Aku melangkah mengikuti langkah Willi yang memasuki ruangannya. Tanpa menunggu dipersilakan pun Aku segera meletakkan bokongku pada sofa diujung jendela ruang khususnya beristirahat.
" Kenapa?."
Tanyaku begitu tersadar Willi memperhatikanku entah sejak kapan.
" Kamu yang kenapa?."
Eh apa-apaan Dia, sudah jelas-jelas Dia yang memperhatikanku sekarang malah balik bertanya. Pengen kusentil jidatnya saja andai Dia dekat, untung saja Dia berada diposisi aman duduk dikursi kebesaranya.
" Will are you ok?."
" Pertanyaan itu lebih tepat buatmu Bram bukan buat ku."
Aku kenapa? dasar aneh si Willi, berada dalam ruangan nya menambah pusing kepalaku. Aku beranjak dan melangkah keluar ruangan Willi tanpa membalas perkataanya. Bahkan saat Dia bertanya Aku hendak kemana tidak kupedulikan lagi. Aku butuh sebuah hiburan!.
***
Dion berjalan tergesa-gesa menuju mobilnya. Dia meninggalkan rapat para pemegang saham saat menerima telfon dari mamanya yang mengabarkan tentang kecelakaan yang menimpah Sasya istri yang baru dinikahinya 5 bulan lalu.
Tanpa pikir panjang Dion segera memacu mobilnya sedikit ngebut, satu dalam pikirannya hanya ingin memastikan keadaan istrinya. Dion tidak mampu lagi berfikir hal lain untuk saat ini karna dalam benaknya hanya terbayang wajah Sasya sang istri.
" Assalamualaikum sayang, ini mama." Terlintas dalam ingatannya suara sang mama yang sesenggukan menahan tangis disebarang sana.
" Iya ma ada apa? kenapa menangis? apa yang terjadi ma?."
Mama adalah sosok satu-satunya orang tua yang Aku punya. Semenjak kepergian Ayah 2 tahun lalu karna kanker, mama menjadi prioritas utamaku dan bertambah istriku jadi prioritas ke2 ku setelah menikah.
" Nak bisakah kamu pulang saat ini?.
" Ada apa ma? Dion ada rapat sebentar lagi dengan para pemegang saham ma."
" Tapi istrimu nak." Ucapan mama terhenti berganti suara isak tangis, membuat ku semakin kebingungan.
" Ma ada apa dengan Sasya?." Panik? jujur saja Aku panik mereka berdua adalah orang-orang yang paling Aku cintai.
" Sasya tadi pergi ke Swalayan diantar Pak Jono, tapi mama mendapat telfon kalau mobil yang mereka tumpangi terlibat kecelakaan."
Telingaku berdengung secara tiba-tiba hingga suara tangis mama pun tak lagi terdengar. Dalam pikiran dan benakku hanya ada bayangan Sasya. Bahan rapat yang sudah tersusun rapi dalam otakku mendadak menghilang bersama separuh nyawaku yang seakan ikut melayang, hanya ada satu yang terlintas Sasya.
Waktu 1 jam yang biasa Aku tempuh dalam perjalanan dari kantor kerumah dan sebaliknya, kini hanya dalam 30 menit Aku sudah berada disini, dirumah keluarga ku tempatku berlindung bersama orang- orang yang kucintai.
" Den." Angguk Pak Lihan penjaga rumahku.
" Pak sudah ada kabar dari Pak Jono?." Tanyaku sambil berjalan diiringi Pak Lihan seusai beliau menutup pagar.
" Belum Den, sampai sekarang masih belum ada yang menghubungi lagi. Nyonya ada diruang keluarga Den, beliau tidak berhenti menangis dari tadi.
Penjelasan Pak Lihan seolah mengerti apa yang ingin kutanyakan.
" Ma."
Mama menghambur memelukku, hatiku kembali teriris pilu mendengar tangisan dan mata sebab Mama, Air mata yang mengalir dipipi nya yang sudah mulai menampakkan tanda-tanda keriput walau wajah mama masih terlihat cantik dalam usianya yang tak lagi muda.
" Mama tenang dulu, kita tunggu kabar selanjutnya, sambil menunggu Dion akan mencari info sendiri ma."
Dalam kekalutanku, Aku mencoba untuk tetap bersikap tenang. Kulangkahkan kaki menuju ruang kerjaku, meninggalkan mama yang tertidur dikamarnya setelah kutenangkan.
Sasya hanya wajah dan senyumannya yang membayang dibenakku.
" Leo, bagaimana keadaan dikantor?."
" Sudah terkendali boss, semua pemegang saham dapat mengerti keadaan kita, bagaimana dengan istri boss sudah ada kabar?."
" justru Aku menelfonmu untuk membicarakan ini, Kamu ada teman yang bisa membantuku untuk mencari info secepatnya."
