Setelah memastikan Jackson telah tidur di kamarnya. Aku pun segera keluar dari Apartemen untuk menghubungi Nyonya Baldev.
Aku berdiri di lorong apartemen yang sepi. Bersandar di dinding mencari rasa nyaman.
"Hallo Nona Sesil, apa kau berhasil?" Tanya Nyonya Baldev tak sabaran.
"Bisa dibilang iya, juga bisa dibilang tidak. Tapi yang pasti, dia tidak melarang saat aku ingin menginap di apartemennya." Jawabku sambil memeriksa kuku cantikku.
"Bagus, Nona Sesil. Ini kemajuan yang sangat bagus." Jawab Nyonya Baldev terdengar begitu senang.
"Tapi Nyonya, apakah Jackson sungguh punya kekasih? Aku tidak menemukan apa pun saat bersamanya?" Ucapku menanyakan pertanyaan dari dalam hatiku.
"Kalau kau percaya, maka kau sudah tertipu Nona Sesil. Jackson adalah pria yang sangat pintar menyamar. Dia sangat berbeda dengan penampilan luarnya." Jawab Nyonya Baldev.
***
Keesokkan harinya di dalam ruangan kantor. Aku membuka pintu ruangan Jackson, dan aku begitu terkejut melihat seseorang pria tangguh yang kira-kira berusia 40 tahun, sedang menyentuh barang antik milik Jackson.
"Maaf, Tuan. Tuan Jackson tidak menyukai barang-barang antiknya disentuh oleh orang asing," ketusku langsung merebut patung antik yang baru Jackson dapatkan.
"Aturan dari mana itu?" Tanya Hadden menatapku sinis.
"Aturan dari Tuan Jackson pastinya. Dia sendiri yang mengatakan kepada saya untuk menjaga ruangannya. Sebagai Asisten yang taat, saya akan melakukan apa pun untuk menjaga barang-barang milik Tuan saya." Jawabku sedikit pun tidak merasa takut di tatap tajam oleh Hadden yang tak lain adalah paman dari istri Jackson.
"Apa kau tau tentang sejarah. Aku ingin minta penjelasan darimu tentang betapa berharganya patung antik itu?" Tanya Hadden dengan tatapan penuh arti yang tersirat.
"Maaf, saya tidak bisa menjelaskannya. Karena saya tidak mengerti tentang sejarah." Jawabku lantang.
"Hem, jadi begitu. Kau tidak mengerti tentang SEJARAH ya." Saut Hadden menekankan kata sejarah.
Mendengar kalimat Hadden yang seolah-olah mencekik tenggorokanku. Aku pun baru menyadari sesuatu.
"Astaga! Bagaimana aku bisa melupakan identitas samaranku sebagai seorang mahasiswa sejarah." Batinku berkata begitu frustasi. Tanpa aku sadari, aku telah membocorkan identitas asliku dihadapan Tuan Hadden yang terkenal akan kelicikkannya.
Aku menaikkan pasanganku menatapnya yang kini juga menatapku dengan senyuman kemenangannya.
"Kau sangat pemberani. Kau juga cukup beruntung dapat menipu Jackson tanpa celah sedikit pun." Ucapnya.
Pintu ruangan kantor terbuka, Jackson berjalan masuk dan menyapa Hadden.
"Hallo paman, ada perlu apa jauh-jauh mengunjungiku?" Sapa Jackson memasang raut wajah ramah yang palsu. "Silahkan duduk paman," sambunya.
"Tidak ada apa-apa, Jackson. Paman hanya datang untuk berdiskusi hal penting denganmu." Jawabnya tak kalah ramah.
Aku benar-benar muak menndengar serta melihat akting meraka berdua. Sangat memualkan.
"Kiya, tolong tuangkan teh untuk Pamanku." Titah Jackson dan Sesil pun segera melakukannya.
Jackson mempersilahkan Hadden duduk di sofa, lalu mereka berdua bermain catur dengan saling berbincang tentang bisnis. Kelihatannya Jackson akan kalah. Tapi, tanpa disangka Jackson memenangkan permainan dengan menggunakan sebuah anak catur yang biasa-biasa saja dan mengalahkan Hadden.
