Jarak antara aku dan Jackson sangat dekat. Aku bahkan dapat melihat sedikit rona merah karena mabuk dari dagu Jackson hingga keningnya. Dan juga aroma alkohol dari napasnya.
Pria dengan bibir tipis dan mata persik orang yang ceroboh dan penyayang. Jackson pasti pengecualian. Meskipun mabuk, Jackson tetap menjaga ketenangan yang membuat orang ketakutan
Aku berkata dengan suara serak dan penuh perasaan tersirat di ujung mataku "Tuan Jackson tampan."
Jackson menatap bibir merahku yang terbuka pelan. "Pakai lipstik?"
Belum sempat aku menjawab, dia kembali berkata. "Asistenku tidak butuh itu semua."
Aku mengulurkan tangan untuk membantunya merapikan kerah pakaian, aku melakukan tindakan paling intim tanpa beban.
"Kalau Tuan Jackson tidak suka aku berdandan, maka besok aku tidak akan pakai lagi." Jawabku.
Jackson melirik sekilas jariku yang berada di kerah kemejanya. lalu kembali bersandar ke kursi. "Kalau aku tidak suka, kamu tidak akan lakukan?" Tanyanya.
Aku tahu kalau dia sedang memberitahunya untuk tidak berlebihan.
"Hal yang dapat merugikan Tuan Jackson tidak akan kulakukan. Sedangkan yang menguntungkan Tuan Jackson, kalau Anda bilang tidak suka, mungkin saja itu berbeda dengan isi hati Anda." Aku tidak mundur, melainkan terus maju, ujung jariku melewati arah hatinya. "Mulut pria terkenal pedas, tapi hatinya mudah luluh." Jawabku lalu menempelkan bibir seksiku di bibir tipisnya. Hangat kurasakan. Hanya hangat, dia tidak meresponku sedikitpun. Karena tidak mendapat balasan, aku pun segera akan menjauhkan kembali tubuhku dari tubuhnya.
"Kau sangat ingin merasaiku," ucapnya Manahan tubuhku untuk tidak menjauh darinya.
"Apa itu artinya—" Pertanyaanmu terpotong ketika dia langsung menempelkan bibirnya di bibirku. Aku membalasnya dengan dengan lembut. Karena ini ciuman pertama bagiku. Aku tidak terlalu pandai. Tapi Jackson, dia cukup ahli.
Rasa manis dan hangat yang membuat darahku berdesir membuat tubuhku memanas dengan gelenyar aneh dibawah sana. Apakah sekarang aku berhasil menggodanya. Tidak mungkin tidak bukan? Aku bahkan merelakan ciuman pertamaku demi lawanku yang tangguh ini. Aku benar-benar tidak terima kalau sampai dia masih belum bisa menerimaku.
"kau sangat kaku." Ucapnya ketika melepaskan ciuman itu.
Kenapa ciuman saja bisa senikmati ini. Pria ini cukup berbahaya untukku.
Kini, aku tiba di depan pintu Apartemen Jackson. Jackson langsung menempelkan kartunya dan pintu pun terbuka.
Aku memandang sekitar ruang tamu. Biasa saja, tidak ada barang-barang yang mencurigakan.
"Tuan, saya pinjam kamar mandi Tuan sebentar." Izinku dibalas anggukan darinya.
Tiba di kamarnya aku segera masuk kedalam kamar mandi, aku tidak menemukan apapun. Tidak ada rambut panjang wanita yang berserakan di lantai maupun di handuk dan jubah mandi. Tidak juga Aku temukan k*nd*m bekas di sana. Hanya ada peralatan pria di dalam sana. Seperti pisau cukur dan lainnya.
Aku benar-benar tidak menemukan bukti perselingkuhan apa pun milik Jackson di dalam apartemen. Aku awalnya tidak percaya pria yang punya uang dan kekuasaan bisa berhati murni dan tidak punya hasrat, apalagi di usia yang terbaik bagi seorang pria.
Tapi, kenyataannya membuatku harus percaya kalau memang ada pria yang bisa menahan diri hingga tahap seperti ini.
Setelah memeriksa kamar mandi, aku pun segera keluar menuju ruang tamu. Kulihat Jackson duduk di atas sofa dengan tampang kelelahan. Aku berinisiatif membuka sedikit gorden jendela, tapi Jackson memerintahkanku untuk menutup kembali.
Aku berjalan ke meja dapur dan menuangkan segelas air untuk Jackson. Baru saja Jackson ingin mengambilnya, aku segera menahannya. "Aku saja."
Selanjutnya aku membantunya untuk mencoba suhu air dengan bibirku.
"Airnya manis. Tuan Jackson coba deh, manis nggak?" Tanyaku genit.
Jackson terlihat tersenyum, tapi tatapan matanya tetap saja dingin.
"Kerjaan Asistenku termasuk memberi minum?"
Aku sudah mempersiapkan diri menghadapi pertanyaanya, aku tidak tergoyahkan. "Aku bertanggung jawab untuk semua kebutuhan pribadi Anda."
