Feli tersenyum dengan sangat lebar saat manik mata nya menatap Pantai yang sangat indah.
Mereka baru saja tiba disana dan mereka di suguhi dengan pemandangan yang sangat mengagumkan.
"Indah sekali" gumam Feli dengan tersenyum.
"Ayo kita ke Villa dulu, nanti sore baru kita ke Pantai" ajak Adnan
Mereka mengangguk dan mengikuti langkah kaki Adnan. Memang setiap bulannya mereka selalu saja berlibur dan tak lupa membawa serta para Asisten Rumah tangga nya, dan bulan ini adalah jadwal Feli yang ikut bersama mereka.
Feli merebahkan tubuh nya di atas ranjang di kamar Villa. Ia menatap langit-langit kamar dengan menghela nafas kasar.
"Setelah Fatwa naik ke kelas 2 SMA, aku akan coba bicara pada Bibi kalau aku ingin kuliah" gumam Feli dengan yakin.
Lalu Feli bangkit dari tidurannya dan melangkah kan ke arah jendela disana. Ia melihat Pantai dengan mata takjub.
Feli melangkahkan kaki nya ke arah luar, ia tidak bisa tidur ataupun istirahat, jadi Feli memutuskan akan jalan-jalan di sekitar Pantai.
Langkah kaki Feli terus saja berjalan ke sisi Pantai, ia menikmati angin sore disana dengan tenang.
"Tenang, damai dan sangat memanjakan mata" gumam nya dengan tersenyum.
Lalu ia duduk di pinggir Pantai dengan menikmati udara disana.
Mata teduh nan cantik itu menatap ke arah Pantai, ia begitu merindukan kedua Orangtua nya.
"Ibu, Bapak, Feli sangat merindukan kalian. Andai saja kalian ada disini, mungkin a aku tidak akan begini. Kalian tahu, aku ingin sekali kuliah bahkan menjadi wanita mandiri yang bisa membanggakan kalian" gumam nya dengan lirih.
"Feli mohon, Do'akan Paman dan Bibi agar hati mereka baik, agar Feli bisa melanjutkan Kuliah Feli" gumam nya kembali.
Lalu Feli memejamkan mata indah nya dan buliran air mata menetes dengan sendiri nya.
"Aku juga ingin seperti mereka, aku ingin bekerja di kantoran dan bisa menghidupi Fatwa dengan layak. Tetapi semua hanya angan saja" batin Feli dengan terisak.
Feli menghapius air mata nya, lalu ia memilih kembali berjalan-jalan di pinggir pantai tersebut.
Sehingga manik mata nya melihat seorang anak kecil sedang meminta tolong. Dengan gerakan cepat, Feli langsung berenang ke arah pantai dan menolong anak tersebut.
"Tante to tolong aku" ucap anak tersebut dengan gelagapan.
"Pegang tangan Tante dengan erat" balas Feli khawatir.
Sedangkan di pinggir pantai, seorang wanita paruh baya tengah berteriak histeris karena sang Cucu kesayangannya sedang dalam bahaya.
"Mom , kenapa?" tanya Pria tampan yang baru saja tiba.
"Denis, selamatkan Arya, Nak" jawab wanita tersebut dengan menunjuk ke tengah pantai.
"Aryaaaaaa" teriak Denis dengan penuh ke khawatiran.
Sebelum ia berenang, ia melihat Arya sudah di gendong oleh seorang wanita cantik.
"Uhuk uhuk, hiks Ayah" rengek anak tersebut.
Feli membawa anak tersebut ke daratan dan segera memberi nya pertolongan pertama.
Denis dan Ibu nya langsung saja berlari ke arah Feli. Mereka datang dengan wajah penuh ke khawatiran.
"Aryaa sayang" ucap Denis dengan panik.
"Tuan, bisa saya meminta handuk untuk anak ini" ucap Feli dengan segera.
Dengan cepat Denis langsung memberikan handuk yang ada di tangannya.
Feli membalut tubuh mungil anak tersebut lalu setelah itu ia memeluk nya agar ia tenang.
"Tenanglah, kau selamat Adik manis" ucap Feli dengan lembut.
Sedangkan Nenek dari anak tersebut menatap Feli dengan penuh kelembutan, ia tidak memalingkan wajah nya sedikitpun.
"Ayah" panggil anak tersebut pada Denis.
"Sayang, maafkan Ayah tidak bisa menjaga mu" lirih Denis dengan mengambil sang Putra dari Feli.
"Terimakasih, Nak" ucap Ibu Denis dengan tulus.
"Sama-sama Bu, kalau begitu saya permisi dulu" balas Feli dengan sopan.