Kututup telfon setelah Leo menyakinkanku bahwa akan ada orang yang membantuku. Leo adalah asisten pribadiku banyak hal yang Aku percayakan kepadanya.
***
" Bagaimana hasilnya? ."
" Kami belum menemukannya Nyonya, tapi jangan khawatir karena sewaktu dibawa kemari Dia dalam keadaan tidak sadarkan diri. Jadi bisa dipastikan Dia tidak akan bisa kembali ataupun menemukan jalan keluar dari kawasan ini nyonya."
" Pastikan kalau Dia tidak akan pernah muncul lagi, atau kalian akan celaka."
Telfon terputus sepihak, orang kaya sudah terbiasa melakukannya mungkin, batinku memprotes tapi tentu saja hanya protes dalam diam yang mampu Aku lakukan.
" Ada apa Sam?."
" Biasalah si Nyonya menghubungi."
" Masih saja kamu mau melakukan perintahnya Sam?."
" Kalau tidak dilakukan lalu kita bagaimana bertahan hidup?."
" Aku ada seorang teman jika Kamu berkenan akan kukenalkan, Kita bekerja diperusahaannya."
" Perusahaan? bagaimana bisa? orang lulusan sekolah menengah seperti ku mana ada perusahaan yang mau mempekerjakanku. Jangan konyol Kamu don, jaman sekarang lebih mementingkan realita dari pada logika."
" Bisa jadi tenaga keamanan, bisa jadi apa saja yang mampu kita kerjakan. Dia memiliki banyak cabang perusahaan dan juga pengawal."
" Pengawal? nah kalau itu aku baru tertarik Don."
" Kalau mau jadi pengawalnya harus penuhi beberapa syarat dan itu artinya Kamu harus jadi pegawai di salah satu perusahaannya terlebih dahulu."
Aku sangat berharap Kamu mau mengikuti langkahku Sam, Aku tau Kamu sebenarnya orang baik hanya keadaan yang membuatmu menjadi orang yang tidak baik.
" Bagaimana dengan yang lain?."
" Yang penting Kamu dulu Sam, yang lain pasti nanti akan mengikuti.
" Baiklah Aku mau mencobanya dulu, tapi seandainya Aku tidak nyaman Aku mundur."
Aku mengangguk senang mendengar keputusan yang diambil Sam, 2 misi ku berjalan lancar.
***
Bram
Ada apa deganku? pertanyaan itu selalu hadir dan tidak mampu kujawab. Jangankan saat orang lain bertanya diri sendiri pun tidak tau mengapa.
Aku seperti masuk kedunia lain disaat Tiara menceritakan bagaimana awal Dia berada didaerah yang jauh dipinggiran kota.
Malam itupun Aku seperti dituntun untuk melewati jalan itu, padahal biasanya Aku memilih jalan pintas agar cepat sampai ke rumah. Malam itu juga Aku mengusir orang-orang yang biasa berjaga disekelilingku seolah tidak membiarkan orang lain mengetahui kejadian yang ku alami.
Semakin bingung karna sekarang Aku menjadi penasaran tentang kehidupan Tiara sebelum jumpa denganku. Identitas dan segala hal yang berhubungan dengannya tak satupun Aku punya.
" Mungkin Aku bisa memulai dari daerah tempat tinggalnya dulu sebelum pindah kemari."
Ku tekan tombol sebelum pintu ruang kerjaku terbuka dan menampilkan sosok wajah rupawan nan cantik jelita. Dia Nara asisten dalam rumah ini, Dia tidak sendiri. Ada 3 srikandi yang turut mengatur rumah tempat tinggalku. Mereka sudah dilatih bela diri dan perlindungan lain yang dibutuhkan.
Para pekerja dirumah ini sengaja Aku ambil dari para pengawalku selain muda berkoordinasi mereka juga sudah memahami segala hal tentang rutunitas dan pekerjaanku.
" Pagi Tuan."
" Nara tolong ambilkan Aku berkas pegawai, Aku ingin mengeceknya secara langsung."
Nara mengangguk dan berjalan keluar meninggalkanku dengan beberapa ide diotakku yang siap ku jalankan misinya demi Dia Tiara .
***
To Be Continue
Mohon dukungannya
Like, Komen, Rate & favorite
Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜
duh kasihan banget Dion.... mamanya jahat yaa tega mencelakai menantunya sendiri.
2022-08-22
0
ㅤㅤ𝐀⃝🥀
aku kok feeling nya yg nyelakain si sasya atau tiara itu maknya di dion ya🤔
tp mak nya si dion akting seolah" sasya kecelakaan 😌
2022-08-22
0
MA⏤͟͟͞RGIE💖💞
innalilahi semoga baik-baik saja ya..
sabar Dion
2022-08-22
0