Malam harinya
***
"Kau jangan pulang dulu. Malam ini temani aku ke city club, katakan padaku ukuran gaunmu? Aku akan meminta Sekretatis Clara untuk membelinya." Ucapnya cepat. Aku mendekat padanya. Lalu berbalik bertanya.
"Menurutmu akuran apa yang aku gunakan?" Tanyaku sambil membusungkan dadaku menggodanya.
"Aku tidak pandai menebak," jawabnya hanya melirikku sekilas.
"Ukuranku sangat ideal, tubuhku ukuran L." Jawabku.
"Baiklah, sekarang cepatlah mandi." Jawabnya akan pergi, namun langkahnya terhenti saat aku menahannya.
"Apa kamu tau ukuran dalamanku?" Tanyaku semakin mendekat padanya.
"Apa ukuran dalamanmu?" Tanyanya benar-benar dapat mengontrol diri dengan baik.
"36d dan cd L." Jawabku. Tanpa menjawab dia pun akan pergi meninggalkan ku. Namun, lagi dan lagi aku menahannya.
"Ada apalagi?" Geramnya.
"Sepertinya akan sangat menyenangkan bila mandi bersama," godaku.
"Kau benar, tapi kau tidak punya banyak waktu untuk bersiap. Jadi, mandilah segera." Sautnya melepaskan tanganku yang menempel di dada bidangnya dengan lembut.
Kini, aku telah siap dengan menggunakan gaun malam berwarna hitam dengan kelap-kelip berlian ketika berpantulan dengan cahaya. Gaun cantik itu menjuntai hingga ke tumit, lengannya panjang, namun mengekspos lekuk tubuhku karena gaun itu begitu ketat. Tak hanya itu saja, gaun itu juga mengekspos dua gundukkanku dan punggung mulusku hingga kebelahan bokongku.
Kini, aku tengah memasangkan dasi Jackson sambil memamerkan senyuman manisku menatap mata Jackson dalam.
Tak butuh waktu lama aku pun selesai memasangkan dasinya. Jackson berbalik badan menatap cermin, aku terheran karena dia memandang ikatan dasi itu cukup lama di cermin.
"Apa ikatan Nyonya lebih bagus dari ikatanku? Kalau Tuan tidak Suka, aku akan mengikatnya ulang." Ucapku beringsut kesamping untuk memasangkan ulang dasinya.
Tapi tiba-tiba saja Jackson mendorongku pelan. Ah lagi-lagi dia menolakku.
"Kau tidak bisa dibandingkan dengan istriku. Kau hanya seorang karyawan." Ucapnya begitu menusuk hingga ke relung hatiku. Pria ini memang lawan yang tidak mudah.
***
25 menit perjalanan. Kini, kami telah tiba di City Club. Sebuah tongkrongan malam orang-orang kaya baru maupun yang kaya turun temurun.
Aku turun dari mobil, menatap parkir yang dipadati dengan mobil-mobil mewah yang harganya di kisaran milyar hingga triliunan rupiah. Begitu semua tubuhku sudah berada di luar. Aku menengadah keatas, melihat betapa tingginya gedung menjulang tinggi dihadapnku.
City Club, tempat ini terlalu berkelas untuk disebut sebagai Bar. Tapi, terlalu ramai dan bebas juga untuk disebut sebuah hotel. Bentuknya cukup unik dengan lantai dasar yang begitu besar dan megah menjadi tempat untuk berkumpul sambil minum-minum anggur persis seperti di bar. Sedangkan di lantai atas dan seterusnya menawarkan penginapan bintang 5 dengan fasilitas yang begitu memuaskan.
Tidak semua orang kaya bisa bersenang-senang di tempat ini. Hanya orang-orang kaya yang sudah terdaftar yang bisa masuk ke tempat mewah nan bebas ini. Termasuk Jackson, sekarang kekayaan serta kekuasaannya semakin melunjak tinggi setelah menikahi Zea liandra. Tak salah bila dia masuk dalam jajaran pebisnis terkaya di Negeri. Bukan hanya itu saja, kepiawaiannya dalam memainkan perannya dalam bisnis, juga menjadi poin utama kunci kesuksesannya saat ini. Jangan Sampai tertipu dengan permainannya.
Aku berdiri di samping Jackson. Menatap wanita-wanita cantik dengan pakaian terbuka yang hulu-halang melewati kami.
Aku meliriknya, lalu bertanya, "Menurut Tuan, perempuan mana yang paling cantik?" Tanyaku menggodanya.
"Menurutmu apa standar kecantikan?" Tanya balik Jackson mengenyampingkan pandangannya untuk menatapku.
"Emm ... Menurutku, standar kecantikan itu ada padaku. Aku termasuk perempuan tercantik." Jawabku menatap bola matanya dengan pandangan tersirat.
Tanpa menanggapi perkataanku, Jackson melangkah lebih dulu memasuki gedung itu. Aku sedikit berlari ringan untuk mengejar ketertinggalan.