Jackson melepaskan kancing kemejanya, lalu melepaskan ikat pinggang, dia duduk dengan malas-malasan, senyum di bawah matanya bertambah banyak.
"Kebutuhan pria tidak bisa diatasi oleh sembarangan wanita."
Jari tanganku menyusup ke dalam pengait logam ikat pinggangnya, suara gesekan yang halus membuat hati orang terasa gatal di malam hari. "Apa aku boleh mengatasi kebutuhan Anda?"
Aku sudah memberikan kode secara terang-terangan, tapi Jackson malah mengambil gelas dari tangannya dan menarik tangannya dengan sikap yang terbilang cukup asing, lalu berjalan menuju kamar.
"Aku tidur dulu, Sopir akan mengantarkanmu." Dia menutup pintu tanpa ragu, aku ditinggalkan sendiri di ruang tamu, rasa frustasi yang belum pernah dirasakannya menelan dirinya seperti gelombang pasang.
"Apa aku barusan ditolak?" Batinku tak terima. Ini pertama kalinya dalam hidupku. Pria ini bukanlah pria biasa, dia sangat sulit ditaklukan.
"Sial, aku bahkak merelakan ciuman pertamaku." Batinku frustasi.
Aku merasa, sepertinya apa pun rencana yang aku buat. Jackson juga tidak akan tergoda.
Rayuan jasmani adalah godaan yang paling rendahan, pria yang benar-benar berada di puncak tertinggi piramida lebih bersedia membayar godaan yang membuatnya kecanduan, dan sampai di saat itu adalah rayuan yang superlatif.
Setelah kejadian tadi. Aku mengerti kalau candaan dan manjaan kecil pasti tidak mempan terhadap Jackson, kalau tidak main yang ekstrem, pasti tidak akan bisa menaklukkannya.
Kemudian, aku mencari kamar tamu di sebelah untuk menginap semalam. Naik ke ranjang tidak cocok digunakan untuk pria berkedudukan tinggi. Tapi, menginap itu diperlukan. Bermalam menunjukkan awal mula dari permainan pria dan wanita dewasa. Selain itu, juga perlu meninggalkan beberapa barang pribadi untuk mengkatalisis hasrat Jackson yang sudah menurun. Setelah dipikir-pikir, aku akhirnya menyembunyikan pakaian dalam lace di bawah sprei.
Keesokan paginya, aku kembali ke apartemen setelah membeli sarapan dan baru saja berpapasan dengan Jackson.
Kemudian aku mendengar suara Zea, aku segera berlari kembali ke kamar dan bersembunyi.
"Jackson, besok aku akan pergi ke luar Paris. Ada pameran busana musim panas terbaru. Apa kau ingin ikut?" Tanya Zea sambil tersenyum manis.
"Tidak, besok aku masih ada meeting." Jawab Jackson.
"Emm, baiklah. Oh iya, Bagaimana Asisten baru yang aku kirimkan untukmu?" Tanya Zea.
"Biasa saja," jawab Jackson singkat.
"Bulan depan adalah ulang tahun Ayahmu. Aku hanya mengingatkanmu." Tutur Zea lagi.
Aku menyimak percakapan biasa itu dengan seksama.
Beberapa menit kemudian, Zea pun pamit akan pergi. Zea tampak berjalan ke depan pintu, dia sengaja mundur selangkah, lalu memeluk Jackson untuk berpamitan.
Karena di sini ada cctv, Zea ingin menangkap bukti perselingkuhan Jackson dan mengajukan perceraian untuk mendapatkan pembagian harta. Kalau begitu, dia harus merekayasa bukti tidak adanya kehancuran hubungan antara keduanya di saat mereka sudah tidak punya perasaan lagi.
Setelah Zea pergi, Jackson berkata, "Masih ngak mau keluar?"
Bersembunyi adalah tindakan reflekku. Karena aku merasa sedang selingkuh.
Jackson berkata dengan dingin. "Cuma perasaanmu saja, dia tidak akan bisa menangkap basahku berselingkuh, karena aku tidak akan berselingkuh, tidak ada wanita manapun yang pantas membuatku salah langkah." Perkataan pria selalu enak didengar.
Aku pun mengikuti perkataannya. "Tuan Jackson sangat mencintai Nyonya. Sebagai Suami, Anda sangat sadar dan juga setia."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
kamu yg terjerat atuh neng
2023-11-04
0
Nurma sari Sari
suami setia isteri gila harta, seharusnya bersyukur punya suami seperti Jackson, kaya, tampan dan setia.kalau memang sama2 sudah gk ada lagi cinta bicarakan baik2. masalah harta Jackson pasti memberi kalau keputusan harus berpisah, tapi zea serakah mau pbagian yg lebih banyak, makanya mengumpan Jackson dgn perselingkuhan jackson
2022-11-19
0
Noveler
masih dsni
2022-07-08
0