Arya langsung melepaskan pelukan sang Ayah.
"Tante, siapa nama Tante?" tanya anak tersebut.
"Felisya Rahma, kalau nama kamu?" tanya balik Feli dengan tersenyum.
"Arya Natakusuma" balas nya dengan tertawa kecil.
"Lain kali jangan main terlalu tengah ya, itu sangat bahaya bagi kamu" ucap Feli lembut.
"Terimakasih Tante baik" ucap Arya dengan sopan.
"Sama-sama, Tante kembali dulu ya" pamit Feli.
Sedangkan Denis, ia menatap wajah Feli dengan tersenyum kecil. Jarang sekali ia tersenyum begitu pada seorang wanita.
"Cantik" batin Denis tersenyum.
Setelah kepergian Feli, Denis membawa sang Putra pulang ke Hotel.
***
Saat ini di Villa, semua orang sedang mencari Feli. Pasalnya mereka tidak menemukan Feli dimana pun.
"Spadaaaaa yuhuuui" teriak seseorang dengan nyaring.
"Yaampunn Rizikkkkk" pekik Sonia dengan kaget.
"Hehe, apa kabar Bunda? Ehhhh sebentar, kenapa kalian terlihat tegang?" tanya Rizik dengan bingung.
"Kak Feli gak ada di Villa, Bang" jawab Fatwa cemas.
"Loh kok bisa gak ada" ucap Raisa yang baru saja masuk.
"Raisa, kenapa tidak ngabarin Bunda kalau mau nyusul" protes Sonia dengan kesal.
"Hehe maaf Bun, biar jadi kejutan kan" balas Raisa dengan tersenyum lebar.
"Ck, kalian ini" gemas Sonia lalu memeluk calon menantu nya.
"Assalamualaikum" sapa seseorang dari luar.
"Yaampun Feli" pekik Bu Rt.
"Darimana saja kamu? Kenapa ngilang gak bilang-bilang, kita sampai panik nyari kamu" ucap Bu Rt dengan khawatir.
Baru saja Feli akan berbicara, ia sudah lebih dulu di jitak kepala nya oleh Rizik.
Tuk
"Heh bagaimana kau bisa ngilang lalu pulang dalam keadaan basah kuyup begini?" tanya Rizik garang.
"Ta tadi aku jalan-jalan di Pantai, tetapi malah lihat anak yang tenggelam lalu aku bantu. Jadi basah begini" jawab Feli dengan menunduk.
"Kakak tidak apa kan?" tanya Fatwa cemas.
"Tidak" jawab Feli tersenyum.
"Mandi lah dulu, nanti kamu masuk angin" ucap Sonia lembut.
Feli mengangguk dan langsung pergi ke kamar nya. Sedangkan mereka langsung berkumpul di ruang tamu disana.
Fatwa duduk bersama dengan Adnan dan Rizik. Mereka menanyai beberapa hal tentang Fatwa.
Mereka akan berencana melakukan bakar-bakar nanti malam, mereka akan berpesta kecil dengan berkumpul nya keluarga tersebut.
Malam hari nya, mereka sudah berkumpul di halaman depan Villa. Semua bahan-bahan untuk melakukan bakar-bakar pun sudah tersedia disana.
"Fel, bantu Mbak untuk bikin minumannya" ajak Sonia pada Feli.
"Oke Mbak" balas Feli.
"Kak, aku kesana dulu ya" pamit Feli pada Raisa.
Raisa menganggukan kepala saja, lalu Feli berlalu dari sana.
Sedangkan Fatwa dan Rizik, mereka bertugas untuk memanggang untuk mereka.
"Haihh selalu saja kebagian untuk bakar" gerutu Rizik dengan kesal.
"Gak boleh ngedumel ya" sindir Adnan dengan terkekeh.
"Ck, Ayah kesini napa bantuin" panggil Rizik dengan kesal.
"Ayah sudah tua, tidak kuat berdiri terlalu lama" balas Adnan dengan pura-pura meringis.
"Ck, alasan saja" dengus Rizik dengan kesal.
Sedangkan yang lainnya hanya terkekeh saja melihat kdua orang tersebut sedang berdebat.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Arya Al-Qomari@AJK
Bu RT ada2 aja deh masak iya ngilang harus bilang2 dulu🤣🤣🤣🤣🤣
2022-03-31
0
Fatonah
roman2nya bkl jdoh sm duren tuh fely +plus bonus stu wkwkwk smoga aja bnar
2021-10-12
0
Min Asih
Baru mulai baca, kayaknya seru, ceritanya.
2021-10-12
0