Masuk ke dalam, Suara-suara musik DJ yang memekakkan telinga mulai kudengar, semakin dalam masuk, semakin dalam pula suara musik yang kudengar dengan lampu disco yang terus berganti warna seirama dengan musik. Aku tidak lagi terkejut, aku sudah terbiasa. Ini bukanlah pertama kalinya aku datang ke tempat ini. Di kasus-kasus sebelumnya, aku juga sudah pernah datang ke tempat mewah ini.
Memandang pria dan wanita saling bercumbu mesra bahkan vulgar, juga sudah biasa bagiku.
Terlepas dari semua itu, aku tetap fokus menyeimbangkan langkahku dengan Jackson yang kini menuju sebuah lift.
Didalam lift ada beberap orang-orangnya yang telah siap menantinya. Aku menggandeng tangan Jackson erat. Dua orang pria bertubuh atletis dengan pakaian serba hitam membungkukkan tubuhnya dihadapnku dan juga Jackson.
Tak lama kemudian lift pun terbuka. Sebelum keluar, Jackson memberi perintah kepada dua orangnya itu.
"Tetap berjaga dibawah." Titahnya lalu keluar dari lift. Aku pun kembali mensejajarkan diri dengannya.
Kini kami berdua berada di lantai dua. Beberapa pria yang juga berpakaian serba hitam dengan senjata M-16 di tangannya masing-masing menyambut kedatanganku dan Jackson. Orang-orang berpakaian hitam itu membawa kami ke sebuah ruangan yang begitu tersembunyi. Masuk kedalam ruangan dengan pintu baja, aku bahkan gemetar ketika masuk ke ruangan itu. Kemana Jackson akan membawaku? Pria ini, pria ini memang bukanlah orang sembarang, aku katakutan saat ini. Tapi, aku tidak pernah mundur dalam misiku sesulit apa pun. Ini sangat menantangku. Dan aku menyukai tantangan ini.
"Hallo Tuan Jackson, silahkan duduk." Sapa seorang pria paruh baya dengan perut buncitnya.
"Apa yang membawa anda ingin menemuiku?" Tanya pria paruh baya itu serius.
"Apa Hadden pernah datang akhir-akhir ini?" Tanya Jackson to the point. Pria ini benar-benar misterius.
"Ada, beberapa kali," jawab pria itu mulai tertarik dengan arah pembicaraan mengenai Hadden paman Zea istri dari Jackson.
"Dengan siapa dia datang dan acara apa?" Tanya Jackson lagi.
Aku tetap berdiri disamping Jackson. Tapi aku begitu menyimak apa saja yang Jackson bahas dengan Pria buncit itu yang tak lain adalah Boss dari tempat mewah ini. Pantas saja keamanannya begitu ketat.
Aku menyimak dengan baik, tapi tidak ada pembicaraan yang menguntungkan ku, karena mereka berdua hanya membahas tentang Hedden.
Beralih dari lantai dua, kini aku dan Jackson sudah berada di lantai 6. Di sebuah ruangan yang cukup luas dan begitu tertutup.
Aku menyimak pembicaraan mereka dengan serius sambil menuangkan teh untuk beberapa Boss dan juga untuk Jackson pastinya.
Karena terlalu Fokus menyimak hingga tidak memperhatikan kaki meja. Aku pun terhuyung dan teh panas mengenai tanganku hingga melepuh. Aku begitu kaget ketika teh panas juga terciprat ke celana Jackson. Reflek aku segera mengambil tissue lalu berjongkok membersihkan pangkal paha Jackson tanpa memperdulikan tanganku sendiri yang juga melepuh.
Aku pun segera berdiri karena merasa canggung, aku berbalik badan aku menuju toilet lalu tiba-tiba Jackson menghentikan ku.
"Pelayan, berikan padanya salep luka bakar." Pinta Jackson dan pelayan segera memberikan salep kepadaku
"Pergi, dan tangani lukamu sendiri." Titah Jackson dingin.
"Baik, Tuan. Terima kasih." Jawabku lalu pergi menuju toilet.
Di pintu toilet, aku tak sengaja bertemu dengan seorang klien yang pernah aku goda dulunya. Bos Arka Cyrano, aku diseret ke ruangan paling dalam, Arka adalah orang sial yang pernah kutipu sebelumnya, hingga pada akhirnya pelakor diusir, cerai, dan hartanya juga dibagi oleh Istrinya.
Bos Arka yang sedang mabuk menghinaku habis-habisan, saat hendak memukulku untuk melampiaskan amarah, aku melihat nomor ruangan Bos Arka, rupanya dia juga berada di ruangan nomor 4, lalu aku segera berteriak, “Tuan Arka, Anda juga di ruangan no.4?!” teriakku karena di ruangan itu juga tadinya aku berada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Nurma sari Sari
pekerjaan Sisil mengusir pelakor, dan dia menyamar jadi pelakor juga, sekarang Sisil sepertinya yg mau jadi pelakor beneran....pusing DECH 🤦🤦🤦🙄🙄🙄
2022-11-19
0
🍇Na²y_Erika
lalu lalang atau hulu halang ??
2022-02-01
0
Wisnu Mahendra
masih belum ngerti maksudnya dengan tugasnya, MENGUSIR PELAKOR...bukannya malah dia yg bertugas jadi pelakor?
2022-01-28
5