Tangan keduanya sedang memainkan catur, tapi mulut mereka justru sedang membicarakan kasus akuisisi Angkasa Group. Jackson sudah menginginkan Angkasa Group sejak lama, kali ini Angkasa Group bangkrut karena kesalahan manajemen. Jadi, Jackson pasti akan mengambilnya.
Sedangkan Hadden sendiri juga menginginkan Angkasa Group, utang Angkasa Group sebesar ratusan miliar. Jackson sama sekali tidak merasa kalau dana Hadden cukup untuk mendapatkannya.
Aku menyuguhkan teh sambil mendengarkan ocehan kedua pria itu. Aku berdiri di samping mereka.
Hadden malah berkata dia akan melihat kondisi terkini dulu, urusan kedepannya akan ditangani kalau sudah tiba, keduanya mulai ke topik keluarga, Hadden bertanya kapan Jackson dan Zea akan punya anak.
Ada makna tersirat dalam perkataannya, dia menggunakan kenyataan Jackson dan Zea tinggal terpisah untuk mengancam Jackson, setelah mengatakannya dia pun pergi.
Setelah kepergian Hadden, aku berjalan mendekat pada Jackson sambil meliuk-liukkan tubuhku untuk menggodanya.
"Jackson, aku akan menutupi permasalahan antara kau dan Nyonya Baldev. Percayalah padaku. Meskipun aku orang suruhan Nyonya, tapi sekarang aku adalah orangmu dan aku bekerja untukmu. Asalakan kau senang, aku akan melakukan apa pun untukmu, APA PUN." Tuturku sambil memainkan dasinya, terus berusaha untuk menggodanya.
Jackson hanya melirikku sekilas, lalu dia langsung berbalik untuk menelpon.
"Sial, apakah pria ini Impoten. Atau jangan-jangan—jangan-jangan dia belok. Ah, itu tidak mungkin bukan. Wajah tampan, tubuh atletis, suara baritone, dan sangat gantelman. Mana mungkin dia belok." Batinku bepikir kalau Jackson adalah lelaki setengah perempuan.
"Hallo, cari tau dengan siapa Hadden bekerja. Aku juga ingin laporan dana miliknya, dan harus nyata. Dan satu lagi, jangan Samapi kau meninggalkan jejak sedikit pun." Tegasnya dengan wajah yang terlihat serius. Sangat tampan. Sepertinya aku tergoda pada pria ini.
Setelah memutuskan panggilan, dia pun berbalik menghadapku lalu berkata,
"Kiya, buka laciku dan ambil sesuatu disana." Titahnya padaku.
Aku pun segera menuruti perintahnya. Dan betapa terkejutnya aku ketika melihat sesuatu yang ada di dalam laci itu. Aku mengambilnya lalu berjalan menggoda untuk mendekatinya.
"Ini, kancingku." Ucapku sambil memperlihatkan kancing bajuku yang dia suruh ambilkan. Aku begitu senang, ini artinya aku sudah selangkah lebih maju. Hal ini mempertanyakan kalau dia tidak membenciku. Dan aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk kembali menggodanya.
"Jackson, apa kau melihat dalamanku yang berwarna Lace di Apartemen? Itu adalah dalaman kesukaanku, aku sudah mencarinya di apartemenku. Tapi aku tidak menemukannya. Kupikir aku meninggalkannya di apartemenmu." Dia tidak marah sama sekali saat aku menyebutkan namanya langsung. Itu artinya dia sudah menganggap kehadiranku.
Jackson mundur dua langkah saat tanganku sudah meraba kedalam bajunya.
"Datang dan ambilah dalamanmu," ucapnya cepat.
"Malam ini saya ada waktu." Jawabku maju dua langkah.
"Aku tidak punya waktu malam ini, datanglah di siang hari."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Noveler
no coment
2022-07-08
0
Mystera11
Critax mnarik jika dari sudut pandang author...bkn dr sudut pandang sesil sndiri...🙏🙏
2022-02-11
0
ira rodi
sesil salah trik...kalo pria lain mgkn tergoda krn emang muka gatel...tp kalo awal sdh tau jackson itu beda seharusnya caranya jg beda...hahahahaha
2022-02-02
3