung mencipratkan air pada Fatwa dengan tersenyum kemenangan.
"Hahaha, kena kau Dek. Harusnya kau bela Mas bukan malah mojokin begini" kekeh Rizik dengan terus menghindari dari Raisa.
"Ayo serang Mas Rizik" ucap Fatwa semangat.
Lalu Feli, Raisa dan Fatwa berlari untuk menangkap Rizik. Mereka terus saja tertawa lepas dengan bahagia.
"Lihat mereka kenapa seperti keluarga kecil saja" ucap Mbak Sonia dengan terkekeh.
"Iyaa, apalagi melihat senyum bahagia Feli dan Fatwa" timpal Adnan dengan tersenyum.
Lalu mereka tertawa ngakak saat melihat Rizik yang sudah terkapar karena kalah dari 3 orang yang menyerang nya.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Fatonah
dsr pmn bi2 ga ada ahklak....
2021-10-12
0
Nur Aini
fatwa itu cwok ya kak..kirain cwek...
2021-10-12
0
Rose Lodarmase Sumual-van Hemert
org tua sombong makan uang keponakan sendiri siap2 kena azab
2021-10-03
3